Disclaimer : Masashi Kishimoto-sama

Author : San Yumaru

Main Cast : Sasuke

.

.

Sorry kabur dari story arloji hitam Saya errrr... sudah tau lah Semoga yang ini lebih menyenangkan, atau apalah terserah para readers semua. Semoga ini ga copast dari yang lain^^

Oke, Kita mulai ceritanya...

.

.

:::::DONT LIKE DONT READ::::::

.

.

Cahaya terlihat berkilauan di mana-mana, siap menyambangi setiap mata yang melihat cahaya indah itu.. Berkerlap-kerlip bagaikan bintang malam, dan berwarna-warni seperti pelangi. Suara musik hip-hop juga terdengar mengiringi cahaya itu berputar, berputar di bawah para manusia yang tengah bersenang senang sekarang. Menikmati indahnya clubing di malam minggu.

Aroma bir tercium dimana-mana, menampilkan orang-orang yang tengah mabuk dibawah lampu disko bergoyang sesukanya, semaunya, sepuasnya. Terlihat juga beberapa pria hidung belang tengah berbelai mesra dengan para wanita penghibur. Termasuk seorang pria berambut raven yang sedang duduk manis diatas sebuah sofa merah dengan wanita cantik dipangkuannya.

"Malam ini, Sasuke-kun akan melakukan berapa ronde denganku?" Tanya wanita yang diketahui bernama Shion, yang kini sedang duduk dipangkuan Sasuke dan membelai dada bidangnya.

"..." Sasuke tidak menjawab, ia terlalu sibuk menghisap cerutu mahalnya dari pada meladeni ucapan wanita ini. Tidak usah ditanya juga Shion pasti sudah tau, kau Sasuke akan memuaskannya hingga mata hari terbit.

"Darui-sama sudah menyetujui pelegalan senjata yang akan dikirim ke China. Dia akan membantu usaha penyelundupan kita" Bisik seorang pria berambut pirang yang ada disamping Sasuke. Sebut saja dia Naruto Uzumaki, seorang tangan kanan ketua Yakuza yang bernama Sasuke Uchiha.

Sasuke hanya mendehem, kemudian kembali menghisap cerutu dengan harga fantastisnya itu. Hidup dalam kekuasaan memang sangat menyenangkan.

Tidak hanya tangguh dan kuat, namun Sasuke dikenal sebagai orang yang jenius dalam hal berbisnis. Penyelundupan senjata, narkoba, organ tubuh, maupun manusia, tidak pernah ada yang terbongkar. Polisi tidak akan bisa mencium kejahatan Sasuke yang sangat rapih dan tertata. Tak ada ruginya menyuap orang dalam sebagai mata-matanya, padahal dia ketua polisi, tapi bisa semudah itu dirayu dengan uang. Dasar murahan.

Bruk.

Tiba-tiba saja seorang pria melemparkan sebuah map kearah Sasuke. "Lihat!" Tegasnya.

Sasuke menaikan alisnya keatas, menatap pria misterius dihadapannya. Siapa yang berani-beraninya melempar barang kedepan wajah Sasuke!

"Ini aku!" Pria itu segera membuka topi yang ia kenakan, menampilkan wajah ber-janggut yang tampan.

"Oh itu kau Asuma, ada apa?" Tanya Sasuke santai.

"Lihat saja-"

"Kalau bisa dijelaskan kenapa harus dilihat?" Cekat Sasuke segera memotong ucapan Asuma. Ia sungguh tidak suka jika ada orang yang berbelit-belit.

"Tempat pelacuranmu yang berada di Okayama terancam tercium oleh polisi. Mereka menyewa seorang ditektiv rusia untuk melacaknya. Dan sepertinya dia sudah menemukanmu, dan sebentar lagi tempat itu akan ditutup" Jelas Asume cepat, melirik Sasuke yang sepertinya masih asik dengan cerutu mahalnya.

Sasuke sedikit menyeringai, "Kau itu ketua kepolisian Tokyo, yang mengetuai sebagian besar kepolisian di negara ini. Jadi selesaikan itu, bukankah karena itu aku menyewamu dan membayarmu dengan harga yang sangat mahal?" Kemudian ia beranjak, dan memakai jas putih yang ia gantungkan pada salah seorang anak buahnya.

"Baiklah tuan, saya akan mengerjakannya sebersih mungkin" Ujar Asuma kembali memakai topinya. Bisa bahaya jika ia ketahuan berada ditempat seperti ini.

"Hn. Jika kau gagal, kau taukan apa akibatnya?"

"Ya, saya mengerti" Asuma mengangguk tanda mengerti.

Setelah itu Sasuke berjalan melewati Asuma, dengan rombongan anak buahnya yang mengekor dari belakang. Ia segera menyambangi mobil marcelagonya yang sudah terpajang indah didepan pintu diskotik, bersiap untuk mengurusi urusannya yang lain.

