The Disconnected Line
A YunJae fict
Presented by Duckymomo
Summary : Dimata seorang Choi Changmin, Jung Yunho hanyalah perusak rumah tangga orang tuanya, penyebab Siwon meninggal. Tapi benarkah dugaan Changmin?
Ps:Changmin disini kelas 2 SMA, 17 tahun.
"Yunho….Yunho….Yunho…."
Jam dinding di ruang tengah keluarga Choi menunjukkan pukul setengah sebelas malam ketika seorang namja berperawakan jangkung, yang tak lain adalah putra pertama keluarga Choi, Choi Changmin yang tengah mengerjakan tugasnya mendengar suara ibunya yang ia yakin tengah tertidur di kamar seberang ruang tengah, menyebut sebuah nama.
Changmin memasang headset di kedua telinganya, berusaha mengabaikan suara sang ibu dan menahan amarah yang muncul dihatinya setiap kali ia mendengar nama Yunho terlontar dari bibir cherry namja yang berusia dua puluh satu tahun lebih tua darinya atau menemukan hal apa pun yang berkaitan dengan Yunho.
"Yunho….Yunho….Yunho….Jangan tinggalkan aku. Kumohon….Yunho….Yunho!"
Namun sepertinya usaha namja jangkung itu sia-sia saja karena suara ibunya malah terdengar semakin keras.
Changmin menggeram marah. Kedua tangannya yang berada disamping tubuhnya terkepal erat.
Demi Tuhan! Ini bahkan belum sampai 2 minggu sejak kematian ayahnya, Choi Siwon, tapi kenapa ibunya sudah berani menyebut nama pria lain bahkan dalam mimpinya?! Apa ibunya sama sekali tak mencintai ayahnya atau bagaimana?! Atau jangan-jangan selama ini ibunya berselingkuh dengan pria bernama Yunho itu selama ayahnya sakit?
Changmin menggelengkan kepalanya dengan mata terpejam. Tidak. Ibunya bukan lelaki murahan seperti itu! Changmin bahkan tau kalau ibunya dengan intens merawat ayahnya hingga kematian datang menjemputnya. Meski terkadang, ekspresi lelah diwajah ibunya membuat Changmin menerka-nerka apakah ibunya merasa terbebani dengan penyakit ayahnya?
Merasa tak tahan lagi dengan suara ibunya yang terus-menerus menyebut nama lelaki tak dikenal, Changmin pun beranjak bangkit dari ruang tengah menuju kamarnya.
BLAM!
Suara pintu dibanting terdengar ketika namja jangkung itu memasuki kamarnya hingga tanpa sadar, sepasang doe eyes itu perlahan terbuka. Dan dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, ia membatin, "Apa Changmin mendengarku mengigau nama Yunho lagi?"
Perlahan, namja pemilik doe eyes itu bangkit dan meraih segelas air putih yang ada disamping tempat tidurnya dan meneguknya hingga habis.
Sebuah senyum pun terukir diwajah cantiknya, meski usianya tak lagi muda. Namun, senyum itu adalah senyum perih, bukan senyum bahagia. "Mianhe, Changmin" ujarnya sesaat setelah tersenyum.
XoXoXoXo
Cuaca pagi di kota Seoul saat itu sedang tidak bersahabat. Bahkan thermometer yang terpasang di gerbang masuk Toho Academy menunjukkan angka 10 derajat (dalam satuan celcius). Namun nampaknya hal tersebut tak menghalangi seorang namja kelewat putih dengan rambut ikalnya datang ke SMAnya. Yah meski dibilang ini terlalu pagi untuk datang ke sekolah. Yah yang benar saja, sekolah baru dimulai pukul 07.30 dan ini baru pukul 06.30. Orang gila mana yang kerajinan berangkat ke sekolah sepagi itu?! -_-"
Namja berambut ikal tersebut berjalan sembari ber-lalala pelan, menyanyikan lagu Kalafina yang berjudul Fairytale sembari melirik ke samping kanan dan kiri. Siapa tau ada orang gila lain yang berangkat jauh lebih awal darinya?
Bukannya mengerutkan keningnya karena bingung atau semacamnya, namja berambut ikal yang kita ketahui bernama Cho Kyuhyun malah mematung saat melihat pintu kelasnya sudah terbuka, sementara pintu yang lain masih tertutup. Mengingat letak kelasnya yang berada dipojok dan dekat dengan gedung olahraga sekolahnya yang rumornya 'berhantu' bukan tidak mungkin kalau pintu kelas itu terbuka dengan sendirinya. Memikirkannya sudah membuat Kyuhyun ngeri.
