Krisis Kisedai by AMEUMA
Disclaimer untuk yang buat karakternya, Tadatoshi Fujimaki. Untuk seiyuu nya yang gak bisa saya sebutkan satu persatu.
Ketika Momoi lebih menyukai para cowok berpedang dengan titel pedang danshi dibanding para cowok basket bertitel Kiseki no Sedai...
Warn : friendship, mengandung unsur ngidol, fangirlingan/fanboyingan dan lainnya, SMA!Teiko, link bertebaran(?), humor, promosi, adanya fandom lain (diplesetin) yang nyasar, semoga reader kuat membacanya amin.
Para cowok-cowok kece tim basket Teiko sedang melakukan obrolan yang penting namun gak penting (baca : basa basi) di gedung olahraga tempat mereka latihan.
"Oi, Tetsu. Kau tahu tidak, Satsuki pergi kemana?" tanya yang paling item diantara mereka, Aomine Daiki.
"Katanya ada urusan penting," jawab Kuroko duduk-duduk santai di bench.
"Hem? Tumben Momoi meninggalkan latihan. Bukannya dia senang datang saat latihan karena ada Kuroko?" ungkap yang helai rambutnya paling cinta lingkungan, Midorima Shintarou.
Akashi yang duduk disebelah Kuroko manggut-manggut setuju dengan pernyataan Midorima. Sementara yang lainnya menatap Midorima.
"Bu-bukannya aku peduli, hanya aneh saja," sungguh tsundere sekali pangeran hijau satu itu.
Kise yang anak medsos banget pun mulai mengintil medsos Momoi. Mencari tahu urusan penting apa yang membuat Momoi meninggalkan kegiatan basket.
Ketika ia menemukan sebuah jawaban dari status terbaru Momoi, ia pun segera memberitahukannya pada teman-temannya.
"Lihat status terbaru Momocchi di twitternya!" beritahu Kise pada teman-temannya sambil mengoper ponselnya. Maklum, para member lain fakir kuota.
"A-apaan nih?" Aomine berdialog duluan dibanding temen-temennya.
"Sachin mengkhianati kita."
Semua mata menatap Murasakibara yang menuturkan kalimat tersebut.
"Tidak mungkin-ssu! Kita lebih kece!"
Kuroko dan Akashi manggut-manggut setuju.
"Dan kita punya lagu," tambah Kuroko.
Memang kenyataannya para pemain Teiko bertitel Kiseki no Sedai itu punya lagu sendiri dan membuat para perempuan sempat ngidol dan dimabuk merchen.
Tapi, zamannya mereka sudah berakhir. Sekarang para perempuan lebih memilih pedang-pedangan dan idol-idolan daripada atlet beneran.
"Ada link nya nanodayo," suara kodok memecahkan keheningan mereka yang sedang khidmat berfikir.
"Coba lihat," Akashi mengambil ponsel Kise dan memulai melihat link yang dishare oleh Momoi. Lima orang lainnya mendekat pada Akashi dan melihat apa isi link tersebut.
Dari link tersebut, dapat dilihat enam laki-laki menari dan bernyanyi. Banyak lightstick diacungkan pada aksi panggung mereka.
Warna ungu, warna hijau, warna biru tua, warna merah, warna putih (biru muda) dan warna kuning.
"Tunggu, ini warna kita! Mereka plagiat-ssu!" ungkap Kise penuh kebencian sambil mencak-mencak gak jelas.
"Tidak nodayo. Memang itu warna lightstick pada umumnya nanodayo," ungkap Midorima yang langsung mendapatkan lirikan teman-temannya.
"Aku diberitahu Takao nanodayo," kilah Midorima padahal dia sebenarnya vvota juga.
"Apa bedanya kita dengan mereka?" ucap Aomine mengalihkan topik pembicaraan. Ia merasa dirinya lebih ganteng dibanding keenam lelaki dilayar ponsel Kise.
