THE KING'S CONCUBINE
Pairing : Yunho x Jaejoong
Genre : Romance/Historical/Hurt
Rate : T/M
Cast lain :
Jung changmin : adik tiri yunho
Jung heechul : ibu kandung yunho (ibu suri)
Lee byunghun : penasehat istana
Go ahra : istri yunho (permaisuri)
Park yoochun : ahli nujum istana
Disclaimer : they are not mine but this story is mine
Warning : kesalahan ejaan dan pemilihan kata, miss typo, penceritaan ngebut.
.
Buat pembaca saya yang lain saya minta maaf sebesar-besarnya terutama yang nungguin kelanjutan Je t'aime. Ga tau kenapa ini ide tiba-tiba muncul aja, kalo udah gini harus langsung diwujudkan dalam bentuk fic. Hehe.. ^_^'
Tenang aja, Je t'aime pasti bakal saya lanjutin sampe tamat. Tergantung performansi kepala saya juga T.T
Untuk sementara silahkan dicoba dulu fic saya yang baru ini.
Dozo!
.
.
Fic ini terinspirasi dari legenda Jepang mengenai Kaisar Konoe (memerintah tahun 1142-1155) yang jatuh cinta pada seorang wanita yang tidak hanya cantik tapi juga cerdas. Kemudian menjadikannya selir dalam istana dan diberi nama Tamamo-no-Mae. Semenjak kehadiran Tamamo-no-Mae kesehatan kaisar memburuk dan ahli nujum istana berkata bahwa Tamamo-no-Mae merupakan penyebab penyakit kaisar dan juga merupakan siluman rubah (kitsune) yang sedang menyamar untuk menghancurkan kekaisaran Konoe atas perintah daimyo jahat.
.
.
Istana Heian – Kyoto
Cuaca cerah dan udara yang tidak terlalu panas sangat cocok untuk berburu. Kaisar jung yunho berencana untuk mengajak panglima sekaligus adik tirinya, jung changmin berburu di hutan, hobi yang sering mereka lakukan bersama semenjak remaja. Langkah panjang yunho menuju wilayah barat istana membuat para pengawal segera mengabarkan kehadiran kaisar pada sang panglima.
"Kaisar jung yunho telah tiba!" teriak salah satu pengawal. Dua pengawal changmin membukakan pintu geser kamar sang panglima. Dan yang yunho lihat adalah adiknya dan seorang wanita yang setengah telanjang buru-buru mengenakan kimono masing-masing.
"Kau boleh pergi sekarang" perintah changmin pada wanita tersebut. Yunho memandang changmin yang masih setengah telanjang diatas futon.
"Hmph.. kenakanlah pakaian berburumu. Hari ini kita berburu ke hutan, jika kau masih punya tenaga bersama wanita tadi berarti kau masih bisa pergi berkuda" perintah yunho padanya kemudian beringsut pergi.
Para pengawal telah menyiapkan kuda yang biasa digunakan kaisar dan pangeran untuk berburu beserta bekal dan perlengkapan jika harus bermalam di hutan. Jumlah pengawal yang ikut berburu kali ini lebih sedikit dibanding sebelumnya, karena kaisar ingin berbicara pribadi bersama pangeran. Meskipun kaisar memiliki banyak saudara lain ibu, namun pangeran changmin adalah saudara terdekat dan orang kepercayaan yunho bahkan hubungan mereka sudah seperti sahabat.
Saat ini keduanya sedang berkuda berdampingan diikuti beberapa pengawal di belakangnya dengan jarak cukup jauh, sehingga pembicaraan mereka tidak dapat mengenakan pakaian kebesarannya dan terlihat makin tampan di usia yang menginjak 30 tahun. Changmin telah memasuki masa keemasan sebagai pria, 24 tahun dan belum juga menikah.
"Daripada setiap hari tidur dengan wanita yang tidak jelas asal-usulnya sebaiknya kau segera menikah, pangeran" ucap yunho menyarankan. "saat aku seusiamu aku telah memiliki istri dan selir" lanjutnya.
