Teach Me How To Love

Siang itu bukan siang yang bersahabat. Oh, jangan lupakan bulan ini sudah memasuki musim panas. Panas dan teriknya matahari terasa membakar kulit. Seakan tinggi dan tebalnya tembok beton di ruangan itu tidak dapat menghalagi pancaran cahaya dari benda langit bernama matahari itu yang seakan membunuh satu-satunya alat pendingin ruangan yang disimpan di pojok ruangan bernama kelas itu.

"bro, kapan sih ini berakhir? Sialan, aku ingin sekali menghajar mulut yang tidak berhenti bicara itu. Tidak tau apa kalau aku sudah kepanasan!"

Lelaki berambut hitam dengan mata setajam kucing itu sepertinya sudah mendidih. Dia sibuk mengipas ngipas wajahnya yang mulai berkeringat dengan buku tipis satu-satunya yang selalu ia bawa.

"bolos, yuk?"

Ajak lelaki itu lagi setelah ia tidak mendengar jawaban apapun dari teman disebelahnya.

"jungkookie, kau lupa apa kalau kemarin kita sudah diberi ultimatum oleh si pak tua itu untuk tidak melanggar peraturan sekolah lagi?"

Jimin, tanpa mau repot-repot menatap pemuda disampingnya itu berbicara dengan tangan dan mata yang fokus kedepan. Menyalin catatan yang diberikan guru tersayang mereka.

"wah sejak kapan uri Jiminie menjadi seseorang yang taat peraturan"

"sejak Taehyung ssaem memergoki kita bolos dan merokok di gedung bekas ruang kesenian! Dia benar-benar melaporkan kita ke kepala sekolah. Ibuku memarahiku habis-habisan!"

Jungkook mengerutkan keningnya tanda ia berpikir. Memang sih ia sempat kesal dengan kejadian itu. Namun itu sudah satu bulan yang lalu. Gara-gara itu juga Yoongi hyung-nya mogok bicara dengan Jungkook selama satu minggu penuh. Jungkook harus mengurus dirinya sendiri. Mulai dari bangun pagi, membuat sarapan, dan menyiapkan perlengkapan sekolah. Jungkook mengerti mungkin kakaknya itu malu dan kecewa dengan kelakuan diluar batas adiknya. Apalagi Yoongi sudah kelas 3. Sebentar lagi ia lulus dan akan kuliah diluar negeri. Yang mana ia akan meninggalkan adik satu-satunya itu.

"yasudah, aku mau ketoilet saja"

Ucap Jungkook dan ia segera bangkit dari duduknya untuk meminta izin dan segera keluar kelas. Jimin hanya mengedikan bahu tanda ia tidak peduli.

Di tengah perjalanan kembali menuju kelasnya, Jungkook melihat gurunya sedang berbicara dengan seseorang melalui handphone. Dia terlihat panik. Jungkook mendekatkan telinganya di tembok yang memisahkan mereka. Namun ia tidak dapat mendengar jelas apa yang gurunya bicarakan. Ia terlihat kalut dan ketakutan. Berkali-kali ia berkata "aku mohon" atau "tolong aku". Menyerah dengan segala rasa penasaran. Jungkook meninggalkan Taehyung dan kembali keruang kelas.

Ia segera mendudukan dirinya dan memangku wajahnya menghadap Jimin.

"Jim, aku tadi melihat Taehyung ssaem." Jimin memutar bola matanya. "Kau itu bodoh atau apa? Tentu aja dia kan guru disini. Kita pasti akan selalu melihat dia di lingkungan sekolah.

"bukan, bukan itu." Jungkook mengibas tangannya heboh. "dia terlihat panik, sepertinya dia dalam masalah. Dia menelpon seseorang!" Jelas Jungkook. Sepertinya ia sangat penasaran dengan sosok guru manis yang mengajar mata pelajaran Sejarah itu. Jujur Jungkook sempat naksir guru muda itu. Dia manis dan sangat Jungkook type. Namun setelah kejadian sebulan lalu. Ia jadi sebal dan tidak ingin mengejar gurunya itu.

"itu bukan urusan kita, kookie"

Jungkook meniup poninya sebal. Jiminnya sekarang sudan berubah ternyata.

Jungkook tengah bersantai diruang TV dengan semangkuk keripik kentang dipangkuannya. Dia sedang menonton acara musik dengan volume besar-besar. Sekali-kali ia ikut bernyanyi dan bergoyang heboh. Yoongi keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi. Sepertinya dia mau kencan.

