くコ:彡くコ:彡くコ:彡

"Yongie-ah! Kemarilah, eomma ingin membicarakan sesuatu." Dan anak yang dipanggil pun datang.

Namja imut, tampan, dan cantik. Ntahlah, apa yang di-ngidamkan eommanya semasa mengandung hingga bisa menghasilkan anak yang luwar binasa perfect. Hanya saja.. Manja. Namanya Lee Taeyong.

Taeyong menghampiri ibunya itu sambil memakan eskrim kornelo di tangan kanannya, tentu saja belepotan. Setelah duduk, eommanya berbicara lagi.

"Yongie sayang~ eomma dan appa akan tidak ada dirumah selama 2 bulan. Ini soal pekerjaan, eomma dan appa akan ke wilayah Asia Tenggara dan beberapa wilayah di Amerika." Taeyong yang mendengar itu hanya bisa melongo, 2 bulan itu tidak sebentar baginya, apalagi Taeyong sangat dekat dengan eommanya.

Orang tua Taeyong adalah pemilik dan pendiri dari restoran yang bernama 'West East Paradise' yang berawal terkenal dari Seoul hingga ke dunia. Orang tuanya mau mengurus cabang di negara yang sudah ditentukannya selama 2 bulan. Taeyong?

"Eomma!!! Bagaimana denganku! Rumah ini besar dan aku tidak mau ditinggal sendirian. Ikut~" rengek Taeyong lalu mengerucutkan bibirnya, ngambek. Padahal dirumahnya ada banyak maid dan bodyguard. Memang susah kalau punya anak manja, kekanakan dan polos.. Iya, Taeyong memang polos.

"Aigoo~ Yongie sayang, kau bisa ajak Tennie, Winwinnie dan lainnya untuk tinggal disini selama 2 bulan. Lagipula, noona kamu juga akan pulang sebentar lagi."

Taeyong memiliki saudari, namanya Lee Taedae. Kuliah di Australia, beberapa hari lagi akan pulang untuk liburan.

"Jinjja? Dae noona? Ah kalau begitu eomma dan appa pergi saja, tidak apa-apa.." Sahut Taeyong sambil nyengir, dirinya memang sangat dekat dengan saudarinya, manja? Tentu.

Nyonya Lee tersenyum lalu mengelus kepala anak lelakinya itu dengan lembut. "Jaga rumah ya Yongie sayang.. Jangan nakal. Besok pagi, eomma dan appa sudah berangkat."

Taeyong membelalakan matanya dengan lebar.

"EOMMA!!!! KENAPA CEPAT SEKALI BERANGKATNYA!!!!" Taeyong berteriak kesal, lalu dirinya cepat-cepat memeluk eommanya dengan erat, mengabaikan es krimnya yang tergeletak dan mencair di lantai. Tidak ingin eommanya pergi secepat itu.

くコ:彡 くコ:彡 くコ:彡

Saat ini Taeyong sedang memeluk ibunya dengan manja, benar-benar lengket. Apalagi posisinya seperti hewan Koala saja, benar-benar tidak ingin ditinggal. Ayahnya yang melihat pun hanya bisa menghela napas.

"Tenang saja Yongie, hanya 2 bulan. Kami akan membelikanmu banyak oleh-oleh yang kau suka." bujuk ayahnya agar Taeyong mau melepas pelukan eratnya, karena ibunya susah bergerak gara-gara Taeyong.

"Tidak mau!! Kalau begini, mendingan aku ikut saja!!" Taeyong semakin heboh.

"Yongie ah! Maaf kalau berangkatnya cepat sekali, tapi kalau begini terus kau akan telat ke sekolah. Eomma dan appa juga bisa telat, tolong lepaskan." pinta ibunya. Akhirnya, Taeyong pun melepas pelukan erat itu meskipun dengan berat hati. Taeyong pun merelakan ditinggal selama dua bulan, berharap dua bulan itu cepat berlalu.

Ten dan Winwin sama-sama bingung dengan tingkah laku Taeyong sejak dari tadi pagi, Taeyong dimata mereka saat ini tampak lesu, sedih, tidak semangat. Sangat berbalik dari biasanya yang ceria dan membawa energi positif bagi orang sekitarnya.

"Yongie.. Kau kenapa? Habis baper karena drama?" tanya Ten yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Taeyong.

"Yongie, jika ada suatu masalah, ceritakan pada kami." setelah Winwin yang berbicara, Taeyong baru mau menatap kedua temannya itu.

