A/N : Sansan comeback! Setelah beberapa hari lalu update fanfic Oneshot. Kali ini saya kembali membuat fanfic ber-chapter. sebenarnya saya sudah cukup lelah dengan fanfic berchapter, tetapi apa boleh buat. sekarang yang bisa saya buat hanyalah ini.
Well, sebenarnya kali ini saya akan membuat fanfic dengan genre friendship, tapi ternyata otak saya teracuni oleh musikal Saiyuki dan akhirnya muncullah kembali sang fantasy.
Semoga ini juga dapat menghibur para penghuni screenplay.


Flower High School©Sansan Kurai

Super Junior©SM Entertainment

Friendship, Fantasy

2014

.

.

.

Flower High School adalah SMA asrama yang dibangun ratusan tahun lalu, tentu saja SMA ini berada di Seoul. Flower High School merupakan salah satu dari ke lima sekolah asrama terelit di Seoul. Sistem pendidikan di sekolah ini tak perlu diragukan, karena hampir setiap tahunnya sekolah ini menduduki peringkat pertama.

Selain pendidikannya yang tak perlu diragukan lagi, sekolah ini juga terkenal dengan para siswanya yang hebat dalam bidang seni. Entah itu musik, tari, teater ataupun vokal.

Sebagian besar murid di Flower High School hanya terfokus pada keahlian seni mereka. Bahkan tak banyak dari mereka yang mengesampingkan pendidikan mereka. Bukan karena mereka tak menyukai pelajaran-pelajaran semacam itu, tetapi karena mereka sudah terlalu hebat untuk masalah pendidikan. Jadi, para murid di sekolah itu tak pernah bersaing untuk masalah pendidikan. Mereka selalu bersaing dalam bidang kesenian, karena memang itu yang diunggulkan di sekolah itu.

Kepala Sekolah lah yang menentukan siapa yang sanggup dan tak sanggup, mampu dan tak mampu mengikuti kompetisi-kompetisi yang ada diluar. Tak akan ada yang bisa mengikuti kompetisi jika tak melalui sang Kepala Sekolah.

Dan satu hal lagi.

Ada satu hal yang hanya diketahui oleh Kepala Sekolah dan OSIS. Mereka—yang terpilih dan dipilih—memiliki sesuatu yang tak dimiliki oleh murid biasa lainnya, yaitu—sebuah kutukan.


ϮFlower High SchoolϮ

Chapter 1


"Aku dengar mereka akan kembali besok.."

"Apa mereka menang?"

"Mereka menang!"

"Aku dengar mereka kalah dari grup dance yang ada di Jepang sana."

"Dari mana kau dengar? Bukankah mereka menang?"

Pagi itu suasana kantin terdengar sangat riuh. Mereka sibuk membicarakan grup dance unggulan sekolah itu yang kini tengah bertanding di Jepang. Kemenangan memang selalu diraih oleh Flower High School, namun terdengar kabar bahwa grup unggulan mereka mengalami kekalahan dan itulah yang membuat suasana kantin pagi itu terdengar ramai.

"Jinki, kau kan ketua OSIS. Apa kau tak mendengar sesuatu tentang mereka?" Seorang pria dengan rambut berwarna pirang dan berwajah childish menanyai pria berkaca mata dihadapannya yang tengah sibuk dengan beberapa lembar kertas ditangannya.

"Aku tak mendengar apapun, Taemin," jawab Jinki pelan tanpa mengalihkan tatapannya dari kertas yang ada ditanganya. Bahkan bubur yang ada dihadapannya pun tak dilirik olehnya. "Kau tanya saja pada Jonghyun atau Diva kita itu. Siapa tahu mereka mendengar sesuatu. Biasanya kalau ada gosip seperti itu, mereka berdua yang akan langsung mendengarnya."

"Sayangnya aku belum melihat mereka pagi ini," jawab Taemin sembari menopang kepalanya dengan tangan kirinya dan menatap Jinki dengan malas. "Apa kau tak berfikir bahwa mereka terlalu sering bermain-main?"

"Walau pun mereka seperti itu, tugas mereka pasti selesai tepat waktu. Jadi aku tak akan mempermasalahkan hal itu."

"Kau benar-benar tak mendengar berita apapun tentang H2?" Taemin menatap Jinki penuh harap.

"Tak ada berita apapun tentang mereka."

"Minho! Pagi~~ Sarapan?" Taemin menunjuk spaghetinya sembari menatap pria tinggi dihadapannya yang kini berjalan mendekat kearahnya dan duduk disebelahnya.

"Tidak, terima kasih," jawab Minho. "Jadi, ada apa ini? Pagi-pagi begini begitu ramai?"

