HALLO MINAA!

Maaf yaa.. aku malah update fic baru ini.. Tapi daripada buluk dilaptopku,,mending diupdate aja yaa.. hehehe..

Mudah-mudahan pada suka yaaa... Selamat membaca...!

Pair : Sasunaru (Uciha Sasuke x Naruto Uzumaki) slight SasoNaru, dll

Disclaimer : Masashi kishimoto

Rat : T

Gendre: Hurt,Romance,Familly

Uzumaki Naruto: 15 tahun

Uciha Sasuke,Gaara,Kiba: 17 tahun

Deidara,Sasori: 18 tahun

Kyuubi: 22 Tahun

Iruka,Kakashi: 29 tahun

Minato: 43 tahun

Naruto The Stronger

.

.

Dipagi yang indah disebuah kota Jepang bernama Konoha, tepatnya disebuah mension megah nan elit,sehingga membuat siapa saja yang melihatnya akan terkagum-kagum karena melihat kemewahan dan keindahannya . so, bayangkan bagaimana kaya rayanya sang pemilik mension ini? Yups! Pemilik dari istana ini tidak lain tidak bukan adalah keluarga Namikaze. Namikaze? Ya,tepatnya Minato Namikaze,sang CEO dari perusahaan elektronik terbesar Rasenggan corp diJepang,malah membuka cabang di berbagai negara,sehingga membuat pasar internasional takluk dan segan pada perusahaan ini. Sang kepala keluarga . Minato ini memilki 3orang putera yang rupawan dan dikaruniai otak yang jenius. Sempurna? Pasti. Siapa saja pasti akan iri pada ketiga anak ini. Bagaimana tidak? Kesempurnaan fisik,otak,kekayaan bahkan kekuasaanpun dimiliki mereka. Bahagiakah jadi mereka? Jika kau berkata tidak, Maka kau adalah orang yang paling munafik. Meskipun sang kepala keluarga ini sibuk luarbiasa,tapi tak pernah ia meninggalkan anak-anaknya. Ia selalu melimpahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Kebersamaan dikeluarga ini begitu dinomorsatukan. Seperti pagi ini seluruh anggota keluarga sedang menikmati kebersamaannya dimeja makan untuk sarapan pagi.

"Ittadakimasu," ucap mereka serempak.

Semua anggota keluarga Namikaze ini menikmati rutininas sarapan bersama. Suasana itu diliputi keheningan,hanya terdengar suara peraduan piring dan sendok saja. Hingga..

"Tou-san.." sang Namikaze kedua itu memecah keheningan. Sontak seluruh kepala menoleh kearaHnya.

"ya Dei-chan?" balas sang tou-san lembut.

"ano.. mobil Dei lecet un. Apa tou-san mau membelikan mobil baru buatku un?" pintanya seraya memelas.

Sang kepala Namikaze itu tersenyum lembut "Apapun yang anak tou-san inginkan" balasnya.

"UWAAAH.. arigatou TOU-SAN !" balasnya girang. Minato hanya tersenyum,sudah biasa menghadapi anaknya yang manja satu ini.

"Urusai Deidara!"

"Yey.. Kyuu-nii sirik aja, un," balasnya cemberut.

Kyuubi hanya memutar matanya bosan. "Minat-"

"Tou-san!" potong sang kepla keluarga cepat. Ia tak habis pikir melihat kelakuan anak sulungnya yang kelewat 'beradab' ini. Namikaze Kyuubi.

"Yaa yaa_ Terserah sajalah," Kyuubi memutar matanya lagi. "Bagaimana pesananku?" lanjutnya ketus.

"Kau bisa tanyakan pada Iruka,Kyuu... " Minato memberi jeda sebentar sebelum melanjutkan.

"_Dan Bersikaplah yang baik Kyuu. Kau itu putra sulung Namikaze,sebentar lagi kau akan melanjutkan perusahaan. Kau juga harus menjadi kakak yang baik untuk Dei-chan," timpal sang kepala Namikaze,mulai lagi acara ceramaHnya karena jengah melihat kelakuan sengak dan arogan putra sulungnya.

"Iya un" Deidara ikut mengiyakan

"Oh," balasnya cuek nggak nanggepin ceramahan Minato. Minato hanya menghela nafas panjang pasrah.

'Krruyuuuuuk'

Suasana jadi hening.

Nah lo? Bukannya lagi sarapan? Suara perut siapa tuh?

Ternyata itu adalah suara perut sang bungsu Namikaze yang dari tadi hanya diam dipojok meja makan, tidak ikut sarapan, hanya memperhatikan kejadian hangat keluarganya dari tadi dalam diam. yang Tidak lain tidak bukan adalah Naruto Uzumaki. Sang empu hanya menunduk. "G–gomen..," liriHnya takut.

Suasana berubah menjadi tegang. Naruto menahan nafas grogi. Jadi salah tingkah sendiri.

"Pengacau..." desis si sulung dingin

"Selalu saja un.." tambah Deidara tak kalah dingin.

"Haah.. Hilang sudah nafsu makanku," ucap sang kepala keluarga sinis. "Kyuu,Deie.. cepat berangkat sana! Tou-san tidak mau melihat kedua anak tou-san terlambat. Tou-san juga akan segera berangkat sebentar lagi." Ia pun berdiri hendak beranjak pergi.

