Perahu Kertas

.

Pairing : IchiHitsu

.

Rate : T

.

Genre : Romance

.

Disclaimer

Tite Kubo-sama

.

Warning! : Gaje, Humor garing, Typo(s)

.

This story original by:

_HinaRiku-chan_

.

Summary : Toushiro Hitsugaya dan perahu kertasnya. Sebuah kenangan yang tersimpan di baliknya. Kenangan yang selalu ia ingat dan juga ia lupakan. Perahu kertas membawa orang itu dan kenangannya hanyut terbawa arus sungai.. My Fic IchiHitsu again~ Review?

.

Tidak suka? Jangan baca!

.

Yang sudah mau menyempatkan membaca..

.

.

Onegaishimasu

~Selamat membaca~

.

.

.

Chapter 1

"Ayo buat lagi! Buat lagi. Biar aku yang menghanyutkannya," Teriak seorang bocah laki-laki bertubuh pendek dengan riangnya sambil melompat-lompat didepan seorang bocah yang lebih tua darinya. Ditangannya terdapat sebuah perahu dari kertas. Kemudian sambil tersenyum riang, bocah pendek itu meletakkan perahu kertas itu di atas air sungai yang jernih. Perlahan namun pasti, perahu itu melaju terbawa arus sungai yang tenang. Semakin jauh dan jauh.

.

Flash Back

.

"Ini perahu kertas terakhir dariku.." Ucap seorang bocah berumur 7 tahunan dengan ekspresi sedih sambil menyerahkan perahu kertas itu pada seorang bocah yang lebih mungil darinya. Tatapan polos bermata emerald bulat besar.

"Terakhir? Kenapa Ichi-chan?" Tanya bocah polos itu sambil memiringkan kepalanya. Telunjuknya ia letakkan di dagu nya. Sungguh manis.

Bocah dengan rambut senada langit sore itu terdiam sebentar.

"Karena aku.."

Bocah mungil itu mengerutkan alisnya. Tidak mengerti.

"Aku mau gantian kau yang membuatnya," Ia mengacak-acak rambut putih bocah mungil itu. Membuat bocah itu memanyunkan bibirnya tanda tidak suka diperlakukan seperti itu.

"Ichi ayo pulang.." Panggil suara wanita lemah lembut.

"Baik Kaasan," Jawab bocah berambut orange itu beranjak dari pinggir sungai menghampiri seorang wanita dengan warna rambut yang senada dengannya yang tadi memanggilnya.

"Ayo Shiro-chan," Bocah yang dipanggil Ichi itu mengulurkan tangannya dan langsung di raihnya sambil tersenyum ceria.

.

.

.

"Nah sudah sampai.. Ayo Ichi berikan salam perpisahan lalu kita pulang," Kata wanita berwajah ramah itu.

"Baik ka—"

"KAU YANG GILA! KAU YANG TELAH MEMBUATKU SEPERTI INI!"

"DIAM KAU! WANITA TIDAK TAU SOPAN SANTUN!"

"TOUSAN HENTIKAN!"

"AAAA!"

BRAK! PRANG!

Wanita berwajah ramah dan anaknya itu membulatkan kedua matanya. Saat suara itu terdengar tiba-tiba dari dalam rumah si bocah. Sedangkan bocah itu—Shiro-chan menunjukkan wajah polos tanpa dosa saat mendengar suara itu. Dengan sigap wanita itu memeluk mereka berdua erat dan menutup telinga Shiro-chan. Dan Ichi ia bergetar sedikit takut.

"PERGI KAU SEKARANG JUGA!" Suara itu terdengar lagi.

"BAIK AKU AKAN PERGI SEKARANG!" Teriaknya.

BRAAK!

Terdengar suara pintu dibanting dengan kasarnya. Lalu keluarlah seorang wanita dengan rambut hitam pendek terlihat emosi dan menangis.

"Kaa-san.. Jangan tinggalkan aku!" Teriakan diiringi tangisan seorang bocah perempuan pun terdengar lirih dari dalam rumah itu membuat wanita itu terdiam.

