Gelap...

Semuanya terasa gelap dan dingin.

Deg.. Deg..

"Sasuke-kun... hiks..bangun" isak tangis itu terdengar semakin keras, menyiratkan sebuah rasa takut.

Ingin rasanya ia membalas isak tangis itu. Hanya saja lidahnyanya terasa kelu. Sekuat apa pun batinnya berteriak, suaranya tak mungkin menggapai gadis itu.

Deg.. Deg..

"Sasuke-kun janji..hiks... untuk menemaniku. Hiks... katamu, kau akan selalu menjagaku, kan? Hiks..Hiks...Buka matamu Sasuke-kun..."

Sial! Tidak hanya lidahnya, seluruh bagian tubuhnya juga terasa kaku. Semua terasa seakan membelenggunya. Mencegahnya untuk-

PIIIIPP...

"SASUKE-KUN! JANGAN PERGI"

-menepati janji yang pernah ia katakan pada gadis itu.

.

.

.

'The Black Winged Angel

By : Mizuhashi Riku (MR)

Naruto and its character belongs to Masashi Kishimoto

.

.

.

Sasuke membentangkan sayapnya dan terbang melewati beberapa bangunan dengan kecepatan sedang. Walau ia hanya hanya menggunakan sedikit dari tenaganya, namun orang yang ia incar sudah berada sangat dekat dalam jangkauannya.

"PERGI! PERGI! JANGAN KEJAR AKU!"

Teriakan itu terdengar berkali-kali bagaikan sebuah kaset rusak yang terus-menerus dimainkan. Meski makin lama memang terdengar makin parau, kata-kata itu tetap lantang diteriakan padanya.

Tidak sabar lagi, Sasuke menapakkan kakinya tepat di depan pria yang sedari tadi ia kejar, membuat pria itu terkejut hingga terjatuh ke belakang.

"KUMOHON, AMBILAH UANGKU... ATAU... ATAU APA PUN ASALKAN AKU TETAP HIDUP" teriakan penuh rasa takut itu ditujukan padanya. Keringat bercucuran deras dari kepalanya yang kini bercampur dengan tetesan-tetesan air mata tidak ia hiraukan sama sekali.

Perlahan, Sasuke melangkahkan kakinya ke arah pria tadi, sementara pria tadi berusaha sekuat tenaga untuk merangkak mundur, menjauhi Sasuke, hingga pada akhirnya punggungnya membentur tembok.

"Waktumu sudah habis" bisik Sasuke pada pria itu. Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi dihunuskannya tangan putihnya tepat ke arah jantung pemuda itu.

Zrasssh

"ARRRRGGGGGHHH" dan teriakan memilukan pun terdengar di sepanjang jalan yang sepi itu.

.

.

Plok...plok...plok

Di lokasi yang sedari tadi hanya dipenuhi suara lelaki yang baru saja dicabut nyawanya itu, kini terdengar tepuk tangan riuh.

Dangan enggan, Sasuke mengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang baru saja bertepuk tangan untuknya. Begitu ia melihat sosok sahabatnya yang berada tepat beberapa meter di atasnya, ia pun mendengus seraya membuang muka.

"Seperti biasanya, Sasuke. Kau selalu mencabut nyawa orang dengan tatapan dingin mengintimidasi seperti itu. Tidak heran mereka seperti bertemu setan saja" sahabat Sasuke yang sedari tadi menonton 'pertunjukan' Sasuke terbang ke arahnya, "Seharusnya kau tidak memberikan tatapan seperti itu. Aku jadi iba pada mereka,"

"Kau berisik, Dobe" sinis Sasuke yang akhirnya membuka suaranya.

Naruto mengerucutkan bibirnya, kesal. "Aku kan hanya memberi saran, baka! Kau ini sebagai malaikat seharusnya bisa lebih bersahabat lagi. Membunuh tanpa belas kasih seperti itu, seperti bukan malaikat saja," cibirnya.

"Lantas..., seandainya aku bersikap lebih lunak, apa kau pikir akan ada yang berubah?" pertanyaan Sasuke langsung membungkam celotehan sahabatnya.

"Eh, ya..emm setidaknya mereka bisa mati dengan tenang kan?" jawab Naruto, kikuk. Ia mengacak-acak rambut pirangnya yang mencuat-cuat. Berusaha untuk menemukan tambahan perkataan untuk menyerang balik Sasuke.

