= QUARTA APOCRYPHA =
.
Hetalia: Axis Powers © Hidekaz Himaruya
Quarta Apocrypha © kuroshironimu
.
( AU. OOC. Messy dictions. Bad writings. )
.
.
.
BOOK ZERO
Prologue
Let thou heard what thou destined for
When the time comes for thou to descend
Thus, cry! O thou the holy knights
Bring silence to the world thou loathe*
I watched as the Lamb opened the first of the seven seals. Then I heard one of the four living creatures say in a voice like thunder, "Come and see!" I looked, and there before me was a white horse! Its rider held a bow, and he was given a crown, and he rode out as a conqueror bent on conquest.
{ - Revelation 6:1 - 2 }
Pagi hari, saat dimana matahari terbit dari ufuk timur, menyinari Bumi dengan sinarnya yang lembut dan mewarnai langit malam menjadi merah, jingga lalu akan berubah menjadi biru. Saat siluet-siluet itu keluar dari susunan dinding-dinding kokoh yang mereka sebut rumah, memutar roda kehidupan sampai matahari lenyap. Saat semuanya bermula.
Dan di pagi hari ini, satu kehidupan telah muncul.
Kau lihat wajah mereka? Ya, manusia biasa yang terlunta di jalanan berlumpur, manusia serba kecukupan yang bergelimang di antara koin-koin emas di atas tanah kotor. Wajah mereka bersinar—bahagia, mungkin. Berpura-pura bahagia, lebih tepatnya. Karena di dunia ini tidak pernah ada yang riil. Semua fana—tidak ada yang jujur.
Maka, saat dia lahir, mewarisi tiap inci dari leluhur-leluhurnya, kebahagiaan itu akan segera luntur. Anak itu, akan menjadi raja selanjutnya. Anak itu, akan menaklukkan lebih banyak lagi. Anak itu, akan membuat lebih banyak orang menderita.
Maka, diberikanlah nama itu. Nama yang sama seperti leluhurnya yang agung, yang telah membawa kemakmuran—dan kebencian—pada kerajaan yang mereka cintai. Agar kelak, dia bisa membawa lebih banyak kemakmuran. Menunjukkan superioritas di antara yang lain. Menunjukkan taringnya seperti seekor singa.
"O thou almighty, Prince Arthur."
When the Lamb opened the second seal, I heard the second living creature say, "Come and see!" Then another horse came out, a fiery red one. Its rider was given power to take peace from the earth and to make men stay each other. To him was given a large sword.
{ - Revelation 6:3 – 4 }
Siang hari. Saat dimana matahari telah memunculkan diri tanpa malu, memberikan sinar yang membutakan mata ke segala arah. Hari telah berjalan, roda kehidupan telah berputar, namun tidaklah terlambat untuk menyadari nafas baru yang berhembus di dunia ini.
Bahagia—ya, mereka tulus dalam kebahagiaan, walau hanya sedikit yang menyaksikannya. Betapa wajah mereka bersinar oleh kegembiraan saat melihatnya. Seseorang yang sudah mereka dambakan selama bertahun-tahun—seorang putri.
Lihatlah dia, begitu kecil dan tidak ternoda, dan tidak akan pernah dalam hidupnya mereka akan menodainya. Tidak akan, mereka akan memanjakannya. Memberikannya harta semahal apapun yang ia inginkan—bukan yang ia butuhkan, karena hal yang paling penting dalam dunia adalah keinginan, bukan?
Jadi mereka akan membuainya dalam dekapan fana, sampai dia tertidur lelap dalam damainya. Tidak peduli teriakan menyayat orang-orang di luar sana. Biarkan mereka menderita; biarkan mereka kelaparan; asalkan putri kecil mereka bahagia.
"O thou dearest, Princess Natalia."
When the Lamb opened the third seal, I heard the third living creature say, "Come and see!" I looked, and there before me was a black horse! Its rider was holding a pair of scales in his hand. Then I heard what sounded like a voice among the four living creatures, saying, "A quart of wheat for a day's wages, and three quarts of barley for a day's wages, and do not damage the oil and the wine!"
