Malam itu dingin dan tidak berbintang. Bayangan-bayangan hitam melintas di jalan berbatu yang basah. Orang-orang tahu apa yang bersembunyi di balik kegelapan ketika malam semakin larut dan mencekam. Mereka bilang bahwa orang-orang itu menyerang 'saudara sendiri'. Orang-orang itu menggenggam tongkat sihir dan saling membalas dan bersumpah serapah.

Malam itu dingin dan tidak berbintang. Sesosok manusia terbaring tanpa nyawa di jalan berbatu yang basah. Ada ukiran besar dan kasar yang digoreskan di atas jalan.

FILTHY MUDBLOOD!

GO AWAY!

DIE!

Di malam-malam yang selanjutnya, mereka menggenggam tongkat sihir dan saling membalas dan bersumpah serapah. Mereka akan saling membalas dan lingkaran setan akan terulang tanpa henti.

Di suatu malam yang dingin dan tidak berbintang. Sesosok manusia terbaring tanpa nyawa di sebuah gang gelap. Ada bekas api yang menghiasi dinding gang yang bersih.

YOU WILL EXTINCT! KALIAN AKAN PUNAH!

BLOODY WANKER!

WITCH HUNT THE PUREBLOOD! BURU PARA PUREBLOOD!

Mereka akan saling membalas dan lingkaran setan akan terulang tanpa henti.

xxx

.

.

ATROPA MALFOY

[banquet for the bloody birdcage]

Rozen91

Harry Potter © J. K. Rowling

.

.

the prologue

.

xxx

"Ini tidak akan pernah berakhir."

Mereka sudah sampai pada batasnya. Melihat kehancuran dua kubu itu sudah seperti makanan sehari-hari saja, namun mereka sudah tidak mau mendengar hal-hal seperti itu lagi. Sudah lelah untuk merasa khawatir dan takut jika keluarga, kerabat, atau malah kenalan mereka tiba-tiba muncul di berita sebagai salah satu korban dari permusuhan dan pertikaian dua kubu. Pureblood dan muggleborn.

"Sudah tidak bisa dibiarkan lagi."

Kementrian Sihir sudah merasa seolah hanya pajangan. Cuman nama yang disebut-sebut namun begitu abstrak keberadaannya. Oleh karena itu, Samuel McFracell kembali menggelar rapat untuk kesekian kalinya. Mengundang beberapa orang yang dianggap mempunyai pengaruh luas di masyarakat.

"Kita sudah berembuk dan mencoba segala cara."

Sudah cukup kekerasan dan kematian yang sia-sia. Mereka sudah banyak menderita ketika perang besar di masa yang dulu. Kenapa dua kubu itu mencoba memercik dendam dan amarah sekali lagi? Semua orang sudah sampai pada batasnya. Mr. McFracell menatap lurus, para undangan rapat ikut menoleh, menaruh seluruh perhatian pada sosok di ujung meja persegi panjang.

"Apakah Anda ingin memberi saran—"

Dia sudah menjadi pria matang dan berkeluarga. Pemuda berkacamata yang disebut-sebut sebagai pahlawan perang. Iris hijaunya tak menunjukkan emosi kecuali ketenangan dan kesabaran yang dewasa.

"—Mr. Potter?"

Dan Harry Potter,

apakah kau punya jalan keluarnya?

xxx

Namanya Hermione Granger dan dia sudah kehilangan. Kedua orangtuanya meninggal dalam keadaan yang menyakitkan. Hal itu sangat membuatnya sedih. Dan dia harus berduka selama bertahun-tahun. Air matanya meleleh dan sorot matanya pun berubah. Apa yang tergambar adalah kepedihan dan amarah yang harus ia redam.

Perang sudah berakhir. Semua orang sudah lega dan terlepas dari bahaya. Semua orang merelakan apa yang sudah hilang. Sahabatnya pernah berkata begitu. Ia juga mengatakannya, mengira bahwa hatinya akan meringan dan terlepas dari kesakitan yang makin menjadi. Akan tetapi, yang ia dapatkan hanyalah kemunafikan dari kata-katanya sendiri.

Orangtuanya sudah dibunuh oleh Pelahap Maut dan Hermione Granger tidak rela.

Namanya Draco Malfoy dan dia sudah mendapatkan kembali apa yang hilang. Kebebasan, keluarga, dan rasa aman. Voldemort yang memberikan belenggu kini sudah lenyap dan tidak akan hidup kembali. Draco sudah bebas dan aman bersama keluarganya. Akan tetapi, kebahagiaan mereka kurang karena apa yang menjadi simbol bagi keluarga mereka telah ikut lenyap bersama belenggu Voldemort. Mereka bertiga tidak lagi memiliki kehormatan dan kebanggaan seperti halnya keluarga pureblood yang pernah berdiri mendukung kekejaman Pangeran Kegelapan.

Orang-orang akan lupa, dan seiring waktu berjalan, keluarga Malfoy akan kembali dihormati dan dihargai. Dia pernah meyakinkan diri tentang hal itu. Akan tetapi, ia masih menderita oleh rasa malu dan waktu yang terlalu lama.

Draco Malfoy ingin mengembalikan kehormatan keluarganya.

Oleh karena itu, oleh karena kedua orang ini, yang menjadi wakil terpandang untuk kedua belah pihak...

Mereka berbicara pada wanita itu, "Kedamaian ini... demi kedamaian yang sudah berhasil kita dapatkan, apakah kau bersedia menerima ide ini? Jangan paksakan dirimu. Kalau kau tidak suka, tolak saja."

Mereka berkata pada pria itu, "Ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan nama baik dan kehormatan keluargamu. Apakah kau mau mempertimbangkannya dulu?"

Hari itu mereka memberi tekanan di dalam ucapan-ucapan. Hingga mereka tahu bahwa tidak ada alasan untuk menolak permintaan yang sangat menentukan ini. Rencana demi mengembalikan perdamaian di dunia sihir.

xxx

.

.

Inikah keputusan terbaikmu?

Mereka saling berhadapan.

Bertukar cincin.

Bertukar janji.

Senyum palsu yang sangat memuakkan.

Inikah keputusan yang terbaik?

Ketika mereka saling membagi lirikan rahasia yang berbicara tentang perasaan yang sesungguhnya. Iris hazel yang membeku dalam amarah yang dingin. Permata kelabu yang terlihat bagai es yang menyelimuti permukaan laut Antartika. Mereka sudah menunjukkan perasaan yang sebenarnya.

Tentang betapa getir dan mirisnya masa depan yang akan mereka jalani bersama.

Di antara tepuk tangan meriah, pita-pita berkilau yang dihamburkan ke udara, senyum-senyum lebar di wajah-wajah buram dan berwarna hitam…

Di padang ilalang yang menguning itu

seolah hanya ada mereka berdua

bersama tatapan dingin yang tersembunyi di balik tirai panggung.

.

Inikah jalan keluarmu,

Harry Potter?

.

.

_end of prologue_