" Jungkook, Jungkook, Jungkook!"
'Astaga, kenapa bocah ini berisik sekalisih. Hello, si tampan Jungkook ini hanya ingin memejamkan matanya sebentar sebelum pelajaran pertama dimulai.'
Sosok yang dipanggil Jungkook langsung menggerutu dalam hati, mengabaikan mahkluk yang kini tengah mendekatinya.
" Jungkook, astaga kau dengar aku tidak sih?"
Jungkook yang tengah menelungkupkan kepalanya di meja menggembungkan bibirnya kesal. Mendongak lalu melirik sinis pada sosok yang kini tengah menggoyangkan- nggoyankan tubuhnya kasar.
" Apa?" Ia bertanya ketus, membuat Jimin melepaskan kedua tangannya pada pundak Jungkook, lalu menatapnya dengan gaya sok imutnya. Astaga, bolehkah Jungkok muntah sekarang juga.
" Apa? Cepat katakan, jangan membuatku menonjok mukamu saat ini juga Chimchim." Jungkook menggeram kesal sedangkanJimin hanya tersenyum tanpa dosa.
" Hehe... aku hanya mau pinjam tugas Matematikamu, kau tahukan aku buruk soal hitung menghitung." Jimin nyengir lebar dan Jungkook mendengus keras.
"Astaga bunuh aku sekarang Park Jimin, demi Tuhan yang masih kusembah, kau membangunkanku hanya untuk hal ini." Jungkook menggeram, melemparkan tasnya keatas meja yang langsung digeledah oleh Jimin tanpa permisi. Mengabaikan sosok disampingnya yang masih mengeluarkan asap imajiner diatas kepalanya.
" Jauh- jauh kau dari hidupku! Pergi sana, aku mau tidur lagi. Menggangu sekali lagi, kukebiri kau." Jungkook mendorong tubuh Jimin kasar, membuat tubuh yang tengah duduk nyaman disampingnya itu hampir oleng dibuatnya.
Jimin melirik Jungkook sinis, lalu mendengus.
" Kejamnya kau Kookie..." kemudian beranjak, menenteng buku tugas Jungkook dan melanjutkan menyalin ditempat duduknya.
Hening...
Jungkook sudah mulai terlelap kembali kealam mimpinya ketika suara menyebalkan dari si bantet Park Jimin terdengar lagi.
" Kookie..."
" Kookkie."
"Kokkie!"
" Hemm..."
Jungkook hanya menggumam, astaga si bantet ini. Bukankah dirinya tadi telah mengatakan jika dia akan mengebirinya jika si bocah itu berani menganggu tidurnya. Kenapa masih berani juga, apa dia tidak takut jika pen...
" Jeon Jungkook!"
'Eh, kok suara si bantet jadi lain dan lebih seram ya?' Ia membatin, menyadari hal itu otomatis membuatnya langsung membuka kelopak matanya seketika, menatap sosok berwajah tua yang kini menatapnya dengan wajah seram.
" Ini masih pagi dan kau sudah tidur di jam pelajaran pertamaku Jeon Jungkook. Keluar sana, bersihkan Toilet lantai 1!"
'Astaga demi celana dalam, Jeon Wonwo Hyungnya yang semalam ia cuci karena kalah main game. Kenapa pagi Jungkook hari ini buruk sekali.'
Dan Jungkook hanya sanggup keluar kelas dengan tampang lesu, diiringi tatapan kasihan dari teman sekelasnya termasuk si bantet Park Jimin.
' Kasihanmu tidak berguna untukku, aku butuh seseorang yang mau membersihkan Toilet untukku.' Ia berdecih dalam hati.
Dengan sangat terpaksa, sosok yang bisa dibilang cantik namun selalu mengaku tampan itu berjalan menuju Toilet seperti apa yang diperintah gurunya tadi. Hei, Jungkook itu bocah baik hati yang taat peraturan, kecuali hobi tidurnya dimana saja yang tak bisa diganggu gugat. Selebihnya dia adalah lelaki sejati yang bertanggung jawab.
Menendang pintu toilet dengan keras, meletakkan ember berserta karbol dan sikat kelantai dengan kasar. Masa bodoh dengan kata tanggung jawab yang baru saja ia banggakan tadi, ia sedang kesal saat ini jadi maafkan saja dia jika sedikit beringas saat ini.
" Tulisan Toiletnya sih satu, tapi biliknya banyak sekali." Jungkook mendecih, mengambil Karbol dan sikat lalu masuk ke bilik lelaki lalu menyikatnya dengan beringas. Untung Toilet lelaki tidak dibatesi bilik- bilik pribadi. Jadi dia bisa membersihkanya dengan cepat.