"Iya un/ ya" balas kedua anaknya serempak. Setelah selesai memakan sarapan yang menurut mereka bertiga terganggu itu,Deidara segera melesat dan mencium pipi sang ayah dan dibalas dengan usapan sayang di kepala Deidara. Kyuubi? Dia udah melengos pergi dari tadi.

Sementara itu,sang Namikaze bungsu hanya melihatnya sendu. Dia sudah terbiasa diperlakukan sinis oleh keluarganya. Namun,tetap dalam hatinya ia sangat sedih dan iri melihat perlakuan tou-sannya kepada kedua kakaknya itu. Namun, Bolehkah ia berharap sedikit saja mendapat kan perhatian dan perlakuan yang sama sebagai anak dan seorang adik? Sebenarnya ia sudah lelah dijadikan anak tiri. Tidak. Bukan anak tiri bahkan ia merasa dirinya tidak lebih baik daripada sampah dari keluarga yang sempurna ini. Selama 10 tahun ini, ia tak pernah dianggap menjadi anggota keluarga Namikaze. Dicuekin,disinisn,disamakan dengan seekor lalat. Kehadirannya tak diinginkan, jikapun ada maka dianggap menjijikan ,bahkan dianggap tidak ada. Kenapa? Bukankah keluarga ini sempurna? Ternyata itu semua tidak berlaku bagi sang bungsu Namikaze ralat,sang Uzumaki.

"Kaa-san.. kenapa Kaa-san meninggalkan Naru sendiri..," liriHnya pahit entah pada siapa.

Melihat kejadian ini para pelayan yang sedari tadi memperhatikan kegiatan keluarga kecil ini dalam diam,hanya menatap sang Uzumaki sendu. Tak bisa berbuat apa-apa. Karena jika mereka melakukan sesuatu untuk membantu sang Uzumaki,bahkan untuk sarapanpun mereka akan langsung diangkat kakikan dari mensiom ini a.k.a dipecat. So? Mereka hanya bisa melihat dan berdoa saja. Karena masih sayang pekerjaan.

Flashback..

10 tahun yang lalu ...

Derap langlah kaki terdegar dilorong rumah sakit Konoha,langkaHnya menyiratkan kekalutan dan tergesa-gesa. Nafasnya yang tak teratur tidak menyusutkan pria paruhbaya itu untuk berhenti,sekedar menetralkan kembali nafasnya yang terengah. Lari dan terus berlari. Karena rasa lelah yang ia rasakan saat ini bukanlah hal penting,dan yang paling penting untuk saat ini adalah kekhawatiran nya mengenai sosok wanita separuh jiwanya yang tengah memperjuangkan antara hidup dan mati.

"Hhh.. Iruka! Bagaimana keadaan kushina sekarang?!" tanpa aba-aba pria paruh baya Minato itu menganggetkan pria yang tengah mendekap seorang anak kecil dipangkuannya.

"Minato-sama.. " lantas pria yang bernama Iruka itu melepaskan dekapannya,dan mendudukan anak kecil yang sedang terisak lemah itu pada kursi yang ia duduki sebelumnya.

"Bagaimana Iruka!" bentak Minato tak sabar dan panik setengah mati. Siapa yang tidak panik? Ketika seseorang yang tiba-tiba mengabarkan bahwa istrimu tertembak peluru dan sedang berjuang diUGD? Sekalem-kalemnya seorang Minato,jika itu menyangkut keluarga,terlebih itu istri yang sangat ia cintai seumurhidupnya pastilah tumbang juga .

" Minato-sama.. Saya juga sedang menunggu kabar. Kusina-san sedang diruang operasi sekarang." Jawab Iruka setenang mungkin. Tidak mau menambah kepanikan sang majikan.

"Hiks.. hiks.. Tou-chan ..." seorang anak yang sedang terisak itu menghampiri sang ayah, Minato hanya menatap datar sang anak. Tak berbicara apapun.

"Hiks..ma- maafkan N-Nalu tou-chan.. hiks.. kaa-chan..kaa-chan.."

PLAAKK..

BRUUUGH..

"MINATO-SAMA!" pekik ir uka kaget. Sontak Iruka berlari kearah anak yang sedang tersungkur shock aKibat tamparan telak dari sang ayah.

"Kalau sampai terjadi apa-apa dengan Kushina." Desis Minato,ia berhenti sejenak,lalu menarik nafas "Kau!" tunjuk Minato pada sang anak yang kini tengah memandang nanar sang Ayah. "Jangan berharap kau termasuk dalam anggota keluarga Namikaze. Dan jangan panggil aku dengan sebutan Tou-san" lanjut Minato sadis. Lalu ia pergi menemui sang dokter yang baru saja keluar dari ruang Operasi,meninggal kan Naruto kecil yang tak tau apa-apa menangis dalam dekapan Iruka.

"Tou-chaan.. hiks.."

Flashback End

.

.

AAAAA

.

.

Konoha High School

"Sebelum kita melanjutkan ke Bab selanjutnya.. Sensei memiliki beberapa pertanyaan untuk kalian," ujar seorang Sensei didepan kelas kepada para murid yang kini tengah memperlihatkan wajah tak suka dengan apa yang baru saja mereka dengar. Sang Sensei menyeringai melihatnya,yang sontak membuat para murid merasakan firasat tak enak karenanya. Oh.. ayolah..siapa yang akan senang ketika Senseimu yang terkenal dengan kesadisannya hanya karena tak bisa menjawab 'satu' pertanyaan saja kau bisa mendapatkan jackpot spesial mengerjakan 50 soal?