Tangisnya akan pecah lagi saat mendengar suara anak perempuannya memanggilnya, tapi ia tahan. Saat ia lihat ada tiga orang sedang menyaksikan kejadian itu. Seorang wanita dengan dua orang bocah tanpa dosa. Ichi dan anak bungsunya Shiro-chan.

Wanita itu mengusap air matanya. "Hai Misaki," Sapanya, Lalu tersenyum dipaksakan ke arah Ichi dan Shiro-chan. "Ada Ichigo juga ternyata," Bersamaan dengan itu Misaki pun dilepaskannya pelukan pada dua bocah itu dan langsung memeluk wanita berambut hitam di depannya. Mereka berbisik. "Unohana.." Ucap Misaki lirih. Lalu terdiam. Sedangkan kedua bocah itu hanya menatap polos kedua Ibu mereka.

"Shiro-chan, kenapa diam?" Tanya Unohana pada anaknya—Shiro-chan. Shiro-chan menggeleng. "Kau tidak ingin memeluk Kaa-san? Hm?" Kata Unohana. Tanpa berbicara Shiro-chan pun dengan riang langsung memeluk Ibunya itu. Ichi pun mengikuti Shiro-chan memeluk Ibunya.

.

.

Kini Unohana dan Shiro-chan sedang berada di kediaman Misaki. Mereka duduk bersama diatas sofa empuk di ruang tamu. Shiro-chan dan Ichi sedang bermain-main dengan perahu kertas yang Ichi buat di lantai.

"Kau yakin akan pulang ke Osaka?" Tanya Misaki menatap sayu Unohana. Unohana hanya mengangguk.

"Aku tidak ada pilihan lain, dia tidak mau menceraikanku. Tapi dia malah mengusirku," Kata Unohana menahan tangisnya.

Ichi terdiam sebentar melihat percakapan dua orang dewasa itu. Ia seperti mengerti maksud arah pembicaraan itu.

"Ichi, ayo buatkan aku perahu kertas lagi!" Suara panggilan Shiro-chan menyadarkan Ichi.

"Baiklah," Kata Ichi. Ia membuatkan perahu kertas dari kertas origami berwana hijau dengan cekatan. Shiro-chan hanya memperhatikan dengan serius. "Selesai!" Kata Ichi.

"Mana? Mana?" Shiro-chan melompat dengan girang.

"Shiro-chan.." Panggil Ichi. Shiro-chan menghentikan lompatannya. Ichi lalu memeluk tubuh mungil Shiro erat. Ia kemudian berbisik, "Aku mungkin tidak akan bisa membuatkan perahu kertas ini lagi untukmu," Kata Ichi lirih. "Jadi tolong jaga perahu kertas itu baik-baik ya.." Ianjutnya sambil melepaskan pelukannya. Sedangkan Shiro hanya terdiam. "Tapi kenapa?" Tanya Shiro-chan. "Tidak kok," Ichi mengusap rambut Shiro-chan lembut. Shiro-chan mengangguk tanda mengerti. Hingga suara seorang laki-laki memecah keheningan.

"Tadaima.."

"Ah okaeri.. Oyaji!" Teriak Ichi girang sambil berlari ke arah pintu. Lalu Shiro-chan menghampiri Unohana.

"Oh ada tamu rupanya," Kata laki-laki sambil membuka jas berwarna putihnya. Dibelakangnya ada Ichi yang membawakan tasnya.

"Malam Isshin. Maaf sudah menganggu kalian," Kata Unohana sambil menunduk sopan.

"Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Isshin heran saat melihat Unohana yang berantakan. Matanya yang sembab juga raut wajahnya yang terlihat sangat terpukul. Misaki lalu menghampiri Isshin.

"Begini.." Misaki pun berbisik kepada Isshin. Dan Isshin pun mengangguk menanggapinya.

"Kau harus bersabar Unohana. Aku akan coba berbicara pada Ukitake menjelaskan semuanya," Kata Isshin.

"Tidak perlu. Merepotkan. Lagi pula aku akan pulang ke Osaka malam ini juga sebentar lagi pesuruh Ibuku akan datang menjemput kami berdua," Kata Unohana sambil memeluk Ichi.

Isshin menghela nafasnya. "Lalu bagaimana dengan Momo?" Tanya Isshin. Unohana hanya diam.

.

.

