MINNA SAN?APA KABAR? lama tak jumpa

saya datang dengan fic one shot pertama saya. saya ga yakin genre ini apa tapi please review,ne

DISCLAIMER: YEAH YEAH I KNOW ONE MORE TIME I HAVE TO SAY WITH MY UNWILLINGNESS

I DONT OWN NARUTO

HAPPY READING :-)


NORMAL POV

"Kaa- chan .. kaa-chan" ucap Sora. Sora terus menarik-narik ujung pakian dari Hinata.

"Hm?" Tanya Hinata. Dia menaruh ranjang yang ia genggam ke bawah dan berbalik menatap sora yang pipinya kembali memerah karena udara dingin yang menyelubungi mereka.

Sora berdiri dengan tangan terlipat di dadanya marah. Telinga kecilnya memerah karena kesal. Pipi lembutnya menggembung kesal. Anak laki laki 4 tahun ini masih menatap ibunya dengan tatapan yang sama. Dengan mata onyxnya menatap Hinata kesal. Rambut birunya persis seperti Hinata tapi entah kenapa rambutnya tetap membentuk model yang sama dengan ayahnya.

"Aku tak mau bermain ke rumah paman Naruto." Jawabnya gusar masih terus memberengutkan wajah menggemaskanya. Wajah Sora persis seperti Sasuke kecil hanya saja dia memiliki bibir penuh Hinata. Warna kulit Sora juga seperti Hinata seperti salju. Selain dari beberapa bagian itu, Sora persis seperti duplikat Sasuke kecil. Bahkan sifat merekapun mirip atau bisa dibilang Sora selalu mengikuti prilaku ayahnya. Saat Sasuke mulai duduk di ruang utama dan membaca buku maka, saat itu juga Sora duduk di sampingnya dan meniru gaya Sasuke persis dengan buku anak-anak ditanganya. Hinata yang melihat kejadian itu hanya tertawa kecil dan memeluk mereka berdua hangat.

"Kenapa?bukankah kau suka bermain dengan Hikari?"Tanya Hinata masih menatap wajah Sora. Sora dengan cepat menggelengkan wajahnya. "Tou-chan bilang Naruto- ji-chan berisik. Menurutku Hikari juga berisik dia akan memaksaku memainkan permainan untuk anak-anak kaa chan. Tou-chan tidak main hal seperti itu jadi,aku juga tidak." Jelas Sora cepat.

Hinata tersenyum mendengar kata-kata Sora. "tapi, Tou-chan sejak dulu selalu bermain dengan Naruto jadi,tak apa kau bermain dengan Hikari. Lagipula bukankah Naruto-jii chan itu keren?dia kan pemimpin di daerah ini?"

Sora dengan cepat menggeleng lagi menunjukan ketidaksetujuanya. "Tou -chan lebih keren. Tou chan sangat cool. Harusnya Tou-chan saja pemimpin daerah konoha ini, kaa-chan. Naruto jii-chan tidak cool."

Hinata mencubit pipi Sora gemas dan tersenyum. "Ya tou-chan memang keren. Tapi, tou-chan pasti sedih kau tidak mau bermain dengan Hikari. Lagipula, Sakura ba-chan sudan membuatkan kue untukmu. Kita tak akan lama,bagaimana?"

Sora berpikir lama sebelum tersenyum. "Baiklah. Tapi asal Kaa-chan tau saja. Kue bikinan Kaa-chan yang terbaik." Ucapnya manis lalu menggengam tangan Hinata dan mulai berjalan.


"Aku pulang." Ucap Sasuke dan menutup pintu dibelakangnya. Dia berjalan masuk menuju kamarnya. saat ini sudah larut malam, Sora sudah masuk ke kamarnya. Sasuke membuka pintu kamarnya dan melihat Hinata yang sedang menyisir rambut panjangnya perlahan. Sasuke melihatnya tersenyum padanya di cermin. Sasuke berjalan mendekat dan memeluknya dari belakang. Hinata meletakan sisir di genggamanya dan menggengam balik tangan Sasuke yang berada di pinggangnya.

"Lelah?" Tanya Hinata perlahan sambil membalikkan tubuhnya ke arah Sasuke dan merengkuh wajah Sasuke dengan kedua tanganya.

"Hm," hanya itu yang dikatakan Sasuke. mata Sasuke terpejam di bawah sentuhan hangat Hinata.