"Yang aku dengar H2 kalah dalam kompetisi kali ini," jawab Taemin dengan mata berbinar-binar. "Ini benar-benar sangat langka bukan?"

"Jangan mengatakan sesuatu yang belum pasti." Jinki kini meletakkan kertas-kertas ditangannya dan menatap Taemin tajam. Sedangkan Taemin hanya terkekeh pelan. "Jikapun mereka kalah, pasti Kepala Sekolah akan memberitahuku atau Shindong hyung. Jadi selama belum ada ucapan apapun dari Kepala Sekolah ataupun pengumuman dari Shindong hyung, sebaiknya kalian diam saja!"

"Hey! Aku kan tidak mengatakan apapun!" Minho berseru kesal sembari menatap Jinki.

"Pergi sana!" Taemin mendorong pelan pundak Minho tiba-tiba dan itu benar-benar membuat Minho kesal.

"Kenapa aku harus pergi! Aku tak melakukan kesalahan apapun!" seru Minho.

"Apa kau tak lihat gadis-gadis disana yang terus memandangimu itu?" Taemin menunjuk segerombolan gadis-gadis dengan dagunya. "Tak usah menoleh, kau bisa membuat mereka mimisan nanti."

Minho menatap Taemin tajam, sedangkan Taemin hanya terkekeh.

"Aku ke ruang OSIS," ucap Jinki sembari membawa mangkuk bubur beserta kertas-kertas tadi. Tak lupa ia meraih tas yang sedari tadi tersampir di kursi tempatnya duduk.

"Bye bye.." ucap Taemin sembari melambaikan garpu yang ada ditangannya, tak lupa senyum yang selalu menghiasi bibirnya ia kembangkan. Taemin beralih menatap Minho. "Pergi sana!"

Taemin kembali mengusir Minho dan mau tak mau Minho pun menyingkir dari meja itu dan mengikuti langkah cepat Jinki. Taemin mengembangkan senyumnya lebih lebar.

"Saatnya menikmati sarapan dengan tenang," bisik Taemin.


ϮFlower High SchoolϮ

Chapter 1


"Haruskah kau memanjangkan rambut hitammu itu dan memakai gaun seperti itu?" Seorang pria tampan berambut perak tengah menatap seorang gadis—ahh~ ralat.. maksudku.. seorang pria dengan dandanan bak seorang gadis. Pria berambut perak itu mendengus pelan saat tak ada jawaban dari lawan bicaranya itu.

"Dari dulu Heechul memang suka berpenampilan seperti itu," sahut seorang pria berambut keemasan sembari menunjuk pria yang kini tengah menjadi pusat perhatian keduanya. "Apa kau tak tahu itu, Siwon?" Pria berambut emas itu melirik sejenak pria tampan disisinya. "Dia tak bisa melakukan hal seperti ini di sekolahnya dulu. Aku rasa dia cukup senang dengan sekolah ini karena kitalah yang menentukan apa yang kita lakukan dijam pelajaran kita."

"Kau benar Kibum," angguk Siwon. "Sekolah ini benar-benar menyenangkan. Tak ada sekolahan yang diatur muridnya kecuali sekolah ini. Tak ada guru, tak ada jam pelajaran. Hanya ada kebebasan. Benar-benar menyenangkan."

"Karena kita memiliki itu," ucap Heechul—sang pria berambut hitam panjang. "Jika kita tak memiliki itu, kita tak mungkin bisa sebebas ini. Dan menurutku, tanggung jawab kita cukup berat. Kita harus membawa kemenangan untuk sekolah ini sebagai balasannya."

"Kau bilang itu berat?" dengus Siwon. Kibum hanya terkekeh mendengar perkataan Siwon. "Apa yang kita lakukan tak seberat yang lain. Yang kita lakukan hanya akting, tak lebih dari itu."

"Lalu.. yang lain seberat apa?" tanya Heechul sembari memainkan rambut panjangnya dengan telunjuk kanannya.

"Contoh saja H2," ucap Kibum. "Mereka bisa saja mematahkan tangan dan kaki mereka jika tak hati-hati melakukan—"

"Ngomong-ngomong soal H2." Siwon memotong ucapan Kibum dan membuat Kibum menatapnya tajam. "Aku dengar mereka kalah dikompetisi kali ini."

"Benarkah?" Heechul berujar pelan sembari memandang pantulan dirinya dicermin. "Pantas saja aku dengar ada murid baru di sekolah ini.."

"Tidak mungkin!" seru Siwon dan Kibum bersamaan.

Heechul hanya menunjukkan seringaiannya saat mendengar seruan keduanya.