"Kami pergi sekarang ya.." Kata Unohana bersamaan dengan itu sopir membukakan pintu mobil. Shiro-chan kini berada didalam gendongan Unohana. Ia tertidur.

"Iya.. mampirlah kalau sempat," Kata Isshin.

"Beri aku kabar terus. Dan kuatlah!" Kata Misaki menahan air matanya yang akan jatuh.

Unohana tersenyum. Ia memandang Ichi yang berdiri disamping Misaki.

"Bibi, tolong berikan ini pada Shiro-chan ya," Kata Ichi sambil menyerahkan sebuah kotak berwarna Hijau tosca berukuran sedang pada Unohana.

"Shiro-chan.. Simpan ini ya.. ku harap kita akan berjumpa lagi suatu saat nanti. Pasti," Gumam Ichi sambil menahan air matanya saat melihat Shiro tidur dengan polosnya di gendongan Unohana. Ditangan Shiro-chan ia genggam perahu kertas yang Ichi buat untuknya tadi.

"Hati-hati dijalan ya Shiro-chan.. Sayonara" Gumam Ichi sambil melambaikan tangannya. Mobil itu pun belaju dengan cepat meninggalkan mereka.

"Sayonara.."

.

Flash back end

.

"Hei Hitsugaya kau sedang apa?" Panggil seorang pemuda bermata violet sambil berjalan menghampiri Hitsugaya yang sedang berdiri melamun di pinggir jembatan.

"Tidak sedang apa-apa kok. Kusaka," Jawab Hitsugaya datar sambil berjalan meninggalkan Kusaka sendirian.

"Hei tunggu aku!" Kusaka pun berlari mengejar Hitsugaya lalu mensejajarkan langkahnya dengan Hitsugaya.

"Jadi kau akan mengambil beasiswa itu?" Tanya Kusaka.

"Tentu saja. Kau juga kan?" Hitsugaya berbalik bertanya.

"Sebenarnya aku tidak mengambil beasiswa itu," Jawab Kusaka dengan santai.

"Cih dasar orang kaya sombong sekali," Cibir Hitsugaya.

"Hei hei bukan begitu. Oi bukannya kau juga orang kaya kan?" Balas Kusaka.

"Yang kaya itu nenekku, bukan aku tau." Hitsugaya mempercepat langkahnya.

Kusaka terdiam. "Tetap saja kan,"

"Hei tunggu aku belum selesai bicara," Lanjut kusaka sambil mengejar Hitsugaya.

"Maksudku aku tidak mengambil beasiswa itu karena tanggung sekali kan beasiswanya hanya seperempat," Kusaka sweatdrop. "Tidak sepertimu yang dapat beasiswa full," Lanjut Kusaka.

Hitsugaya menghentikan langkahnya. "Jadi?" Tanya Hitsugaya.

"Aku akan memberikannya pada yang lebih membutuhkan," Jawab Kusaka enteng

"Lalu?" Tanya Hitsugaya lagi.

"Aku akan tetap mendaftar ke sekolah itu kok~" Jawab Kusaka dengan gaya lebay. "Tenang saja Hitsugaya, aku akan selalu menjagamu!" Lanjut Kusaka dengan semangat 45.

Hitsugaya menghela nafasnya. Lalu ia menjitak Kusaka yang sejak tadi tidak mau diam terus saja bergaya lebay.

.

.

"Hati-hati ya Shiro-chan," Ucap seorang wanita berwajah ramah sambil melambai.

"Jaga Shiro-chan baik-baik ya kusaka!" Ucap seorang lagi. Dia adalah Momo kakak Hitsugaya.

"Tenang saja," Jawab Kusaka santai. Lalu Hitsugaya pun naik ke dalam bus yang akan mengantarkan mereka berdua ke Kota Karakura. Tempat mereka berdua akan tinggal selama 3 tahun ke depan ah 6 tahun ke depan. Karena disana Hitsugaya mendapatkan beasiswa full sampai perguruan tinggi berkat kejeniusannya. Beasiswa di Karakura Academy, sebuah yayasan yang membawahi Sekolah menengah atas serta Perguruan tinggi ternama di kota itu.

"Ayo kita sampai," Ajak Kusaka saat bus yang mereka naiki berhenti di halte paling ujung karakura.