Namun, bukan Kyuhyun namanya kalau tidak memiliki rasa penasaran yang tinggi. Perlahan, ia berjalan mengendap-endap sepelan mungkin agar menimbulkan suara. Matanya melirik kekanan-kiri dengan awas, seolah-olah ia agen pemerintah yang diperintahkan khusus menangkap teroris di sarangnya.
"Changmin….?" Ujarnya pelan begitu ia sampai mendapati namja berperawakan jangkung yang tak lain adalah sahabatnya sendiri tengah tertidur dibangkunya, kursi paling belakang dibaris keempat dari pintu masuk.
Perlahan, didekatinya namja jangkung itu.
Tangan Kyuhyun terjulur ke pundak Changmin, hendak membangunkan sahabatnya. Namun diurungkannya niatnya itu. Semenjak kematian ayahnya, Kyuhyun menyadari betul jika sahabatnya ini jarang sekali berada dirumah. Alih-alih dirumah untuk menghibur ibunya, Changmin lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menginap di rumahnya. Dan Kyuhyun tak berani bertanya lebih jauh apa alasan Changmin melakukannya karena setiap kali Kyuhyun menyebut ibunya secara tidak sengaja, sorot mata Changmin yang tadinya tenang akan berubah menjadi sedih dan kecewa.
Detik demi detik pun berlalu. Seiring berjalannya waktu, murid-murid Toho Academy pun mulai berdatangan, suara riuh rendah pun mulai mendominasi suasana kelas. Namun hal itu tak mengusik tidur pagi Choi Changmin. Barulah saat suasana kelas mendadak tenang, Changmin terbangun karena heran dan mengintip dari cela-cela tangannya yang ia lipat diatas tas yang ia gunakan sebagai bantal.
Waktu menunjukkan pukul 07.35 tepat ketika Changmin mendapati suasana kelasnya mendadak hening dan bersamaan dengan itu matanya menangkap sesosok namja berkacamata tak dikenal dengan perawakan tinggi dengan sebuah cardigan berwarna abu-abu tersampir di bahunya sudah berada didepan kelas.
"Apa dia guru baru?"
"Sepertinya dia masih muda"
"Coba tebak, usianya pasti baru awal 30 tahunan"
"Aku yakin dia pasti masih single"
Bisik-bisik para murid perempuan dan beberapa murid laki-laki yang berstatus sebagai uke mulai terdengar saat namja berkacamata itu kini berdiri di depan kelas, tepat didepan bangku paling tengah sehingga membuat dua orang murid perempuan yang duduk didepannya memekik tertahan.
Mengabaikan sikap dua murid perempuan didepannya, namja itu membenahi kacamatanya sembari berdeham pelan. "Selamat pagi semuanya" ujarnya dengan nada rendah, suaranya yang husky terdengar begitu sexy dan err….sedikit menggoda? Oke. Lupakan. Kata menggoda hanya terlintas di otak para yeoja dan namja berstatus uke yang terlalu terpesona dengan orang ini.
"Pagi!" koor semua murid kelas 2A kompak. Yah, tidak semuanya karena pasalnya ada seseorang yang memilih pura-pura tidur dan bersikap tak peduli dengan apa yang terjadi disana.
Namja berkacamata itu memasukkan tangan kirinya ke saku celana, sementara tangan kanannya membetulkan posisi kacamata yang melorot dari hidung mancungnya. Sepasang mata musang dibalik kacamata itu menatap satu-persatu murid yang ada dikelasnya sebelum akhirnya ia kembali berbicara. "Anyeonghaseyo. Sebelumnya kalian pasti bertanya-tanya siapa aku dan apa yang akan aku lakukan disini," ujarnya masih dengan nada rendah, namun cukup keras sehingga semua murid bisa mendengarnya mengingat suasana kelas yang hening. "Aku akan memperkenalkan diriku sebentar. Namaku adalah Jung Yunho dan aku adalah guru pengganti sementara kalian untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris sampai guru kalian Kim Hyujin sembuh dari cederanya" jelas Yunho panjang lebar. "Apa ada pertanyaan?" imbuhnya kemudian.
