.
.
.
Title: Why So Hard?
Chapter: 1 of 3
Author: Cndy Prissycatice [ prissycatice]
.
.
.
Warning : Yaoi story. SiChul couple
Jika anda tidak menyukai cerita bodoh yang tidak menarik, perubahan karakter tokoh secara besar-besaran, dan ending yang tidak memuaskan, saya sarankan agar anda tidak membacanya.
Satu lagi. Jika dari pertama anda sudah merasa tidak cocok dengan couple-nya, sebaiknya tidak usah melanjutkan membaca, karena anda akan merasa sangat kesal jika tetap membacanya.
-######-######-
.
.
.
.
Heechul's P.O.V
.
Huffttt… uangku sudah habis lagi…
Aku menatap halaman dalam dompetku yang hanya menyisakan beberapa lembar uang saja. Menyebalkan saat melihatnya hampir kosong seperti ini. Apa saja sih yang sudah kubeli? Bukannya aku baru menerima gaji 2 minggu yang lalu? Kukemanakan saja uang itu?
Lama-lama aku mulai kesal dengan diriku sendiri. Aku ini boros sekali. Ini berarti aku harus mencari pekerjaan lagi. aku bosan. Kenapa aku selalu dipecat dari tempat kerjaku ya? Ah.. memang kelakuanku buruk sih.
Tapi selama ini yang mau menerimaku hanyalah bar. Memang di sana bebas sih, tidak terlalu banyak peraturan. Kerjanya juga enak. Apalagi dengan gaji yang besar. Tapi terlalu banyak om-om mesum di sana. Mereka sering sekali dengan sengaja menyentuh pantatku. Padahal mereka tahu aku laki-laki. Menyebalkan. Jadi tidak salah kan kalau aku memukul mereka sekali.. dua kali.. eh, tiga kali mungkin? Ah.. aku selalu membuat mereka babak belur…
Aku merutuki diriku sendiri yang begitu bodoh. Bagaimana aku tidak dipecat kalau aku membuat para tamu babak belur? Kim Heechul super bodoh. Hah.. berhentilah merutuki dirimu. Sekarang kau harus mencari pekerjaan baru. Tapi apa ada tempat yang mau menampung orang sepertiku? Rambut panjang begini…
P.O.V end
.
.
Heechul memandangi sekelilingnya. Begitu banyak orang yang lalu lalang di hadapannya tapi ia tidak mengenal satupun. Pria cantik bertubuh ramping itu kembali menatap dompetnya. Berpikir? Tidak. Ia hanya menatapnya.
Kim Heechul, seorang pria yang hidup tanpa arah dan tujuan. Dibesarkan di sebuah panti asuhan yang terpencil di sudut kota. Sejak bayi ia sudah berada di sana. Tidak jelas apakah orangtuanya masih hidup atau tidak sampai saat ini, dan jujur saja, Heechul juga tidak pernah memikirkannya.
Bagi orang seperti dirinya yang tidak suka diam dan menikmati hidup yang biasa-biasa saja seperti itu, Heechul memutuskan untuk keluar dari panti asuhan saat usianya 15 tahun. Sebenarnya kehidupan luar tidaklah bersahabat dengan anak sekecil itu. Hidup tidaklah semudah yang ia bayangkan. Ia harus memulai kerja kerasnya mulai dari mengantarkan susu dan Koran dari rumah ke rumah sejak pagi hari. Tidakkah lebih menyenangkan di panti?
Memang semuanya terasa begitu mudah. Ingin makan? Sudah tersedia makanan. Punya tempat tidur sendiri yang kapanpun kau mau bisa kau tiduri. Ada televisi, radio, kamar mandi. Sempurna memang, tapi entah mengapa Heechul lebih menikmati kehidupannya yang sekarang. Ia merasa.. lebih bebas. Walaupun hidupnya tidak jelas, punya rumah juga tidak, tidak ada kenalan, apalagi tidak punya uang. Sekarang sudah 9 tahun ia hidup di luar panti. Heechul biasanya menumpang hidup di bar tempat kerjanya. Selain biaya sewa kamar yang cukup murah, ia jadi tidak perlu takut terlambat bekerja.
