Someday, When I Can Hold Your Love

By. Lee HyeRi

.

Disclaimer : Semua chara disini milik Tuhan YME dan milik diri mereka masing-masing. Kyuhyun milik Sungmin, dan Sungmin milik Kyuhyun. :p

Rated : T

Main pairing : KyuMin (Kyuhyun x Sungmin)

Genre : Drama, Hurt/comfort

Summary : Bagaimana kehidupan Lee Sungmin yang menjadi 'istri' kedua Cho Kyuhyun? Inilah kisah mereka yang bermula dari janji suci yang diikrarkan dalam suatu ritual yang disebut 'Pernikahan'. 'Apa yang terlihat bukanlah hal yang akan selalu sama.' YAOI. MPREG.

.

.

a/n : Tenang, ini bukan fic baru ko. Saya masih melanjutkan fic saya yang lain. Ini fic lama saya di akun satunya. Karena saya belum bisa meng-update fic saya yang lainnya, jadi saya memutuskan untuk membuat 'Remake' fic saya yang judulnya 'Wife in Your Life' di akun Hikari Hyun Arisawa.

Cuma cast-nya ajah yang saya ganti KyuMin dan beberapa saya ubah sedikit biar pas dengan tema yang sekarang. Ini fic YAOI, dan MPREG. Bagi yang merasa aneh dengan fic saya, atau yang sudah pernah membacanya di akun sebelah, boleh tidak membacanya lagi. :D

Dan, ini Prolog-nya saya gabung ama Chapter 1. ^_^

.

Happy reading~

===00===

Prolog

Musim dingin tahun 2001 di Seoul adalah awal dari kisah ini. Sebuah awal dari kehidupan baru yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun. Saat takdir membawamu ke dalam jeratnya, tidak akan ada yang bisa menghindar. Semua akan tahu kalau dirinya harus menyerah. Menyerah pada takdir yang akan membawa seseorang menuju jalan yang seharusnya. Jalan yang telah tercipta untuk masing-masing orang.

Inilah awal kisah mereka. Dua orang yang berusaha menyatukan takdir mereka dalam satu roda kehidupan. Dua orang yang akan berusaha hidup bersama dalam jalinan suci. Jalinan yang terlahir dari janji suci yang diikrarkan dalam suatu rangkaian ritual yang disebut 'Pernikahan'.

Sanggupkah mereka menjalani kehidupan bersama?

Pernikahan yang mereka jalani, tanpa mereka sadari akan membawa mereka kedalam kemelut panjang yang membuat semua orang sadar bahwa apa yang terlihat bukanlah hal yang akan selalu sama. Banyak yang akan berubah di hidup mereka.

Banyak hal yang akan terjadi di kehidupan mereka setelah mereka memilih untuk bersama. Tetapi kebersamaan seperti apa yang mereka jalin? Dan hubungan seperti apa yang sebenarnya mereka inginkan?

Inilah kisah mereka berdua. . .

===000===

Chapter 1

.

"Selamat pagi, Sungmin-sshi," sapa salah satu perawat pada seorang namja yang begitu terlihat manis.

Namja yang disapa hanya membalas dengan senyum.

Lee Sungmin, nama namja itu. Dia sedang berjalan menuju ruang kerjanya. Sungmin adalah seorang dokter spesialis mata yang baru bekerja selama satu tahun di rumah sakit itu.

Langkah Sungmin terhenti di koridor saat dia melihat pria dengan jas putih Dokter melangkah menuju ke arahnya. Mata indah Sungmin menatap pria itu dengan pandangan sayu. Berbagai perasaan terlukiskan dari pandangannya pada pria itu. Sejenak mata tajam pria itu menatap Sungmin. Namun pria itu terus melangkah tanpa mempedulikan tatapan Sungmin padanya.

Pria itu adalah Cho Kyuhyun. Suami Sungmin.

.

.

====000====

.

.

Sungmin masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia melirik sebentar ke arah Hyukjae yang mejanya berada di seberang meja miliknya.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Kau sedang kesal ya?" tanya Hyukjae sambil melirik Sungmin dengan ekor matanya.

Hyukjae adalah asisten Sungmin. Mereka telah lama bersahabat karena Hyukjae dan Sungmin berkuliah di tempat yang sama.

Sungmin hanya diam saja. Dia sudah muak menceritakan masalahnya. Hampir setiap hari selalu sama topiknya. Sungmin dan suaminya.

"Hmm, biar ku tebak. Kau baru saja bertemu suamimu 'kan?" tanya Hyukjae lagi.