"I-itu, eomma dan appaku meninggalkanku sendirian dirumah selama dua bulan kedepan. Lagi-lagi karena pekerjaan." ucap Taeyong yang hanya dijawab Ten dan Winwin dengan 'oh' saja. Mereka sudah tahu, jika sudah begini berarti menginap di rumah Taeyong.

"Kalau begitu, secepatnya kami akan mulai menginap." ucap Winwin.

"Besok saja! Jangan lama-lama!!" pinta Taeyong. Ten dan Winwin hanya menghela napas, memang susah kalau sudah berurusan dengan Taeyong yang manja dan cerewet.

Saat istirahat siang datang, Taeyong, Ten, dan Winwin bergegas ke kantin sebelum daging yang ada di menu hari ini habis. Setelah mendapat makanannya dan duduk, mereka pun menyantap dengan lahap.

Saat mereka asik menyantap, tiba-tiba saja ada seorang yang menumpahkan minumannya dan mengenai sekitar lengan kanan Taeyong.

"Ah! Jeongmal mianhae! Aku tidak sengaja, kau tidak apa-apa? Aku tadi tersandung kaki meja ini." Ucap orang itu meminta maaf.

Taeyong dengan rongga mulut yang penuh daging hanya bisa mengerjapkan matanya. Lengannya memang sedikit basah, tapi itu hanya masalah sepele.

"Hidak hapa-hapa, hau haek-haek hazah." Kata Taeyong. Orang itu hanya bisa mendelik, bingung. Akhirnya Ten memberi tahu bahwa Taeyong baik-baik saja. Orang itu paham dan meminta maaf sekali lagi, lalu pergi.

"Jae! Apa yang kau lakukan dasar ceroboh! Untung saja anak itu tidak menyuruhmu untuk ganti rugi seragamnya." Ucap seorang namja pada temannya itu yang tidak sengaja menumpahkan minuman.

"Apa maksudmu Yuta, aku memang tidak sengaja. Untung saja anak itu nampak bodoh."

"Dasar gila kau Jaehyun! Memangnya kau tidak tahu, kau menumpahkan minuman ke siapa?" Tanya Yuta pada temannya itu yang bernama Jaehyun.

Jaehyun terkikik dan mengangkat bahunya cuek. "Aku tidak tahu dan aku tidak ingin tahu, tapi sepertinya dia asik untuk kukerjai."

Yuta hanya bisa menghela napas dan memutar bola matanya malas. "Jangan dengannya, setahuku dia itu anak polos, manja, cerewet. Dia juga kakak kelas kita."

Jaehyun berhenti memotong daging dengan sumpitnya, dia tersenyum hingga memperlihatkan dimple-nya yang manis, tapi senyuman itu adalah senyuman jahil dan menyeramkan. "Hmm.. Sasaran empuk." ucap Jaehyun yang masih dengan senyuman jahilnya.

'Mati aku..' batin Yuta, seharusnya dia tidak berbicara soal kepribadian Taeyong. Sekarang anak yang bernama Taeyong itu dalam bahaya.

くコ:彡 くコ:彡 くコ:彡

"Besok! Pokoknya besok kalian harus sudah menginap di rumahku" rengek Taeyong kepada kedua sahabatnya itu.

"Hah.. Yasudahlah, tapi kami pulang duluan dan kau pulang sendirian kali ini. Kita harus packing baju kita." Winwin pun mengalah. Taeyong tersenyum senang. "Tidak masalah aku pulang sendirian, asalkan kalian bisa menginap lebih cepat."

Setelah Taeyong berkata seperti itu, Winwin dan Ten pun segera ke rumah mereka masing-masing. Taeyong yang ditinggal sendirian saat ini benar-benar tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Tapi sedari tadi, ada yang mengamati tingkah laku Taeyong.

"Na na na na na~~ Aku tidak sabar untuk mengadakan Barbeque party seperti tahun kemarin." senandung kecil Taeyong, dengan riang dan semangatnya ia berlari kecil sambil melompat-lompat menuju halte bus terdekat dari sekolah. Banyak siswa-siswi yang melihat tingkah lakunya, apalagi untuk para siswi yang gemas ingin mencubit pipi Taeyong saat itu juga.

Tapi langkah Taeyong terhenti saat ada seorang namja yang menghalangi jalannya. Taeyong menatap namja itu dengan tatapan polos dan bingung.