Setelah memandangi dompetnya cukup lama, Heechul memasukkan dompet itu ke saku celananya. "Harus cari kerja kemana nih?" pikirnya. Ia mulai berjalan menyusuri jalanan yang mulai ramai dipadati para orang yang mau pergi bekerja. "Enaknya kalau aku bisa pakai jas seperti itu. dasi itu kelihatannya mewah sekali." Seorang pegawai kantor baru saja lewat di hadapannya. Heechul memandangi pakaian yang dikenakan pria itu lalu beralih menatap pakaiannya. "Sudahlah" gumamnya. Ia merasa bodoh sekali membandingkan pakaiannya dengan jas, kemeja, dan dasi yang baru saja dilihatnya.
"Apa aku harus kerja di bar lagi?" batinnya. "Ah aku bosan juga lama-lama. Sekali-kali aku mau mencari pekerjaan yang dilakukan di siang hari"
Heechul berhenti saat melihat sebuah tembok besar di pinggir jalan dengan beberapa kertas yang menghiasi sisinya. Dicari. Seorang laki-laki untuk menjadi pegawai toko kami. "Wah boleh nih" batin Heechul. Persyaratan pertama, tinggi tidak boleh kurang dari 160 cm. "Ah aku lolos" pikirnya senang. Kedua, belum menikah. "Tentu saja aku belum menikah". Ketiga, harus bersedia menghafal nama barang-barang di toko beserta kegunaannya. "Apa yang seperti ini harus ditulis?" Heechul kembali melanjutkan membaca. Berpenampilan rapi. "Ah sudah pasti tidak diterima" pikir Heechul.
Ia berpaling ke kertas lainnya "Lagi-lagi berpenampilan rapi. Sudah pasti ditolak kan?" Heechul melihat rambut serta pakaiannya. Rambutnya yang panjang terurai tentu saja membuatnya terlihat berantakan. Laki-laki seharusnya berambut pendek, ia tahu hal itu. tapi Heechul merasa dirinya lebih cocok memiliki rambut yang panjang, jadi dia enggan memotongnya.
Heechul pernah bekerja di sebuah toko buku yang mau menerimanya dengan penampilan seperti itu. Tapi ternyata itu karena sang bos yang diam-diam menaksirnya. Dan Heechul akhirnya memutuskan berhenti sebelum ia menjadi korban kemesuman laki-laki yang berumur sekitar 37 tahunan itu.
Setelah membaca semua kertas yang tertempel di dinding itu, Heechul kembali berjalan. Semua pekerjaan yang ditawarkan itu tidak ada yang cocok di matanya.
"Huaaaaa!" tiba-tiba saja selembar kertas menerpa wajah Heechul. Ia kaget dan langsung mengambil kertas itu. "Apa-apaan sih? Kupikir hantu" dumel Heechul. "Hm? Apa ini?" ia mulai membaca tulisan yang ada di kertas itu. "Dibutuhkan pelayan untuk kafe kami… wah! Gajinya gede nih! Jam kerjanya juga cuma siang sampai sore" Heechul bersemangat membacanya. "Eh? Perem..puan?"
Heechul meremas-remas kertas itu lalu membantingnya ke bawah dengan kencang "Sialan!" umpatnya. Ia berjalan lagi dengan raut wajah kesal. Tapi belum jauh, ia berhenti, menengok ke belakang, lalu kembali ke tempat di mana kertas itu tergeletak. Heechul memungutnya lalu membukanya lagi. "Tidak akan ada pekerjaan sebagus ini. rambutku kan panjang, wajah juga cantik. Selama ini banyak yang salah menilai genderku. Ah bukan, hampir semuanya salah. Bilang saja aku perempuan. Beres kan?"
