Masashi Kishimoto
Rated T
WARNING! OOC, Gaje, Kacau Typo berserakan.
.
.
.
.
.
.
PROLOG
Segelas es krim stawberry di hadapan Sakura nyaris mencair seluruhnya. Ia hanya menatapnya dengan pandangan kosong, dengan tangan kanan yang menyangga dagu dan tangan kiri yang memegang sendok kecil. Sama sekali tidak berminat menghabiskan es krimnya itu. Entah apa yang bergelayut dalam pikiran. Bahkan ia sendiri tidak mengerti.
"Sakura!"
Merasa namanya dipanggil, ia mendongak dan menoleh ke arah pintu masuk kafe. Dari sana seorang gadis cantik berambut pirang panjang melangkah mendekatinya dengan senyum lebar dan penuh semagat. Gadis itu menarik kursi tepat di sampingnya, lalu duduk dan segera minta maaf karna datang terlambat.
"Sudah lama ya?" tanya gadis berambut pirang itu merasa bersalah.
Sakura hanya menggeleng pelan sambil tersenyum manis.
"Karena kamu sangat sibuk, aku cuma bisa menemuimu disini. Yah, tentu saja karena kafe ini dekat dengan tempat mu bekerja." gerutu gadis itu.
"Ya, aku sangat sibuk." jawab Sakura asal.
"Ini." sambil memberikan seseuatu dari tas nya.
Gadis itu datang untuk memberikan surat undangan pernikahannya. Tanpa membuka surat berwarna putih silver itu pun ia tau bahwa sahabatnya ini akan segera menikah. Surat undangan itu tergeletak di atas meja, dekat dengan gelas berisi es krim milik sakura yang telah mencair.
"Pasti aku datang." Sakura mengangguk yakin dan tersenyum.
"Terima kasih, Saki." katanya sembari mengecup pipi kanan Sakura dengan gembira.
Sakura hanya bisa mengangguk sambil tertawa kecil. Sahabatnya benar-benar telah menemukan kebahagiaannya.
"Aku tunggu, oke!" katanya sebelum bangkit, dan pergi dengan meninggalkan seulas senyum.
"Yaa, hati-hati di jalan." ujar Sakura. Di balik kaca besar yang sekaligus menjadi dinding kafe tersebut, gadis itu melambai. Dari mulut gadis itu berkata,"Sampai jumpa."
"Sampai jumpa." gumam Sakura dengan melambai pula. Empat-lima detik kemudian, gadis itu sudah menghilang dengan mobil sedan yang menjemputnya.
'Harus turut bahagia, atau harus bagaimana?' tanya Sakura dalam hati. Mengingat sahabatnya akan menikah dengan laki-laki yang pernah ia cintai, kagumi dan banggakan. Sakura menghela nafas berat. Bukankah hubungan Sakura dengan Naruto—kekasih sahabatnya—memang tidak pernah dimulai? Lalu apa arti kata mengakhiri? Tidak ada.