"Yang mulia, aku belum siap untuk berkomitmen. Aku takut akan melukai istriku nanti dengan memiliki banyak selir dan harem" jawab changmin sopan namun tersenyum menyindir. Sudah lumrah adanya bila yunho yang seorang kaisar memiliki harem dengan banyaknya selir yang ia miliki. Sang permaisuri, go ahra hanya diam melihat perilaku suaminya karena pernikahan mereka merupakan pernikahan politik. Dan sepertinya jiwa mesum keluarga istana jung sudah mendarah daging sejak pemerintahan kakek dan ayah yunho yang juga memiliki banyak selir dan anak.
"Kita semua tau satu atau dua wanita untukmu tidak akan pernah cukup. Kau hanya ingin menikmati masa mudamu selagi bisa" balas yunho.
"Hahaha… kau mengenalku dengan baik yang mulia. Lagipula aku tidak memiliki kewajiban sepertimu untuk segera mengangkat permaisuri dan memberikan calon penerus kerajaan. Aku hanya ingin menjalani hidup ini sesuai keinginanku" ucap changmin sambil terbahak.
"Kau seperti tidak tau saja bagaimana para pria jung. Kita selalu haus akan belaian wanita, salah satu contohnya adalah dirimu yang mulia. Hanya saja aku masih tidak mau terikat oleh pernikahan sepertimu atau para pangeran yang lain" lanjutnya. Yunho mengerti akan ucapan adiknya, tapi berbagai gossip buruk mengenai perilaku changmin di malam hari membuatnya ingin menasehati adiknya yang satu ini.
"Kau sudah dewasa pangeran. Tanpa perlu kunasehati sebaiknya kau tau yang terbaik untukmu" ucap yunho sambil menepuk bahu changmin, yang dibalas dengan senyuman kecil.
Rombongan kaisar telah mencapai hutan dan padang rumput yang luas. Biasanya mereka berburu rusa atau kelinci sehingga bisa dimasak di dapur istana. Semuanya turun dari kuda masing-masing agar hewan-hewan hutan tidak mencurigai keberadaan mereka. Yunho dan changmin bersembunyi di semak-semak menunggu mangsa. Beberapa target didapatkan, tapi sejauh ini hanya kelinci-kelinci kecil. Tidak merasa puas, yunho dan changmin berpindah posisi dan bersembunyi kembali saat sore hari.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan rumput bergerak. Semuanya bersiap dalam posisi siaga, yunho telah menyiapkan panah pada busurnya. Namun objek yang ditunggu tidak muncul-muncul juga. Disaat sebuah kaki berbulu muncul dalam sudut pandang yunho, tangannya segera meregangkan busur panahnya kemudian melesat dengan cepat.
Jleb.
Terdengar suara lengkingan yang membahana di seluruh hutan, sekilas yunho dapat melihat moncong yang panjang dan mata sipit memanjang sebelum makhluk tersebut berlari menghilang lebih dalam ke hutan.
"Tadi itu apa?" Tanya changmin sambil menggosok telinganya yang mendengung.
"Rubah…" jawab yunho masih termangu. Yang barusan dilihatnya bukanlah rubah biasa. Ukurannya lebih besar dari normal dan bulunya berwarna putih salju, rubah jepang biasanya berwarna coklat muda. Keberadaaannya seperti makhluk mistis, menarik yunho untuk mengikutinya.
"Yang mulia, kau mau kemana?" Tanya changmin begitu yunho melesat pergi dengan busurnya.
"Aku akan mengejarnya!" jawab yunho terus berlari.
"Yang mulia, kau tidak bisa pergi sendirian tanpa pengawal!" teriak changmin tanpa digubris. Yunho telah menghilang dan changmin nekat mengikutinya meskipun tidak tau tujuan yunho. Melindungi kaisar jepang adalah salah satu tugasnya.
.
Yunho terus berlari mengikuti instingnya, entah apa yang merasukinya saat ini. Meskipun hari sudah malam dan dia menninggalkan rombongannya, namun dia merasa harus segera menemukan rubah yang terkena panahnya barusan. Saat yunho tiba di daerah pepohonan, sayup-sayup terdengar suara tangisan. Yunho mengikuti arah suara dan menemukan sebuah danau besar di depan matanya, cahaya bulan memantul diatas riak airnya.