-######-
.
.
.
"Jadi ini tempatnya?" Heechul menengok-nengok ke dalam sebuah kafe dari kaca depannya. "Ruangannya bagus. Kesannya mewah. Belum buka ya?" pikir Heechul.
"Ada perlu apa ya di toko kami?" sebuah suara datang dari arah belakang Heechul. Heechul langsung menoleh kaget. "Hm? Ah! Mau menjadi pelayan kafe ya?" tanya pria itu setelah melihat kertas yang dipegang Heechul. Wajahnya terlihat gembira.
"Ah iya, ini, tadi aku menemukannya." Jawab Heechul agak canggung. Ia memperhatikan pria di hadapannya. "Bikin kaget saja" batin Heechul
"Ayo masuk, aku akan mewawancaraimu." Pria itu mengambil kunci dari saku bajunya lalu membuka pintu kafe. "Silahkan"
"Ah, permisi" biar bagaimanapun, Heechul harus bersikap sopan kali ini. Dan yang terpenting, ia harus bisa menyamar menjadi seorang wanita. "Anda pemilik kafe ini?"
"Ah bukan, aku hanya manager di sini" jawab pria itu
-#######-
.
.
.
"Baiklah, kurasa bisa. Kau diterima" Pria itu menepukkan kedua tangannya.
"Benarkah? Jadi kapan aku mulai bisa kerja?" tanya Heechul senang
Pria itu terlihat berpikir "Hm.. bagaimana kalau hari ini?" tanyanya.
"Te-tentu saja bisa!" seru Heechul bersemangat. Lebih cepat ia bekerja, akan lebih cepat menerima gaji. "Terima kasih banyak ah.. err.. manager?"
Pria itu tertawa kecil "Namaku Leeteuk. Panggil saja Leeteuk. Atau Teukkie kalau kau mau. Untuk wanita manis sepertimu sih tidak apa-apa" pria bernama Leeteuk itu tersenyum.
"Ah.. hahaha" Heechul sebenarnya agak jijik juga dibilang manis. Tapi yah apa boleh buat.
"Sebentar lagi koki kafe ini akan datang. Ganti dulu bajumu dengan seragam ini." Leeteuk memberikan sebuah baju maid kepada Heechul "Ruang gantinya di sana" Leeteuk menunjuk sebuah ruangan. "Tenanglah aku tidak akan mengintip" canda Leeteuk sambil tertawa kecil
Heechul ikut tertawa "Kalau kau sampai mengintip, matilah aku!" batin Heechul. Ia berjalan ke ruang ganti dan mulai mengganti bajunya.
Seorang pria masuk ke dalam kafe. "Kau sudah beli semua bahan makanannya kan?"
"Hei hei. Kau itu baru datang tuan koki. Tidak bisakah kau menyapaku terlebih dulu?" tanya Leeteuk heran.
"Selamat pagi"
Leeteuk tersenyum "Pagi" balasnya "Aku sudah memasukkannya ke dalam kulkas. Oh iya Siwon, hari ini kita dapat pelayan baru!" ucap Leeteuk
"Kau yakin dia akan lama bekerja?" tanya Siwon.
"Kalau kau bisa merubah sifatmu kurasa iya" jawab Leeteuk. Siwon hanya memutar kedua bola matanya.
"Buka kafenya" ucap Siwon pada Leeteuk, lalu berjalan pergi ke dapur.
Leeteuk menggeleng pelan "Dasar anak itu"
-######-
.
.
.
"Hm.. tidak terlalu buruk juga." Heechul memutar-mutar tubuhnya di depan sebuah cermin besar. Ia memperhatikan dirinya "Aku memang benar-benar cantik" gumamnya "Nah, Kim Heechul siap~"
"Wow, kau cantik sekali" ucap Leeteuk begitu melihat Heechul keluar dari ruang ganti.