Sang guru mendehem sebelum mengabsen seorang siswa untuk menguji cobakan soal yang telah ia rancang.

"Inuzuka Kiba" panggilnya.

Seorang anak laki-laki bertato merah segitia dikedua pipinya mengangkat tangannya dengan lesu. "ya Sensei.."

"sebutkan jaringan yang bertambah pada tumbuhan primer!"

'mati aku,gua kagak tau!' batin Kiba panik.

"Errr... eettooo..." Kiba celingukan nyari pertolongan kearah Gaara dan Naruto yang kini tengah menatapnya dengan pandangan seolah berkata –apa-lihat-lihat-mikir-aja-sendiri . Kiba melotot sisnis 'awas kalian berdua! Digigit akamaru baru tau rasa kalian!' batin Kiba jengkel. Dasar gak setia kawan. Pikirnya panik menghadapi Senseinya yang kini tengah menatapnya sembari menyeringai mencurigakan .

"Ya.. apa Inuzuka-san?"

"Akuuuu..."

TOK TOK TOK

Sontak mereka semua menoleh kearah pintu. Anko segera membuka pintu,melihat siapa yang telah mengganggu acara mengajarnya yang menyenangkan (menurutnya sendiri sih).

'Selamaaaat!' batin Kiba lega

"Ya.. Shizune-san?" tanya Anko pada Shizune,lalu ia Menglihkan pandangannya kepada seseorang yang kini berdiri kikuk disebelah Shizune. Lantas,ia mengerutkan alisnya bingung. Shizune yang mengerti arti pandangan dari Anko hanya tersenyum maklum .

"Dia siswa baru dikelas ini Anko Sensei,bolekah ia segera masuk? Em.. oke kalau begitu Saya permisi dulu! Jaa!" Shizune to the point,dan melengos begitu aja meninggalkan dua orang yang kini menatapnya heran. Oh.. sungguh sebenarnya Shizune sudah tidak tahan berdiri disamping pemuda dingin disampingnya sedari tadi itu.

"Oh.. em.. Oke tunggu sebentar disini. Nanti aku dipanggil," tukas Anko kepada pemuda yang kini tengah menatapnya datar.

"Hn."

Anko berdiri didepan kelas seraya memandangi seluruh muridnya yang menatapnya dengan penuh rasa penasaran.

"Oke. Perhatian semuannya.. hari ini kita kedatangan murid baru. Oke silahkan masuk!" perintah Anko kepada murid baru itu.

Tap tap tap

Seluruh murid yang ada dikelas menahan nafas,mata mereka melotot melihat seorang yang sedang berjalan dengan cool didepan kelas . dan seisi kelas berubah gaduh. Terutama para siswi yang memandangnya dengan pandangan love-love.

Telah berdiri seorang pemuda bertubuh tegap bak model,berambut hitam kebiru dongkeran (?) dengan model emo nya semakin menambah keren dan berparas sangat tampan. kulit putih mulus tanpa cacat dengan wajah tegas dan cool,bermata onyx pekat,berhidung mancung,bibir tipis yang menawan di tambah dengan garis lancip dagunya yang membuat pemuda itu terkesan sempurna.

Lalu?

"Kyaaaaaaa! Tampaaan nyaa!"

"Kyaaa! Kereeeen!"

"Wooow.. Sempurna..!"

"Aku mau dong jadi pacarnya.. Kyaaaaaa!"

Kira-kira seperti itulah kegaduhan mendadak dikelas unggulan itu. Sang siswa yang diteriaki hanya memasang wajah datar. Tidak terganggu dengan hal semacam ini. Karena baginya sudah biasa diteriaki oleh fansgirl. Terkadang juga laki-laki?. Sang objek kini tengah mengarahkan pandangan pada satu persatu wajah murid yang akan menjadi teman sekelasnya 'mebosankan' pikirnya. Hingga ia mengalihkan pandangan nya pada sosok lelaki yang tengah diganggu oleh temannya? Entahlah. Tapi begitulah,yang ada dipikiran siswa baru itu melihat ekspresi pemuda yang diamatinya cemberut sembari mengerucutkan bibirnya,lucu. 'ketemu!' batinnya.

"Ehm.. Silahkan perkenalkan namamu pada teman sekelasmu," titah sang guru membuyarkan pikiran sang murid dan kelas hening seketika.

"Hn. Uchiha Sasuke. Pindahan Suna high school. Salam kenal," ucapnya singkat,cool dan super datar.

"Sudah?" tanya Anko Sensei tidak yakin.

"Hn"

Sementara itu para murid,terutama para siswi memandangnya dengan tatapan lope-lope. 'Coooooooool!' pikir mereka bersamaan. Mulai saat itu tercetuslah FG seorang Sasuke.

"Baiklah.. Uchiha-san,selahkan duduk dibangku kosong itu," tunjuk Anko Sensei pada sebuah bangku.

Dideret ke-4 dari depan sebelah kanan kelas,seorang laki-laki yang sedang asyik menuliskan sesuatu pada sebuah kertas,tidak menyadari seseorang tengah mendekatinya,dan duduk persis disebelah pemuda itu.

