FF jaman bahela, kembali di rombak dan ga tahu apa hasilnya.

.

.

.

Ketika cinta tak memandang usia dan jenis kelamin...

Ketika cinta tak memandang status sosial...

Ketika cinta tak bisa terpisahkan oleh sebuah ikatan...

Ketika cinta tak mampu dimiliki...

Akan kah kisah ini berakhir?

.

.

.

.

.

"Saranghae…" Pria bersurai hitam dengan seragam sekolah yang melekat pada tubuhnya itu segera memejamkan matanya rapat-rapat setelah mengatakan kata-kata keramat yang selama ini ia pendam dalam hatinyaㅡkepada seorang pria yang tak lain adalah seorang songsaenim disekolah pria bersurai hitam itu.

Pria bernama Eunhyuk itu telah menyukai songsaenimnya sendiri yang berusia 30 tahun, lebih tua dari usianya sekarang ini. Eunhyuk seorang pelajar yang baru duduk dikelas 1 senior high school, dan kalian pasti bisa menebak berapa usianya kan? Dan benar, Eunhyuk seorang pria. Dan kali ini ia benar-benar telah membuang segala ketakutannya demi menyatakan perasaannya pada songsaenim tampannya itu.

Beberapa menit ia menunggu namun tidak ada jawaban dari pria dewasa yang kini hanya diam tanpa menatap sosoknya barang sedetikpun. Saat ini Eunhyuk dan dia sedang berada diruang UKS- ruang kerja Songsaenim di sekolah Eunhyuk yang memang bekerja sebagai guru kesehatan disekolahnya ini.

Benar-benar tidak ada jawaban dari pria bersurai hitam legam itu, membuat Eunhyuk tercenung merasakan dadanya yang terasa sangat sesak…

'Dia menolakku kah? Tebakanku selama ini benarkan? Aku pasti akan ditolak olehnya. Bodoh sekali kau Lee Eunhyuk! Kau bodoh jika kau sudah menduga jawaban darinya, kenapa kau masih berani mengatakan perasaanmu padanya?!' Batin Eunhyuk pilu.

Perlahan ia membuka matanya yang sejak tadi terpejam. Tanpa bisa ia tahan lagi, setetes airmata keluar dari mata indahnya yang meredup dan membasahi pipinya merona. Dapat ia lihat dengan jelas sosok pria yang sedang terduduk di singgah sananya, tanpa menoleh sedikitpun kearahnya.

'Sakit, ke... Kenapa sesakit ini?'

Dadanya terasa sangat sakit, nafasnya benar-benar terasa sangat sesak. Bahkan dia tidak mau menatap Eunhyuk. Memalukan sekali, sangat memalukan! Seharusnya ia tak perlu mengikuti kemauan hatinya untuk mengutarakan hatinya pada pria itu! Seharusnya ini tidak pernah terjadi jika saja ia mau memendam perasaannya didalam hatinya saja! Atau seharusnya perasaan terlarang ini ia buang saja jauh-jauh!

Segera Eunhyuk menyunggingkan sudut bibirnya, dan terciptalah sebuah senyuman manis kearahnya–meski dengan senyum yang jelas-jelas ia paksakan.

"Mi… Mian… Mianhae so– songsaenim… Mian telah me… Hiks.. Mengatakan hal yang tidak seharusnya kau dengar… Mi, mianhae atas kelancanganku karena telah merusak jam istirahatmu… Hiks, aduh ingusku… Mi, mian aku pe–permisi!" Ucapnya lirih seraya terkekeh kekanakan meratapi betapa menyedihkannya dirinya, ia tak mampu menahan isakan yang keluar begitu saja dari bibir ranumnya.

Untuk apa selama ini ia berusaha lebih dekat dengan gurunya, jika pada akhirnya ia diabaikan seperti ini? Apakah memang semua usahanya sia-sia belaka? Bolehkah selama ini ia berharap bahwa gurunya juga mencintainya?

Pria berpakaian putih itu tetap tak bergeming dari tempatnya duduk. Bahkan untuk menatap Eunhyukpun tak kunjung pria itu lakukan, Eunhyuk sontak menggigit bibir bawahnya agar tidak ada isakan lagi yang akan lolos dari mulutnya. Percuma saja, kau menangispun ia tak mempedulikan keberadaanmu!