Akhirnya selesai juga, Jungkook memandang bangga hasil karyanya. Walaupun dia itu manja tapi lihatlah, dia masih sanggup membuat tempat yang tadi sangat jorok jadi wangi dan kinclong.
" Bukankah aku hebat?" Ia tersenyum lebar, namun senyumnya langsung luntur seketika begitu menatap deretan bilik- bilik kecil yang berjejer disana.
" Apa aku harus membersihkan itu juga?" Jungkook menggumam lemas, mengangkat embernya menuju bilik perempuan. Untung saat ini masih jam pelajaran, jadi tempat ini sepi dari perempuan tukang gosip dan tukang dandan. Hal yang selalu membuat seorang Jungkook malas untuk melihatnya.
" 1... 2... 3... 4... 5... 6, enam bilik. Baiklah, kita mulai dari bilik pertama Jeon Jungkook. Semangat!" Jungkook menyemangati diri sendiri, lalu bersiap masuk ke bilik paling ujung sebelum...
"Eungh... terus... terus... oh... ah..."
' What The Hell, apa itu?'
Jungkook mendelik, menatap sinis kearah bilik yang tertutup. Abaikan saja Jungkook, mungkin itu hanya setan gila yang tengah mengingau. Kerjakan tugasmu, agar cepat selesai dan kau bisa tidur sepuasmu di UKS. Jungkook berucap dalam hati, menuangkan karbol dan mulai menyikat.
"Oh... oh... ini nikmat, eungh..."
" Brengsek!" Jungkook melempar sikatnya. "Apa mereka tidak berpikir disini ada remaja yang masih punya hormon. Kenapa mereka mendesah sekeras itu."
" Terus lebih dalam Oppa..."
Ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi, batinya kesal. Dengan keras ia menendang pintu bilik yang tetutup. Menimbulkan bunyi Brakk!! yang cukup keras, membuat suara yang tadi berisik itu kini terdiam seketika.
"Keluar kalian! " Jungkook menendang pintu sekali lagi, masa bodoh jika pintunyarusak. Sekolah ini milik kakeknya dan tabunganya juga masih cukup untuk menggantinya.
2 menit kemudian, pintu terbuka. Menampilkan sesosok perempuan dengan pakaian acak- acakan yang langsung berlari terbirit- terbirit meninggalkan Jungkook dan sosok pemuda tinggi yang kini menatapnya dengan ekpresi kesal.
Sedangkan Jungkook hanya berdecih, menatapnya tanpa rasa takut sama sekali.
" Apa? Pergi sana, aku laporkan pada Kakek kapok kau!" Ia berucap sinis.
" Hehe... Baby sayang, jangan ya. Kau tak kasian padaku jika aku dibuang Kakek ke Afrika dan dimakan Singa."
" Tidak!" Jungkook menjawab singkat dan sosok didepanya mendengus kesal.
" Baiklah, kau bisa menguras tabunganku sesukamu. Puas kau!"
" Baiklah, Jeon Wonwoku yang cantik, aku suka itu." Jungkook mengacungkan jempolnya dengan ekpresi kelewat bahagia. Membuat Sosok yang tak lain adalah Kakak kandungnya itu langsung menurunkan bahunya lemas.
' Persiapkan rekeningmu kosong lagi, Wonwo' batinya melas.
" Oh ya Hyung, berhentilah jadi penjahat.Ingat, kau sudah janji akan menikah dengan pemuda kelebihan kalsium itu setelah dia pulang dari Amerika nanti."
" Akan kupikirkan jika kau tak mengadu padanya macam- macam. Aku membunuhmu jika Mingyu sampai tahu aku selingkuh."
" Ok...
" Baiklah, cepat selesaikan tugasmu." Wonwo mencibir, " Reputasimu sudah berubah ya? Cucu pemilik sekolah jadi cleaning servis, kurasa tak buruk juga."
" Masa bodoh." Jungkook menjawab santai, namun sebelum Hyungnya itu melangkah pergi ia berucap datar "Aku sudah mengiklankan mobilmu di Weibo, jadi jangan heran jika nanti ada yang menawarnya."
What the hell
" Sialan kau Jungkook!!!"
Dan Jungkook langsung masuk kedalam bilik dan mengunci pintunya, mengamankan dirinya dari sang Hyung yang tengah mengamuk saat ini.
" Huah... akhirnya..." Jungkook meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, setengah jam berlalu dan kini Toiletnya sudah bersih semua.
" Huh... capeknya," ia mendudukkan tubuhnya diatas closet duduk, menyederkan tubuhnya pada tembok dan " hoahem... aku ngantuk." Ia menguap pelan.
Hening, untuk beberapa lama, sampai akhirnya sebuah teriakan melengking terdengar dari dalam bilik yang tertutup itu.
" Sialan... siapa kau? berani- beraninya memperkosaku saat tidur!!"
Haha...
tbc...