"Nih! Dasar pemalas ! Makanya belajar,bukan main anjing terus.. Bhuuuu!" gerutunya pada Kiba yang kini sedang terkekeh tak ambil hati. Tak menyadari teman sebangku barunya kini tengah menatapnya,

"Thanks Naru-chan!" balas Kiba setulus hati,ga nyadar kalau yang bersangkutan mau meledak.

"Gah! Jangan panggil aku dengan embel-embel itu Kiba!" semburnya,sembari mengerucutkan bibir mungil nan meraHnya makin imut. Masih ga sadar ada yang memperhatikannya dengan intens.

Naruto yang merasa ada yang memperhatikannya lantas ia menoleh kesamping.

Shaphire bertemu onyx

Naruto dan Sasuke saling bertatapan

"Eh?" Naruto shock. Matanya terbelalak kaget. Sasuke menaikan sebelah alisnya bingung,mendapati reaksi Naruto yang aneh.

"Siapa kau!?" tanya Naruto dengan tatapan polos,mengerjapkan matanya beberapa kali, bingung tiba-tiba ada makhluk asing disebelaHnya 'Whoaaaaa... rambutnya mirip ayam,ttebayoo!' batin Naru takjub karena baru nemu gaya rambut yang aneh.

"Dobe.."

.

.

Sasuke pov

Aku mendengar Sensei baruku memanggilku kedalam kelas. Ku langkahkan kakiku kedalam. Hening. Dan...

"Kyaaaaaaa! Tampaaan nyaa!"

"Kyaaa! Kereeeen!"

"Wooow.. Sempurna..!"

"Aku mau dong jadi pacarnya.. Kyaaaaaa!"

Teriakan-teriakan gadis kegenitan itu mulai lagi ditelingaku. Haaaah. Tidak bisakah mereka diam? Kepalaku sungguh sakit mendengar teriakan tak berguna itu. Masih mempertahankan wajah datarku. Kuedarkan pandanganku kesetiap wajah-wajah. Dan 'membosankan' batinku. Tak ada yang menarik. Hingga mataku terpaku pada seorang pemuda yang sepertinya tidak memperdulikanku,sibuk dengan temannya yang sedang menggangunya? Entahlah..

Kuperhatikan wajaHnya yang terlihat sedang kesal , wajahnya terlihat lucu. 'Ketemu,' batinku senang. Ku temukan juga kau my kitsune.

"ehm.. silahkan perkenalkan namamu pada teman sekelasmu"

"Hn. Uchiha Sasuke. Pindahan Suna high school. Salam kenal" ucapku memperkenalkan.

"Sudah?" tanya Senseiku

"Hn."

"Baiklah.. Uchiha-san,silahkan duduk dibangku kosong itu," tunjuk Anko Sensei pada sebuah bangku dekat rubahku? Kurasa ini semakin menyenangkan.

Aku berjalan kearah bangku paling belakang sebelah pemuda yang sepertinya belum menyadari kedatanganku. Ku hempaskan diriku dibangku yang mulai detik ini menjadi wilayahku. Ku lirik pemuda cantik dan amat manis itu. Cantik? Yah lihatlah tubuHnya yang mungil untuk seorang laki-laki,berkulit tan mulus nan eksotis,berambut pirang jabrik,serta wajaHnya yang baby face,matanya yang seindah shaphire yang membuat siapa saja terhanyut dalam pesonanya yang hangat sehangat musim semi,termasuk aku. Dan lihatlah pipinya yang chubby dirias dengan garis halus yang menambah kesan imut pada dirinya. Dan bibirnya yang tipis berwarna cherry itu yang selalu tersenyum dengan ketulusan. Berlebihan? Kurasa tidak. Dan semua pasti akan setuju.

"Nih! Dasar pemalas ! makanya belajar,bukan main anjing terus.. bhuuuu!" gerutunya pada teman yang duduk tepat didepanku yang kini sedang terkekeh senang mengambil sebuah kertas. Contekan? Kurasa begitu.

"Thanks Naru-chan!" huh? Chan?

"Gah! Jangan panggil aku dengan embel-embel itu Kiba!" timbal rubahku mengembungkan pipinya sembari mengerucutkan bibir mungil nan meraHnya makin imut,dan jangan lupakan wajaHnya yang memerah aKibat kesal. Kawaaaaiiii!

Dia menoleh kearahku.

Kami saling pandang. Sepertinya dia sedang memperhatikan ku. Kau ingat aku kan?

"Eh?" apa-apaan itu wajah bingungnya itu!

"Siapa kau?!" what the hell! Dia melupakanku? Kusoo...!

Sasuke pov end

"Dobe.." lirih Sasuke pelan namun cukup terdengar ditelinga Naruto.

"Ng? Dobe?" Naruto memiringkan kepalanya bingung.

"Kau- baka- Dobe."

TWITCH

Urat kesabaran Naruto mulai berkedut.

"Kau bilang apa?" desis Naruto mulai habis keabaran

"Hn. Kau tuli?" ucap Sasuke datar sembari menyeringai yang menurut Naruto sangat menyebalkan

TWITCH TWITCH

Wajah Naruto memerah sempurna menahan amarah,matanya memandang nyalang kearah Sasuke.