Sasuke memutar kedua bola mata miliknya kala ia melihat tingkah Naruto yang menurutnya bodoh itu. Ia berjalan beberapa langkah melewati Naruto dan mulai mengepakkan sayapnya yang berwarna hitam pekat.

"Heh, Teme, kau mau ke..." pertanyaan Naruto terpotong oleh perkataan Sasuke sebelum ia pergi entah ke mana.

"Kuberi tau kau satu hal, Dobe. Manusia bukanlah makhluk yang bisa diberi sikap lunak"

.

.

'Sasuke-kun... bagaimana kabarmu di sana? Kabarku di sini baik, Sasuke-kun. Hari ini, Ino dan Hinata menemaniku membeli pernak-pernik Natal. Kami melihat banyak aksesoris yang lucu-lucu, membuatku ingin sekali memiliki semuanya. Pulangnya, kami makan di U- Cafe. Cake yang mereka sediakan enak, loooh... Aku sampai beli banyak cake untuk di rumah, hehe. Pokoknya, hari ini menyenangkan, aku senang sekali, Sasuke-kun...*tes* Aduh.. aku ini kenapa, sih? Tadi tertawa sekarang menangis. Hiks... aku memang payah ...hiks... Sasuke-kun... aku ingin bertemu...'

Lagi-lagi... suara itu.

Kenapa suara itu selalu terdengar olehnya?

Mendaratkan kakinya di dahan pohon yang kokoh, Sasuke memasukkan kembali sayapnya. Matanya terpejam. Sementara helaian rambutnya menari-nari tertiup angin. Berusaha berpikir tenang, ia pun membiarkan sepoi angin membelai wajahnya.

Sudah sepuluh tahun sejak suara itu mulai terdengar olehnya dan sudah sepuluh tahun juga ia mencari pemilik suara itu. Tapi... Tapi kenapa ia masih tidak dapat menemukannya? Padahal ia yakin sekali ia sangat mengenal suara itu. Saat pertama kali ia membuka matanya, suara itu yang pertama kali terdengar olehnya dan entah mengapa ia bahkan sama sekali tidak merasa asing saat mendengarnya. Apakah di kehidupan yang sebelumnya ia pernah mengenal pemilik suara itu?

.

.

'Sasuke-kun... bangun hiks..'

Sebelum suara itu menghilang, Sasuke tersentak dan segera terbangun dengan keringat yang bercucuran deras dan detak jantung yang berpacu cepat. Pandangannya yang sebelumnya gelap total kini mulai menampilkan cahaya secara perlahan meski pun masih buram.

"Jadi ini calon malaikat pillihanmu, Yagami?"

Sebuah suara yang terdengar lembut tertangkap oleh indera pendengaran Sasuke. Dengan cepat ditolehkan kepalanya ke arah sumber suara dan terlihat olehnya dua bayang-bayang hitam pekat. Sasuke tidak tau apa yang dia lihat karena semua terlihat buram baginya, tapi dia yakin mereka memiliki sayap yang menempel pada punggung mereka. Entah mengapa di antara semua benda yang ada pada radar penglihatannya, hanya dua pasang sayap berwarna hitam pekat saja yang tampak jelas untuknya.

Sementara itu, salah seorang di antara dua makhluk itu, yang sebelumnya ditanya oleh kawannya, bergerak perlahan ke arahnya tanpa menjawab pertanyaan yang tertuju untuknya lebih dulu.

Begitu makhluk itu berada di hadapan Sasuke, ia meletakkan salah satu tangannya pada puncak kepala Sasuke yang pada saat itu juga membuat Sasuke merasakan rasa panas luar biasa pada tubuhnya.

Tanpa sempat bertanya, Sasuke mendengar makhluk itu berbisik, "Mulai sekarang, namamu Sasuke Yagami"

Mata Sasuke kembali terbuka setelah sebelumnya terpejam selama beberapa saat dan menerima suguhan pemandangan serpihan sayap berwarna hitam yang berterbangan.

Tadi itu... apa?

"Itu artinya kau sudah menjadi malaikat sepenuhnya, Sasuke."

Seakan dapat membaca pikirannya, sesosok malaikat berambut keunguan, yang sebelumnya terlihat buram baginya, berkata dengan nada yang terbilang lembut.