Di pinggir danau yunho melihat sosok seseorang yang terisak duduk diatas tanah memunggunginya. Rambut hitamnya tergerai lurus begitu panjang hingga menyentuh tanah. Yunho tidak dapat melihat wajahnya dengan baik karena ditutupi oleh lengan kimononya, namun dari perawakannya yang kecil kemungkinan dia adalah seorang wanita. Isakannya terdengar memilukan, tapi keberadaaannya di hutan sendirian disaat gelap patut dicurigai. Hutan pada malam hari merupakan tempat favorit untuk roh, siluman atau makhluk mistis lainnya dan kadang dapat melukai manusia. Yunho tetap memberanikan diri menepuk bahu sosok tersebut.
"Nona.. apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja?" Tanya yunho. Kemudian sosok tersebut menurunkan lengan kimono dari wajahnya dan memandang yunho. Yunho terkesima pada wajah di depannya. Matanya sedikit lebih besar dari orang jepang kebanyakan dan memanjang ke samping, hidung mancung, cherry lips merah merekah, dan jangan lupakan kulitnya yang seputih salju. Bahkan tangan dan jari-jarinya begitu putih, wanita dalam istana harus menggunakan bedak tabur yang tebal agar dapat seputih ini. Sosoknya seperti bukan manusia, dan struktur wajahnya mengingatkan yunho pada rubah yang baru ditemuinya.
"A-apa kau manusia?" yunho megutarakan pertanyaan bodoh untuk ukuran seorang kaisar. Sosok tersebut memandang yunho bingung.
"Aku manusia tuan. Saat aku hendak pergi ke kota, kakiku terluka dan tidak bisa meneruskan perjalanan" bahkan suaranya pun begitu merdu, bagai nyanyian burung nightingales di siang hari. Mata musang yunho beralih pada luka di kaki kanan sosok tersebut, kelihatannya cukup dalam. Setelah diperhatikan lagi sosok tersebut tidak memakai kimono wanita namun kinagashi (kimono santai untuk pria).
"Kau pria?" Tanya yunho lagi dengan bodohnya. Dia hanya mengangguk sambil menahan sakit. Yunho yang melihatnya kemudian merobek lengan kimononya dan mengikatkannya pada kaki yang terluka.
"Terima kasih, tuan" ucapnya tersenyum. Yunho iba padanya, sepertinya dia sulit berjalan dan dilihat dari perlengkapannya sepertinya pria ini pergi sendirian. Pakaiannya sangat sederhana, obi yang dia gunakan hanya cukup untuk mengikat pinggang kecilnya menandakan bahwa pria ini seorang rakyat jelata. Namun dibalik itu semua..
Oh, betapa kaisar jung yunho terpesona pada pria ini.
"Lukamu cukup dalam, kau tidak akan sanggup berjalan jauh. Lebih baik kita obati lukamu di tendaku. Aku yakin saat ini pengawalku telah membangun tenda di sekitar sini" ucap yunho menawarkan. Pria tersebut memandang yunho segan, cukup jelas terlihat perbedaan kelas social antara keduanya. Namun yunho bersikukuh untuk membantu pria tersebut.
"Kemarilah, biar kau kugendong. Berjalan akan membuat darah pada kakimu terus mengalir" yunho mengangkat tubuh ringan pria tersebut dengan kedua tangannya.
"Maafkan aku tuan. Ini sungguhlah tidak pantas" ujar pria tersebut menunduk dalam gendongan yunho.
"Tidak apa-apa. Aku menolongmu karena ingin" jawab yunho tersenyum padanya.
Setelah berjalan cukup lama yunho bertemu changmin yang kewalahan mencarinya.
"Yang mulia, kami mencarimu kemana-mana. Untung tidak terjadi hal buruk padamu" changmin berteriak khawatir. Kemudian menyadari kehadiran orang asing di gendongan yunho.
"Siapa dia?" tanyanya. Pria tersebut mengangkat wajahnya memandang changmin.
"Woahhh! Kau pria atau wanita?" Tanya changmin lagi.
"Baka (Bodoh)! Dia pria, tidakkah kau melihat kimononya?" ujar yunho, padahal beberapa waktu yang lalu diapun melakukan hal yang sama seperti changmin.
"Pria ini terluka cukup dalam di kakinya, sehingga tidak sanggup berjalan. Kalian sudah mendirikan tenda untuk malam ini?" Tanya yunho.
