Summary : segala sesuatu bisa saja terjadi, seperti sekarang ini, aku Uchiha Sasuke terjerat cinta oleh Hyuga Hinata, rival ku dalam dunia bisnis. dan... aku tidak bisa menerima kenyataan, aku uchiha Sasuke yang digila-gilai oleh semua makhluk ber genre perempuan, bersusah payah mendapatkan gadis itu. Sial!

- Anything Can Happen -

- Archi -

- 2014 -

- Mashashi Kishimoto, Naruto-

- Pairing : Sasuke U. Hinata H. -

- Rate : T -

- Romance/Hurt/comfort -

Anything Can Happen

Chapter 1 Your Eyes

Seorang gadis berambut indigo sedang berjalan menyusuri jalan luas bandara bersama seorang pria yang memiliki fisik hampir sama dengan sang gadis, bisa dibilang pria ini versi laki-laki dari sang gadis. Terdapat 2 koper besar yang sedang mereka seret.

"Neji nii..." sapa lembut gadis itu sambil berjalan.

Sang kakak bernama Neji menoleh dan segera merangkul adiknya. "Kau tidak apa-apakan Hinata?" sontak wajahnya berubah pucat karena panggilan adik tercintanya.

Sang gadis bernama Hinata tersenyum manis "Hey aku tidak apa-apa Neji nii sungguh, hanya ingin memanggil namamu."

Neji menghela napas lega. "Ayo, mobil kita sudah menunggu." Hinata mengangguk dan mulai berjalan tegak lagi tanpa rangkulan Neji.

"Kurama, sudah lama menunggu?"

"Tuan muda... lama tidak bertemu. Saya baru 15 menit disini tuan muda." Ucap sang maid.

Hinata tersenyum manis, sang maid bernama Kuramapun mengalihkan pandangannya ke Hinata. "Hinata-sama..." ucapnya sambil membungkuk.

"Kurama jisan, sudah tidak perlu membungkuk segala."

"sekarang tolong bawakan koper kami Kurama." Perintah Neji.

"Hai tuan..." setelah itu mobil berjalan menuju tempat tujuan.

Sementara di tempat lain...

"Sasuke-kun. Kau tidak ada pekerjaan hari ini?" Sakura, gadis berambut pink, dengan lihainya memeluk lengan seorang laki-laki bertampang stoic Emo, wajahnya datar tanpa ekspresi, namun dimatanya ada sosok kelembutan untuk gadis berambut pink ini.

"Hn." Gumamnya, dan Sakura tau apa arti jawaban itu, dia tersenyum dan menambah tekanan pada pelukannya.

"Ayo kita naik wahana itu!" ia menunjuk salah satu dari wahana yang cukup ekstrime dan dibalas gumaman lagi oleh Sasuke.

"Sasuke-kun, aku ingin mengajakmu kerumah ku, kita sudah 1 tahun pacaran dan...dan... aku ingiinnn ..." mata sakura beralih keseluruh penjuru wahana, kini mereka sedang duduk di kelilingi taman bunga. Dia tampak gugup menyampaikan statementnya pada Sasuke, pasalnya ia menginginkan hubungan serius, mengingat umur mereka yang sudah kepala 2, hampir seperempat abad.

"Ingin?" otak jenius Sasuke sebenarnya bisa menangkap maksud dari omongan Sakura, namun sebenarnya dia malas melanjutkannya, dia masih terbuai dengan sifat workaholic nya.

"Ingin... kau berkenalan dengan orang tua ku. Hehe..." Sakura dengan cengiran ala sahabatnya –baca : Naruto- tak jadi menyampaikan maksud ucapannya. Takut.

"Itu mudah, atur saja... sekretarisku akan mengaturkan jadwalnya." Sakura mengangguk dengan antusias.

Sasuke adalah laki-laki idaman semua wanita, siapa yang tidak mengagumi dan tidak menginginkannya? Ganteng? Bisa dilihat sendiri. Kaya? Jangan tanya setiap hari masuk majalah ekonomi dengan title 'Sukses'. Pintar? Abaikan, dia itu jenius.

Sakura mengenalnya saat duduk di bangku SMA, dan sejak saat itulah dia mendekati sasuke dan berhasil menjadi sahabat sasuke karena dia juga sahabat Naruto, yang notabene emang sahabat dari kecil Sasuke. Baru tahun kemarin sakura mendapatkan cinta sasuke, dengan perjuangan sangat sangat ekstra keras. Huft... sakura. Padahal dibelakangnya Naruto selalu menjadikannya orang nomor 1 di hatinya. Eits ini Rahasia.

