KOMPETITOR:
TANTANGAN - KAKI TANGAN
•••
Kayuhan pada sepedanya yang cepat, membawanya untuk membelah jalanan ibukota Indonesia yang mulai padat pada pukul 03:46 WITA, di kota Balikpapan.
Sembribitan angin dingin tidak dia hiraukan, justru dianggapnya sebagai pecut agar ia dapat menggenjot pedal sepedanya lebih cepat lagi.
Sesekali dia menggingil, jaket kulit yang dia pakai hanya sedikit membantu.
Adit...
Ada sesuatu hal, sesuatu yang teramat penting, yang membawanya untuk menuju ke sebuah tempat rahasia di tengah hiruk-pikuk kota Balikpapan.
Alasan yang sama, juga dia sematkan untuk mengapa dia membawa dua tas, masing-masing berisi seperangkat laptop.
Keringat yang mulai mengucur, terhilangkan oleh udara dingin dini semi pagi hari. Jalanan utama yang tadinya dia lewati, sekarang adalah jalan desa.
Ada jalan bagus namun jauh, ada pula jalan berbatu semi padas dengan jarak tempuh yang sebentar namun dapat menghilangkan beberapa komponen kecil sepeda yang rumit.
Hasil pertimbangan: Adit memilih jalan bagus yang beraspal, namun dengan jarak tempuh yang lumayan jauh.
Selain karena takut apabila beberapa baut, mur, dan sekrup pengencang besi-besi sepeda; Adit juga tidak mau dipelototi oleh warga desa yang mungkin saja heran: mengapa ada pemuda yang menaiki sepeda pagi-pagi buta seperti ini? Membawa barang yang tidak sedikit, pula...
Lagipun, mungkin saja ada perpanjangan kaki-tangan 'musuh' yang mengamati segala gerak-geriknya, dengan menyamar, juga membaurkan diri dengan masyarakat setempat.
Padahal aslinya, sama saja.
Telanjur mengambil jalan jauh, Adit hanya bisa mengandalkan kedua kakinya untuk terus melajukan sepeda.
Sesekali, dia menyeka keringat yang bercucuran.
Beban yang dia bawa juga semakin berat.
Dan mata-mata juga semakin mengikutinya, kemanapun Adit pergi...
chapter I: finished.
{Indonesia; 8 September 2017}
...
Fanfiksi selingan dari
WORLD WAR III: In Hetalia - Axis Powers.