"Sudah, yang mulia" jawab changmin sigap. "silahkan ikuti aku"
Mereka tiba di tengah hutan yang dikelilingi pohon besar, para pengawal telah membuat api unggun dan makan malam. Begitu yunho tiba, mereka membungkuk memberi hormat.
"Siapkan kotak obat, pria ini terluka di kakinya" perintah yunho.
"Biar kami yang mengobati pria ini, silahkan yang mulia istirahat dan makan malam" saran changmin.
"Aku yang akan mengobatinya sendiri di tendaku. Entah apa yang akan kalian lakukan pada bishounen (pria cantik) ini nanti" tegas yunho, tak sadarkah kau wahai kaisar jung bahwa kau sendiri memiliki maksud lain dengan menolong sang bishounen? −.−
Yunho melepaskan kain penutup luka yang telah basah oleh darah. Betapa kagetnya dia, luka tersebut menyerupai luka tembusan panah. Kecurigaan menyelimuti benak yunho, mungkin saja pria ini adalah jelmaan siluman rubah yang telah ia panah. Tapi seingatnya dia tidak menemukan panah miliknya di sekitar tempat mereka bertemu. Setelah yunho mengobati luka pria tersebut, dia membawakan makan malam ke dalam tenda.
"Makanlah selagi hangat" yunho menyodorkan semangkuk sup.
"Terima kasih tuan" pria tersebut memakan sup dengan anggun, benar-benar seperti wanita dan jauh dari maskulin. Yunho memandang pria tersebut dalam diam sambil memakan supnya. Setelah makan malam keduanya bersiap untuk tidur.
"Tidurlah bersamaku, tidak perlu sungkan" ucap yunho tersenyum. Pria tersebut mendekati yunho ragu.
"Siapa namamu, cantik?" Tanya yunho, mengelus pipi halusnya.
"Kim jaejoong, tuan" jawabnya menatap yunho dengan mata indahnya.
"Aku kaisar jung yunho" ucap yunho. Mata jaejoong membulat kemudian bersujud memberi hormat pada yunho, hal yang biasa dilakukan rakyat jelata pada rajanya. Yunho mengangkat bahu jaejoong dari sujudnya.
"Kau tidak perlu melakukan ini, jaejoong" suara berat yunho mengumandang, kini keduanya saling berpandangan.
"Maukah kau tinggal di istana dan menjadi selirku, cantik?" Tanya yunho lembut. Alis jaejoong bertaut bingung, menjadi selir bagi kaisar yang tampan tentu impian seluruh wanita. Meskipun hanya selir, tapi biasanya wanita-wanita itu berasal dari keluarga yang cukup terpandang dan dia hanyalah rakyat biasa.
"Tapi… aku hanya rakyat biasa dan juga pria, yang mulia" jawab jaejoong.
"Aku menginginkanmu mendampingiku di istana, tidak ada yang bisa menyanggahnya. Sekarang aku tanya padamu, apakah kau bersedia?" tanya yunho lagi.
"Baik, yang mulia…" jawab jaejoong pelan menimbulkan senyum pada bibir yunho. Tanpa buang waktu yunho mencium bibir jaejoong mesra.
"Kau adalah makhluk terindah yang pernah kulihat, dan akan kusimpan dalam istanaku" ucap yunho padanya. Jaejoong tersenyum lalu memeluk tubuh sang kaisar. Yunho mencium wangi yang tak pernah dia kenali dari tubuh jaejoong. Tanpa yunho sadari, jaejoong tersenyum menyeringai dibalik punggungnya.
.
Pagi menjelang dan rombongan kaisar bersiap-siap untuk kembali ke istana. Changmin mendekati yunho yang sedang mencuci muka di pinggir sungai.
"Yang mulia, apakah kau akan membawa bishounen itu kedalam istana?" tanya changmin. Yunho membalikkan badan kearah adik tirinya.
"Ya, sangat disayangkan jika aku membiarkan saja sosok secantik dirinya meskipun dia seorang pria" jawab yunho santai.
"Sudah kuduga, kau akan mengambilnya untuk menjadi selirmu. Tapi bukankah dia terlalu muda dan tidak berasal dari keluarga shogun atau daimyo?" tanya changmin lagi.