Skip...

Di rumah bergaya kuno jepang, duduk seorang gadis berambut Indigo yah... siapa lagi kalau bukan Hinata. Dia duduk di jendela lantai 2 kamarnya, aman, tentu saja karena ada balkon kecil dibawahnya.

Neji masuk secara diam-diam sambil membawa nampan berisi kapsul berjumlah 5 butir dan segelas air putih. Perlahan dia meletakkan nampan itu di nakas samping tempat tidur Hinata, kemudian menghapiri Hinata dan memeluknya dari belakang.

"Memikirkan sesuatu Hime?" tanyanya lembut, menyandarkan dagunya di perpotongan leher adiknya.

"Neji ni... kau membuatku kaget." Kata Hinata halus, Neji terkekeh.

"Kenapa? Melamun lagi?" ucapnya sembari menikmati aroma khas adik-yang diketahui kemudian adalah adik sepupunya- aroma Lavender yang memabukkan. "saatnya minum obat." Tidak mau terbuai lebih dalam, Neji segera melepaskan pelukannya dan merangkul pundak Hinata agar mau beralih dari jendela.

"Huft... obat lagi." Dengusnya.

"Kenapa? Kau bosa? Kalau begitu-" ucapannya terpotong.

"Tidak! Aku lebih suka minum obat dari pada mendekam di ruang kotak sempit itu." Katanya sembari merajah isi nampan dan menggeleng-gelengkan kepala.

Neji terkikik dan bergumam. "Dasar." Sembari mendekati Hinata. Dan menepuk pelan kepala adik sepupunya ini dengan lembut. "Aku akan ada disini selama 3 bulan untuk membantumu."

Hinata seketika menggeleng pelan setelah meminum habis 5 butir kapsulnya. "Tidak Neji nii..." kini ia menatap sepasang mata putih tanpa pupil khas keluarganya –Hyuga- "Aku tidak apa-apa, mungkin sebulan? Kasian Hanabi sendirian disana, perusahaanmu juga sangat membutuhkan mu."

"Aku tidak bisa meninggalkan mu Hinata."

"Aku tidak apa-apa. Sungguh..."

"Kalau begitu aku akan menitipkanmu pada seseorang."

"Eh?"

...

"...Ya. aku disini selama 1 bulan." Ucap Neji sambil melangkah kedapur, tangan sebelah kananya tertekuk ketelinga, menandakan ia sedang brbicara melalui selulernya. Dia membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral.

"Kau taulah... perusahaan adikku yang bercabang di Konoha sedang dalam masalah. Sudah saatnya dia mengambil alih."

'Kau yakin?' balas suara yang diketahui berat, khas pria.

"Dia yang bersikeras Itachi. Mau gimana lagi? Kau tau kan apa yang dia pikirkan?"

'Yah... kemarin dia mengirimi e-mail.'

"Ya kurasa kau mengerti situasinya. Ya sudah aku akan tutup dulu. Ini waktunya Hinata minum obat, aku akan pergi kekantornya, dan jika kau mau, aku ingin makan siang bersama sebelum kepulanganku."

'Aku mengerti. Cafe land pukul 1'

Lalu suara panggilan terputus, Neji segera mengambil kunci mobil dan segera menuju kantor Hyuga Corp.

...

"Mau kemana kau my lovely otoutou?" ucap Itachi saat keluar kamar dan mendapati sang adik –Sasuke- juga sedang bersiap. Hari ini dia tidak kekantor karena janji dengan sakura menemui camernya –itu yang dipikirkan Sakura-

"Urusai." Ucapnya judes, yah itulah sikap Sasuke pada kakaknya, cuek. Yah salah itachi juga yang selalu menggodanya dan menganggap Sasuke masih kecil, padahal sekarang sasuke memimpin Uchiha Corp.

"Hey hey... cerita pada Aniki tersayangmu ini..."

"Diam Aniki!" geram Sasuke sambil membenarkan kancing dilengannya, Sasuke memakai kemeja yang ditutup jaket kain hangat berwarna hitam, dengan jins hitamnya pula. Keren.

"Menemui Camer. Eh?"

"Sialan." Umpat Sasuke. Dibawah sudah ada Mikoto. Kaasan mereka sedang memperhatikan ulah kedua anaknya.

"Ck ck... anak-anak kaasan harmonis sekali ya." Ucapnya sambil berkacak pinggang dan tersenyum lebar. Memperhatikan setiap komunikasi yang terjalin.