{ - Revelation 6:5 – 6 }
Sore hari. Roda kehidupan sudah mulai mengendur, putarannya semakin lama semakin surut dan matahari pun sudah beringsut pergi. Namun selama sinarnya masih mewarnai biru langit menjadi merah merona dan roda masih berputar, tidak ada kata terlambat untuk mewarnai dunia ini kembali dengan satu nafas baru.
Bahagia—tidak, ada yang bahagia namun ada yang tidak. Mereka terombang-ambing dia antara kedua itu. Di sisi lain, begitu bahagia bisa mendapatkan pewaris lain. Namun tempat ini akan segera hancur. Entah apakah dia bisa diselamatkan atau tidak. Entah apakah dia masih bisa hidup untuk mewarisi mahkota ini.
Namun lihatlah ia. Tidak perlu menunggu tahun pun, mereka tahu. Semua orang tahu. Anak inilah yang akan membawa perdamaian—akhirnya—pada mereka. Anak inilah yang akan menyelamatkan mereka dari jeratan berduri mawar merah yang menggoda mereka sejak dahulu kala. Maka, mungkin mereka harusnya berbahagia.
Karena tidak pernah ada yang terlahir begitu bersih, begitu suci, dalam sejarah kerajaan ini.
"O thou holy, Prince Feliciano."
When the Lamb opened the fourth seal, I heard the voice of the fourth living creature say, "Come and see!" I looked and there before me was a pale horse! Its rider was named Death, and Hell was following close behind him. They were given power over a fourth of the earth to kill by sword, famine and plague, and by the wild beasts of the earth.
{ - Revelation 6:7 – 8 }
Malam adalah dimana kegelapan menjalar ke segala penjuru, menutupi biru yang menaungi Bumi dan terkadang, sinar-sinar kecil bersinar di antaranya. Matahari telah menghilangkan dirinya lagi, menyelesaikan tugasnya dalam satu hari dan roda kehidupan berhenti berputar sepenuhnya. Malam adalah saat dimana semuanya berakhir, dan terkadang pula awal dari sesuatu yang akan melanjutkan kehidupannya saat malam usai.
Dan malam ini, satu kehidupan telah sirna, digantikan oleh satu kehidupan lain.
Kau dengar suara tangis bayi itu? Ya, itu. Melengking, menggema di balik batu-batu kelam dan koridor gelap kastil seorang bangsawan di bukit sana. Pertanda bahwa malaikat kecil telah diturunkan dari surga. Namun bagi mereka, kehidupan baru itu bukanlah malaikat. Ya, dia putih dari ujung kaki hingga ujung rambut. Begitu putih dan bersihnya, seperti malaikat dalam buku dongeng. Namun itu bukanlah malaikat dalam dunia nyata. Seputih salju, namun juga semerah darah.
—darah yang terbercak di atas salju—
Itukah malaikatmu, Yang Mulia?
"O thou despicable, Prince Gilbert."
.
.
.
*itu saya ngasal (banget) bahasanya jadi kalau ada yang tahu bagaimana caranya bicara bahasa Inggris lama atau Latin yang baik dan benar, sangat diharapkan bantuannya disini (yay)
Bacotan author:
HASHIYAN! KYAA KYAA HASHIYAN! I HEART YOU, MY HUSBANDO! I HEART YOU FOREVAH! *FGing salah tempat*
... cough.
Halo, fandom Hetalia Indonesia. Udah lama tidak bikin fanfic baru. Ya, ya, saya tahu saya masih punya banyak utang but let's just skip that part and focus on this story, ne? B| #gaploked kalo yang ini saya janji deh ga bakal ga diapdet selama sembilan bulan. Palingan... lima bulan doang. #plak
Anyway, cerita ini terinspirasi sama Four Horsemen of the Apocalypse. Dan berhubung saya bukan Christian, jadi saya cuma bisa mengandalkan mbah Google, tante Wiki dan mungkin ada orang yang sudi membantu saya dalam research kecil-kecilan tentang topik ini? Entar saya kasih kecupan satu-satu #eh
Reviews akan sangat diterima dan thanks for reading :D
