Disclaimer : Masashi Kishimoto

.*.*.*.

Only You, Babe

Prolog

.*.*.*.

Konohagakure

-23.00-

Bingar-bingar musik memenuhi gendang telinganya. Bau alkohol yang tajam sudah memanjakannya sejak beberapa menit yang lalu.

Tubuhnya–yang hanya terbalut kaos oranye dan celana jeans hitam–bergerak mengikuti ritme musik yang dimainkan Dj. Bergoyang dengan lepas dan sesekali menggoda gadis cantik di hadapannya dengan cara menyentuh atau menyenggol beberapa bagian tubuh sang gadis serta mengedipkan mata beberapa waktu yang berhasil membuat sang gadis tertawa kecil untuk beberapa saat.

"Kau sangat cantik," ujar Naruto keras di tengah bingar-bingar musik agar sang gadis berbusana minim warna biru langit itu mendengar ucapannya. "Cantik!" Naruto tersenyum.

Dan memang benar, gadis itu cantik. Rambut pirang panjangnya yang diikat satu terlihat indah, lembut. Make up natural yang dia gunakan memberi kesan sexy tersendiri. Pilihan baju ketat dan minim warna biru langit tanpa lengan mampu membuat tubuhnya yang proposial terlihat lebih menggoda. Lekuk tubuhnya begitu indah, dengan ukuran pinggang yang kecil dan buah dada yang besar.

Naruto yakin, dia bisa meneteskan air liur jika dia mau saat ini.

Sementara itu, gadis yang mendengar suara Naruto-pun tersenyum lebar, "Gombal!" ujarnya sembari mendekat ke arah Naruto hingga tubuhnya menempel ke tubuh Naruto. "Gombal banget!" gadis itu memandang Naruto dengan lekat. Dan beberapa detik berikutnya–entah siapa yang memulai–mereka bercumbu. Menambah panas suasana di klub malam ini.

Saling melumat.

Itulah yang mereka lakukan selama beberapa menit hingga kebutuhan oksigen memaksa keduanya untuk menghentikan ciuman panas mereka. Dan saat mereka saling memandang untuk kedua kalinya, mereka tertawa lepas.

"Kencanlah denganku malam ini,"

Gadis itu mengedipkan matanya, "Berani bayar berapa?"

Naruto tertawa kecil, "Berapapun, Cantik," ujarnya sembari melingkarkan tangan di pinggang sang gadis. "Tubuhmu sangat menggoda." Bisik Naruto di telinga sang gadis, "Mau tidak kencan denganku malam ini?" tanya Naruto lagi dengan nada berat yang menggoda.

"Sepuluh juta tiap rondenya,"

Naruto terkekeh, "Berapapun untuk malam yang indah," ujar Naruto kemudian membawa gadis cantik di hadapannya keluar klub. "Mau hotel bintang lima, atau tempat yang remang-remang?" bisik Naruto sembari meremas pantat sang gadis yang disambut dengan cubitan sang gadis di pinggang Naruto.

"Aku lebih suka tempat yang mewah, tuan,"

.*.*.*.

Otogakure

01.00

"Ugh…. Lebih cepat… ah… Sasuke… ahhhh…"

Sudut bibir Sasuke terangkat–seringaiannya merekah–sebelum dia mempercepat ritme permainannya, sesuai dengan permintaan patnernya. Dan pemuda berusia tujuh belas tahun itu menyeringai penuh kemenangan tatakala suara desahan yang dikeluarkan oleh patnernya semakin keras dan erotis. Memantul di setiap sudut ruangan.

"Teruslah mendesah," ujar Sasuke sembari memandang patnernya dengan tatapan angkuh, "Teruslah mendesah dan buat aku senang malam ini,"

"ARGhhhh… Sasukehhh…."

Dan beberapa detik kemudian, sang patner –Karin- mengeluarkan hasratnya. Sementara itu Sasuke yang merasa hasratnya hampir keluar melepaskan kejantanannya dari Karin kemudian menyemburkannya di tubuh patnernya.

Gadis itu tersenyum tatkala tubuhnya merasakan semprotan hangat dari gejolak nafsu Sasuke. Senang. Terdengar gila. Dan dia memang suadah gila–oleh pemuda di hadapannya.

"Hah… Hah… kau tetap… hosh… menakjubkan seperti biasanya," puji Karin di tengah nafasnya yang tersenggal-senngal. Sasuke hanya tersenyum kecil mendengarnya. "Kita sudah sering melakukan ini, kenapa kau tak menjadikan aku kekasihmu?" tanya Karin sembari mencoba menghampiri Sasuke yang duduk di pinggir ranjang.

