Sorry
DIC: J.K ROWLING, saya hanya meminjam character dan alur ceritanya saja. Harry potter tetap milik JK ROWLING.
PAIR: Ronald weasley and Theodore Nott
RATE: T+
Summary: pertempuran sudah selesai. Pangeran kegelapan pun menghilang selamanya, ya ron tahu itu namun…seharusnya ia merasa gembira, lalu mengapa ia merasa gelisah setiap kali melihat seorang anak slytherin itu?
WARNING: BOYXBOY, comfort,angst,romance. 14+ yah…terserah sih…..
ENJOY BABY
Melamun biasa dilakukan saat dalam perjalanan kesuatu tempat, begitu juga pada pemuda bernama keluarga weasley ini. Sejak sejam lalu ia terus memandang kearah jendela, entah apa yang di lihatnya bahkan sahabatnya saja menggelengkan kepalanya melihat pemuda jangkung bersuarai merah itu. Jujur…harry merasa heran dengan kelakuan sahabatnya itu ia tak mengerti mengapa pemuda merah yang selalu ramai ini tiba tiba menjadi pendiam sejak libur natal kali ini. Apa Mrs. Weasley memberikannya kalkun yang dicampur dengan mantra sihir, hingga membuatnya menjadi begini? Atau jangan jangan ini orang lain yang menyamar menjadi ron dengan polyjuice? Ah…anganmu terlalu banyak potter.
Namun begitu, nampaknya Hermione tak peduli pandangannya tetap tertuju pada buku tebal di pangkuannya. Ia merasa buku itu lebih menrik dari pada ron yang tiba tiba menjadi aneh. Begitu juga pada Ron ia bahkan mengabaikan pertanyaan yang di lontarkan matenya padanya, ia hanya menatap kosong ke luar jendela kompertemen mereka. Bayang bayangan pemandangan yang kabur dikarenkan laju kereta api yang di naikinya tak ia ambil pusing. Ia hanya menatap dan menatap. "RONALD WEASLEY! DEMI MERLIN, ADA APA DENGANMU?!" akhirnya ia tersadar dengan teriakan sahabatnya bernama keluarga Potter itu. "Y-ya harry?" Ron menjawab gugup sentakan Harry tadi yang pasrah. Sekalilagi harry menghela nafas berat melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini. "ayolah..ron ada apa denganmu sebenarnya?" ucap harry sembari melipat tangannya didada menunggu penjelasan Weasley satu ini.
Tiba tiba Hermione menutup bukunya dan menyenderkan bahunya di sofa kompertemen mereka ini. "seriously guys? Apa sifat kalian berdua tertukar?" mione menatap sahabatnya itu datar. "A..aku.." belum sempat ron menjawab tiba tiba kereta terhenti dan terdengar para murid di kompertemen lain rebut dan salin mendahului keluar. Melihat itu trio emas grayffindor langsung membenahi barang bawaannya dan keluar dari kompertemen mereka. Di pintu keluar terlihat murid murid berdesakan keluar dengan koper koper besar mereka. Melihat itu trio emas itu hanya berdiri menunggu suasana tak terlalu berdesakan.
"DUK!"
Nampak seseorang yang lebih pendek dari Ron menyenggolnya. "apa kau buta weasley? Minggir dari jalanan!" desisian tajam yang biasa ia temui. Ya Ron tahu siapa yang menyenggolnya itu, siap lagi kalau bukan si sialan Theodore Nott itu.
"apa kau cari masalah weasley? Apa kepala merah idiotmu itu semakin tak berfungsi? Minggir!"
Ron mengeritkan dahinya tak suka dengan ucapan pewaris slytherin di hadapannya ini. "heh…dasar faggot slytherin menyedihkan, apa matamu itu tak bisa melihat jalan yang luas disana? Atau kau memang sengaja menghampiriku untuk mencari masalah faggot?"
Slytherin dihadapannya itu mendecih tak suka lalu pergi melewati Ron yang tersenyum kemenangan. "Merlin, sekolah belum juga mulai kau sudah membuat masalah Ron…" mione dating menghampirinya dan menepuk bahu kanan Ron. "yah..bagaimana lagi mione, Nott sialan itu memang mengesalkan…" harry dan mione hanya menggeleng tak mengerti jalan pikiran Ron.
"Sial…ada apa sih denganku?" batin ron lelah.