Pertanyaan kali ini sukses membuat Sungmin melirik Hyukjae yang sedang memeriksa catatan rekam medis. Namun Sungmin masih enggan menjawabnya. Dia melangkah dan duduk di meja kerjanya.

"Kali ini apa lagi yang Kyuhyun lakukan untuk menyakitimu?" lagi-lagi Hyukjae bertanya.

"Ah. Hyukjae... kau berisik sekali sih," Sungmin mendengus kesal.

"Ada apa lagi?" tanya Hyukjae yang sangat hafal kalau sahabatnya itu butuh teman bicara.

"Hyuk..." Sungmin terdiam sebentar.

"Dia tidak tidur di kamarku lagi sejak dia membawa istri pertamanya ke dalam rumah kami," lanjut Sungmin.

"Apa? Lalu kau bagaimana? Ah, maksudku bagaimana bisa?" Hyukjae meletakan catatan kesehatan pasiennya. Kini perhatiannya fokus pada hal yang disampaikan Sungmin.

"Entahlah, Hyuk. Kau sudah tau 'kan kalau akhirnya akan begini. Bagaimana pun ini resiko yang harus aku terima sebagai 'istri' keduanya," kata Sungmin lirih.

"Ya. Dulu aku sudah berulang kali melarangmu menikah dengan Si Cho Kyuhyun itu! Kau lihat sendiri 'kan apa yang terjadi sekarang?"

"Setidaknya aku tidak menyesalinya," gumam Sungmin lirih.

"Ya ampun, Sungmin! Kau ini pura-pura bodoh atau memang bodoh sih? Sekarang lihat bagaimana suamimu memperlakukanmu! Kalau aku jadi kau, Demi Tuhan, aku benar-benar akan menyesal jika menikah dengannya," kata Hyukjae dengan nada agak meninggi.

Sungmin terdiam. Mungkin Hyukjae benar. Seharusnya dia menyesal menikah dengan Kyuhyun. Tetapi entah mengapa dia tidak bisa. Dia tidak ingin berpisah dari Kyuhyun. Sekali pun suaminya itu terus menyakiti hatinya.

"Apa kau sudah mengatakan pada Kyuhyun tentang kehamilanmu?" tanya Hyukjae.

Lagi-lagi Sungmin terdiam. Matanya mulai berkaca-kaca. Terlihat sekali kalau dia berusaha menahan tangisnya.

"Jangan bilang kalau kau belum mengatakannya, Sungmin! Usia kehamilanmu sudah lebih dari sembilan minggu. Suamimu harus tau!"

"Aku ada pasien," kata Sungmin sambil mengambil stethoscope dan tas kerjanya kemudian buru-buru meninggalkan ruang kerjanya.

"Sungmin…" Hyukjae mendesis pelan dan menatap dengan pandangan nanar pada sahabatnya itu.

Hyukjae sangat tahu kalau Sungmin selalu saja menghindar jika pembicaraan mereka sudah mulai membahas mengenai kehamilannya. Dia benar-benar tidak mengerti dengan apapun alasan Sungmin yang tidak memberitahukannya pada Kyuhyun.

.

===000===

.

Sungmin melangkah di koridor rumah sakit. Tempat tujuannya bukanlah kamar pasien melainkan menuju ruangan di ujung koridor ini.

Dia terdiam sebentar di depan ruangan itu. Di depan pintu itu tertulis 'Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Cho Kyuhyun'.

Sungmin tahu kalau di jam-jam seperti ini pasti Kyuhyun sedang sibuk memeriksa di kamar pasien atau sedang ada oprasi. Dia melangkah masuk dan meletakan sebuah amplop coklat besar yang berisi hasil tes kehamilannya di atas meja kerja Kyuhyun.

"Semoga Ayahmu bahagia atas kehadiranmu," gumam Sungmin sambil mengelus lembut perutnya.

Namja manis itu tersenyum miris sambil melangkah keluar dari ruang kerja suaminya. Dia dan Kyuhyun sama-sama bekerja di bidang kedokteran. Mudah saja baginya membuat Sungmin, yang notabene seorang namja dapat hamil dan mempunyai anak. Dengan bantuan beberapa rekan-rekan medis yang merupakan seniornya, Sungmin bisa mempunyai rahim buatan dalam tubuhnya. Bahkan sekarang ada janin di dalam perutnya.

.

.

===000===

.

.

Seorang pria berambut coklat berjalan melewati beberapa ruangan di rumahnya. Terlihat sekali kalau dia baru saja pulang dari rumah sakit. Di tangannya tergenggam amplop coklat yang tadi pagi diletakan oleh Sungmin di meja kerjanya.

