Disclamer: Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi
Note: AU. Insya Allah OOC (?). Cross gender. Alternate age; usia karakter rata-rata 23 ke atas. Awas ada typo. EYD yang tak rapih. Majas bertebaran. Bahasa porno /dor/
Pairing: AominexFem!Kise (main) and another pair, that you'll found them later.
Pregnant
I. Prolog
.
.
.
Hampir seluruh kaca dan cermin di Tokyo pecah akibat suara teriakan seorang Aomine Daiki.
Ya, pria berkulit gelap itu untuk pertama kalinya berteriak dengan—suara yang sungguh tidak elit—kerasnya. Ditambah lagi, dia juga baru saja teriak dengan ekspresi yang sungguh bukan Aomine sekali.
Kalau saja istri tercintanya, yang saat masih perawan dulu dikenal sebagai Kise Ryuka—namun kini namanya menjadi Aomine Ryuka tidak mengatakan, "Daiki. Aku hamil! Keren bukan?" Dan Aomine sadar kalau istrinya hamil karena perbuatannya itu adalah hal yang wajar. Pria bersurai biru kelam tak perlu repot-repot teriak bagaikan seorang laki-laki bejat yang baru saja meniduri seorang perempuan, sampai membuatnya hamil.
Aomine berusaha menenangkan dirinya. Mencoba untuk menerima kenyataan, dan merasa bahagia. Karena kurang lebih, sembilan bulan lagi, ia akan menjadi seorang—
—ayah.
"Kamu benar-benar hamil, eh?" tanya pria berkulit gelap itu. Ia mencoba mengecek lagi soal kehamilan istrinya itu.
Tanpa merasa ragu sama sekali, Ryuka mengangguk dengan mantapnya, dan senyuman kebahagian terukir di wajahnya. "Positif. Nih, lihat saja sendiri test pack-nya!" balasnya seraya menyodorkan suatu benda untuk mengetes kehamilan pada suaminya.
Begitu Aomine melihat benda yang diberikan Ryuka padanya, ia kebingungan melihat ada dua garis merah di benda itu. "Ini maksudnya apa? Terus kamu dapet ini darimana?"
"Maksudnya positif. Aku hamil, Daiki," balas Ryuka dan tak menggubris pertanyaan terakhir Aomine.
"Kamu beneran hamil? Tapi 'kan kita baru nikah dua bulan."
"Ini semua karena ulahmu sendiri. Kemarin-marin 'kan kamu yang bilang kalau mau cepat-cepat punya anak, Daiki."
Ryuka mengambil test pack-nya dari tangan Aomine, lalu ia membantu suaminya menggunakan dasi.
Mulut Aomine menganga. Ekspresi wajahnya benar-benar tak elit. Entah ini semua karena ia masih tidak percaya atau dia hanya ingin meniru adegan-adegan di sinetron.
Pria yang kurang lebih sembilan bulan lagi akan menjadi seorang ayah itu kembali berusaha menenangkan dirinya. Menelan ludahnya sendiri, Aomine kembali bertanya, "Ryuka, kamu hamil sama aku, 'kan?"
Hening.
Wanita bersurai emas itu benar-benar tak mengerti.
Harusnya seorang suami begitu diberitahu kalau istrinya hamil itu pasti bahagia. Tapi kenapa suaminya tidak? Malah lebih mengarah ke sedih daripada bahagia.
Suami macam apa itu?
"Ryuka, jawab pertanyaanku… Kamu hamil sama aku, 'kan?"
"Iya!" jawab Ryuka ketus, lalu mengencangkan ikatan dasi suaminya sampai suaminya tercekik. Dan karena saking kesalnya, ia meninggalkan Aomine yang sedang megap-megap mencari udara.
Begitu sosok Ryuka menghilang dari pandangan Aomine, dan ia telah berhasil mengendurkan ikatan dasinya. Aomine terkikik.
Sungguh, sejujurnya ia sangat bahagia mendengar pernyataan istrinya tadi.
Istrinya hamil—
—dan kurang lebih sembilan bulan lagi istrinya akan melahirkan.
Ia, Aomine Daiki. Akhirnya—setelah perjuangan menghamili istrinya dalam jangka waktu dua bulan—akan memiliki soerang anak dari istri yang paling ia cintai sejagat raya, Aomine Ryuka.
.
.
.
.::To be Continued::.
Okki's note: AAAAAAAAAAHHHH! Sialan! AoKise sialan! Kalian mengganggu kekhusu'an belajar MTK saya! Awas aja kalau nilai UAS saya ancur… /pluk/
Anyway, how is it? Is it enough to entertain you? If not, just kill Aomine. Ryuka will be so happy if you do it :"D
Ah, fic ini bakalan saya update setiap kali saya ada ide, pulsa modem, waktu, lagi nggak males ngetik, nggak ada t.o, dan nggak ada halangan lain-lainnya.
Review? Kritik disertai saran seperti yang ada di materi 3?
