文豪ストレイドッグス Bungou Stray Dogs (c) Asagiri Kafka & Harukawa Sango
( Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari fiksi ini )
Warning: Typo, OOC MUTLAK,ALUR GAJE, AU!, Genre diragukan, NO OC
.
.
Prologue; Omelas
.
Langkah kakiku terhenti tepat di tepi perempatan jalan kota. Ada banyak mobil berlalu lalang dan keramaian orang-orang berpakaian halloween.
Beberapa dari mereka begitu sopan, para anak muda saling melemparkan senyuman dan para orang tua berbincang ramah dengan sesama.
Dijalan yang lain anak-anak berlari menyelinap kesana kemari, saling kejar dan beberapa berebut permen kapas.
Suara piano yang tidak terampil, meskipun aku tahu bagian yang sedang dimainkan adalah bagian yang aku mainkan sebelumnya, tapi apa ini, pikirku.
Aku mulai goyah seperti seorang pemabuk, tubuhku bergerak mengikuti sumber suara tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
Beberapa mobil melewatiku dengan cepat, lampu depan bersinar dan angin yang terhempas saat mobil lewat didepanku. Aku bisa mendengar suara makian dari pengemudi, namun aku mengabaikannya.
Kutengadahkan wajahku menghadap gedung pencakar langit yang menembus gumpalan awan kelabu. Begitu kontras dengan keadaan kota yang ramai dan penuh kebahagiaan.
Suara kepakan sayap dari kawanan burung walet membuat atensiku beralih ke arah konstruksi bangunan.
Disana, dari arah barat sebuah minibus baru aja menabrak palang pembatas jalan, beberapa detik berikutnya minibus itu terbakar.
Sirine mobil polisi, keributan orang-orang, dan suara kepakan sayap terdengar saling berbenturan. Aku terdiam.
Suara piano yang aku dengar sebelumnya telah hilang. Hal-hal aneh muncul saat aku memejamkan mata.
Lalu pandanganku terhalang oleh kabut asap. Sekeras apapun aku mencoba fokus, tetap semuanya kabur.
Kabut sialan ini benar-benar tidak mengizinkan indra penglihatanku untuk melihat pada hal-hal didepan sana.
Sesuatu menabrak pundakku dengan kasar. Aku berabalik, lalu aku sadar jika aku sendirian. Orang-orang yang berada dikota ramai ini lenyap. Begitu juga dengan suara nyanyian dan musik yang tidak terampil.
Aku berjalan mundur.
Hilir angin mengantarakan suara raungan tersiksa dengan namaku didalamnya. Semakin aku menjauh, semakin jelas pula suara tersebut pada indra pendengaranku.
Berikutnya aku berlari, berharap ada sesuatu yang bisa membawaku pergi dari tempat aneh ini.
Tubuhku ambruk, mencium bau khas dari tanah yang basah. Sesuatu menjegal kakiku.
Aku melirik kebelakang dari ekor mataku, menangkap sepasang tangan pucat yang menggenggam erat kedua kakiku. Tangan pucat dengan kuku-kuku hitam legam, luka sayatan yang bernanah serta luka robek yang cukup besar.
Bau busuk memenuhi rongga hidung. Memaksaku untuk menahan nafas beberapa kali.
Tangan itu menarikku paksa kedalam kabut yang lebih tebal. Aku meronta dan berteriak. Namun aku sadar jika aku tidak dapat mengeluarkan suara dari mulutku. Sekeras apapun aku mencoba, hanya ada udara kosong yang berhasil lolos dari rongga mulut.
Kemudian seseorang membalilkkan tubuhku dengan mudah, membuatku langsung bertatap muka dengan kerumunan orang mati, bau busuk para orang mati itu semakin membuatku mual.
Aku kembali meronta dan berteriak, berharap ada seseorang yang menolongku. Namun hasilnya nihil. Bahkan satu-satunya cahaya remang disana kian menghilang, aku panik dan semakin kuat meronta.
—Run, Melos!
.
Tbc.
Thanks for reading~! /\ Jika berkenan silahkan tinggalkan jejak. Jika tidak mau yowes baca aja /