"Anggap saja ini pengecualian. Aku tidak akan pernah melepaskannya, kurasa aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali kami bertemu. Dalam hal ini kuharap kau mendukungku pangeran" jawab yunho dengan wajah serius. Tentunya changmin dapat melihat keteguhan hati yunho.
"Tentu, yang mulia" balasnya.
Rombongan kaisar telah tiba di kota setelah menempuh perjalanan cukup jauh dari hutan. Yunho menunggangi kudanya dengan jaejoong duduk didepannya karena jumlah kuda yang tidak cukup untuk setiap orang.
"Jaejoong, kau berencana ke kota untuk keperluan apa?" tanya yunho.
"Aku ke kota untuk mencari kerja, di desa kebanyakan membutuhkan pria yang kuat untuk bertani atau berburu. Sedangkan tubuhku lemah dan aku sudah tidak memiliki keluarga lagi disana" jawab jaejoong. Ucapan jaejoong menjelaskan bekal dan persiapan yang tidak matang dan ketidakmampuan jaejoong bertahan di hutan. Bilamana yunho tidak menolongnya malam itu, mungkin saat ini jaejoong sudah mati kelaparan atau diperkosa dan dijual oleh pria hidung belang. Yunho melesakkan wajahnya diantara bahu dan leher jaejoong.
"Tenanglah, cantik. Selama di istana kau bahkan tidak perlu mengangkat seujung jaripun, kau hanya perlu melayaniku" bisik yunho di telinga jaejoong menimbulkan semburat merah di pipi putihnya.
Setelah tiba di istana, keberadaan jaejoong cukup menghebohkan seisinya. Penasehat istana pun ikut turun tangan dalam hal ini.
"Maksud yang mulia… ingin mengangkat anak ini untuk menjadi selir istana?" tanya lee byunghun, penasehat istana yang telah bekerja sejak kekaisaran ayah yunho.
"Benar, penasehat lee" jawab yunho. Kini keduanya bersama jaejoong dan changmin berada dalam ruang washitsu (ruangan luas berukuran 18 tikar tatami dan harus melewati beberapa fusumi/pintu geser). Semuanya duduk ala seiza dimana yunho duduk lebih tinggi diatas tempat duduk kekaisaran.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, yang mulia. Tapi anak ini hanyalah rakyat jelata yang tidak jelas asal-usulnya. Mengangkatnya menjadi selir istana bisa memperburuk citra yang mulia di mata masyarakat dan petinggi istana" lee byunghun mengungkapkan keberatannya.
"Selama ini aku selalu menuruti aturan dalam istana. Bahkan dalam memilih istri dan selir, aku membiarkan kalian melakukannya sesuka hati demi kebaikan istana. Tapi… hanya sekali ini saja aku ingin menuruti kata hatiku, tidak bolehkah itu penasehat lee?" tanya yunho menusuk.
"Ah… ano…" lee byunghun bingung bagaimana menanggapinya, tapi tidak bisa membiarkan kekhawatirannya terjadi. Perdebatan antara keduanya berlangsung cukup lama dan sengit, hingga terdengar ke telinga ibu suri jung heechul. Tiba-tiba pengawal mengumandangkan kehadiran ibu suri.
"Yang mulia!" hormat lee byunghun membungkuk.
"Ibu suri.. ada apa gerangan?" tanya yunho gugup di depan ibunya yang terkenal bengis.
"Dari kabar burung yang beredar di istana kau mau mengangkat selir dari kalangan rakyat biasa, yang mulia. Benarkah itu?" tanya heechul dingin setelah duduk di depan putranya.
"Benar, ibu suri.." ucap yunho mencoba tenang.
"Apakah anak ini yang kau maksud?" tanya heechul memandang kearah jaejoong. "Hmph, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, kau sama saja seperti mendiang ayahmu yang selalu terbuai oleh kecantikan wanita muda" lanjut heechul tajam. Rupanya dia telah bosan dengan perilaku yunho yang sama dengan ayahnya, jung hangeng.
"Yang mulia, anak ini adalah seorang pria. Hamba sudah kehabisan akal untuk membujuk yang mulia kaisar untuk membatalkan kehendaknya" ujar lee byunghun.
"Pria?" heechul memandang jaejoong tertarik.
