Hetalia © Hidekazu Himaruya

3 Artha © Bonnefoy Clementie

.

Kala itu saat kita para manusia masih bisa menghirup nafas dengan santai, tanpa memikirkan dunia yang semakin terpuruk dan mendekati usia tuanya.

Saat itu, tak satupun diantara kita yang mengetahui bahwa bumi kita tercinta akan hancur karena hujan meteor, disusul dengan gempa dahsyat, yang menghancurkan semuanya, termasuk kita semua. Semua asa kita, impian kita, semua hal yang dulu kita jaga dan lindungi… Semuanya telah terkubur, pada hari itu.

Ingatkah kau akan hari itu? Hari terakhir kita bersama, Hari saat kita berkumpul dan menghirup udara bersama. Kini semua itu tinggal kenangan belaka. Bumi kita tercinta telah mati. Meninggalkan semua yang hidup didalamnya. Semua hanya tinggal kegelapan .Kegelapan yang tidak berujung.

.

"Jika aku mengangkat kalian menjadi ketiga wizard yang ada, maukah kalian membantuku untuk menemukan kembali pecahan bumi yang ada? Maukah kalian membantuku untuk mengembalikan dunia kita semua? Mengembalikan Bumi yang kita cintai?"

"Cepat pergi! Lari dan bersembunyilah!"

"Tapi tak ada lagi tempat yang aman untuk bersembunyi. Bagaimanapun meteor itu pasti menghancurkan kita…"

"Lalu apa yang bisa kita lakukan sekarang?"

"Berpasralah…kepada Tuhan. Hanya itu yang bisa kita lakukan."

BLARR!

.

.

"Kalian, adalah 3 wizard yang berbeda. Meskipun kalian berbeda, kalian adalah satu. Kalian adalah satu kesatuan dari dunia baru ini. Aku akan memberikan tanda, tanda air, tanah dan udara pada dahi kalian bertiga. Tanda ini akan membuat kalian berbeda dengan manusia lain yang juga hidup kembali di planet ini. Sudah menjadi kewajiban kalian…untuk menjaga dunia ini. Kutitipkan dunia ini pada kalian."

.

.

Butuh waktu yang lama, menunggu hingga ribuan ratus tahun sehingga dunia baru ini sempurna.Sebuah dunia, dimana sebuah pertempuran, sebuah perang baru akan kembali terjadi.

.

Sebuah dunia yang sengaja diciptakan sangat mirip dengan dunia aslinya. Dimana ada 2 kubu yang terus menguasai dunia baru ini, sementara 1 kubu lainnya, terus berusaha untuk mencegah hal tersebut terjadi.

.

"Para wizard itu hanya menganggu kita, Yao-Yao…. Aku minta kalian semua untuk membunuh semua wizard yang ada. Dengan begitu, kita akan menguasai dunia ini sebentar lagi, da~"

"Perintah dijalankan, master…"

.

Dunia yang tak luput dari pertempuran… Perang tak berujung. Perang untuk memperebutkan satu dunia, berusaha membuat mahluk lain luluh lantak di hadapan mereka.

.

.

"Semua batu mulia telah berhasil kita rebut. Sekarang kita tinggal menunggu waktu yang sempurna, Hahahaha!"

"Apa yang kita lakukan ini tidak salah, master?"

"Bicara apa kau? Bukankah kau sendiri yang mengatakannya, mengatakan kalau dunia ini hanya milik kita?"

"Baiklah… master…"

.

Haruskah dunia ini mengalami kejadian yang sama dengan Bumi kita? Dunia yang dulu begitu kita cintai itu? Berbagai senjata mematikan telah hancur dimakan tanah kita berkali-kali… Hingga tak lagi terhitung, berapa kali sudah senjata itu ditelannya bulat-bulat. Tanah itu bagaikan saksi bisu

Saksi bisu tentang kekejaman perang yang dulu terjadi.

.

.

BUM!

"De-Tec sialan! Awas saja, kau!"

"Jangan macam-macam, Au-No bodoh, kita sama-sama dari planet yang sama, juga sama-sama ingin menguasai dunia baru ini. Kita ini sama-sama Mech-G. Tentu kau punya pemikiran yang sama dengan kami, kan?"

Trang! Doosh!

"Pemikiran kami tak sekotor pemikiran busukmu itu, De-Tec. Aku datang kemari untuk menghancurkan kalian, mahluk bodoh yang menghancurkan planet kami!"

"… Dan kalian kemari untuk mencari planet yang baru tempat kalian bisa hidup, kan? Hanya ditempat ini kalian bisa hidup, bukan?"

"…"

"Hahaha! Kau pikir aku bodoh, Au-No, mana mungkin kau mau bekerja sama dengan human kalau tidak ada maksud tertentu, bukan?"

Dak! Duuuar!

"Mati saja kau, Kingna I-Trec."

.

.

Menyadari akan adanya hal yang janggal. Menyadari kalau mereka memanfaatkan kalian. Hingga akhirnya hanya tinggal kunci itu yang tersisa. Semuanya tergantung pada kalian.

Apakah ingin menggunakan kunci itu, atau tidak menggunakannya sama sekali.

.

.

"R-Rachel? I-ini… b-benar-benar kau, kan? A-Aku tak salah lihat, kan?"

Grab!

"Kak Tio, tolong bantu aku… Kumohon. Hanya kakak yang bisa membantuku…"

"Apa yang bisa kulakukan, Rachel? Demi dirimu, demi Rifky, demi Rizky, apapun akan aku lakukan demi kalian semua."

"Tolong buka puzzle Artha kak. Kami akan mengaktifkan senjata itu untuk menghancurkan De-Tec yang masih ada saat ini. Kami sadar…ternyata De-Tec hanya memanfaatkan kami dan Au-No yang sungguh-sungguh membantu dan menyelamatkan kita semua…"

"… J-jika aku mengaktifkannya…B-bagaimana dengan kalian?"

"Aku sudah membuat alat itu sendirian, kami akan kembali melakukan regenerasi. Sementara itu Au-No akan kabur ke planet terdekat dari Artha dan akan kembali lagi setelah semuanya selesai."

"… T-tapi…"

"… Aku tahu resikonya, kak… Aku tahu kakak akan mati dan kakak tak akan pernah bisa melakukan regenerasi ini, kan? Tapi, kak…kakak adalah satu-satunya wizard yang tersisa…

Jadi aku mohon bantuan kakak…"

.

.

3 Artha, dimana semua kisah itu dimulai, dimana semua kisah itu berakhir.

.

.

"Tio? Kau sudah kembali kemari? Lihat, lihat… Artha sudah menunjukkan adanya perkembangan. Kita bisa melihat mereka dari sini."

"Ya, Artha…. Dimana kita memulai semuanya, dimana kita sendiri yang menyelesaikannya."

"Tio? Bagaimana suaramu bisa terdengar selega itu?"

"Bila aku tak melakukannya, bukan hanya adikku yang akan menjadi budak De-Tec. Aku juga akan mengalami hal yang sama, kan?...Jadi sekarang aku bersyukur…

Bisa mati terhormat seperti ini…"

.

.

Coming soon at
Hetalia: Axis Power Indonesia.

~To Be Continued~