"Ah um.. terima kasih" balas Heechul. "Kafenya sudah buka?"
"Baru saja. Tuan koki kita sudah datang. Kalau kau mau melihatnya, dia ada di dapur. Tapi hati-hati ya dengannya"
"Kenapa? Apa dia suka makan manusia?" tanya Heechul sambil tertawa
Leeteuk ikut tertawa "Tidak seburuk itu sih. Tapi dia itu tidak ramah dan gampang marah" bisik Leeteuk.
"Wah, benarkah?" tanya Heechul. Leeteuk mengangguk. "Apa aku bisa akrab dengannya?" pikir Heechul. "Baiklah, aku akan menyapanya ya" Heechul berjalan menuju dapur. "Mana dia? Ah itu.." Heechul terdiam bergitu melihat sosok Siwon yang tengah merapikan beberapa alat masak. "Tubuhnya bagus sekali.. tinggi, tegap.. wajahnya juga tampan.. rahangnya terlihat tegas.. tunggu. Bukankah dia lebih cocok jadi seorang model?" batin Heechul "Atau atlet?" pikirnya.
Siwon yang menyadari ada seseorang selain dirinya di ruangan itu langsung menoleh ke arah Heechul "Hei, siapa kau?" tanya Siwon
"Eh? Ah, aku.. anu.." Heechul tersadar dari lamunannya
"Seragam itu. Pelayan baru?" tanya Siwon lagi.
"Ah iya, aku pelayan baru di sini. Namaku Kim Heechul. Salam kenal" Heechul membungkukkan tubuhnya memberi hormat. Siwon berjalan mendekati Heechul. Ia berhenti di hadapannya. Lalu mencondongkan wajahnya ke wajah Heechul. "A-apa yang dia lakukan? Dia mau menciumku?" jantung Heechul mulai berdebar. Pipinya mulai merona. Melihat wajah Siwon sedekat ini entah kenapa membuat tubuhnya serasa kaku. Mata Siwon jelas menatap lurus ke matanya, membuat Heechul membalasnya tanpa sadar.
"Cih!" Siwon menjauhkan wajahnya. "Si bodoh itu. sudah kukatakan untuk mencari pelayan wanita!" dumel Siwon.
"Eh?" Heechul bingung "Apa yang barusan dia katakan? Dia tahu aku ini laki-laki?" pikir Heechul
"Mana dia" Siwon berjalan menuju pintu.
"Eh?" dengan cepat Heechul mengejar Siwon dan menarik tangannya "Kumohon! Jangan beritahu manager!" pinta Heechul
Siwon menoleh "Yang kami butuhkan itu pelayan wanita. Bukan laki-laki" ucap Siwon tegas.
"Aku akan bekerja sebaik mungkin! Kumohon!"
"Tetap saja laki-laki dan wanita itu berbeda" tanpa pemikiran bahwa ia bisa saja menyakiti hati seseorang, Siwon terus mengatakan apa yang dia mau.
"A-aku janji! Aku benar-benar sedang membutuhkan pekerjaan! Aku sedang tidak punya uang. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. aku harus menghidupi diriku sendiri. Jadi kumohon" Heechul menggenggam tangan Siwon.
Siwon mendekatkan wajahnya kepada Heechul "Kau tidak perlu mengatakan hal itu kepadaku. Apa kau pikir aku akan merasa iba lalu menjadi peduli terhadapmu? Yang benar saja. Memangnya ini drama?"
"Ukh.." Heechul merasa terpojok. "Apa-apaan pria ini? apa dia tidak punya hati?" batin Heechul. "Aku janji akan berusaha keras! Tidak akan ada yang menyadari kalau aku laki-laki. Jadi tolong jangan beritahu manager"
"Sebaiknya kau cari kerja di tempat lain saja" Siwon berusaha melepaskan tangannya
"Tidak ada tempat kerja yang mau menerimaku!" Heechul menggigit bibir bawahnya.