"Kaasan, aku mau kerumah Sakura, makan malam disana." Ucap Sasuke sambil memakai sepatunya.

"Ya sudah... sampaikan salam kaasan pada sakura ya."

"Hn."

"Kaasan, aku mau ketemu Neji." Itachi juga tidak mau kalah, sosok laki-laki yang berumur 28 tahun ini masih seperti anak kecil.

"Eh? Neji? Dia kembali?" sahut Kaasannya heran, sementara Sasuke menaikkan sebelah alisnya, setaunya Neji dari keluarga Hyuga, dan yang mengetuai salah satu Hyuga Corp rival dari Uchiha Corp. Adalah sahabat dari kakaknya Itachi sedang berada di Los Angels.

"Tidak. Dia mengantar Hinata. Yang akan memimpin perusahaan Hyuga disini, yang notabene telah diserang habis-habisan sama perusahaan lain." Itachi melirik sosok sasuke yang masih mendengarkan.

Ya. Perusahaan Hyuga cabang konoha sedang dalam masalah metriil, dan sedang di sudutkan oleh perusahaan lain seperti Uzumaki corp, Yamanaka Corp, dan Corp Corp yang lain tak terkecuali Uchiha Corp yang dipimpin Uchiha Sasuke.

Sasuke mulai keluar dari rumah dan menaiki mobil mewahnya, disusul Itachi yang baru saja selesai berbincang bersama Mikoto-kaasannya.

...

Di Cafe Land 14.00

Suara gemerutuk gigi tak bisa dibiarkan. Suara Gemerutuk gigi itu makin lama makin intens bunyinya, genggaman tanganpun semakin kuat. "Brengsekk! Kalau saja bukan demi Hinata, sudah kutinggal pemuda keriput itu!" ucapnya tertahan menahan amarah.

Kleteng

Suara lonceng yang disusul terbukanya pintu kafe memunculkan sosok tinggi tampan berambut sepundak dan di kuncir rendah. Itachi.

"Hey Sadako!" sapanya pada Neji yang sudah duduk terlalu lama. Itachi senyum selebar-lebarnya, dan langsung duduk didepan Neji. "Sorry telat."

"Ergghhh Pemuda Keriput!" ucap Neji.

"Eits eits... maaf. Tadi aku tersesat dijalan." Ucap Utachi. Apa tidak ada alasan yang lebih masuk akal?

"Aku tidak ingin bertengkar denganmu!"

"Maka dari itu santai bray..."

"Cukup! Langsung to the point..." Neji mengambil cangkir ke 3 nya dan meminum dengan cepat latte yang tinggal separuh itu.

"Nggak nawarin minum nih?" dan dibalas dengan death glare mematikan ala Hyuga. "Oke oke..." balas Itachi sambil menunjukkan senyum manisnya.

"Ehem. Hinata kalang kabut, saham disini mulai turun, dan itu karena otoutou mu."

"Aku mengerti. Aku sudah tau kok, dan aku sudah bicara pada ayahku. Katanya kalau Hinata mau, tousanku bersedia membantu perusahaanmu. Aku tidak mungkin membantu karena aku adalah ketua Uchiha, dan tidak akan mengurusi cabang uchiha di konoha, yang bisa membantu adalah fugaku."

"Hm. Aku mengerti. Lalu?"

"Hinata hanya perlu datang menemui tousanku dan memberikan proposalnya."

Diam sejenak, hening...

"Terimakasih Itachi. Kau selalu membantu."

"Hn. Tidak masalah. Toh kita bersahabat, tousanku dan tousan Hinata juga bersahabat terlepas dari persaingan bisnis tentunya."

"Bukan itu yang aku maksud Itachi." Itachi menaikkan sebelah alisnya dan lama kelamaan mulai mengerti.

"Kau terlihat lemah Neji. Setahuku 1 tahun yang lalu kau masih semangat." Itachi mulai mengarahkan pandangannya kearah cangkir-cangkir Neji, 'kopi' gumamnya dalam hati.

"Aku seperti mau meledak Itachi." Ungkap Neji.

"Bagaimana keadaannya?"

"Buruk. Sangat buruk, dia sering mimisan, dan yah... wajahnya tambah pucat."

"..."

"Aku harap kau bisa membuatnya tersenyum saat aku tidak ada."

Itachi menaikkan lagi alisnya heran. "Kau tidak bermaksud meninggalkannya kan?"