"Mau kemana?" Tanya jungkook sambil meneliti penampilan kakaknya. Oh, rasanya Jungkook mau muntah mencium parfume Yoongi. This is too much! Yoongi duduk disamping adiknya dan mencuri keripik kentang milik adiknya. Oh jangan lupa kalau ia yang membeli itu. Jadi itu miliknya juga.

"Aku mau bertemu Jimin!" jawab Yoongi kelewat ceria. Dia tersenyum sangat lebar sampai-sampai Jungkook takut kalau mulut kakaknya itu akan robek.

"hanya bertemu dengan si keparat Jimin dan kau menghabiskan satu botol parfum. Kau akan membunuhnya dengan aroma tubuhmu"

Yoongi mendelik tak suka. "jaga bicaramu! Jiminnie bilang dia suka wangi ini. Jadi aku pakai banyak parfume!"

Jungkook memutar bola matanya dan fokusnya kembali pada TV. "terserah!"

Malam itu sepertinya Jungkook tidak bisa tidur. Yoongi juga sepertinya tidak akan pulang malam ini. Kadang dia ingin cepat-cepat punya pacar kalau begini caranya. Jungkook meraih Handphone di nakas sebelahnya. Iya membuka sosial media dan melihat satu post temannya Hoseok. Dia teman kecilnya dulu, karena keluarganya ada pekerjaan diluar negeri, ia jadi ikut dan bersekolah disana. Namun sepertinya ia sudah pulang ke Seoul.Dia mengupload fotonya dengan teman-temannya di sebuah club malam. Uh, dari namanya sama membuat Jungkook meringis. Ia belum pernah datang ketempat seperti itu. Yoongi yang melarangnya.

"aku harus menghubungi Hoseok!" gumam Jungkook dan iya pun mengirim pesan pada teman lamanya itu.

One messages sent!

From : Jungkook at 10:13 PM

Oy, Jung Hoseok! Kau brengsek sudah lupa padaku? Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sudah pulang ke Seoul.

One messages received

From : Hoseok at 10:15 PM

Wah, Jungkook! Sorry sorry aku tidak ingat. Banyak hal yang harus aku urus saat kembali ke Seoul. Aku minta maaf oke? Lebih baik kau kesini sekarang. Aku akan mentraktirmu sebagai pesta kedatanganku.

One message sent.

From : Jungkook at 10:20

Baiklah. Kirim location kamu sekarang.

One message received.

From : Hoseok at 10:22

At Cheongdam-Dong 125-65

Jungkook tersenyum miring dan segera mengambil jacket dan kunci mobilnya menuju tempat Hoseok.

Jungkook sepertinya akan migran bila lama-lama berada ditempat minim cahaya dan berisik seperti ini. Setelah ia dapat masuk dengan bantuan Hoseok. Disini ia sekarang. Terduduk di sebuah sofa merah dengan dengan tangan memegang alkohol. Jangan pikir Jungkook belum pernah meminumnya. Ia dan Jimin pernah diam diam minum alkohol sampe mabuk di apartement Jimin. Tanpa sepengetahuan Yoongi tentunya.

Saat matanya meneliti keadaan sekitar. Tak sengaja matanya menangkap sosok kurus yang sangat iya kenal tengah berdiri canggung depan meja bar. Dia terlihat menemani seorang laki-laki dewasa. Uh itu Taehyung. Dia tidak salah. Saat cahaya putih mengenai wajahnya. Dia bisa melihat jelas wajah manis milik gurunya itu.

"Hoseok, kau kenal lelaki itu?" Jungkook menyenggol hoseok disebelahnya. Ia yang sedang sibuk membuat jokes dan membuat teman-temannya terpingkal dengan kelakukan Jung Hoseok yang satu ini.

"yang mana?" Hoseok mengalihkan perhatiannya pada Jungkook.

"itu yang pakai kaus putih! Yang rambutnya coklat dan duduk dengan bapak tua!" Jungkook menunjuk-nunjuk Taehyung yang kini dirangkul dan dia mengernyit saat lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya pada Taehyung.

"dia bisa di sewa kok. Tapi sekarang dia lagi dipakai sama orang lain. Kau harus tunggu giliran bung!"

Jungkook melotot di hadapan Hoseok. Dia tidak salah dengar kan? Dia tidak bodoh untuk memahami arti sewa dan pakai di lingkungan night club seperti ini.

Jadi dia itu seorang….

To Be Continue.