"Mine-chin kurang gondrong, kurang putih, kurang senyum dan kurang lembut," ungkap Murasakibara, membandingkan yang biru tua dilayar dengan Aomine.
Kuroko menatap lelaki yang memakai baju putih dan dilansir sebagai yang paling shota.
"Apa aku kurang lucu?" ucap Kuroko, pandangannya masih tak teralihkan dari sosok dilayar.
'Kamu kurang ekspresi, Kuroko/Kurokocchi/Kuro-chin/Tetsu/Tetsuya,' batin teman-temannya bersamaan.
"Lalu aku kurang apa-ssu? Perasaan aku lebih ganteng daripada manusia rubah," Kise kibas rambut yang bikin temen-temennya speechless dan pingin nabok berjamaah.
"Kau terlalu lucu nodayo," ungkap Midorima. Seketika Kise melirik Midorima.
"Jadi menurut Midorimacchi, aku lucu-ssu?" ucap Kise sambil berpose sok imut yang bikin temen-temennya sakit mata dadakan.
"Aku tarik kata-kataku nodayo. Kau menjijikan nanodayo."
"Hidoi-ssu yo!"
Sementara yang lain berdiskusi dan saling mengejek, Akashi (dan Kuroko) yang menonton video itu sampai selesai pun menyimpan ponsel Kise dan mulai mengumpulkan teman-temannya.
"Atsushi, Daiki, Shintarou, Ryouta dan Tetsuya," panggil Akashi. Nama-nama yang dipanggil pun mulai mengelilingi Akashi.
"Kita dalam krisis," ucap Akashi.
"Aku benci kata krisis," ungkap Murasakibara sambil melahap cemilannya dengan muka masam.
"Ini penting, Atsushi. Kita kalah. Kita kehilangan fans," ungkap Akashi yang ternyata gila menang dalam segala hal.
Mendengar kata kehilangan fans, sontak Kise nangis bombay.
"Jangan menangis, Ryouta. Kita harus berbuat sesuatu," ucap Akashi dengan tampang serius.
"Kita harus berbuat apa nodayo?"
"Aku punya ide."
Semua pandangan pun menatap Akashi dan mulai mendekati sang kapten merah cebol tersebut. Akashi membisikkan idenya dan langsung membuat ekspresi lima orang lainnya nano-nano.
"Aku tidak mau nanodayo!" protes Midorima.
"Aku tak bisa menyanyi, Akachin..." Murasakibara merengek layaknya bocah.
"Aku setuju dengan ide Akashicchi," Kise mengacungkan jempol.
"Apapun itu, yang penting gue terkenal dikalangan cewek berdada besar," ucap Aomine dengan wajah mesum.
Sementara Kuroko makin menipiskan eksistensi keberadaannya.
"Aku tak mau mendengar keluhan dan penolakan. Kalian semua harus setuju," ucap Akashi dengan kediktatorannya. Yang lain ngikut aja apa kata kapten daripada harus hidup dengan teror gunting ajaib.
Akhirnya, mereka berenam pun saling merangkulkan tangan pada kawan disampingnya, membuat lingkaran kecil dan mulai berteriak tanda memberi semangat.
:::::::
Saya tahu, saya ngidol dan keracunan butai. :( /author dibabuk/
Tapi sumpah saya suka ngeliat touken ranvu musical, mungkin karena yang meranin Munechikanya Mario Kuroba (yang meranin Kise di kurobas encounter) ditambah Kashuu nya cantik tapi ganteng(?). Dan banyak asupan. Wahahaha. /sadar thor/
Maap ini hanya fangirlingan saya saja hehe.
Untuk yang kepo, silahkan telusuri "touken ranvu musical" di tumblr terdekat. (ganti v dengan b) :) /malah promosi/ /thor, stahp/
Untuk yang kepo link yang ditonton silahkan cari di chanel yutub. :)
#AMEUMA
