Warning: Dipikiran saya, ini pairing hetero dengan Fem!UK. Tapi, saya tidak bisa membatasi imajinasi pembaca bukan?

Enjoy this in your way~

.

.


"—ningkatan ekspor jagung tahun ini bisa menurun lagi akibat dampak.."

Pena itu bergerak diatas notes. Menorehkan kalimat diantara coretan kekanakan.

"—gara paru-paru dunia, lebih menjaga hutan mereka. Laporan deforestasi…"

Tak ada yang mempedulikan si pemegang pena yang entah kenapa terlihat rajin sekali mencatat. Karena semua yang di ruangan itu berpikiran sama. Dia paling hanya mencoret-coret tanpa makna. Seperti biasa.

"—erman .. Cepat selesaikan. Sudah senja, aku kelewatan waktu siesta.."

Dan itu menguntungkan dia yang terhanyut dalam keasyikannya sendiri.

"—iklah, kau ada pendapat lain?"

"Tidak."

Dibanding semua suara yang sedari tadi hanya terdengar seperti dengung lebah. Dia mendengar satu kata lembut barusan sejernih petir yang baru saja menggelegar. Membuatnya mengangkat kepala dari notes kecilnya dan melirik negara di sebelah kirinya. United. Satu kata pada nama yang membuat mereka selalu duduk bersebelahan.

Dilihatnya, negara kepulauan itu menatap lurus si pemimpin rapat di ujung meja. Tapi dia tahu, yang ditatap sebenarnya adalah hujan yang mendera jendela di belakang der panzer. Dia kembali pada notesnya. Mencari ruang kosong diantara gambar big ben, superhero, dan disney buatannya. Kamuflase terbaiknya.

Ah, masih ada, di sebelah Mickey Mouse.

Mont Blanc itu bergerak lagi.


"Interupsi. Oi, kentang, jangan manjang-majangin durasi! Udah cepet turun, biar yang giliran terakhir bisa ngomong, habis itu kita semua bisa pulang!"

Jerman mengerenyit mendengar kata-kata Romana. Mana mungkin dia salah perhitungan waktu bicara? Dia melihat jam tangannya.

Ah, kelebihan satu menit tiga puluh detik.

Dia tersenyum penuh terimakasih pada kekasihnya itu. Membuat si penerima senyuman hanya memerah dan merutuk tanpa makna.

"Baiklah, Amerika. Giliranmu."

Dia mengangkat wajah dari notesnya dan berkata ceria, "Okay, hero siap maju!"

Ditutupnya cepat si notes dan memasukkan robekan penuh coretan rahasia ke saku jasnya dengan asal-asalan sebelum berdiri dari kursi. Membuat takdir gatal ingin mengerjainya. Kertas robekan itu jatuh saat dia melewati bangku Prancis. Yang memungutnya karena penasaran, membacanya, dan setelah itu meremasnya.

"Manis sekali Amerika. Tapi sayang, Angleterre itu punyaku. Selamanya." Ucap si pecinta wine lirih, sambil memasukkan kertas itu ke dalam saku dengan hati-hati.

Prancis menambahkan satu agenda tambahan di otaknya. Yaitu segera ke kamar mandi setelah rapat untuk membuang kertas coretan Amerika di lubang WC.


.

Aku suka kuningnya padang jagung yang mengingatkanku pada helaian lembut rambutmu.

Aku senang terperangkap dalam hutan yang sehijau bola matamu.

Dan aku senang menatap lekat-lekat mentari senja yang sewarna pipimu.

Tapi hey, aku cinta pada hujan yang membuatku mengingatmu yang sedang tertawa,

Menari, di guyuran lembutnya.

.

.


.

A/N: Ini ketikan saya disaat pikiran saya ga fokus. Antara kerjaan, urusan pernikahan kakak saya, dan kasur yang merindukan saya dirumah. Jadi cercaan dari anda akan saya terima..
Oh, saya ga salah ketik btw, itu memang Romana.

Salam,
Sakurazaka Ohime