Yunho menatap muridnya satu-persatu. Beberapa murid kini terlihat tengah berbisik-bisik dengan ekspresi malu-malu dan beberapa diantaranya terkikik geli. Yah, dari sini saja kita pasti sudah bisa menebak apa yang dibicarakan murid-murid itu.
"Seonsaengnim! Perkenalkan namaku adalah Sunny" seorang murid yeoja berambut sebahu mengacungkan tangannya. "Boleh aku tau berapa usiamu?" tanya yeoja itu.
"39 tahun" jawab Yunho yang langsung membuat beberapa murid disana memekik tertahan.
"Omo! Dia terlihat sangat muda!" pekik Jessica yang duduk dibaris keempat dari depan, tepat dibarisan dimana Yunho berdiri.
"Seonsaengnim! Namaku Victoria Song. Aku mau bertanya, bagaimana tipe wanita idealmu?" tanyanya tanpa ba-bi-bu. Bukan pertanyaan yang pantas diajukan seorang murid. Jangan dicontoh -_-"
Yunho menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Untuk sekarang. Rasanya aku belum tertarik pada wanita" ujar Yunho. Ia memberi jeda sejenak sebelum melanjutkan, "Lagi pula, aku sudah mempunyai seorang anak" ujarnya sembari melirik namja dipojokkan yang ia tau kalau muridnya itu hanya pura-pura tidur.
Entah kebetulan atau bagaimana, saat itu Changmin yang merasa Yunho tengah menatapnya mengangkat kepalanya untuk melihat Yunho. Tatapan kebencian tersirat jelas di mata Changmin.
SRAK!
Changmin menggeser bangkunya dengan suara cukup keras hingga membuat Kyuhyun yang berada disampingnya kaget karena ia megira jika Changmin masih tidur.
Kaki-kaki panjang Changmin pun melangkah ke depan kelas, ke tempat Yunho berdiri. Kini semua yang ada dikelas otomatis menatap Changmin dengan pandangan penasaran. Ingin tahu apa yang akan bocah evil ini lakukan pada gurunya.
"Hei! Mau kemana kau?" tanya Yunho pada Changmin yang kini sudah melangkah mendekatinya.
Changmin menatap Yunho dengan pandangan meremehkan. "Cih. Bukan urusanmu, seonsaengnim" ujarnya penuh penekanan sebelum akhirnya menubrukkan bahunya ke bahu Yunho dan beranjak pergi dari ruang kelas itu. Meninggalkan Yunho yang hanya bisa tersenyum pahit melihat kelakuan Changmin. Sebegitu menyebalkannya kah dia dimata Changmin?
XoXoXoXo
Bel tanda istirahat dibunyikan pukul dua belas siang. Saat itu juga Kyuhyun langsung melesat keluar kelasnya. Kaki panjangnya berjalan dengan cepat menaiki satu-persatu anak tangga yang mengarah langsung ke atap sekolah.
"Changmin!" teriaknya saat mendapati sahabatnya itu tengah tertidur dibawah bayang-bayang pohon eik. Sudah ia duga Changmin pasti ada disini. Memangnya siapa lagi murid kelas 3 yang hobi membolos dan tidur diatap kalau bukan Choi Changmin. "Ya! Bangunlah! Aku tau kau tidak tidur!" teriaknya dengan nada melengking.
Mau tak mau Changmin yang mendengarnya hanya bisa merengut kesal akibat ulah Kyuhyun. "Apaan sih, Kyu?" sungutnya tanpa memindahkan tangannya yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya.
"Harusnya aku yang bertanya ada apa, pabbo!" omelnya pada Changmin yang masih nampak cuek. Tapi ia tau kalau Changmin tidak tidur jadi dia lanjutkan saja kata-katanya. "Kenapa tadi kau pakai acara menghilang waktu Yunho seonsaengnim masuk? Kau phobia guru baru ya?"
"Mwo? Phobia guru baru? Yang benar saja. Aku hanya tak suka dengan guru itu" jawab Changmin tanpa mengganti posisi tidurnya.
"Wae?" tanya Kyuhyun.
Kini Changmin menyingkirkan tangannya dan menatap Kyuhyun dengan pandangan setengah kesal. Kenapa mendadak sahabatnya ini menjadi suka mencampuri urusan orang?