"Apa maksudmu, brengsek!?" desis Naruto tertahan

"Bodoh.. udah Dobe tuli lagi," ucap Sasuke watados

Gah! Cukup! Habis sudah kesabaran Naruto.

"BRENGSEK! BAHKAN KU TIDAK MENGENALMU. APA-APAAN KAU MENGHINAKU BEGITU TEME!" Naruto berteriak kalap.

Hening ...

Dan..

"UZUMAKI NARUTOOO!" teriak Anko ga kalah kalap.

'O-ow.. SIAL!' rutuk Naruto dalam hati

"Heheh... ah.. Go-gomen Sensei," ucap Naruto setengah gugup setengah takut. "tapi dia menghinaku Sensei!" sambugnya emosi sambil menunjuk uciha bungsu yang kini tengah menampakan wajah watados ala malaikatnya.

"Bersikaplah yang sopan pada teman barumu. Sekarang bersihkan halaman belakang!" perintah Anko sarkastis.

"T-api.. Sensei.."

"SE-KA-RANG!"

"Bhuaahahhahahahahaha...!" tawa seisi kelas pun pecah.

"Ba-baik Sensei" dengan lemas Naruto melangkahkan kakinya keluar kelas. Tanpa menoleh kebelakang karena malu terhadap teman-temannya.

''Naruto..." lirih Kiba prihatin dengan nasib sahabat juniornya.

Tanpa mereka sadari sepasang mata jade green sea tengah menatap sinis kepada si murid baru Sasuke. Merasa ada yang memandanginya tajam lantas Sasukemenoleh kearah depan,disana terlihat pemuda berambut merah tampan tengah menatapnya tak suka. Beberapa detik mereka saling mengintimidasi sebelum suara Anko Sensei kembali mengalihkan mereka.

"Kita lanjutkan pelajaran. Inuzuka-san jadi apa jawabannya?"

.

.

~Taman belakang KHS~

"OH.. shit! Awas saja si Teme itu!" gerutu Naruto kesal. Hey bagaimana Naruto tak kesal,jika harus disuruh membersihkan halaman yang sungguh jauh dari kata bersih. Sendiri lagi? Dihalaman yang seluas ini? Sekali lagi SENDIRI?!

"Huft.. YOSH UZUMAKI NARUTO,kau harus tetap semangat! Genbatte Ne,ttebayou!" serunya menyemangati diri sendiri.

"Berisik.."

"Eh?" Naruto celingukan nyari orang yang barusan ngomong. Dan,tidak ada siapa-siapa.

Kanan pohon

Kiri benteng

Bawah jelas rumput

Atas,ah lupakan. Orang macam apa yang bisa berada diatas? Kecuali tuh orang bisa terbang. Terbang? Tunggu! Muka Naruto tiba-tiba berubah menjadi horror.

'Kami-sama.. hantu itu tidak ada kan?'

"Naruto..?"

Deg

Tubuh Naruto bergetar "A-aa aa ampuun t tu-tuan se-setan..," ucapnya ketakutan setengah mati,keringat dingin muncul disekujur tubuh Naruto

Puk

"HUAAAAAAAA... AKU BELUM MAU MATI,AKU BAHKAN BELUM MEMBANGGAKAN KASAN TOU-SAN DAN ANIKI-ANIKI KU ! DAN BELUM PUAS MEMAKAN RAMENKU! AMPUN TUAN SETAN!" Teriaknya panik setengah mati dan lepas kontrol.

Lengan yang menyentuh bahu dari belakang tubuh Naruto itu pun,mau tidak mau berpindah untuk menutupi telinganya yang terancam masuk THT. Ia menyeringai melihat keadan Naruto yang sedang ketakutan,entah kenapa malah terlihat menggemaskan,dipikirannya terbayang bak seekor anak rubah yang hilang dari induknya. Sangat mengggemaskan. Dan terpikirlah diotaknya untuk menggodanya,sesekali tak apa kan? Hihihihi... sedikit saja.

"Narutoooo...," panggilnya datar yang dibuat-buat menambah efek horor.

"Y-ya?" jawab Naruto masih berdiri membelakanginya menggigil.

"Sedang apaaaa kauu disiini.. hihi..."

"A-ano tu tuan hantu a-aku me-meminta izin me-membersihkan tempat i-ini! A-aku sedang dihu-hukum. A-aku be-ber janji sss se-setelah be-bersih a-aku ti-tidak a-akan me-mengganggumu la-lagi. Ku-ku mohon ja-jangan ma-makan a-aku tu-tuan. Da- dangingku pa-pahit,ka-kalau ma-mau ma-m m-akan a-aku punya 2 cu-cup rr –ramen. Aku ti-tidak keberatan membagi du-dua," jawabnya aneh nan terkesan dipaksakan sekali.

Mau tidak mau sang 'tuan setan' pun tertawa "Bhuahahahahaha..., " yang semakin membuat Naruto merinding.

"Aku memang mau memakanmu Naru-chan kalau kau tetap berekspresi seperti itu"

Eh?

Suara itu?

Sepertinya dia kenal.

1 detik berpikir

2 detik diam

3 detik berbalik

4 detik matanya terbelalak

5 detik

Dan?

"SASORI –SENPAIIIIII!" Teriaknya marah karena dia benar-benar dikerjai.