Sebenarnya menjadi pemimpin Yakuza bukan keinginannya, walaupun dia sangat senang sekarang. Ayahnya, yang menjadikannya sebagai big boss disini. Setelah Fugaku meninggal, Sasukelah yang menggantikan posisinya, melanjutkan usaha ayah yang paling ia benci dengan terpaksa. Jika Sasuke bisa memilih, ia lebih senang terlahir dikeluarga miskin, melarat, tidak punya apa-apa, ketimbang ia harus terlahir di keluarga dengan harta berlimpah, tapi menjadi seorang anak dari pemimpin Yakuza. Pemandangan kotor sudah Sasuke lihat sejak kecil bersama anikinya Itachi. Pembunuhan, penyiksaan, pemandangan vulgar ketika ayahnya bermain bersama wanita-wanita jalang di ruang tamu, sudah menjadi pemandangannya setiap hari. Sehingga membuatnya tak punya hati seperti ini. Tidak ada kasih sayang yang pernah ia kecap, karena sang Ibu telah meniggal setelah melahirkannya. Ayahnya? Oh, jangan berharap dari pria busuk itu, dia tidak akan pernah melakukannya. Jangankan berharap mendapat kasih sayang, menyentuh Sasuke saja Fugaku tidak pernah, dia lebih menyayangi Itachi dari pada Sasuke kecil yang tidak tau apa-apa. Tapi Sasuke tidak pernah membenci Itachi, karena ia tau anikinya tidak bersalah, pria bedebah itulah yang salah.

"Sudah sampai tuan" Tegur sang supir yang segera membuyarkan Sasuke dari lamunan panjangnya.

Kemudian Sasuke menuruni mobil, berjalan santai menuju rumah mewahnya yang sangat luar biasa indah, atau mungkin bisa dibilang rumah dewa?

"Konbawa Sasuke-sama" Sapa para maid yang sudah berbaris rapi ketika Sasuke memasuki rumah sempurnanya itu.

"Hn" Sasuke hanya memberikan sautan khas keluarga Uchihanya. Karena sekarang matanya sedang tertuju pada seorang pria bermasker yang tengah berdiri di depan tangga.

"Ada apa Kakuzu?" Sambil duduk santai diatas sofa, Sasuke melemparkan pertanyaannya.

Pria yang dipanggil Kakuzupun segera menyeringai menanggapi pertanyaan Sasuke. "Kau kenal dengan pria yang meminjam uang sebesar lima ratus juta yen sebulan lalu? Dia sekarang kabur entah kemana. Heh, dia mau main-main rupanya" Jawab Kakuzu to the point.

Sasuke menyilangkan kakinya, kemudian menenggak segelas wine yang sudah disiapkan diatas meja. "Maito Guy, pengusaha restoran itu? Habisi saja" Ucap Sasuke enteng. Kenapa masalah sekecil ini saja harus dilaporkan padanya? Bukankah anak buahnya saja bisa menyelesaikan ini.

"Ya, tapi dia mengancam akan membongkar semua usaha penyelundupan senjatamu ke China"

Dengan helaan nafas malas Sasuke segera melempar sebuah cek kearah Kakuzu. "Itu hanya uang muka, sisanya akan aku bayar setelah kau menghabisinya"

"Ah.. Baiklah boss, aku akan menghabisinya sebelum mata hari terbit" Seringai Kakuzu licik, kemudian segera keluar untuk menjalankan misinya.

"Utsuratonkochi.."

(x'-')DC('-'x)...

"Kau memang bedebah Uchiha!" Teriak bocak berambut helm sambil mencengram kerah baju Sasuke erat, dengan amarah yang sedang meletup-letup saat ini.

"Kau tau sedang berhadapan dengan siapa?" Sasuke menyeringai sinis, mentap pemuda aneh yang tiba-tiba menyerangnya di dalam kelas.

"Persetan dengan Yakuza! Aku tidak peduli! Aku akan membunuhmu, sebagai balasan atas kematian ayahku semalam!" Ancam pemuda itu dengan cengkraman yang semakin keras di kerah Sasuke.

Sasuke semakin mendesah malas. "Neji, urusi serangga ini" Gumamnya pelan pada pria Hyuuga yang ada di belakangnya.

Dor!

Tembakan keras segera menggema diseluruh loby, bahkan sampai lantai bawah. Pistol dengan akurasi tinggilah yang hanya bisa menyebabkan itu. Dan kenapa tembakan itu bisa terdengar? Kalian sudah pasti tau, kalau seseorang baru saja terbunuh.

"Sebenarnya Lee seorang pemuda tangguh. Tapi yah.. Aku turut berduka cita atas kematianmu Lee" Gumam Sasuke lalu melemparkan sebuah cek keatas tubuh Lee. Anggap saja itu uang untuk pemakaman, sebagai permintaan maaf Sasuke karena telah membunuhnya.

"Neji, cepat bersihkan dia. Aku akan bicara dengan Sasuke" Ujar Naruto sambil tersenyum sekenanya, menatap kasihan pada Lee yang sudah tak bernyawa.