"Yang mulia, hamba mohon.." lee byunghun masih mencoba berceloteh sedangkan yunho mulai kegerahan dengan sikap penasehatnya, dia mulai berpikir untuk menurunkan jabatan lee byunghun.
"I, ibu suri.." gagap yunho.
"Diamlah kalian berdua! Bawa anak itu ke ruanganku, aku yang akan menilainya pantas berada disini atau tidak" perintah heechul.
.
Istana dalam Dairi – Kediaman Ibu Suri
"Siapa namamu, nak?" Tanya heechul.
"Kim jaejoong, yang mulia" jawab jaejoong.
"Jaejoong, dari mana asalmu?" tanya heechul lagi.
"Aku berasal dari desa di Hokkaido, yang mulia" jawab jaejoong memandang lantai. (Hokkaido, pulau yang terletak di ujung utara jepang terkenal dengan saljunya yang merata di musim dingin)
"Hm.. pantas kulitmu seputih salju, angkatlah wajahmu agar aku bisa melihatnya dengan jelas" perintah heechul. Jaejoong mengangkat wajahnya hingga berpandangan dengan heechul. Ibu suri masih sangat cantik di usia setengah baya dan ekspresinya sangat tegas, menjelaskan bahwa dia berasal dari keluarga samurai sebelum masuk istana.
"Oh, lihatlah mata itu dan bibirmu! Wajar jika kaisar jatuh cinta padamu meskipun kalian sesama pria" ujar heechul kagum.
"Entah apa yang terjadi pada istana ini jika kau menjadi selir. Namun, yang pasti kaisar akan bosan padamu setelah menemukan mainan lain yang menarik hatinya. Yang kulihat saat ini keberadaanmu bisa mengancam citra kaisar dan artinya kau hanya akan merugikan istana nantinya" lanjut heechul jujur, singkat dan tajam.
"Mohon maaf, yang mulia" balas jaejoong sambil menunduk.
"Semua hal bisa berubah sesuai dengan keadaannya. Bilamana saat ini yang mulia tidak pernah kekurangan dalam berpakaian, hal itu bisa berubah dalam keadaan perang berkepanjangan. Dalam keadaan itu, bahkan hanya satu pakaian yang melekat akan sangat berharga di mata yang mulia dibanding berpuluh-puluh kimono yang dimiliki saat ini." Ujar jaejoong masih menunduk.
"Tanpa mengurangi rasa hormat yang mulia. Sesuatu yang kita anggap buruk saat ini suatu saat bisa bermanfaat di masa depan" lanjut jaejoong. Betapa ibu suri terkesima akan penuturan jaejoong.
"Berapa usiamu tahun ini, jaejoong?" tanya heechul.
"14 tahun yang mulia" jawab jaejoong. Untuk usianya, jaejoong memiliki pemikiran yang matang ditambah dengan kecantikannya yang jauh melebihi manusia biasa. Heechul menggambarkan kecantikan jaejoong bagai keikoku (seseorang begitu indah hingga dapat membawa suatu negeri dalam kehancuran jika pemimpinnya terpikat oleh kecantikannya).
Namun di sisi lain, kecerdasan jaejoong bisa saja membawa yunho memimpin Yamataikoku (sebutan Negara jepang jaman dulu) ke arah lebih baik. Karena saat ini citra kaisar yang memiliki harem kurang baik di mata masyarakat dan permaisuri go ahra merupakan wanita pasif yang tidak kreatif. Selain itu hubungan ahra dan yunho tidak dekat, hanya sebatas status semata. Selir-selir yunho yang lain lebih senang bersolek dan bergosip, hanya latar belakang keluarga mereka yang bermanfaat dalam istana. Heechul juga tidak perlu khawatir meski jaejoong adalah pria, karena yunho telah memiliki putra mahkota dari go ahra dan putra lain dari selir-selirnya.
"Jaejoong, kuangkat kau untuk menjadi selir kaisar. Kurasa kau tidak pernah sekolah di desa, oleh karena itu kau harus menjalani pendidikan kedisiplinan, tata krama istana, membaca dan menulis" ujar heechul. Jaejoong terhenyak kemudian membungkuk.
"Terima kasih yang mulia. Entah bagaimana nasibku di kota bila yang mulia tidak berbaik hati" ucap jaejoong.
"Mulai sekarang, kau adalah selir kim dari istana heian"
.