Sesampai di Hogwarts Ron langsung pergi ke asramanya. Rasa lelah selama perjalanan lebih kuat dari pada keinginannya untuk menyantap makanan diaula besar. Setibanya ia di lukisan nyonya gemuk ia mengucapkan kata kuncinya dan segera melangkah kedalam.
Dilemparkannya tubuhnya ke kasur putih nan empuk miliknya. Sepuluh menit telah berlalu…namun matanya tak kunjung terpejam. Akhirnya ia menyerah dan pergi keluar asrama untuk menyegarkan pikirannya, sekilas ia melirik kearah jam di ruang rekreasi saat ia melewatinya 'puku 19.30, masih lama dengan aturan jam malam'
Kemudian ia sampai ke koridor sekolah menuju ke belakang Hogwarts. Jujur saja dulu ia sangat penakut untuk kebelakang Hogwarts, namun sekarang berbeda ia bukan pengejut lagi…
Halaman belakang Hogwarts memang gelap, sangat minim pencahayaan sampai sampai Ron tak dapat melihat sekitar dengan jelas. Pemuda bersuarai merah itu melangkahkan kakiknya ke tengah halaman seketika angin lembut menyapu wajahnya. Namun ketennagan itu tak berlangsung lama dengan terdengar seseorang yang berjalan mendekatinya dari belakang.
"weasley?"
Kemudian Ron memalingkan wajahnya kebelakang melihat siapayang memangggil namanya. Kemudian ia tersentak melihat seseorang itu.
"Nott?"
Terlihat Theo berdecih sinis menatap Ron. "apa yang kau lakukan disini weasley? Apa kau yang penakut sudah berani kebelakang Hogwarts hah?" pewaris slytherin itu menyenderkan dirinya ke tembok Hogwarts. Mendengar itu Ron menyipit heran pada slytherin di depannya. "apa urusanmu?" acuh Ron pada Nott dan kembali memalingkan wajahanya semabari memnutup mata keabu abuannya, dan menikmati angin yang menerpa wajahnya. Theo hanya menatap sinis pada Ron. "Hah! Tak ada gunanya bertanya kapada weasley sepertimu…diaman mana weasley memang idiot ya.."
Ron akhirnya menatap geram pada Theo yang menyeringai kepadanya. "sialan…kau menghina keluargaku" Ron segera mendekati Nott yang menyeringai padanya. "kenapa kau marah? Yang kukatakan memang benarkan?" dengan segera Ron memerangkap Theo dalam lengannya.
"Beraninya kau…" Ron menarik kerah baju Theo dan bersiap melayangkan tinjuan pada wajah Theo. Namun belum sempat ia melayangkan pukulan pada Theo. Ia merasakan sesuatu yang kenyal mendarat di bibirnya, Nott sialan itu menciumnya! Namun anehnya tubuhnya tak menjauh dari Theo ia seakan menerima kelakuan Theo padanya, bahkan tangannya sudah melingkar di pinggang ramping Theo. Ia mulai memaksa lidahnya masuk ke mulut Theo, mata Theo terbelak kaget menerima perlakuan Ron ia mulai memberontak akan kungkungan Ron padanya namun Tenaganya hilang entah kemana. Lidah Ron mulai menelusuri rongga mulut Theo. Hal itu membuat Theo gemetar dan mulai terisak. Merasakan tubuh Theo yang gemetar Ron segera melepaskan tubuh ramping slytherin ini dan membuatnya merosot ke bawah.
Wajah Theo terlihat pucat pasi namun ada sedikit sembrutan pink di pipi pucatnya, air mata jatuh dari iris coklatnya. Kelihatannya ia sadar dan segera berlari adri tempat itu sembari menatap tajam Ron,
Tinggallah Ron yang terdiam dengan telapak tangannya menutup mulutnya. Rasa panas menjalar di pipinya.
"cute…" ucap pemuda itu.
TO BE...
Catatan author…
Halo…Makasih udah mampir, maaf kalu author gak bagus buat ceritanya hehhehe…
Maaf ya..pendek storynya karena uthor pikir ini Cuma permulaan entar buat lagi ke chap 2 lebih panjang author janji! :3
Oh ya yang mau Q and A boleh di taruh di review, author akan jawab kok…tapi gak janji :P [digebukin]
Oke sekian dari author salam nya nya :3
Plis review and follow story..