Menyadari hal itu pun Kyuhyun langsung mengalihkan pandangan matanya dari Changmin. Ia tau kalau Changmin tak ingin ditanyai lebih jauh dari ini mengapa ia benci dengan guru tersebut. Lebih baik ia tutup mulut dan berhenti mengungkit-ungkit tentang Yunho didepan Changmin sebelum anak itu terlanjur kesal dengan sikapnya dan malah menjauhinya.
Tap. Tap. Tap.
Suara langkah mendekat membuat Changmin dan Kyuhyun menolehkan kepala mereka untuk mencari tahu siapa yang datang. Tatapan mata Kyuhyun langsung berubah saat melihat siapa yang dating. Tentu saja ia heran apa yang dilakukan orang itu disini. Sedangkan Changmin? Ia menatap orang yang baru dating itu dengan tatapan kesal bercampur jengah.
"Apa yang kalian berdua lakukan diatas sini? Bel masuk sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Cepat turun sebelum kulaporkan Hyun Joong Seonsaengnim" ujar orang itu yang tak lain adalah Jung Yunho.
Kyuhyun menatap sahabatnya, tatapannya seolah mengatakan 'apa-yang-harus-kita-lakukan' sementara Yunho sudah berjalan mendekat.
"Hei! Cepat masuk kelas. Aku yakin kalian tak mau dihukum oleh Hyun Joong seonsaengnim" perintah Yunho lagi kali ini kalimat terakhirnya terdengar lebih lunak.
Changmin menengadahkan kepalanya untuk melihat wajah Yunho. Ada perasaan damai yang aneh saat sepasang manik mata Changmin bertemu dengan sepasang manik mata musang dibalik lensa kacamata itu. Sebuah perasaan yang Changmin sendiri tak mengerti.
Namun secepat kilat ia memutuskan kontak mata dengan guru barunya. Perasaan kesal kembali menyelimutinya saat ia sadar siapa yang berdiri didepannya sekarang.
"Memang apa pedulimu kalau Hyun Joong seonsaengnim menghukum kami?" balas Changmin ketus. Ia kemudian bangkit dan menepuk-nepuk celananya yang kotor.
"Tentu saja aku peduli dan harus bertanggung jawab terhadap kalian. Bagaimana pun aku juga menjadi wali kelas sementara kalian. Jadi aku ha-"
"Huh. Yang benar saja. Kau jangan berlebihan. Kau bukan orang tua kami" ujar Changmin penuh penekanan diiringi dengan senyum mengejek. "Ayo, Kyu! Kita pergi!" ujarnya yang kini telah melangkah dulu ke pintu yang menghubungkan atap dan lantai 3.
Kyuhyun yang sedari tadi diam mematung melihat adegan antara Yunho-Changmin, sontak tersentak kaget saat Changmin memanggil namanya. Ia terlalu kaget dengan perubahan sikap Changmin. Bisa dibilang, ia nyaris tak mengenali Changmin yang sekarang.
"Kyu! Ppali!"
Teriakan Changmin menyadarkan Kyuhyun untuk yang kedua kalinya.
Kyuhyun menatap Changmin sejenak yang telah menunggunya di anak tangga teratas, kemudian menatap Yunho sejenak.
"Seonsaengnim, gwenchanayo?" ujarnya setengah khawatir saat melihat mata Yunho yang….berkaca-kaca?
Yunho cepat-cepat mengerjapkan matanya, mencegah agar air mata atau apapun itu tidak menetes jatuh didepan muridnya. Bagaimana pun ia masih mempunyai harga diri sebagai seorang guru.
"Nde. Aku baik-baik saja. Pergilah" ujarnya dengan nada halus.
Kyuhyun hanya bisa mengangguk menuruti perintah gurunya meski dengan perasaan bingung.
Meninggalkan Yunho yang berdiri mematung diatap sembari memandangi punggung Changmin dengan perasaan sedih.
"Yah, aku memang hanyalah guru dimatamu, kan, Jung Changmin?"
TBC
Anggap saja ini fict comeback saya. Dan abaikanlah fict saya yang masih terlantar #ditimpuk. Ah bingung mau ngomong apa. Intinya saya akan sangat berterima kasih pada readers yang berbaik hati meninggalkan jejak baik kritik maupun saran.
Saya harap kalian tak salah paham kalau disini banyak moment Hominnya (as a Dad and his son, not as couple, sure) karena memang disini lebih saya tekankan ke familynya.
Hope like it ^^
Sign
Duckymomo