Setelah sah menjadi selir istana, jaejoong tinggal di gedung dekat dengan kediaman kaisar dan permaisuri. Yunho yang mengaturnya agar dia bisa menghampiri jaejoong setiap malam. Setiap hari kimono-kimono sutra berwarna cerah berdatangan sebagai hadiah dari kaisar untuk jaejoong. Meskipun jaejoong seorang pria namun dia terlihat cocok memakainya.
Selain itu, jaejoong cepat menyerap pendidikan istana yang ditekuninya. Meskipun usianya masih sangat muda, tapi pengetahuannya sangat luas dan dia pandai menyenangkan hati orang sehingga penghuni istana yang sempat menyepelekannya sekarang memuja jaejoong.
Kini yunho sedang menghabiskan waktunya di kediaman jaejoong. Meskipun usia keduanya cukup jauh, tapi yunho merasa nyaman berbincang dengan jaejoong. Yunho mendudukkan tubuh kecil jaejoong diatas pangkuannya, dan jaejoong bersandar di bahunya dengan yunho terus mengelus rambut panjang jaejoong yang tergerai. Yunho tidak akan pernah puas memandang jaejoong dan menyentuh rambut indahnya.
"Jaejoong, bagaimana kau kehilangan keluargamu? Apa karena perang?" Tanya yunho.
"Ya, saat itu banyak bandit berkeliaran karena perang. Keluargaku dirampok, tapi karena kami tidak bisa memberikan apapun orangtua dan adikku dibunuh. Akupun hampir tidak bisa selamat" jawab jaejoong sendu.
Sesungguhnya tidak sepenuhnya ucapan jaejoong benar. Jaejoong dan adiknya adalah siluman rubah satu-satunya yang tersisa dari Hokkaido. Jaejoong adalah siluman rubah berekor satu yang telah mencapai usia 100 tahun, sehingga mampu berubah bentuk menjadi manusia.
Saat mereka sedang berkelana, adiknya terkena tembakan panah yunho hingga tewas. Jaejoong yang murka berencana untuk membalas dendam pada yunho dengan masuk istana dan menghancurkan kekaisaran yunho. Awalnya jaejoong hendak merayu yunho dengan kecantikannya, tapi tanpa sengaja yunho malah memanah kakinya. Tapi rencananya tetap berjalan lancar dan sekarang dia telah menjadi selir istana.
"Yang mulia… kumohon jangan pernah tinggalkan aku. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Hiks…" rintih jaejoong.
Aku sungguh membencimu, jung yunho!
"Oh, joongie sayang. Aku akan selalu bersamamu, bagaimana bisa aku meninggalkan hartaku yang paling indah ini…" ucap yunho mesra mengecupi pipi dan bibir jaejoong.
"Terima kasih yang mulia… aku sungguh bahagia" balas jaejoong memeluk yunho.
Pergilah ke neraka bajingan!
"Aku bahagia jika kau bahagia joongie. Akan kulakukan apapun untukmu…" ucap yunho membalas pelukan jaejoong dan mengelus jaejoong dengan sayang. Jaejoong tertawa dalam hatinya, yunho telah bertekuk lutut padanya. Untuk menghancurkan kekaisaran yunho dibutuhkan kesabaran dan rencana matang karena akan banyak orang yang melindungi kaisar mereka.
Tapi jaejoong adalah siluman rubah, manusia hanyalah semut di matanya. Beraninya jung yunho membunuh adiknya sehingga dia sebatang kara sekarang! Kebencian jaejoong pada yunho bahkan melebihi panas terik matahari. Seandainya bisa, jaejoong ingin sekali menyiksa yunho dan membunuh keluarga beserta keturunannya hingga yunho berharap untuk mati.
Bersiaplah jung yunho, kau akan kubunuh dengan tanganku sendiri!
.
.
TO BE CONTINUED or DELETE?
Gimana reader-deul? Sebenernya saya ngerasa masih ada yang kurang disini, tapi ga tau ya kalo dilanjut mungkin itu cuman perasaan aja.
Kalo fic ini lanjut saya pengen polling nih buat judulnya masih kurang sreg.
Kitsune no yomeiri (fox's wedding) atau tetep The king's concubine?
Saya lagi butuh saran yang membangun jadi, monggo di-review…