"Mau bagaimana lagi? Sekarang yang terpenting adalah Hanabi dan perusahaan. Perusahaan membutuhkanku, dan Hanabi masih sekolah disana. Kami tidak memiliki siapa-siapa lagi. Aku harus tegar Itachi."

"Hn. Aku mengerti. Aku akan menjaga Hinata dengan baik Neji. Percayalah. Dia sudah seperti adikku sendiri."

"Hn. Terimakasih sobat."

...

"Namanya Uchiha Sasuke." Ucap gadis berambut Pink. Sakura. Duduk berdampingan dengan Sasuke, berhadapan dengan kedua orang tuanya. Sementara diatas meja sudah ada berbagai macam makanan khas jepang.

Kedua orang tua Sakura tersenyum sumringah, bagaimana tidak, seorang uchiha berpacaran dengan anak mereka. Mereka yang notabene adalah dari kalangan menengah sangat berucap syukur pada Tuhan telah diberikan seorang calon menantu seperti Sasuke, yang sempurna.

Sasuke sendiri nampak angkuh, dia hanya menganggukkan kepala sekali, tanpa berkomentar apapun. Lalu hening untuk sementara, kemudian keheningan itu dipecahkan oleh suara keluarga haruno yang memang berisik –menurut sasuke-

Setelah berjam-jam menghabiskan waktu untuk saling mengenal dan tentu saja hanya dibalas banyak gumaman 'Hn' oleh Sasuke akhirnya pertemuan itu selesai pukul 8 malam. Setelah mengantarkan Sakura pulang, Sasukepun kembali kediamannya yang megah, sebuah Mension yang terdiri dari banyak rumah, dan 1 rumah induk keluarga uchiha.

...

Hinata sedang duduk didepan seorang yang bernama Uchiha Fugaku, kepala keluarga Uchiha, dengan senyum manis bersemayam di bibirnya yang indah. "Arigato Fugaku Jisan." Nampaknya mereka sudah akrab, terbukti dengan Hinata yang memanggilnya jisan –paman-

"Sudahlah Hinata, cukup berterima kasihnya." Yang ini Uchiha Mikoto, istri dari Fugaku. Sedang senang karena ada seorang malaikat cantik datang kerumahnya, yang kebanyakan dihuni oleh para devil laki-laki. "Hinata-Chan menginap ya..." ucap Mikoto dengan puppy eyesnya.

"Maaf Mikoto basan. Hinata tidak bisa."

"Oh ayolah..."

"Tadaima..." seseorang baru saja pulang, seluruh orang penghuni rumah langsung diam dan menatap kearah suara.

"Okaeri. Oh Sasuke-kun sudah pulang." Mikoto langsung berdiri dan menghampiri Sasuke.

Sasuke hanya membalas dengan anggukan kepala kemudian berjalan lebih masuk, mendengar ada yang berbicara di ruang keluarga, kepala Sasuke menoleh dan bertemulah dia dengan sesosok gadis berambut panjang indigo yang indah, terdiam untuk sementara ditempatnya berdiri.

Plakkk

Tepukan dari Mikoto menyadarkannya. "Namanya Hinata chan. Dia adik sepupu Neji."

Sasuke menatap mata mikoto seperti mengucapkan 'Lalu?' dan dibalas dengan senyuman dan tatapan yang melengos kearah hinata oleh Mikoto. "Hinata chan." Yang dipanggil menoleh, lalu Sasuke ikut menoleh kearah Hinata.

"Kenalkan, ini anak basan, Uchiha Sasuke."

Hinata langsung berdiri dan tersenyum. "Hyuga Hinata, Yoroshihiku." Ucap Hinata sambil membungkuk sopan. Lalu tegap, menyunggingkan sebuah senyuman lembut dan pipi merona.

Deg.

Jantung Sasuke tiba-tiba berdebar.

'Apa ini? Kenapa aku jadi berdebar-debar.'

TBC

Hai Mina san, perkenalkan Author baru di FFn, Lawchan_Ai, bisa panggil Lawchan atau pun Ai, tapi biar singkat panggil Ai saja :)

story ini adalah FFn pertamaku, menceritakan tentang pair SasuHina yang merupakan Pair favorite ku, semoga banyak yang suka.

dan untuk FFn yang salah post kemarin, Ai minta maaf setulus hati, semoga lain kali FF 2 Gakure tidak salah post lagi, Sumimasen -_-"

dan tidak lupa... review kalian adala semangatnya Ai :)