Sesaat diliriknya arloji yang menghiasi tangan kirinya. Sudah pukul 2 dini hari. Wajar saja jika semua orang dirumahnya kini sudah terlelap.

Pria itu membuka sebuah pintu kamar. Di dalam kamar itu terlihat seorang namja manis yang telah larut dalam mimpinya.

Perlahan dia mendekat ke arah ranjang besar itu. Dilihatnya Sungmin yang sedang terlelap dengan selimut yang sedikit berantakan. Senyum tipis menghiasi wajahnya saat dia mengingat isi dari amplop yang sajak tadi digenggamnya. Kemudian dia meletakan amplop coklat itu di atas meja di sebelah ranjang Sungmin.

Sekali lagi dia menatap 'istri' keduanya yang sedang tertidur itu.

"Maafkan aku, Sungmin-ah," gumamnya lirih.

Dia merapikan selimut yang menutupi tubuh Sungmin sampai sebatas leher. Kemudian dia meninggalkan kamar itu menuju kamar utama –tempat istri pertama yang sedang menantinya.

.

.

===000===

.

.

Sekelebat cahaya masuk melalui celah-celah tirai jendela. Sungmin sedikit menggeliat. Dia sadar ini sudah pagi. Pelahan dia membuka matanya dan memiringkan tubuhnya mengahadap ke sebelah tempat tidurnya. lagi-lagi dia tidak menemukan keberadaan Kyuhyun yang tidur di sebelahnya. Wajahnya berubah menjadi sedih.

"Dia tidak kemari lagi," gumam Sungmin lirih.

.

Sungmin mengedarkan pandangannya mengelilingi setiap sudut kamar itu. Seharusnya ini bukan kamarnya. Siapa yang menyangka begitu istri pertama Kyuhyun datang kemari, kamar Sungmin dipindahkan disini. Sedangkan istri pertama Kyuhyun menempati kamar utama, kamar yang sebelumnya menjadi milik Sungmin. Bahkan saat ini, seluruh rumah menjadi kekuasaan istri pertama Kyuhyun.

Tiba-tiba Sungmin merasa menemukan hal aneh di kamarnya. Amplop coklat yang kemarin dia letakan di meja kerja Kyuhyun, sekarang berada di meja sisi ranjangnya.

Diambilnya amplop itu. Isinya masih sama. Hal yang berbeda hanya sebuah tanda tangan milik Kyuhyun di sebuah dokumen yang menyatakan dia adalah ayah dari bayi yang sedang di kandung Sungmin. Dokumen yang menjadi syarat saat dilakukannya pemeriksaan rutin bagi sang bayi.

Sedikit senyuman terlukis di bibir namja manis itu. Walaupun hanya hal kecil seperti ini, itu saja sudah membuat Sungmin senang. Dia tidak pernah menuntut lebih pada Kyuhyun. Dia sadar akan posisinya. Dia sudah cukup tahu untuk tidak mengharapkan apapun dari pria yang tidak pernah mencintainya. Setidaknya itulah pemikiran Sungmin selama ini.

.

===000===

.

"Sungmin," panggil seseorang di belakang Sungmin saat dia akan keluar rumah untuk bekerja.

"Ada apa lagi?" tanya Sungmin dengan malas.

"Ku dengar kau hamil," kata wanita yang berada di belakang Sungmin.

Dia adalah istri pertama Kyuhyun. Wanita yang belakangan ini membuat hidup Sungmin tidak pernah tenang. Seo Joohyun. Atau yang lebih dikenal dengan nama Seohyun.

"Kalau iya kenapa? Itu semua bukan urusanmu, Nyonya Seo!" jawab Sungmin sinis.

Sejujurnya dia sudah sangat malas untuk berbicara atau pun berdebat dengan Seohyun yang pada ujungnya pasti berakhir ancaman untuk tidak mendekati Kyuhyun lagi. Sungmin sudah muak mendengarnya. Bagaimana mungkin ada seseorang yang terus melarangnya untuk mendekati suaminya sendiri. Terlalu konyol.

"Jangan pernah bermimpi untuk merebutnya dariku!" bentak Seohyun.

Sungmin balik manatap Seohyun dengan tatapan tajam.

"Oh ya? Kalau kau begitu tidak ingin Kyuhyun direbut olehku, kenapa kau tidak ikat saja lehernya kencang-kencang?" kata Sungmin dengan wajah mengejek.

Plakk!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Sungmin.

"Jaga bicaramu!" teriak Seohyun.

Sungmin hanya mendecih pelan sambil memegangi pipi kirinya yang terlihat memerah karena tamparan keras dari wanita bernama Seohyun itu.