Hitsugaya pun berjalan mengikuti Kusaka dari belakang. Mereka berjalan kaki dari halte tersebut menuju Karakura Academy yang jaraknya cuma 2 blok di ujung jalan di atas bukit sana. Setelah sampai di depan gerbang, mereka berdua disambut oleh penjaga gerbang bertubuh tinggi berkacamata hitam—Tetsuzaimon. Lalu mereka di bawa masuk ke dalam gedung yang cukup besar tapi tidak terlalu mewah itu menuju ruang kepala sekolah.

"Permisi. Mereka berdua sudah datang," Ucap Tetsuzaimon di depan pintu yang cukup besar.

"Silahkan masuk," Balas suara dari dalam. Kemudian Tetsuzaimon pun membuka pintu tersebut. Sedangkan Kusaka dan Hitsugaya mengikuti dari belakang.

"Kalian sudah datang rupanya," Sapa suara kakek-kakek yang sedang duduk minum kopi di kursi kerjanya.

"Hm." Jawab Hitsugaya singkat. Kusaka hanya diam.

"Kalian sudah tau kan peraturannya?" Tanya kakek tua itu.

"Iya kami mengerti," Kali ini Kusaka yang menjawab.

"Bagus. Kalau begitu mari saya antar ke asrama tempat kalian akan tinggal 3 tahun ke depan,"

Kusaka dan Hitsugaya pun mengikuti mereka dari belakang sambil menarik koper yang mereka bawa.

.

Gedung asrama

.

"Disini kalian akan satu kamar dengan senpai kalian. Satu kamar berisi dua orang. kebetulan semua kamar sudah penuh dan hanya tersisa dua kamar lagi. Dan tidak boleh meminta pindah kamar dengan seenaknya, kecuali ada kamar kosong lainnya," Jelas si kakek—Yamamoto penjang lebar.

"Baik," Jawab Hitsugaya singkat sekarang mereka sudah berhenti di sebuah kamar bernomor 15.

"Permisi," Sapa Tetsuzaimon di depan pintu kamar itu.

"Hai, masuk saja," Balas suara dari dalam kamar itu. Kemudian Tetsuzaimon pun memutar knop pintu dan pintu terbuka. Terlihat seorang pemuda berperawakan tinggi sedang duduk di meja belajar. Ia menoleh ke arah mereka. Mereka pun masuk.

"Ada yang bisa saya bantu, Yama-jii?" Ucap pemuda itu sambil melepaskan kacamata baca yang ia pakai.

"Kurosaki, mulai hari ini kau akan mendapatkan teman sekamar baru. Yang juga adalah kohai mu," Kata Yamamoto.

"Oh begitu. Memangnya sekarang sudah tahun ajaran baru ya? Sampai aku mendapatkan teman sekamar sekaligus kohai," Pemuda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kusaka menatap tidak percaya, bagaimana bisa ada yang tidak sadar kalau sekarang sudah tahun ajaran baru.

"Nah, untuk mempersingkat waktu, Hitsugaya-san disinilah tempatmu akan tinggal selama 3 tahun ke depan," Ucap Yama-jii dengan tegas.

Hitsugaya yang sejak tadi tidak memperhatikan pun melirik pemuda itu sebentar. "Eh? Iya," Jawab Hitsugaya datar.

"Kalau begitu kami permisi dulu. Ayo Soujiro-san," Ajak Yama-jii diikuti dengan Tetsuzaimon dibelakangnya.

"Hitsugaya aku pergi ya. Kita berpisah sampai disini~" Ucap Kusaka sedikit lebay.

Hitsugaya menghela nafasnya sambil melangkahkan kaki ke sudut sebelah kiri pemuda itu. Disana terdapat dua buah tempat tidur yang berdekatan, namun tidak dempet. Ada jarak yang memisahkan sekitar satu langkah kaki. Tempat tidur berukuran sedang yang tertata rapi. Sebuah meja untuk belajar dan sebuah lemari di masing-samping samping kanan dan kiri kedua tempat tidur itu.

"Oh ya siapa namamu?" Tanya Ichigo.

"Hitsugaya. Senpai," Jawab Hitsugaya tenang sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan.