"Lelah sekali." Ucap Sasuke lalu memeluk tubuh Hinata dan menyandarkan tubuhnya pada Hinata. Hinata bisa merasakan tubuh hangat Sasuke didirinya. "Apa kau sudah makan?" Sasuke tak menjawab dia hanya terdiam dan merasakan pelukan sasuke makin erat.

Hinata berusaha bangkit "Biar aku amb –" ucapan Hinata terpotong dengan kecupan Sasuke yang mendarat di pipinya yang kini sudah bersemu merah. "S-sasuke .."

Sasuke tertawa kecil melihat Hinata yang terbata." Kita sudah menikah 4 tahun dan kebiasaanmu itu masih muncul?" Hinata makin memerah mendengar kata-kata Sasuke.

"Tapi aku menyukainya. Terlebih lagi saat kau tersipu saat kita berdua sedang … wajahmu memerah saat aku … dan kau akan memintanya lagi untuk … saat itu wajahmu benar-benar semerah tomat." Goda Sasuke sambil mengigiti telinga Hinata pelan. Wajah Hinata yang sudah memerah sekarang hanya bisa bersembunyi di dada Sasuke malu.

"Apa kau masih malu?kau tidak begitu saat kita … kau tau?" lanjut Sasuke masih mengigiti telinga Hinata dan turun ke lehernya. Sasuke mulai mengecup leher Hinata lembut dan kemudian keras membuat napas Hinata memburu.

"Kau suka?" ucap Sasuke dan mulai mengecup bibir lembut Hinata. Tangan Sasuke melingkari pinggang Hinata menariknya mendekat. Hinata mengalungkan lenganya dan mulai mencium Sasuke dalam.

"Kali ini kau mau dengan cara lembut atau keras?" Tanya Sasuke sambil menciumi hidung Hinata.

"K-keras?" Jawab Hinata malu.

"Cepat atau lambat." Belum sempat Hinata menjawab Sasuke sudah mengangkatnya dan menurunkannya di ranjang. Sasuke menatap Hinata liar.

"Kaa-chan .. ka-chan.." panggil Sora dari balik pintu.

"Argh!" raung Sasuke kesal.

Hinata yang tadinya sedang sibuk cepat memberhentikan aktifitasnya dan menahan Sasuke. dengan cepat ia berdiri.

"Sora." Hinata kembali membetulkan pakianya. Hinata kembali mendengar isakan Sora dari balik pintu. Sasuke menahanya "Kita belum selesai." Ucapnya menggoda.

"Ta-tapi Sora .."

Sasuke kembali meraung kesal dan mengutuk dirinya atas ketidak beruntunganya dan mengubur dirinya di balik selimut kesal.

'Sora kau benar-benar'

Sasuke masih merasakan hasrat dirinya yang berdenyut-denyut memanggil Hinata mendekat. Sasuke mengacak- cacak rambutnya kesal.

'Sabar Sasuke sabar.'

Hinata menggendong Sora yang menangis dalam pelukanya.

"Aku mimpi buruk aku ingin tidur bersama kaa-chan." Isaknya. Hinata yang tidak pernah sanggup melihat anak kecil menangis terlebih lagi Sora dengan cepat memeluknya erat dan mengangguk mengijinkanya.

'Hinata kau benar-benar pilih kasih.' Batin sasuke iri.

Sora dengan senang naik ke ranjang dan memeluk Sasuke dari belakang. "Tou-chan." Sasuke yang masih terbakar amarah hanya memunggunginya.

Sora menatap Hinata lama dan bertanya "Apa tou-chan marah?" Hinata menggeleng dan tersenyum. Dengan cepat membungkus diri mereka dengan selimut dan berbisik pelan pada sora. "Tou-chan tidak marah dia hanya lelah."

'Bagaimana bisa lelah aku bahkan belum melakukan apapun' batin sasuke menggerutu.

"Mm.. baguslah soalnya tou-chan ayah paling keren jadi dia tak mungkin marah padaku." Ucap Sora sambil menunjukan senyum terbaiknya.

'untunglah dia anak baik kalau tidak habis dia.' Batin Sasuke tersenyum. Sasuke membalikkan dirinya dan memeluk Sora dan Hinata dalam pelukanya.


so how was it?

I knew I knew im suck at humor

oh not thats funny you know

well gimme some feed back so I can give my best to you

review(s) pleaseeeeeee ...

mau family?teenage?atau apa buat next oneshot?

arigatou for reading this mean a lot for me

one more time reviewsssssssssssss please!