"Suatu saat kau akan sadar kalau kaulah yang harus pergi dari rumah ini!" kata Seohyun sambil mendorong keras tubuh Sungmin sampai membentur pintu keluar dibelakangnya.

"Ughh!" Sungmin merasa sedikit nyeri di sekitar perunya.

Seohyun memang selalu keterlaluan padanya. Sialnya Sungmin selalu tidak bisa membalas perbuatan Seohyun karena Kyuhyun pasti akan langsung memarahinya jika dia tahu Sungmin menyakiti wanita itu.

"Kenapa? Tak berani melawanku, eh? Haha... takut dimarahi Kyuhyun lagi?" Seohyun tertawa dengan sinis menatap Sungmin yang masih memegangi perutnya yang terasa nyeri.

Sungmin mendecih lagi sambil menatap sengit sosok Seohyun di hadapannya.

"Seohyun-ah…" panggil Kyuhyun dari kejauhan. Sepertinya dari ruang makan.

"Iya sayang. Sebentar," teriak Seohyun untuk menjawab panggilan Kyuhyun yang sepertinya mengajaknya untuk sarapan bersama.

"Kenapa Sungmin? Sudah merasa kalah, eh?" tanya Seohyun yang tidak bosan-bosannya membuat Sungmin kesal.

"Setidaknya… aku masih percaya pada suamiku," desis Sungmin yang masih mampu terdengar oleh Seohyun.

"DIA SUAMIKU! Jaga ucapanmu, DASAR MURAHAN!" bentak Seohyun.

Mata Sungmin membulat. Kemudian seringai muncul di wajahnya.

"Kau berani memakiku seperti itu? Cih! Dengar ya Nyonya Seo, aku berasal dari keluarga baik-baik. Sedangkan kau? Bahkan asal-usul keluargamu pun tidak jelas. Dari sini saja bisa kita lihat siapa yang lebih murahan! Dasar wanita jalang!"

"Ugh! K-kau.."

"Kenapa Seohyun? Tak bisa melawanku, eh?" seringai Sungmin semakin lebar.

"Jangan sok tau! Kau tidak tau apapun tentang keluargaku!" teriak Seohyun.

"Tentu saja aku tidak tau. Karena memang kau tidak punya keluarga. Asal-usulmu tidak jelas! Wanita murahan!" kali ini Sungmin yang sudah sangat tidak tahan dengan sikap Seohyun ikut berteriak.

"Jaga bicaramu, Sungmin!" bentak seseorang yang baru saja datang ke arah Seohyun.

"Kyuhyun-ah…" desis Sungmin lirih.

"Sudah berapa kali ku peringatkan padamu untuk tidak menyinggung masalah keluarga Seohyun!" bentak Kyuhyun pada namja manis itu.

"A-aku hanya.."

"Kyuhyun-oppa," Seohyun langsung memeluk Kyuhyun sambil menangis.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kyuhyun pada wanita itu.

Sungmin mendecih pelan. Lagi-lagi seperti ini. Bahkan dia sudah hafal pada apa yang akan terjadi selanjutnya. Pasti Seohyun akan berkata bohong dan Kyuhyun akan marah padanya. Cih!

"Tadi saat Sungmin akan berangkat kerja, aku memberi selamat atas kehamilannya. Tetapi dia malah menghinaku. Oppa, aku tahu aku bukan istri sah-mu seperti Sungmin. Tetapi aku juga tidak terima jika dia menghinaku seperti itu," kata Seohyun dengan wajah sedih.

Wajah Seohyun saat itu benar-benar seperti korban. Dia bertingkah selayaknya dialah yang tersakiti.

Selalu seperti itu. Wajah Seohyun yang selalu terlihat baik, anggun, polos, dan manis di depan Kyuhyun membuat Sungmin sangat muak. Pernah Sungmin berusaha mengatakan apa yang sebenarnya Seohyun lakukan padanya dulu. Namun yang dia dapat hanya kemarahan dari Kyuhyun, karena begitu besar kepercayaan yang Kyuhyun miliki pada istri pertamanya itu.

"Tarik kembali ucapanmu, Sungmin!" kata Kyuhyun yang kini sedang memeluk Seohyun.

"Tidak! Persetan dengan Seohyun!" teriak Sungmin yang kemudian langsung pergi keluar dari rumah itu.

Dia tidak pernah menyesal menikah dengan Kyuhyun, tetapi dia sudah muak melihat sikap Seohyun padanya. Setiap hari selalu seperti ini. Dia benar-benar tidak tahan jika harus satu rumah dengan Seohyun. Sepertinya dia harus mencari tempat tinggal baru.

.

.

===000===

.

