Frozen Chocolate
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Hyouka by Honobu Yonezawa
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
Dedicated for: Event #FlashFicFest
.
.
Tiga hari lagi Fuku-chan akan berulang tahun, tapi aku belum membeli kado apa pun untuknya. Ini sedikit memalukan sebenarnya menurutku. Sudah lama aku menyukai laki-laki itu, tapi dia sepertinya tidak berminat denganku. Atau memang dia memang tidak mau mengakuinya.
Kami sudah cukup lama berteman, sehingga tidak mengingat hari ulang tahunnya akan terasa keterlaluan. Oreki dan Chi-chan saja sudah mempersiapkan kado untuknya sejak jauh-jauh hari, tapi aku? Padahal, ulang tahun Fuku-chan adalah besok.
Jadi, di malam-malam yang melelahkan, aku keluar sebentar. Aku berjalan mengelilingi beberapa toko. Keputusanku jatuh untuk membeli buku catatan berukuran mini. Karena aku sering melihat Fuku-chan menggunakannya untuk menulis entah apa, aku berpikir mungkin ini akan berguna.
Saat aku menempuh perjalanan pulang, aku tertarik membeli sebatang cokelat. Rasanya akan aneh jika aku hanya memberinya kado itu-itu saja. Anggap saja ini tambahan. Sampai di rumah, cokelat tadi kumasukkan ke dalam kulkas.
Keesokan harinya, aku sengaja berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya. Aku hendak mengunjungi rumah Fuku-chan terlebih dahulu. Ini lebih baik daripada datang ke sekolah dan menyerahkan kadonya langsung.
Sesampainya di rumah Fuku-chan, kuketuk pintu. Semula aku mengira Fuku-chan akan keluar menyambutku dengan wajah cerianya, tapi diriku jelas salah. Ibunyalah yang membuka pintu.
"Kau pasti teman Satoshi kan, Nak?" sapanya dengan ramah.
"I-iya. Dimana Fuku-chan?"
"Dia hari ini sedang demam, jadi dia tidak masuk sekolah."
Aku cukup terkejut, tapi segera menenangkan diri. "Kalau begitu, ini ada sedikit oleh-oleh untuk Fuku-chan. Maaf, kalau saya merepotkan." Kuserahkan kantong plastik berisi kado dan cokelat beku.
Sesudah itu aku pamit. Beberapa menit kemudian, aku baru menyadari sesuatu.
Aku salah memberinya kado. Seharusnya aku tidak memasukkan cokelat beku ke dalam bungkusan itu. Fuku-chan pasti tidak mungkin memakan cokelat itu, kan? Betapa bodohnya aku.
Ya sudahlah. Aku kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah sambil merutuki kebodohanku sendiri.
Pada saat jam istirahat, ponselku tiba-tiba berbunyi.
From: Fuku-chan
Terima kasih hadiahnya, Mayaka. Cokelatnya tetap akan kumakan, tapi setelah aku sembuh : )
Usai membacanya, bibirku melengkung membentuk senyuman. Kadoku tidak terlalu buruk ternyata.[]