"Kurasa dia akan menjadi santapan terlezatku.." desis Heechul.


ϮFlower High SchoolϮ

Chapter 1


"Shindong.. ada berita apa pagi ini? Di kantin ramai sekali." Seorang pria bertubuh kekar menanyai pria gembul dihadapannya yang tengah sibuk memainkan ipodnya. Mereka berada di taman sekolah yang kini masih terlihat sepi. Mereka berdua duduk diatas rumput hijau dengan nyaman.

"Tidak ada," geleng Shindong. "Bukankah kau dan Leeteuk yang selalu lebih dulu mendapatkan informasi terbaru dari pada aku? Mata dan telinga kalian disinikan sangat banyak."

"Yahh~ aku memang mendengar kalau H2 kalah dalam kompetisi kali ini."

"Kau sudah memastikannya pada Leeteuk?" tanya Shindong sembari melirik pria kekar dihadapannya yang kini melipat kedua tangannya di depan dada.

"Leeteuk tak mengucapkan apapun sejak H2 pergi ke Jepang. Dia seakan tak peduli dengan mereka lagi."

"Apakah sampai seperti itu?" tanya Shindong dengan suara berbisik. "Bukankah kalian sangat dekat? Kenapa sekarang jadi seperti ini? Hanya gara-gara masalah kecil itu?"

"Sssttt~ Sudah! Kau tak usah membahas itu lagi. Jika Leeteuk mendengarnya, matilah kita."

"Kau yang mati, beruang!" sembur Shindong.

"Mwo?! Dasar gorila!"

"Kau yang gorila!"

"Kangin! Shindong! Bisakah kalian diam!" Kedua pria bertubuh besar itu menolehkan kepalanya dan langsung terdiam saat melihat sosok itu tengah menatap mereka garang. "Sepagi ini sudah membuat keributan! Memang tak ada pekerjaan lain!"

"Ada kabar apa, Leeteuk?" tanya Shindong cepat tanpa mempedulikan omelan Leeteuk.

"Tak ada," jawab Leeteuk singkat sembari duduk disisi Shindong. Seperti biasa, Leeteuk memasang wajah tanpa ekspresinya. Bagi siapapun yang melihatnya pasti tak akan mau mendekatinya. Namun berbeda dengan kedua pria bertubuh besar yang sudah menemani Leeteuk sejak berada ditingkat pertama hingga tingkat ketiga ini.

"Kau.. mendengar sesuatu tentang H2?" tanya Kangin.

"Tak ada." Kembali Leeteuk menjawab dengan singkat dan itu membuat keduanya terdiam seribu bahasa. Shindong dan Kangin saling melirik sejenak sebelum akhirnya mendesah pelan.

Apa dia mendengarkan percakapan tadi?

"Ada anak baru di sekolah ini," ujar Leeteuk dan itu membuat Shindong serta Kangin terperangah. Pasalnya, Flower High School tak pernah menerima siswa baru saat pertengahan semester seperti ini.

"Siapa?" Kangin serta Shindong menatap Leeteuk lekat.

"Aku dengar dia pindahan dari Cina," jawab Leeteuk dengan wajah datarnya. "Keahliannya dance."

"A—apa?" Kangin dan Shindong kembali saling menatap.

"Jadi.. kurasa berita itu memang benar," ucap Kangin lambat-lambat. "H2 benar-benar kalah dalam kompetisi itu!"

"Walau aku tak peduli mereka menang atau kalah, tapi kurasa bukan itu alasannya kenapa tua bangka itu mau menerima murid baru dipertengahan semester ini. Dia akan membuat kacau semuanya!" Leeteuk berujar sedikit emosi dan Kangin pun menepuk pundaknya pelan.

"Jadi.. apa alasannya?" tanya Kangin.

"Dia memiliki sesuatu yang tak dimiliki oleh murid lain di sekolah ini," jawab Leeteuk dengan raut wajah serius.

"Dia memiliki itu?" tanya Shindong. Leeteuk dengan pelan menganggukkan kepalanya dan itu membuat Kangin serta Shindong terdiam.

"Tua bangka itu tak mengetahui apapun tentang kalian!" geram Leeteuk. "Semuanya akan kacau jika ia menambahkan orang-orang seperti kalian lagi!"

"Tak usah terlalu dipikirkan," saran Shindong. "Kau akan membuat dirimu sendiri pusing."

"Bagaimana aku tak memikirkannya?!" gertak Leeteuk. "Kalian tanggung jawabku! Dan sekarang tua bangka itu menambahkan seorang lagi! Dia benar-benar ingin membunuhku! Aku tak mau menyia-nyiakan hidupku hanya untuk melerai kalian!"

