WGKWWENFD Presents

Folder

A Naruto Fanfiction

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : T rate/Warning/AU/Typo(s)/OOC

Genre : Crime/Mystery/Supernatural/Suspense

Prologue

.

.

.

Pagi itu. Didalam sebuah bangunan besar. Bangunan besar itu adalah gedung olahraga di sekolah tersebut. Diatas panggungnya, ada seorang anak duduk diatas kursi bergaya Eropa. Dia yang tadinya hening, entah menunggu apa, mulai membuka mulutnya.

"Selamat Datang, murid-murid baru. Mari kumulai penjelasannya…"jeda anak itu.

"Aku adalah Kepala Sekolah disini, atau kalian bisa sebut aku… si Konduktor. Kalian semua yang ada disini mempunyai satu kesamaan, kalian semua pernah MEMBUNUH!" jedanya sambil menekan kata 'Membunuh' yang membuat seisi ruangan kaget.

"Kalian di-…" kata-katanya terpotong oleh teriakan seseorang dari bangku murid.

"APA MAKSUDMU!? Membunuh? Aku tak pernah melakukannya. Jangan asal bicara, kau!" teriaknya lumayan nyaring.

"Diam dan dengarkan, anak bodoh. Apa orang tuamu tidak mengajarimu sopan santun? Kali ini kau kumaafkan, sekalilagi kau lakukan. Aku tak akan segan-segan. Akan ku ucapkan kata-kataku yang sempat TERPOTONG tadi…" setelah menekan kata 'terpotong' tadi. Dia menghentikan ucapannya sebentar, menatap anak itu mengisyratkan untuk tidak memotong perkataannya nanti.

"Ku kumpulkan kalian dari beberapa tempat. Dari penjara, rumah sakit, panti asuhan, panti rehabilitas, dan lain-lain. Peraturan sekolah ini seperti sekolah biasanya, kalian menjalani hari-hari sekolah seperti dulu. Namun, akan kutambahkan beberapa peraturan…" jedanya setelah lama berbicara.

"Peraturan pertama, tidak ada komunikasi luar. Seperti yang kalian lihat, jika ingin keluar dari tempat ini harus menggunakan pesawat atau helicopter. Peraturan kedua, kalian 300 murid jika ingin lulus, harus membunuh ketigabelas murid yang akan datang besok. Peraturan ketiga, jika salah seorang dari kalian berhasil, akan dimasukkan ke kelompok tigabelas anak tersebut, dan menjadi target pembunuhan juga. Peraturan keempat, yang tidak berhasil membunuh akan di keluarkan atau terbunuh. Peraturan kelima, setiap ada pembunuhan, mereka bertigabelas akan memecahkannya. Jika mereka berhasil, dan mengetahui pelaku, mereka akan mengeksekusinya. Kalau tidak tertebak smpai tenggat waktu, maka kalian lolos dan menjadi target pembunuhan seperti mereka… lihatlah siklus yang indah ini…" setelah itu dia melangkah kea rah jalan keluar gedung.

"Ohya, dan setiap bulan akan ada turnamen. Ini adalah jalan pintas bagi kalian yang tak bisa membunuh secara tertutup. Tapi akan berakibat fatal juga. Karna kalian akan langsung dibunuh ditempat, atau menjadi bahan otopsi. Aku dengar-dengar… ketigabelas murid ini kebanyakan punya gangguan jiwa. Yang bias ku katakan adalah selamat menikmati dan hati-hati, jangan sampai terbunuh." Ucapannya kepada murid-murid tersebut.

Kemudian dia berbicara pada salah satu wanita paruh baya yang berada dibelakangnya.

"Kau urus masalah pembagian kamar dan pembagian kelas orang-orang bodoh itu. Biar aku urus ketigabelas lainnya…" perintahnya kewanita tersebut kemudian dibalas anggukan.

"Aku tak sabar, ne. Melihat tempat ini dipenuhi dengan warna merah…" gumamnya pada dirinya sendiri dengan senyum aneh.

.

.

.

.

To Be Continued