Alice human sacrifice versiku
Disclaimer: yang penting bukan aku
Genre: fantasy, supernatural.
Rate: K+
Salam kenal. Saya author baru, Seriya Namikaze. Ide ff ini kudapat dari lagu alice human sacrifice, tapi alurnya agak mundur dan nggak terlalu mirip dengan lagunya... Maafkan aku jika nggak bagus
Warning: gaje, abal-abal, typo bertebaran, Rin's POV, OOC
"Blablabla" = pembicaraan biasa
'Blablabla' = bicara dalam hati
(Blablabla) = author POV
Alice human sacrifice
Perkenalkan, saya Rin Kagamine. Aku bersama saudara kembarku, Len, sedang minum teh di vila milik keluarga kami. Kami berada di belakang vila rumah kami yang penuh dengan bunga rose, karena kami suka dengan mawar. Ketika kami asyik berbicara sambil minum teh, ada orang asing yang datang ke rumah kami. Sontak kami kaget. Karena seingatku kami nggak pernah melihat orang ini.
"Jangan khawatir, Kagamine Rin dan Len. Aku datang kesini hanya untuk menyampaikan sebentar." kata orang itu kepada kami. Aku kaget. 'Kok dia bisa tahu apa yang kami rasakan' batinku.
"Karena aku dapat membaca pikiran, Kagamine Rin, makanya aku tahu apa yang kalian pikirkan." kata orang itu kepadaku. Sontak aku kaget.
"Lalu, kamu siapa dan apa tujuanmu datang kesini?" tanya Len ke orang itu.
"Kalian tak perlu tahu siapa aku dan tujuanku datang kesini adalah untuk memberikan ini." kata orang itu sambil memberikan kami sebuah amplop.
"Misi saya telah selesai. Saya mohon pamit." kata orang itu. Setelah kami menerima amplop itu tiba-tiba orang itu hilang. Kami kaget. Lalu kami saling pandang.
"Apa kita berpikir hal yang sama Rin?" tanya Len kepadaku.
"Apa kau pikir dia itu orang aneh yang misterius?" Tanyaku balik ke Len.
"Ya. Berarti pikiran kita sama." kata Len kepadaku.
"Daripada itu, mending kita lihat apa isi dari amplop ini Len." kataku kepada Len yang dibalas dengan anggukannya.
Setelah itu kami melihat isi dari amplop itu. Ketika kami membuka amplop itu, tiba-tiba ada cahaya yang silau sehingga mereka tidak dapat melihat apa-apa. Setelah cahaya itu hilang mereka mulai membaca surat yang ada di dalam amplop itu. Isi dari amplop itu adalah "selamat datang di dunia wonderland. Kalian berdua adalah alice ke-empat dari dunia wonderland. Kalian dapat melihat kehidupan dari alice-alice sebelumnya. Coba lihat tangan kalian. Disitu ada lambang setengah hati dari tangan kalian. Jika digabungkan akan jadi 1 hati. Hanya itu yang dapat disampaikan di surat ini. Sekian dan terima kasih." lalu kertas itu terbakar dengan sendirinya dan membuat kami pingsan.
Setelah kami sadar, kami berada di wonderland. Ketika kami melihat dunia itu, kami takjub. Bagaimana tidak? Tempat ini seperti dunia dongeng. Dan ketika itu, ada seorang gadis manis berambut hijau yang mereka lihat. Di tangan gadis itu ada lambang club (atau di indonesia disebut "keriting") warna hijau. Lalu kami mendatangi gadis itu lalu aku bertanya "permisi, boleh kenalan nggak?" lalu gadis itu menjawab "boleh. Namaku Miku, kamu?"
"namaku Rin dan ini kembaranku, Len" kataku sambil nunjuk ke Len.
"Kalau gitu tinggallah di rumahku. Di rumahku hanya aku sendiri." kata Miku kepada kami. Lalu kami mengikuti nya sambil membicarakan apapun (tapi yang saling bebicara hanyalah Rin dan Miku, sedangkan Len hanya mengekor di belakang).
"Eh, kita sudah sampai Rin-chan, Len-kun. Itu rumahku." kata Miku sambil nunjuk sebuah rumah sederhana berwarna hijau seperti warna rambutnya. "Ayo masuk." lanjut miku sambil membuka pintu rumahnya.
Kami yang baru masuk melihat isi dari rumah tersebut. "Len, rumah ini seperti yang ada di buku cerita kita ya?" bisikku ke Len.