"Hahahahhahah... dasar Naru-chan!" Sasori terbahak sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.

"Tidak lucu tau!" Naruto buru-buru memukul-mukul lengan Sasori gemaas, "berhenti tertawa Sasori –Senpai!" teriaknya lagi tambah kesal.

"Iya-iyaa.. pffftt.." Sasori masih nahan untuk tidak ketawa,tapi tawa itu segera hilang berganti menjadi lebih serius. Dia mengingat sesuatu. "Kau dikerjai lagi Naru-chan ? kenapa kau dihukum? Siapa yang melakukannya lagi?" Tanya Sasori bertubi-tubi.

"Haha.. Aku tadi bertengkar dengan siswa baru yang menyebalkan! Padahal aku kan ga kenal sama dia! Masa tiba-tiba dia menyebutku Dobe? Jelas-jelas aku kan jenius, buktinya aku dapet akselerasi dan dapat beasiswa. Masa bilang aku Dobe? Lihat Senpai mukaku! Tidak terlihat bodohkan? Kurasa aku tampan. Makanya aku marah dan aku panggil dia Teme ," cerocosnya emosi dengan bangga banget nan narsis setengah mati. Sasori cengo. 'Haaah... dasar bocah.. bukan bodoh,tapi kamu polos Naru. Yah kamu tampan,dan saking tampannya kau malah terlihat sangat cantik,' batin Sasori sweet dropp sendiri

Sasoritersenyum lembut,sambil mengacak-ngacak ambut Naruto " biar kutebak.. emm. Kamu melakukannya didalam kelas sambil berteriak? Disaat jam pelajaran?" tebaknya jitu.

"Heheheh... " Naruto myengir sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Dasar.. !" Sasori mencubit pipi chubby Naruto gemas. "ya sudah cepat kerjakan hukumanmu sebelum jam ketiga mulai"

"Ne ne,Kenapa Senpai ada disini? Hayooo.. bolos lagi?" tuding Naruto.

"Bosan. Dan jangan lupa kalau aku juga tidak kalah jenius denganmu Naru-chan! Jadi membolos bukan masalah bagiku."

"Huh.. Senpai kebiasaan" gerutu Naruto. "Yosh... Aku akan membesihkan tempat ini. Senpai mau bantu?" tanya Naruto plus puppy eyes nya.

"Baiklah.. tapi membatumu biar tambah semangat lagi!" Sasori menyeringai.

"Caranya?" Naruto memiringkan kepalanya bingung 'kawaiii.'

CUP

BLUSH

Pipi Naruto merona hebat,satu kecupan lembut tepat dibibir berhasil membuat Naruto membatu.

"Genbatte Naru-chan ku sayang.." dan setelah mengucapkan itu ditambah mencuri satu kecupan lagi dipipi yang tengah merona itu,Sasori langsung kabur.

"Jaa.. Naru-chan! Pulang sekolah aku antar lagi!" teriaknya dari kejauhan.

Grrrrr...

"Sasoriiiii Senpai ! Dasar mesuumm!" teriaknya membahana.

"Haah.. Jantungku..." Naruto mencengkram dadanya yang kini tengah bermaraton.

"Huuft... kalau begini Senpai bisa mengantarku cepat kerumah sakit. Hihihi.. dasar!"

.

.

AAAAA

.

.

Hozuki Caffe,Konoha

"Bagaimana keadaan disana?" Tanya seorang pria bermasker kepada seseorang yang kini duduk diseberang meja sebuah café sambil menopang dagu.

Pria yang ditanya hanya membuang nafas sambil berpikir,sesekali matanya melirik gelisah kearah jendela. "Ini semakin buruk," liriHnya pahit ,pandangan matanya tertuju kearah cangkir yang berisi cappuccino itu.

"Haaaah… Sepertinya 'dia' masih belum puas juga. Hmmm…?"

"Entahlah Kakashi.. Tapi sungguh, aku sudah tak tega lagi. Dia anakku,Kakashi. Sungguh, orang tua macam apa yang bisa diam ketika melihat anaknya diperlakukan tidak adil!" jawab lelaki itu emosi namun didalam suaranya terdengar sangat defresif.

"Bersabarlah.. Tuan Hashirama tidak mungkin terus diam" ujarnya menenangkan.

"Kau kira kurang sabar apa aku selama ini Kakashi?! 10 tahun aku terus diam! Ini tidak adil untuk anakku!" pekiknya marah sembari menahan tangis.

Kakashi hanya menatap lelaki itu prihatin. Dia mengerti perasaannya. Sangat mengerti. Tapi apa yang dia bisa lakukan? Tidak mungkin dia mengacaukan rencana yang selama ini mereka lakukan. Tidak! Dia tidak bisa. 10 tahun ia telah berkorban,tidak mungkin ia dengan mudaHnya menyerah,dan mengacaukan semuanya. .. 'Semakin rumit saja' batin Kakashi miris.

"Aku pasti akan berusaha secepat dan sebaik mungkin. Kau hanya perlu terus menjaga dan mengawasi tuan muda saja. Semuanya serahkan padaku- ah tidak pada kami. Percayalah… semua akan baik baik saja.. tuan muda adalah anak yang sangat kuat," hiburnya menenangkan.