"Kerjamu buruk?" tanya Siwon
Heechul menggeleng cepat "Ini karena penampilanku! Tidak ada tempat kerja yang mau menerimaku selain di.. bar.."
Siwon memutar kedua bola matanya "Kalau begitu bekerja saja di bar" ucapnya
Heechul menatap Siwon dengan tatapan tidak percaya "Pria ini apa-apaan? Seharusnya dia mencegahku kan? Kenapa malah menyuruhku kerja di sana?" batin Heechul.
"Sudah kukatakan jangan anggap ini drama. Ini dunia nyata. Kau akan bertemu dengan banyak orang sepertiku"
Heechul menundukkan kepalanya berpura-pura sedih "Mereka.. sering melakukan pelecehan padaku di sana.. aku tidak tahan.."
"Memang itu resikonya kan?"
"Kau! Kenapa kau bisa setidak peduli itu sih kepada orang lain! Aku mendapat pelecehan seksual kau tahu! Mereka sering dengan sengaja menyentuh tubuhku!" kesal Heechul
"Kenapa aku harus peduli pada kehidupanmu? Kita itu tidak saling kenal. Jadi berhentilah bersikap sok manja kepadaku" Siwon melepaskan tangannya.
"Kau benar-benar menyebalkan! Aku benar-benar ingin bebas dari dunia macam itu tahu! Tidak ada ruginya kan kalau kau tutup mulut dan merahasiakan hal ini! kau akan tetap digaji oleh pemilik kafe ini! kita sama-sama bekerja! Anggap saja aku temanmu!" ucap Heechul
Siwon menatap Heechul. Baru kali ini ada orang yang berani membentak-bentak dirinya seperti ini. "Kenapa kalian ribut di dapur?" tiba-tiba saja Leeteuk masuk ke dalam dapur. Membuat Heechul panik. "Apa dia dengar pembicaraan kami?" batin Heechul takut
"Tadi ada serangga. Dia jadi berteriak-teriak panik. Sudah sana keluar. Kau mengganggu" kata Siwon sambil melipat kedua tangannya di dadanya.
"Oh begitu.. kau benar-benar manis Heechul" ucap Leeteuk "Bersikaplah baik padanya" bisik Leeteuk di telinga Siwon sebelum ia keluar dari dapur.
"Kau.. tidak melaporkanku..?"
Siwon menatap Heechul tanpa ekspresi "Dengan satu syarat". Heechul mengerutkan keningnya "Kau harus berpura-pura menjadi pacarku"
Heechul hanya bisa diam menatap Siwon. Sesaat pikirannya berhenti. "Aku tidak salah dengar? Pacar?" tanyanya. Siwon mengangguk. "Pacar? Kau tahu kan aku laki-laki?" Heechul mengangkat sebelah alis matanya
"Kau berpura-pura jadi wanita kan? Jadi tidak masalah" balas Siwon
"Untuk apa melakukan itu?" tanya Heechul
"Agar tidak ada lagi wanita genit di kafe yang berusaha mendekatiku" jawab Siwon
"Apa kau sepopuler itu?"
"Begitulah. Rata-rata tamu yang datang hanya untuk berkenalan denganku atau Leeteuk dengan dalih membeli makanan atau minuman di kafe ini. Aku sedikit jengah. Kalau mereka tahu aku punya pacar, mungkin bisa sedikit berkurang"
Heechul berpikir. Mencerna baik-baik tawaran Siwon "Deal! Aku akan berpura-pura menjadi pacarmu!"
.
.
.
To be continued…
.
.
.
.
wahaha dua ff saya dihapus sama FFn. Save Our Queen dan My Jealousy Boyfriend. jadi bagi kalian yang membaca kedua ff itu saya mau minta maaf karena kalian tidak akan menemukan ff itu lagi ^^
.
.
.