Eunhyuk segera membalikan tubuh mungilnya, dan berjalan menuju pintu keluar ruang UKS.

Tangan pucatnya meraih kenop pintu UKS, kemudian membukanya. Akan tetapi sebuah tangan yang cukup besar dari tangan mungil Eunhyuk, segera menutup kembali pintu UKS dari arah belakangnya dan menghentikan tindakan Eunhyuk yang akan pergi dari ruangannya.

Set

"Kajima." suara bass itu berada tepat ditelinga Eunhyuk, sontak membuat sekujur tubuh pria manis itu menegang.

"Murid nakal, aku belum menyuruhmu untuk pergi.. Tapi kenapa kau malah ingin pergi?" Hembusan nafas pria yang lebih tinggi dari Eunhyuk begitu terasa diceluk leher putih pria manis itu. Entah sadar atau tidak, Eunhyuk malah mendongakan kepalanya dan setelahnya pria berjas putih itu segera mengecup leher jenjang milik Eunhyuk yang memabukan.

"Ahh.. So–songsaenim…." Lenguh Eunhyuk tertahan.

'A, apa yang terjadi? Apa yang sedang ia lakukan? Kenapa dia malah melakukan ini?' Eunhyuk memejamkan kedua matanya saat merasakan kecupan itu yang kian intens menjamah leher jenjangnya.

'Ini tidak benar! Eunhyuk-ah! Ini tidak benar sama sekali! Hentikan ini!'

"Kau..hmm… Apa kau tahu perbedaan usia kita?" Tanya pria yang masih mengenakan kacamata bacanya disela-sela aktivitasnya yang mengecup leher jenjang muridnya itu. Eunhyuk benar-benar kehilangan tenaga dan akal sehatnya, pria yang ia cintai itu benar-benar telah mempermainkan perasaannya. Apa yang ia lakukan? Apa ia sedang main-main dengan Eunhyuk? Bukankah sejak tadi dia diam saja? Dan itu jawabannya kalau dia tidak menyukai Eunhyukkan? Tapi kenapa dia malah membuat Eunhyuk merasakan sensasi yang tidak pernah terbayangkan oleh pria manis itu sebelumnya?

"14tahun" Lanjutnya lagi, bersamaan dengan ia menjauhkan wajahnya dari leher Eunhyuk. Tanpa Eunhyuk sadari, sebuah tangan menyentuh lengan dan kemudian membalikan tubuh Eunhyuk kehadapan dirinya.

Eunhyuk mendongakkan wajahnya dan menatap wajah pria yang lebih tua darinya dengan kedua bola mata yang masih dipenuhi dengan airmata.

"14tahun jarak usia kita Hyukie…." Ucapnya lembut, seraya menusap pipi merona Eunhyuk dengan tangan hangatnya. Pria bermarga Lee itu menatap Eunhyuk dengan tatapan teduhnya.

Eunhyuk merasakan jantungnya bergemuruh ketika melihat sorot lembut mata pria berstatus guru itu dan juga perbuatan lembutnya ketika mengusap pipi Eunhyuk yang memerah.

'Apa aku bisa kembali berharap? Kalau pernyataan cintaku akan dibalas olehnya?'

"Mianhae…. Aku… Tidak bisa Hyukie…"

Deg!

Mwo?

"Kita ini terlalu berbeda.. Kau dan aku adalah seorang guru dan murid… Aku jauh lebih tua darimu… Aku hanya tidak ingin melukaimu…" Ucapnya lagi. Membuat Eunhyuk memutuskan kontak matanya dari tatapan teduh pria dihadapannya.

Kali ini nada suaranya terdengar sangat lirih. Eunhyuk memejamkan kedua matanya saat merasakan ibu jari pria yang lebih tua darinya itu mengusap bibir Eunhyuk dengan sangat lembut.

'Jadi… Apa maksudnya? Jadi, aku di tolak olehnya?'

Perlahan pria tampan bermarga Lee itu mulai mendekatkan wajahnya kewajah Eunhyuk yang kini tengah memejamkan matanya. Dan tanpa meminta ijin pria manis itu, ia segera memagut bibir Eunhyuk kedalam bibir lembutnya.

membuat Eunhyuk sontak membuka kedua matanya karena terkejut akan apa yang telah diperbuat oleh pria tampan dihadapannya kini.