.

Sungmin berjalan sedikit tersendat menuju ruang kerjanya. Dia masih memegang perutnya yang terasa nyeri. Dibukanya pintu ruang kerjanya dengan kasar.

"Hyukjae, tolong aku…" kata Sungmin dengan wajah pucat menahan sakit.

"Astaga Sungmin! Apa yang terjadi?" Hyukjae buru-buru mendekat pada Sungmin dan memapahnya untuk duduk di kursi terdekat.

"Perutku terbentur cukup keras. Hyukjae, tolong bawa aku ke Dokter Park. Aku benar-benar khawatir. Ugh…" Sungmin merasa perutnya semakin sakit.

"Ayo cepat kita ke sana!" kini Hyukjae memapah Sungmin menuju tempat Dokter Park, dokter yang menangani kandungan Sungmin.

.

===000===

.

.

"Akhirnya kau sadar juga. Eomma sangat khawatir, Sungmin-ah."

Seorang wanita paruh baya duduk disamping ranjang rumah sakit menatap putranya yang baru saja tersadar.

"Eomma," Sungmin mulai meneteskan air karena sakit di perutnya, melainkan karena dia begitu merindukan Ibunya. Ibunya yang bahkan tidak tahu kalau Kyuhyun memiliki dua istri. Ibunya sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya dialami Sungmin kini.

"Kenapa kau tidak bilang pada Eomma kalau kau sedang hamil?" tanya Ibunya sambil mengusap lembut rambut namja manis itu.

Sungmin hanya diam. Dia mengedarkan pandangannya mencari-cari sosok yang selalu dia inginkan untuk berada di sisinya.

"Kyuhyun sedang ada oprasi. Setelah itu dia pasti kemari. Tenang saja," wanita yang dipanggil 'eomma' oleh Sungmin itu seolah tahu siapa yang sedang dicari oleh putranya.

Sungmin hanya mampu tersenyum tipis pada ibunya.

Air mata kembali turun membasahi pipinya saat dia ingat kejadian tadi pagi di rumahnya. Pertengkarannya dengan Seohyun. Dengan semua itu, Sungmin telah berasumsi bahwa Kyuhyun pasti masih marah padanya atas sikapnya pada Seohyun. Kyuhyun tidak mungkin mau datang menemuinya disini. Bahkan Kyuhyun pasti tidak akan peduli bagaimana keadaan kandungan Sungmin sekarang. Setidaknya itu yang dipikirkan Sungmin sekarang.

"Sungmin, bagaimana keadaanmu?" tanya Hyukjae yang baru saja masuk ke ruang tempat Sungmin dirawat.

"Pusing," jawab namja manis itu.

"Hasil pemeriksaannya sudah keluar. Tadi aku memang sedikit memaksa beberapa petugas agar hasilnya cepat keluar. Sementara ini, kandunganmu baik-baik saja. Tapi.." Hyukjae diam sebentar.

"Tapi apa?" tanya Sungmin.

"Kandunganmu lemah. Kau harus menjaganya baik-baik. Jika terjadi benturan keras lagi, aku tidak berani menjamin semuanya akan baik,-baik saja," jelas Hyukjae dengan wajah serius.

"Hmm. Aku tau," Sungmin mengelus lembut perutnya.

"Setidaknya sekarang janin ini masih baik-baik saja," lanjut Sungmin sambil menyunggingkan senyum yang terlihat sangat dipaksakan.

.

.

===000===

.

.

Sudah satu jam yang lalu Sungmin tergeletak sendirian di salah satu kamar pasien. Hyukjae sedang menggantikannya bekerja. Ibunya pulang sebentar karena ada urusan. Dan Kyuhyun? Jangan berharap dia akan datang.

Sedari tadi Sungmin sibuk membuka situs jejaring sosial dari ponselnya untuk mengusir kebosanan.

Tiba-tiba dia merasa ada seseorang yang mengetuk pintu dan membukanya. Sungmin menoleh untuk melihat siapa yang datang. Mata Sungmin membulat melihat orang itu.

"Kyuhyun-ah…" gumam Sungmin dengan wajah tak percaya.

.

TBC

===000===

.

a/n : Ah, lebay~ sinetron banget ya? Haha…

Fic ini memang sedikit aneh(?). Tapi tenang, saya orangnya baik ko~

Gak bakal tega jahatin Sungmin di story ini. :p

Dan No Bashing~

Jika ada yang tersinggung, saya benar-benar tidak bermaksud membashing Seo atau semacamnya di fic ini. Sekali lagi, ini hanya fiksi. :D

.

sorry for typo... ^^

.

Mind to review? :D