"Kau tak perlu ingatkan itu Kakashi. Apapun yang terjadi aku akan melindungi anakku!" jawabnya mantap. Kakashi hanya tersenyum melihat sorot mata lawan bicaranya yang memyiratkan ke mantapan dan penuh dengan kelembutan. 'Haaah… inilah yang membuatku jatuh cinta padamu..' batinnya.

"Aku percaya padamu..," ujar Kakashi sembari tersenyum lembut. "Nah.. sekarang cepat makan! Perutmu sudah bernyanyi tuh.. Khekhe," kekehnya geli saat mendengar suara perut minta diiisi sang lawan bicara.

"Hah? Perutku tidak bunyi baka!" serunya sewot sembari menahan malu. 'Aduuuh.. perut sialan,hilang sudah harga diriku!' rutuknya dalam hati. Malu sekali.

"Hahaha… ya ya terserah.. ayo makan!" tawanya meledak melihat muka lucu lelaki pujaan hati dihadapanya merona hebat menahan malu.

"Jangan tertawa baka!"

"Pffft... oke oke.. Iruka-koi," timbalnya sembari mengedipkan sebelah matanya genit.

.

.

AAAAA

.

.

TOK TOK TOK

Cklek

Terlihat seorang pemuda blonde tengah nyengir tak jelas didepan pintu

"Sensei.." hormatnya membungkukan badan,kemudian tegap kembali layaknya tentara yang tengah berjumpa sang komandan semari memberi hormat "Lapor Sensei!Naruto Uzumaki Izin masuk kelas! Dikarenakan hukuman dari Anko Sensei telah selesai. Laporan selesai!" serunya kelewat semangat memperagakan gaya Tentara yang gagah,ga nyadar padahal ga ada pantes-pantesnya jadi tentara. APalagi melihat wajah imutnya itu.

Sang Sensei yang membukakan pintu itu hanya memutar bola matanya,ga habis pikir sama tingkah Naruto yang seperti anak kecil 'Haaaah... dia memang masih kecil' pikirnya membenarkan. Mengingat Naruto adalah anak beasiswa akselerasi,yang seharusnya sekarang masih kelas 3 SMP.

"Masuk!" perintaHnya

"Heheh.. arigatou ebisu-Sensei!" serunya sembari nyengir polos. Ah betapa sangat menggemaskannya anak ini! Autor sampe nahan mimisan. MHuahaha... #lupakan!

Naruto melangkahkan kakinya menuju kursinya,matanya menangkap sosok yang kini tengah menatap tajam nan menusuk kearaHnya. 'Huh.. dasar menyebalkan' Naruto memalingkan wajahya sebal. Kemudian duduk dibangkunya cuek,menghiraukan tatapan mata yang terus menatap tajam kearaHnya. Dengan tenang Naruto melanjutkan pelajarannya memperhatikan ebisu yang tengah menerangkan sejarah Jepang dengan serius.

Sasuke yang tak mengerti kenapa Naruto bersikap seakan tak mengenalnya . sembari terus memperhatikan wajah manis Naruto yang kini tengah memperhatikanpelajar an,Sasuke berfikir kenapa dengan rubah manisnya itu? Sasuke harus cari tau semuanya. Percuma dong dia susah-susah mencari keberadaan Narutonya yang ternyata sekarang bersekolah di KHS dan seangkatan dengannya,serta rela pindah sekolah jauh-jauh dari Suna ke Konoha tapi Narutonya malah cuek-cuek saja. Bersikap seolah-olah tak mengenalnya. 'ah.. mungkin dia belum ingat!' pikir Sasuke. Dia pun segera mengalihkan wajaHnya kedepan.

Teng tong teng..

Suara bel pertanda istirahat menggema diseluruh sudut sekolah. Pertanda seorang Sensei harus segera menghentikan aktifitas mengajarnya seperti..

"Baiklah… cukup untuk pertemuan kali ini. Sampai jumpa dipertemuan selanjutnya. Jangan lupa hapalkan lagi yang sudah barusan kita pelajari bersama.. sampai jumpa."

"Iya Senseiiii..," jawab seluruh murid senang sekaligus lega karena mereka tidak diberi hadiah pekerjaan rumah. Oh.. sungguh Sensei yang pengertian. Haaaah… sekarang waktunya mereka semua isi energi mereka. Para siswa dikelaspun berbondong-bondong menyerbu kantin atau keluar mencari tempat untuk tempat makan mereka membuka sekotak bento. Tapi sepertinya hal-hal yang lumrah itu tidak berlaku bagi..

"Kau tidak ikut Naru?" Tanya seorang pemuda dengan tato 'ai' di dahinya.

"Tidak Gaara.. kau bersama Kiba saja kekantin" jawab Naruto sembari merapihkan buku pelajarannya,dan mengambil se botol air mineral didalam tasnya.

"…" tidak ada balasan dari Gaara. Naruto yang memahami arti diam dari sahabatnya itu hanya menghela nafas panjang.

"Ayolah Gaara.. aku tidak akan mati hanya tidak makan siang ini kan?" katanya setelah meneguk air mineral dalam botol itu hingga setengaHnya.