'Apa? Ke, Kenapa? Apa yang sebenarnya ia lakukan? Bukankah dia menolakku? Aku dengar sendiri kalau dia telah menolakku? Tapi kenapa ia malah menciumku? Kau dipermainkan Eunhyuk! Kenapa kau hanya membiarkannya?! Pria brengsek!'

Segera Eunhyuk mendorong tubuh tegapnya agar menjauh dari tubuh Eunhyuk yang lebih kecil. Eunhyuk merasakan kembali airmata mulai membasahi pipinya.

Eunhyuk mengusap bibirnya dengan kasar dan menatap keji pria bersurai hitam legam yang sama dengan dirinya.

"Kau.. "

'Bodoh…

Dasar pria bodoh! Kau sangat bodoh! Bodoh! LEE DONGHAE SONGSAENIM, KAU ADALAH PRIA TERBODOH DIDUNIA!'

"Kau… Apa.. Apa yang telah KAU LAKUKAN KEPADAKU?!" Teriak Eunhyuk kesal. Ia sontak meremas kemeja dibagian dada kirinya erat, ketika rasa sakit dihatinya kian menyiksanya tanpa adanya belas kasihan.

Sakit… Rasanya sakit sekali dibagian sini.

'Kenapa kau menciumku? Apakah kau sedang mempermainkan aku? Kau bilang kau tidak bisa, karena kau tak ingin menyakitiku! Tapi kenapa kau malah membuat dadaku terasa sangat sakit?'

"Kenapa menciumku? Bukankah songsaenim telah me.. Menolakku?" Tanyanya lagi dengan suara gemetar. Airmata terus mengalir membasahi pipinya. Setelah ia dipermainkan, pantaskah ia melihatnya lemah seperti ini?!

Berhentilah menangis Eunhyuk! Jangan menunjukan kelemahanmu dihadapan pria sialan itu!

Pria bernama Lee Donghae itu segera mengalihkan pandangannya kearah lain– menghindari kontak matanya dari mata sendu Eunhyuk.

'Kenapa tidak menjawab? Kau punya mulutkan? Kenapa hanya diam saja?'

"So.. Songsaenim–… Kenapa? Ka–kau telah menolakku kan? Lantas… Ke, kenapa kau malah menciumku? Ka.. Kau tahu, ini jauh lebih menyakitkan dibandingkan dengan sebuah kalimat penolakan dari mulutmu… Appo… A, appo songsaenim.. Hiks.. Disini sangat sakit…" Ucap Eunhyuk lirih, seraya memukul-mukuli dada kirinya yang terasa sangat sakit atas perlakuan lembut Donghae terhadap pria manis itu tadi. Ku pejamkan mataku dan membiarkan tangisanku pecah–memecahkan keheningan yang terjadi di ruang UKS ini.

"Mianhae.." Dan hanya kata-kata itulah yang keluar dari dalam mulut Donghae. Hanya sebuah kata-kata kosong yang dapat menghancurkan seluruh bagian dari dalam hati Eunhyuk. Benar-benar menyakitkan.

Setelah apa yang telah ia perbuat pada Eunhyuk, sekarang hanya kata-kata itu kah yang ia lontarkan dari dalam mulutnya?

"Seharusnya bukan seperti ini! Kau telah menolakku, SEHARUSNYA KAU TIDAK PERLU MENCIUMKU!" Pekik Eunhyuk. Ia sudah tidak tahan lagi berada di tempat ini terus, dengan kasar Eunhyuk menghapus airmatanya menggunakan lengan baju blazer sekolah yang tengah ia kenakan, lalu mendongakkan wajahnya agar dapat menatap dengan jelas wajah pria dihadapannya saat ini. Ia berusaha menunjukan senyumnya untuk Donghae, namun pada kenyataannya ia tidak bisa melakukannya dengan benar.

Berkali-kali ia mencoba untuk tersenyum kepadanya, tapi nyatanya tidak bisa. Justru airmata Eunhyuk yang kembali mengalir membasahi pipi merahnya.

"Se.. Sepertinya aku sudah tidak ada a.. Alasan lain untuk berada di sini… Sebaiknya aku harus kembali kekelas! Pe, permisi!" Sontak Eunhyuk bungkukkan tubuhnya untuk memberikan pria itu sebuah penghormatan terakhir, lalu berbalik dan kemudian membuka pintu ruang UKS. Kali ini pria gagah itu tidak lagi menahan kepergian Eunhyuk dari hadapannya.