"Tidak," jawab Sasuke datar.

Sang patner hanya menghela nafas kemudian memeluk Sasuke dari belakang. "Kenapa?" tanyanya sembari menjilati telinga Sasuke, "Kenapa tidak Sasuke, aku rasa aku cukup cantik untukmu," dia mempererat pelukannya–dan menggesekkan buah dadanya, untuk kesan erotis–dan menghirup aroma tubuh Sasuke yang mampu membuatnya mabuk.

Sementara itu Sasuke mencoba melepaskan pelukan Karin dari tubuhnya. Permainan sudah selesai. Dan dia malas untuk bermain lagi.

Sasuke berdiri, mengambil beberapa celana dan memakainya, "Aku hanya butuh tubuhmu, bukan yang lain," ujar Sasuke dingin. Tatapan matanya yang tajam ia tunjukan pada Karin yang berbaring di ranjang "Jadi jangan bermimpi terlalu tinggi, Karin" suaranya datar. Dan begitu selesai dengan pakaiannya, ia bergegas meninggalkan Karin.

Meninggalkan sang patner yang menjerit dan menangis.

.*.*.*.

"Kau benar-benar seperti monster,"

Naruto terkekeh dan mencium puncak kepala gadis yang tengah terbaring di sampingnya. "Benarkah?" tanya Naruto sembari terkekeh kecil. "Kau juga hebat, Cantik," puji Naruto sembari memainkan rambut panjang gadis yang tengah memakai lengan kanannya sebagai bantal. "Akan aku rekomendasikan kau pada teman-temanku yang lain,"

Gadis itu tersenyum, "Apa mereka juga sebrutal dan segila kau?" tanya sang gadis. Penasaran.

"Mereka bilang aku yang paling gila," ujar Naruto dengan penuh percaya diri yang berhasil membuat gadis di sampingnya tersenyum lebar.

"Dan aku tak menyesal berkencan dengan orang yang paling gila, tuan," ujar sang gadis kemudian menyamankan diri ketika Naruto memeluknya. "Kuharap kau mau menghabiskan malam denganku lain waktu,"

Naruto mengeratkan pelukannya, "Tentu cantik," ujarnya menggoda di telinga sang gadis hingga membuat tubuh sang gadis menegang.

.*.*.*.

"Kau sudah tahu ini jam berapa, tuan?" tanya Itachi dengan nada kesal sembari menatap pemuda yang baru saja menutup pintu. "Dari mana saja kau?" Mata hitamnya meneliti penampilan berantakan Sasuke dari atas hingga bawah. Dan ketika indra penciumannya mencium bau alkohol, Itachi mendengus kecil. Ia benci alkohol dan minuman keras lainnya.

"Bukan urusanmu," ujar Sasuke datar kemudian berjalan melewati Itachi begitu saja.

Itachi membalik tubuhnya dan memandang punggung Sasuke dengan penuh amarah, "Mau sampai kapan kau seperti ini, Uchiha Sasuke?" tanya Itachi yang membuat Sasuke berhenti melangkah, "Kau tau, kau begitu menyedihkan dan menjijikan." Ujar Itachi dingin.

Sasuke menyeringai kecil kemudian menoleh ke belakang, "Sejak kapan kau peduli padaku?" tanya Sasuke sembari memandang Itachi dengan tatapan yang tak terdefinisikan. "Tidak pura-pura peduli begitu," Sasuke kembali menoleh ke depan kemudian segera berjalan menuju kamarnya. Ia butuh istirahat.

"Besok kau akan dikirim ke Konoha High School,"

Sasuke kembali menghentikan langkahnya, "Apa maksudmu?" tanya Sasuke dengan nada tak senang. "Aku tak akan kemana-mana besok," ujarnya kesal tanpa menoleh ke belakang. Ia tahu apa itu Konoha High School. Dan sampai kapanpun dia tak akan mau pergi ke tempat itu.

"Tousan yang memutuskan hal ini, semua urusan telah diselesaikan. Dan aku akan memaksamu untuk pergi ke sana dengan cara apapun. Ini demi kebaikanmu juga Sasuke." Jelas Itachi lantang. "Dengan bersekolah di sana, kau tak akan berhubungan lagi dengan dunia malammu yang menjijikan itu!"

Namun Sasuke tak mempedulikannya. Seberapa panjang omongan Itachi. Seberapa keras suara Itachi. Seberapa marah Itachi. Dan seberapa banyak umpatan yang Itachi keluarkan, Sasuke tetap meneruskan langkahnya. Tak berhenti apalagi menanggapinya. Persetan dengan semuanya, saat ini dia butuh istirahat.

.*.*.*.

TBC

.*.*.*.