"Lengkapnya," Kata Ichigo lagi.

"Toushiro Hitsugaya. Senpai, panggil Hitsugaya saja," Jawab Hitsugaya dingin.

"Baiklah, Toushiro, kenalkan namaku Ichigo Kurosaki sekarang aku duduk di kelas 12. Oh ya kau sepertinya dari luar kota ya?" Tanya Ichigo sambil menghampiri Hitsugaya yang sedang membuka kopernya. Ichigo lalu duduk dipinggir tempat tidur yang akan menjadi tempat Hitsugaya tidur.

"Ya. Salam kenal senpai," Jawab Hitsugaya datar.

"Baiklah. Aku akan memberitahukan tentang ruangan ini, disebelah sana adalah kamar mandi kau bisa menggunakannya sesuka hatimu tidak ada peraturan yang mengikat lagi sih. Intinya kau bisa bebas sesukamu diruangan ini," Kata Ichigo sambil menunjuk kamar mandi yang berada di sudut ruangan.

Hitsugaya hanya diam tidak menjawab. Ia tetap sibuk dengan kegiatannya merapihkan baju dari koper ke dalam lemarinya.

"Hoi Toushiro? Kau mengerti?" Tanya Ichigo sambil mendekatkan tubuhnya ke Hitsugaya

"Mengerti Kurosaki-senpai," Jawab Hitsugaya sambil menoleh ke arah Ichigo dan menatapnya tajam.

"Yah syukurlah. Kalau begitu aku keluar dulu ya," Dengan cuek Ichigo kemudian keluar dari kamar dan meninggalkan Hitsugaya sendirian.

.

.

"Yo Ichigo my friend! Mau kemana kau?" Tanya seorang teman Ichigo ketika Ichigo sedang berjalan keluar asrama.

"Hoi Renji! Jalan-jalan aja nih," Jawab Ichigo. kemudian Renji pun mengikuti langkah Ichigo.

"Ku dengar kau sudah mendapat teman sekamar baru ya?" Tanya Renji sambil menepuk pundak Ichigo.

"Iya nih anak kelas satu. Murid baru masuk ckck," Jawab Ichigo santai.

"Bagaimana orangnya?" Tanya Renji penasaran.

Ichigo berpikir. "Gimana ya? Dia.. pendek terus rambutnya putih. Lalu dia itu.." Ichigo menggantung kalimatnya. Ia kembali berpikir. Mengingat-ingat Hitsugaya saat pertama bertemu tadi.

.

Flashback

.

"Hati-hati Shiro-chan nanti kamu jatuh," Teriak seorang bocah berambut orange. Ia sedang mengejar bocah yang lebih muda darinya yang sedang berlari mengejar perahu kertas yang hanyut di atas air sungai. Khawatir kalau bocah itu akan tercebur.

"Ayo Ichi ayo! Nanti perahunya keburu pergi," Teriak bocah imut itu.

Bocah berambut orange yang dipanggil Ichi itu pun hanya terdiam. Ia memandangi bocah didepannya yang sedang tertawa riang. Rambutnya yang putih acak-acakan bergerak-gerak terbawa angin.

"Ichi.." Panggil bocah itu.

"…."

"Ichi.."

"…."

"ICHIGOOOOOO!"

.

Flashback end

.

"WOII ICHIGOOO!" Teriak Renji kesal. Karena dari tadi panggilannya tak digubris.

"E-eh?! IY—AKH ITAII!" Pekik Ichigo sambil mengusap perutnya. Ya Renji menendang Ichigo menggunakan lututnya karena kesal. Ichigo dari tadi diam saja melamun tiba-tiba.

"Kau ini apa-apaan sih?!" Teriak Ichigo kesal. Rasa sakit akibat tendangan dari Renji masih terasa.

"Habis dari tadi kupanggil kau diam saja. Malah melamun begitu," Kata Renji enteng sambil melipat kedua tangannya.

"Aku sedang mengingat-ingat tentang dia tau!" Balas Ichigo masih kesal.

"Lalu?" Tanya Renji.

"Dia.. manis.." Gumam Ichigo pelan.

"Hah? Manis katamu?" Tanya Renji kaget. Ichigo mengangguk.