"Ini kan dunia wonderland. Tentu saja kalau tempat ini mirip yang ada di dongeng kita." jawab len dengan cuek.
"Ah iya ya, aku lupa. Hehe" kataku sambil nyengir.
"Kalian berdua sedang apa? Ayo kita makan. Kalian pasti lapar kan?" katanya ke kami.
"Nggak Miku-san, terima kasih. Tapi kami sudah makan kok di jalan sebelum bertemu Miku-san." tolak Len dengan halus.
"Benar, Miku-san. Kami tadi sudah makan." kataku menyutujui perkataan Len.
"Kami mau jalan-jalan lagi ya. Siapa tahu kami menemukan hal yang bagus." kata Len sambil menarik-narik tanganku.
"Baikah kalau gitu. Sampai jumpa nanti." kata kami(aku dan Len) lalu keluar dari rumah itu. Setelah kami keluar dari rumah itu kami menuju ke hutan.
"Ada apa Len? Kenapa kita keluar dari rumah Miku-san?" tanyaku dengan heran.
"Aku merasakan firasat buruk akan terjadi." kata Len. "Ini kan wonderland. Apakah kita juga bisa jadi hewan ya?" Len berguman sendiri.
"Kenapa Len?" tanyaku ke Len.
"Mari kita coba, Rin. Apa kita bisa jadi hewan dan jadi manusia." katanya kepadaku dengan penuh semangat sedangkan aku hanya bisa mengikutin apa yang di bilang Len.
"Berubah jadi kelinci." kata kami serempak. Setelah itu kami pun berubah menjadi kelinci dan bisa telepati.
"Wah hebat. Kita bisa menjadi hewan apapun di wonderland ini." kataku ke Len.
"Iya tahu. Kalau gitu sekarang kita bersembunyi untuk sementara waktu sambil ngawasin Miku-san." kata Len.
(2 hari setelah Rin dan Len bertemu Miku, di desa yang waktu itu berubah menjadi kerajaan aneh dimana kebanyakan warna negara tersebut warna hijau dan Miku adalah ratu dari negara tersebut. Rin dan Len melihat semuanya)
"Kan, sudah kubilang. Dan firasatku terbukti." kata Len kepadaku.
"Iya, Len. Untung aku menurutimu, Kalau nggak mungkin aku juga akan terpengaruh dengan Miku-san." kataku ke Len dengan wajah yang sedikit lega.
(Setelah itu Len dan Rin mengamati kehidupan Miku di kerajaannya. Miku kesehariannya hanya jalan-jalan, berdandan, memerintah, dsb. Sehingga beberapa tahun kemudian, wajah Miku semakin kerut dan sudah mau meninggal.)
"Rin, lebih baik kita kabur saja dari sini sebelum kita di bunuh juga oleh Miku-san." kata Len sambil berlari ke arah hutan.
"Len, tunggu aku." kataku sambil mengikuti Len berlari ke arah hutan.
(Dikarenakan hidupnya sudah tak lama lagi, maka dia melakukan "rezim tangan besi". Rezim tangan besi adalah suatu kejadian dimana ratu dari sebuah negeri membunuh semua orang yang ada di negaranya lalu bunuh diri.)
"Ayo kita ke tempat alice yang lain." kata Len kepadaku.
"Baiklah Len." kataku
"Eh, tapi sebelum itu ayo kita berubah jadi manusia lagi." kata Len yang dibalas dengan cengiranku
"Berubah menjadi manusia." kata kami bersamaan, lalu kami pun kembali menjadi manusia lagi.
"Ayo kita ke tempat alice yang lain." ajak Len kepadaku.
"Tapi gimana caranya ya?" tanyaku ke Len
"Hmm... Mari kita coba dengan berkata "ke tempat alice yang lain" mungkin bisa." kata Len ke aku dengan pose berpikir.
"Mari kita coba." kataku.
"Ke tempat alice lain." teriak kami berdua. Lalu kami berdua pun pingsan.
TBC (to be continued)
Hore... Akhirnya selesai chapter pertama. Rencananya mau buat dua chapter, karena di lagu "alice human sacrifice" ada 4 alice, maka aku membaginya menjadi dua bagian. Hanya ini dapat ku sampaikan. Terima kasih karena ada yang membacanya dan maaf kalau banyak kesalahan dalam ceritaku ini.
Salam
Seriya Namikaze