Namja itu hanya bisa tersenyum manis melihat tatapan Taeyong yang seperti itu. 'Benar-benar sasaran empuk.' batin namja itu.

"Hai, perkenalkan namaku Jaehyun." tangannya ia sodorkan untuk bersalaman, Taeyong yang melihat itu pun menyalami tangan Jaehyun. "Taeyong."

"Ada perlu apa?" Taeyong terpaksa sedikit mendongakan kepalanya untuk melihat wajah tampan Jaehyun karena Jaehyun lebih tinggi dari dirinya.

"Oh! Itu, aku hanya ingin menemanimu pulang sebagai permintaan maaf karena tadi menumpahkan minuman dilenganmu."

Taeyong berpikir sejenak. Lalu, "Tidak apa-apa, itu hanya masalah sepele. Kalau begitu, antar aku sampai rumah." Jaehyun tersenyum dan mengangguk.

Saat bus sudah tiba di halte, mereka berdua berlarian ke halte sebelum tertinggal. Salahkan Jaehyun yang mencegat Taeyong tadi. "Oh iya, kau kelas apa?" tanya Taeyong saat mereka sudah duduk di kursi bus.

"10-A" jawaban singkat Jaehyun yang disertai dengan senyuman ber-dimple khasnya. Taeyong yang melihat senyuman Jaehyun layaknya malaikat itu pun hanya bisa tersipu.

"Ah-haha kalau begitu kau harus memanggilku hyung, karena aku kakak kelasmu." saat ini Taeyong berusaha untuk menyembunyikan rona merah di pipinya itu.

"Tentu saja hyung, sebenarnya aku sudah tahu karena kau memang terkenal di sekolah." lagi-lagi dengan senyumannya itu, Jaehyun sengaja membuat Taeyong jatuh pada pesonanya agar dirinya bisa melaksanakan rencananya dengan mulus. Dan benar saja, Taeyong sudah masuk dalam perangkap Jaehyun.

Selama perjalanan, Taeyong dan Jaehyun berbincang-bincang tentang banyak hal. Tapi kebanyakan yang Jaehyun katakan tentang dirinya itu bohong. Sesampainya di halte tujuan, mereka pun turun dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Saat ini mereka akan memasuki kawasan perumahan elit, dan hari semakin gelap. Selama perjalanan, Taeyong terlalu asik berbicara dan dirinya tidak waspada. Langit semakin gelap, jalanan sepi, hanya berdua saja dengan Jaehyun.

'Kurasa sekarang saatnya.'

Dengan cepat, Jaehyun menggenggam dan menarik Taeyong ke sudut gang kecil yang sepi dan remang. Dengan cepat juga Jaehyun mengekang Taeyong dengan kedua lengannya, sekarang Jaehyun sedang melakukan kabedon kepada Taeyong. Taeyong panik dengan perlakuan Jaehyun.

"Jae-jaehyun! Apa yang kau-"

"Shh shh... Tenanglah Taeyong hyung, aku tidak akan berbuat macam-macam." Jaehyun meletakkan jari telunjuknya di bibir Taeyong, menyuruh diam. Jaehyun juga menyeringai nakal.

Taeyong semakin ketakutan dengan gelagat Jaehyun, sekarang Jaehyun mengelus pipi kiri Taeyong lembut, mulai menyentuh leher Taeyong dan sedikit menyingkirkan kerah baju Taeyong untuk memperlihatkan leher mulus Taeyong. Dan mata Taeyong berkaca-kaca karena takut, tangannya berkeringat dingin, punggungnya terasa panas, bibirnya bergetar.

Akhirnya leher Taeyong terlihat lebih jelas. Seperti singa kelaparan, dengan cepat Jaehyun mengecup, menghisap, dan menjilat leher mulus itu.

Percuma Taeyong menahan air matanya sedari tadi jika kini air mata itu mengalir dengan deras. Taeyong berusaha untuk lepas dari kekangan Jaehyun, memukul dada Jaehyun, menginjak kakinya, meronta, dan pembelaan lainnya. Tapi semua itu percuma karena Jaehyun memiliki tenaga yang besar. Taeyong semakin takut dan tangisannya semakin kencang kala Jaehyun menggigit lehernya dan mengelus pinggang Taeyong yang menurun ke pantat.

Taeyong tidak menyangka dirinya akan mengalami hal seperti ini.

くコ:彡くコ:彡くコ:彡