Sholat Jum'at
Kuroko no Basket © Fujimaki tadatoshi
Story © TiaraLaz
Warn: Islam!Indo!Typo-kayaknya-ngaco!kisedai, kebanyakan Aokise
…
Di siang hari yang cerah pada hari jum'at, terlihatlah enam pemuda berjalan menuju masjid terdekat. Rambutnya warna-warni, namun alami, bukan rambut semiran seperti anak alay di jalanan. Lawakan garing sering dilontarkan, namun mereka tetap tertawa. Ada si surai merah, Akashi berjalan dibelakang bersama si surai ungu, Murasakibara. Tampak Akashi yang berjalan tenang dan Murasakibara yang sedang memakan kudapannya tanpa menoleh sana-sini, atau sekedar berbasi-basi seperti bertanya 'Mau nggak' ke teman-temannya. Si surai hijau Midorima Shintaro berjalan dengan jaim, namun tangan kirinya tampak memegang sebuah er… Nekomimi. Si surai kuning Kise dan si surai biru gelap Aomine tampak merebutkan Si biru muda kuroko—yang tampak ayem aja.
"Oi," Midorima menyela Aomine dan Kise sekaligus memulai pembicaraan.
"APA?!" Namun, baik Aomine dan Kise menjawab dengan jeritan.
"KITA UDAH NYAMPE MASJID, IDIOT!"
"…"
…
Singkat kata, setelah berwudhu yang tidak memakan waktu lama—namun diulur-ulur oleh Kise yang hobi menyiprati air wudhunya—dan entah kenapa, kejadian itu memprovokasi semua member Kisedai . Waktu wudhu yang tidak sampai lima menit itu malah menjadi tiga kali lipat, lima belas menit. Dan Kise memohon ampun karenanya. Mereka bergegas masuk masjid, walau MIdorima sempat tidak yakin, Akashi akan kepanasan atau tidak. Bukankah Akashi merupakan jelmaan iblis?
Adzan dikumadangkan. Kisedai—yang saat itu kedapatan shaf bagian belakang—menjawab panggilan adzan tersebut dengan tenang. Setelah lima belas menit menunggu—Akashi yang tidak suka menunggu memutuskan untuk shalat sendiri, namun dicegah dengan segenap tumpah keringat oleh Midorima, maupun Murasakibara—Iqamat tedengar. Sang Imam sudah takbiratul ikhram. Namun entah kenapa Aomine masih berdesak-desakkan dengan Kise.
"Aominecchi, itu bagian ku-ssu!" bisik Kise.
"Itu mah kamunya aja yang sok gede!" Aomine membalas Kise songong.
"Aomine-kun dan Kise-kun, diamlah…" Tegur Kuroko yang kala itu bersiap-siap untuk takbiratul Ikhram.
"Anjir, gue ngeinjek jajannya Murasakibara!" Desis Aomine.
"Pfft, siap-siap jadi tempe penyet aja deh, Aominecchi." KIse menyeringai.
"Mine-chin jahat!" terdengar suara Murasakibara yang bersedekap, melirik Aomine dengan tatapan membunuh. Tunggu, Bukannya dia lagi shalat ya?
"KALO SHALAT GAK BOLEH NGOMONG WOY!" Jerit Aomine, lupa sikon.
"AOMINECCHI JUGA JANGAN TERIAK, INI MASJID, DAIKAMPRET!" balas Kise.
Grasak-grusuk di shaf belakang cukup mengganggu jama'ah yang lain, bahkan Midorima yang kala itu sudah shalat.
"AMIN~"
Seruan terdengar dari jama'ah yang sedang shalat. Aomine dan Kise membelalakkan matanya.
"Aominecchi, bentar lagi raka'at kedua –ssu! Cepetan!" Tegur si pirang.
"Iya-iya! Ini gue mau sholat, bego! Diem!"
"Aominecchi, emangnya nggak apa-apa ssu?"
Yaelah, tadi nyuruhnya shalat malah ngajak ngomong.
"Emang nggak apa-apa kenapa?"
Si biru ini ngapain juga ngejawab ya ampun…
"Kita kan telat takbiratul ikhramnya…" jelas Kise.
"Ya jadinya masbuq, gimana sih?" balas Aomine jengkel.
Di shaf depan mereka, baik telinga Akashi dan Midorima panas mendengar ocehan dua orang semi-bodoh dibelakang.
"Ya juga ya…" Aomine berpikir.
"KITA GIMANA NIH?! HUWEEEEEE!"
"BERISIK IDIOT! INI MASJID, WOI!"
Kise kicep.
"Stt, ini kata Oto-san ku kalo lagi shalat nggak boleh ngomong…"
MIdorima, yang berada di shaf depan mereka, berbalik arah, menghadap mereka.
"YA INI LO JUGA NGOMONG, BEGO!" Seru Akashi yang konsentrasinya lenyap gara-gara MIdorima, Kise dan Aomine.
"ALLAHU AKBAR."
Yah, udah ruku', telat deh…
FIN
A/n: Btw ini apaan coba… Ah, iya saya author baru disini. Sebelumnya saya lupa ngenalin diri di FF yang pertama, Love Hurts. Sebenernya ide nista ini muncul sewaktu nonton film yang-judulnya-saya-lupa. Feedback?