"Sasu-"

"Jangan membantah Naruto! Aku tidak ingin bicara!" Seru Sasuke yang segera memotong ucapan Naruto. Sungguh moodnya sangat buruk hari ini.

Sedangkan Naruto hanya bisa bungkam, ia tidak mau kalau kepalanya terukir lubang indah karena membantah Sasuke. Mungkin ia akan membicarakan ini nanti. Dan yang bisa ia lakukan sekarang hanya menyapu pemandangan kelas, menatap setiap murid yang tengah menatap horor kearah Sasuke dengan wajah pucat pasi. Mereka akan mengadu pada guru? Tidak akan mungkin. Para guru saja takut pada Sasuke. Jangankan berniat memarahinya, salah bicara saja bisa membuat lubang indah di kepala guru-guru itu. Seperti minggu lalu, seorang guru baru bernama Ibiki, yang telah berani-beraninya membentak Sasuke karena tidak mengerjakan tugas. Alhasil dia kini tengah tertidur damai di neraka, setelah sebuah tebasan halus mengukit perutnya.

"Aku mau pulang!" Seru Sasuke sambil mengemasi barang-barangnya.

"T-tapi, kau baru masuk kelas? Masa ingin pulang lagi?" Protes Naruto dengan wajah terkejut. Tidak biasanya Sasuke seperti ini.

"Aku bilang jangan membantah! Cepat antar aku pulang!"

Tanpa basa-basi lagi Naruto segera mengemasi barang-barangnya, dan segera mengikuti langkah Sasuke yang sekarang sudah keluar kelas. Tidak ada yang bisa ia perbuat selain mengikuti perintah sang Uchiha. Walaupun mereka bersahabat, tapi sepertinya tidak ada toleransi sama sekali, dasar Sasuke.

Setelah sampai dirumah Sasuke segera merebahkan tubuhnya diatas ranjang, menatap langit-langit kamarnya yang berwarna merah marun. Hari ini sungguh membosankan pikirnya.

"Engghhh... ehekh..."

Tiba-tiba terdengar sebuah tangisan kecil dari luar balkon. Seperti lenguhan seorang bayi. Segera saja Sasuke beranjak dari tidur santainya menuju balkon kamarnya.

"Apa?!"

Dua onyx itu seketika membulat, seakan tidak ingin mempercayai apa yang dia lihat. Seorang bayi yang tengah terbaring tenang di atas sehelai kain. Kemudian Sasuke secara perlahan mendekati bayi mungil itu, menatapnya dengan seksama. Rambut berwarna biru kehitaman, persis sepertinya, bentuk wajah yang tirus dan hidung yang mancung. Bayi ini sungguh sangat mirip dengan Sasuke.

'Apa-apaan ini' Benak Sasuke. Sungguh kehadiran bayi ini sangat merusak mood nya yang memang sudah rusak sejak tadi.

Dan apa itu? Terlihat sepucuk surat tergeletak disamping bayi mungil itu. Tanpa basa-basi lagi Sasuke segera meraihnya.

To : Uchiha Sasuke.

Benih yang kau tanam sekaran sudah terlahir. Dia sangat mirip sepertimu kan Sasuke-kun? Ah ya, aku lupa, apsti kau sedang bertanya-tanya siapa aku sekarang kan? Aku Sakura Haruno, gadis yang menjadi kekasihmu setahun lalu.

Maaf sebelumnya aku tidak memberi tahukan bahwa aku mengandung benihmu dulu. Aku tidak bisa menjelaskan alasannya sekarang, mungkin aku menjelaskannya pada surat selanjutnya. Dan aku ingin meminta bantuanmu untuk menjaga putra kita, karena aku tidak bisa menjaganya. Tolong jaga dia sepenuh kasih, jangan telantarkan dia. Aku memberinya nama Sasura Uchiha, karena didalam tubuhnya juga mengalir darah Uchiha, yang akan menjadikannya pria tangguh sepertimu.

Aku hanya bisa menuliskan surat singgkat ini karena waktuku tidak banyak. Tolong jaga Sasura dengan baik, beri dia kasih sayang yang cukup. Aku sangat memohon itu darimu. Arigato..

From : Sakura Haruno.

Sasuke segera mencengkram surat itu hingga tak berbentuk. Ia belum bisa menerima ini semua, tidak setelah Sakura menyakitinya. Dan sekarang Sasuke harus menjaga bayi asing ini? Mungkin saja ini anak orang lain yang meniduri Sakura. Sungguh Sasuke tidak akan menerima ini dengan mudah, tidak setelah rasa sakit yang ia terima dari gadis itu.

"Jangan bercanda kau Sakura!"

.

.

TBC~~


Hadaahhhh... San melarikan diri dari arloji hitam. Ide ini tiba-tiba saja kepikiran ketika sedang melamun. Yah... tidak ada banyak basa basi^^ Semoga kalian menikmati cerita aneh ini. R&R please!