"Apa kau yakin dia memiliki itu?" tanya Kangin. Ia ternyata cukup meresapi apa yang baru saja diucapkan oleh Leeteuk.

"Mana ku tahu!" desis Leeteuk.

"Nah~ Karena kau belum mengetahuinya, lebih baik kau tak usah memikirkannya," ucap Shindong. "Belum tentu sang anak baru memiliki itu."

"Kalian semua benar-benar merepotkan!" gerutu Leeteuk.

"Sudahlah.." desah Kangin lelah. "Kau yang dipilih dan kita yang terpilih, jadi lebih baik jalani saja."

Leeteuk mendengus pelan mendengar ucapan Kangin yang ternyata tak cukup untuk meredakan emosinya yang kini tengah meluap-luap.


ϮFlower High SchoolϮ

Chapter 1


Blub blub blub

Tabung-tabung reaksi tengah mengeluarkan asap-asap berwarna putih. Seorang pria berkulit pucat berambut hitam dengan jas putih serta kaca mata minus yang menghiasi wajahnya kini tengah mengamati tabung-tabung reaksi itu. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi. Tangan kirinya nampak memeluk sebuah boneka kucing berwarna ungu dan tangan kanannya digunakan untuk membelai kepala sang boneka.

"Kyu, kau sedang apa?"

Pria itu menoleh dan wajah datarnya pun berubah menjadi ceria.

"Ohh~ Boneka-boneka ku akhirnya kembali!" sambut Kyuhyun sembari merentangkan kedua tangannya.

"Sudah ku bilang jangan panggil kami dengan boneka, bukan? Panggil aku Ryeowook dan panggil dia Sungmin!" Seorang pria berambut coklat nampak menyahut sembari menggerutu. Sedangkan pria berambut merah disisinya hanya mendesah pelan.

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya dan menatap pria berambut coklat itu dengan sebal.

"Tapi kalian kan bonekaku!" sungut Kyuhyun. "Hanya kalian yang mau datang kemari untuk bermain. Selain kalian tak ada lagi yang mau datang kemari."

"Karena kau itu aneh," sambar pria berambut merah.

"Sungmin!" seru Kyuhyun. Ia menatap kedua pria dihadapannya. "Kenapa kalian sangat menyebalkan hari ini? Apa ada berita mengejutkan?"

"Makannya, sekali-sekali pergilah keluar," sahut Ryeowook.

"Tak-mem-bu-tuh-kan-nya!" eja Kyuhyun sembari mengangkat boneka kucingnya tepat didepan wajah Ryeowook.

"Berarti kau juga tak butuh apa yang sedang terjadi diluar sana," ucap Ryeowook.

"Ya! Kau mau memberitahuku atau tidak!" geram Kyuhyun sembari menarik-narik telinga sang boneka dengan kasar.

"Sudahlah.. jangan ribut," lerai Sungmin. "Ada dua berita yang kami dengar. Pertama, H2 kalah dalam kompetisi dance di Jepang. Yang kedua, ada murid baru dikelas 3-3."

"Mwo?! Tidak mungkin!" seru Kyuhyun sembari meremas boneka yang ada ditangannya dengan gemas. Kaca mata minusnya melorot hingga ke ujung hidungnya. "Memang Kepala Sekolah sudah gila memasukkan murid baru dipertengahan semester ini?! Dia bisa membuat sang pendoa kita darah tinggi! Belum lagi dia masuk kelas 3-3. Dia akan membuat gempar hitam dan putih!"

"Kali ini aku sependapat denganmu, Kyu," ucap Ryeowook sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Mana pernah kau tak sependapat denganku!" sembur Kyuhyun. Ryeowook melotot kearah Kyuhyun sembari mengacungkan kepalan tangannya dengan gemas.

"Aku yakin dia juga memiliki itu," ucap Ryeowook. "Jika tidak, mana mungkin Kepala Sekolah mengijinkannya masuk.

"Kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti," ucap Sungmin tenang. "Toh kita juga tak rugi atau pun untung dengan situasi ini."

Kyuhyun dan Ryeowool menganggukkan kepalanya.

_to be continued_

maaf, masih sangat amburadul.. ini dibuat ditengah-tengah jam istirahat kerja dan belum sepenuhnya saya edit.
jika berkenan, silahkan tinggalkan review..
hanya sekedar info.. kemungkinan saya tak akan bisa mengupdate fanfic secepat dulu.. paling cepat adalah 2 minggu dan paling lama bisa sampai 1 atau 2 bulan..
jadi yang berkenan silahkan menunggu, jika tidak saya mengucapkan '
arigatou.. sayounara..'