'Kau.. Brengsek songsaenim….

Kau benar-benar membuatku semakin hancur berkeping-keping….

Sentuhan lembut bibirmu, kecupan lembut dari bibirmu..

Sudah membuat hatiku hancur berantakan…

Kau telah mempermainkan aku… Menolakku dan kemudian malah menciumku sebegitu lembutnya dibibirku…'

.

.

.

.

.

Berlari dan terus berlari, hingga langkah kakinya terhenti ketika merasakan kakinya yang mulai terasa lelah karena ia paksa untuk berlari kencang.

Berantakan, yah.. Itulah kondisi tubuh Eunhyuk saat ini.. Sangat berantakan. Tapi ia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya sekarang ini.

"Sial… Kenapa tidak bisa hilang juga sentuhan bibirnya dibibirku?! Sadarlah Eunhyuk! Dia itu sudah mempermainkanmu! Tapi kenapa? Hiks, kenapa aku tidak bisa membencinya?!" gumamnya pilu.

Songsaenim… Sa, saranghae…

.

.

.

.

.

"Surat undangan pernikahanmu sudah jadi hyung.." Ucap seorang namja manis, ketika ia memasuki ruang UKS. Namun yang pria manis itu dapati adalah seorang pria tampan yang ia sebut dengan 'hyung' itu sedang terbaring diatas ranjang–dengan tatapan kosong menatap langit-langit ruang UKS. Benar-benar sangat kosong.

Merasa jengah karena tidak ditanggapi. Ryeowook– itu, segera mendekati sosok hyungnya yang sedang merebahkan dirinya diranjang UKS.

Benar-benar seperti sesosok raga tanpa jiwa, hyungnya sama sekali tidak mengedipkan matanya yang sedang asik memandangi langit-langit ruang UKS. Sepertinya ada hal yang mengganggu fikiran hyungnya.

"Hyung kau kenapa?" tanya Ryeowook cemas. Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir pria tampan itu.

Ryeowook hanya bisa menghela nafas berat, dan ia tahu apa yang sedang hyungnya fikirkan saat ini..

"Pernikahanmu masih 2 minggu lagi, fikirkan baik-baik sebelum semuanya akan menjadi sebuah penyesalan bagimu hyung!" Ucap Ryeowook sebelum ia berbalik dan meninggalkan ruang UKS.

Hening..

Hanya ada keheningan diruangan ini..

Hanya ada seorang pria bodoh disini, masih terbaring menatap langit-langit ruang UKS.

"Kenapa? Kenapa baru sekarang aku bertemu denganmu?…." Helaan nafas berat keluar begitu saja, sebelum ia melanjutkan kata-katanya.

"Kalau saja aku lebih awal mengenalmu… Mungkin saat ini aku sedang mencumbuimu, dan membalas pernyataan cintamu kepadaku tadi…" Perlahan ia memejamkan matanya, dan menutupi kedua matanya dengan lengan kekarnya.

"Tapi nyatanya dialah yang aku temui sejak awal, dan sekarang aku sudah memilikinya, seorang namja baik hati yang akan menjadi istriku kelak.. Aku mencintainya… Namun, kau dengan sangat hebatnya datang ke dalam hidupku dan mampu memudarkan perasaan cintaku terhadap calon istriku itu.. Hyukie."

.

.

.

.

.

.

tbc

.

.

Akuu geliiiii bahahahahajaj ini ff yaoi pertamaku tahun 2012 lalu, dan ini bikin geli tralalala xD ini saya edit lagi, supaya ga bikin mual readers yang baca -_-" Bersyukur kalau ada yang inget ff ini :D ini baru aku edit tapi aku ga mau baca ulang, jadi terserah kalian ini mau dilanjutin atau enggak.

Tapi yang pasti ini iuh bangett u.u Ahhh terima kasih bagi kamu yang baik banget mau ninggalin review di ff2 ku yang lainm, terima kasihh banyakk atas semua waktu yang kalian gunakan untuk mereview semua ff yang kalian baca dalam berbagai author :) Baiklahh, sampai ketemu... hm... Secepatnyaa :D #bow