"Kau sudah sepenuhnya menjadi malaikat pencabut nyawa. Oh dan perkenalkan, namaku Konan"

Sasuke menyipitkan matanya, "Malaikat... pencabut nyawa? Sepenuhnya? Apa maksudnya ini?"

Konan mengetukkan jari telunjuknya pada telapak tangannya yang terbuka, "Um.. aku tidak bisa menjelaskan semuanya pada mu saat ini, terlalu panjang. Lagi pula Kami-sama juga lebih mengkehendaki para malaikat untuk mencari jawaban sendiri atas pertanyaan tentang kehadiran mereka. Tapi tenang saja, kelak kau akan mengerti, Sasuke"

Mendengar jawaban Konan yang menurutnya kurang jelas membuat Sasuke ingin bertanya lebih lanjut, tapi niatnya hilang kala ia merasakan sakit yang luar biasa pada kepalanya.

"ah... kau sedang mengalami penghapusan memori rupanya"

Penghapusan... memori?

'Sasuke-kun... hiks... bangun dan tepati janjimu..."

.

.

"Kau keterlaluan, Teme!" teriakan dari Naruto membuatnya membuka matanya, menghentikan lamunan tentang kepingan memorinya, , "Kau meninggalkanku begitu saja, padahal aku sudah menjadi temanmu sejak lama. Tau begitu aku tidak perlu mencarimu dengan susah payah. Biar saja kau kena marah dari Kami-sama!"

Tanpa menolehkan pandangannya, Sasuke mendudukan dirinya pada dahan yang sedari tadi ia injak, "Hn. Memangnya ada apa?"

Dengan menyilangkan kedua tangannya di dada, Naruto menghentakkan kakinya dengan gerakan yang cepat.

"Kau tidak bisa menggunakan bahasa yang lebih sopan dari itu, heh?"

Sasuke memutar kedua matanya dengan bosan. Selalu saja seperti ini. Sahabatnya yang ini senang sekali mengulur waktunya. "Hn. Bisa tolong beri tau aku apa yang beliau katakan?"

Mau tak mau, Naruto menurunkan tangannya dan menghentikan gerakan kakinya. Ia lalu terbang ke arah Sasuke dan berhenti tepat di depannya.

"Misi baru untukmu: bantu Kami-sama untuk menentukan kematian seseorang," kata Naruto dengan nada serius.

Sasuke mengerutkan dahinya, "Menentukan?"

"Ya, menentukan" jawab Naruto sambil menganggukan kepalanya, "Ada seorang gadis yang masa kematiannya tiga bulan lagi. Tapi, bagaimana gadis itu mati, entah mengapa Kami-sama tidak dapat menggariskannya. Masa depan gadis itu tidak terlihat dengan jelas dan meskipun Kami-sama mencoba untuk menggariskan garis hidupnya, garis bikinan Kami-sama pasti menghilang. Jadi, berhubung.."

"Berhubung aku ini malaikat kematian yang memiliki keistimewaan untuk membuat takdir baru untuk manusia yang nyawanya akan aku cabut, maka ia memintaku untuk membimbing gadis itu kepada kematian. Begitu?" tanya Sasuke yang kini sudah mendapat gambaran perintah dari kami-sama.

'Maaf aku kelamaan bercerita, Sasuke-kun...

"Kau cerdas sekali, Sasuke. Dan agar kau dapat menjalankan misimu dengan baik, Kami-sama memintamu untuk menjadi salah satu murid dari Konoha High School. Nanti kau..."

Dan kembali menangis padahal sudah berjanji untuk tidak melakukannya lagi di hadapanmu...

"Akan bertemu dengannya di sekolah itu dan memelajari tentang kehidupannya"

Aku tau lagi-lagi aku melakukan hal bodoh yang sia-sia... tapi aku aku tidak pernah lelah untuk kembali berharap Kami-sama mengabulkan permohonanku...

"Berhenti memotong ucapanku! Aku belum selesai berbicara!" bentak Naruto seraya memotong ucapan Sasuke, "Nah, orang yang harus kau awasi itu adalah...

permohanan untuk...

... Haruno Sakura"

bertemu denganmu'

.

.

.

Sebuah cerita singkat sebagai pembuka chapter-chapter selanjutnya. Maaf untuk segala typo atau grammar yang tak beraturan dan Terima Kasih karena sudah mau membaca cerita ini :D