"Kau kira aku tidak tau tadi pagi kau tidak sarapan Naru? Setelah itu kau menghadapi hukuman Anko Sensei membersihkan halaman belakang sendirian. Dan sekarang kau tidak makan? Kalau setelah istirahat bukan pelajaran olahraga mungkin aku akan membiarkanmu Naru. Kau pikir seberapa besar tenagamu itu bertahan?! Dan jangan lupakan kau harus kerja sepulang sekolah Naru," omel gara jengkel tidak habis pikir dengan pola pikir sahabatnya yang sungguh keras kepala.

"Itu benar Naru,kau terlalu menghemat!" setuju Kiba,yang tiba-tiba nongol entah sejak kapan dia berdiri didepan bangkunya.

"Haaah.. sejak kapan Gaara yang dingin dan cool,jadi secerewet ini? Dan kau Kiba lebih baik kau diam! Kau tidak pada posisiku," gerutu Naruto sambil menggembungkan pipi tembemnya merajuk.

"Sejak kau membuatku khawatir Naru," desis Gaara dengan aura yang mulai tak enak.

"Ooww.. mami complex Gaara kumat lagi tuh..hahah.. ya ya ya! Wakatta Naru," celetuk Kiba tanpa dosa,membuat sang mami geram.

"Haaah.. baiklah mami Gaara sayang,aku ikut" goda Naruto.,"dan kau Kiba jangan lupa kau berhutang ramen padaku," tambah Naruto sambil beranjak dari kursi dan berjalan meninggalkan dua sahabatnya.

"Hey! Sejak kapan aku punya hutang ramen padamu! Dasar bocah itu seenaknya saja! Ayo Gaa-" perkataannya terputus tatkala ia melihat Gaara yang kini tengah memberikan aura kematian kearaHnya.

BLETAK!

"ITTAAIIII! Kenapa kau memukulku hah?!" sewot Kiba kesakitan sambil memegangi kepalanya yang dipastikan akan benjol.

Gaara? Dia ngeloyor pergi gitu aja. Meninggalkan Kiba yang nelangsa. Poor Kiba.

'Kenapa rasanya aku ternisatai begini ya?' batin Kiba merasa dirinya menjadi orang yang paling malang didunia.

Chk.. kau lebay Kib!

.

.

AAAAA

.

.

Kantin KHS

"Lihat Gaara. Ko itu ramai sekali. Ada apa ya?" tanya Naruto sambil menyikut lengan Gaara,ketika dirinya melihat kerumunan siswi dikantin. Ramai sekali plus berisik pula.

"Entahlah," Timbal Gaara mengedikan bahu tak peduli. Hey sejak kapan Gaara peduli pada sesuatu? Oh ya, kecuali hal-hal menyangkut Naruto.

Kemudian Naruto melirik ke arah Kiba "Apa?" jawab ketus Kiba ketika Naruto melirik kearaHnya. Naruto menaikan sebelah alisnya ketika melihat ekspresi cemberut Kiba. Haaah.. ternyata dia masih marah toh.. dasar Kiba!

Karena rasa penasaran Naruto yang teramat tinggi,dia berjalan kearah kerumunan itu. Dengan sedikit memaksa dan menyingkirkan teman-temannya lantas Naruto menyelinap masuk kearah kerumunan. Dan...

"Eh? Sungguh tidak penting," sinis Naruto memandang pemandangan yang kini menarik perhatian seluruh siswi KHS.

Memang apa sih?

Ternyata hanya seorang Uchiha Sasuke yang tengah dikerumuni gadis-gadis yang memintanya untuk berkenalan 'Pangeran baru,eh?' pikir Naruto geli.

.

.

Shibuya citty,Senju corp

"Bagaimana keadaan disana Kakashi?" terdengar suara berat nan berkharisma milik seorng lelaki paruh baya yang kini tengah melayangkan pandangan tegas .

"Semua telah beres sesuai kehendak anda Tuan," jawab seorang lelaki yang tengah menghadap sang tuan, yang kini tengah duduk tegap sembari menautkan tangannya didepan meja,sehingga membentuk piramida.

"Bagus!" Balasnya puas dengan hasil kerja anak buaHnya . "Segera kirim data anak itu. Dan awasi dengan baik. Aku tidak mau cucuku menderita lagi," perintah sang tuan.

"Baik tuan," Kakashi mengangguk paham seraya tersenyum penuh arti.

"Pergilah," Titahnya pada Kakashi.

"Saya pamit ,tuan," ucapnya seraya menundukan kepalanya hormat.

"..." sang tuan tak menjawab,dan Kakashi mengerti meskipun tak menjawab,tapi dia yakin sang tuan kini tengah tersenyum penuh wibawa. Setelah Kakashi pergi...

"Ya?" sang pria paruh baya itu mengangkat sebuah paggilan dari handphonenya.

"Ji-san. Sepertinya Yahiko berhasil masuk perusahaan Namikaze corp," jawab sang penelepon.

Mau tidak mau lelaki paruh baya itu mengulum sebuah seringai

"Bagus. Awasi laki-laki sombong itu. Pastikan Yahiko mendapatkan posisi yang baik. Dan jangan sampai ada yang tau hubungan nya dengan kita."

"Itu tak masalah Ji-san."

"ekarang pulanglah Nagato."

"Hai.. Hashirama-jisan."

Dan?

Klik

Sambungan telpon itu terputus.

"Taaah... cucuku yang malang. Bersabarlah nak!" gumamnya entah pada siapa.

Tbc...

Mohon reviewnya minnaa..

Bagaimna? Jelek?