"Bah! Ichigo kau sudah kelainan rupanya!" Ejek Renji sambil menempelkan punggung tangannya ke jidat Ichigo.

"Enak saja! Aku bilang dia manis bukan berarti aku suka padanya!" Balas Ichigo.

"Yah tidak apa-apa sih kalau kau suka. Aku mendukungmu!" Kata Renji sambil mengacungkan dua jempolnya.

Ichigo sweatdrop. "Tadi kau mengejekku, sekarang malah mendukung. Dasar baboon!" Ichigo pun berbalik arah. "Aku kembali saja ke kamarku ya. Aku lelah," Kata Ichigo lagi meninggalkan Renji yang cengo.

.

.

"Dasar baboon! Gila!" Gerutu Ichigo sambil memasuki kamarnya. Kemudian dia kaget melihat Hitsugaya yang sedang tidur dengan pulasnya.

Ichigo kemudian berjalan dengan perlahan ke tempat tidurnya yang berada disebelah tempat tidur Hitsugaya. "Manisnya.." Gumam Ichigo pelan saat tidak sengaja melihat wajah polos Hitsugaya yang sedang tertidur.

"Eh? Apa ini?" Kata Ichigo heran saat melihat sebuah perahu kertas yang tergeletak di telapak tangan Hitsugaya yang terbuka.

"Perahu kertas..?" Kata Ichigo kaget. Kemudian ia terdiam.

.

Flash back

.

"Kakak.. kakak sedang apa? Apakah kakak bisa membuat perahu kertas dari ini?" Tanya seorang bocah dengan mata emerald bulatnya pada seorang bocah yang lebih tua darinya yang tengah duduk dipinggiran sungai.

"Eh? Bisa kok," Jawab bocah itu tersenyum ramah.

"Benarkah?" Tanya bocah mungil itu lagi. Dari matanya terpancar raut keceriaan.

"Iya. Ayo mana sini biar ku buatkan," Kata bocah laki-laki berambut orange itu sambil mengulurkan tangannya meraih kertas origami berwarna-warni yang terdapat di tangan bocah mungil itu.

"Asik.." Kata bocah itu antusias sambil memandangi bocah yang lebih tua darinya yang sedang melipat salah satu kertas origami itu.

"Nah sudah jadi," Kata bocah itu.

"Sungguh? Mana?" Kata bocah itu senang. Bocah berambut orange itu pun mengeletakkan perahu kertas yang ia buat di telapak tangan putih bocah mungil yang terulur perlahan.

.

Flash back end

.

"Nghh.. aku tertidur ya," Gumam Hitsugaya pelan. Sebelah tangannya mengucek-ngucek kedua matanya bergantian.

"Apa ini?" Kata Hitsugaya lagi. Saat ia merasakan sebuah kulit yang agak kasar menyentuh kulit telapak tangannya.

"Kau.. HUWAA!" Teriakan Hitsugaya pun membuat Ichigo tersadar dari lamunannya.

"EH?!"

"KAU! Sedang apa memegang tanganku!" Kata Hitsugaya menepis tangan Ichigo dari tangannya yang tadi menggenggam perahu kertas yang ia buat.

"Maaf aku tidak sengaja," Teriak Ichigo panik. Kemudian ia langsung ngacir ke tempat tidurnya karna malu.

.

.

.

.

~To Be Continue~

.

.

.

Hora~ semuanya…

Kembali lagi dengan saya HinaRiku-chan panggil saja Riku engga pake saja dengan fic terbaru lagi pairing favorite saya lagi IchigoXHitsugaya ~ YUHUU!

Gimana chap pertama ini? Pasti ga seru kan? Gaje kan? #pundung

Wohoho kali ini saya mencoba alur yang maju mundur lah istilahnya XD

Maaf kalau abal yah m(_ )m omong-omong fic ini aku dapetin inspirasinya waktu lagi galau soal ujian Toeic eh bukannya belajar malah jadi nulis fic ini XDa #anak pinter! *digebukin emak

Okeh dari pada banyak omong..

Akhir kata—

Hitsugaya + Ichigo : REVIEW ONEGAI~!

Riku : WOII! Itu bagianku!

Hitsugaya + Ichigo : *cuekin Riku*