My Love In Japan
Discalimer : Tadatoshi Fujimaki
Chapter 1
Momoi memenangkan sebuah kontes belajar bahasa jepang online dari salah satu blog. Hadiahnya, dia dapat belajar bahasa jepang dan semua yang berkaitan dengan jepang selama 3 bulan di sebuah sekolah ternama di Jepang, SMA Rakuzan.
Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Momoi telah sampai di sekolah dan sedang menyusuri lorong lorong untuk mencari kelasnya, kelas 11B. Dia melihat papan papan yang tertera di atas pintu kelas, tak butuh waktu lama untuk mencarinya, kelasnya berada di sebelah di ruangan osis di lantai 2. Momoi masuk ke kelasnya, suasana kelas sepi, tidak ada satupun murid yang ada di kelasnya, kecuali Momoi sendiri. Dia melirik jam dinding yang ada di atas papan tulis, baru jam enam pagi. Dia duduk di kursi paling depan dekat meja guru, menaruh tasnya dan mendekati jendela paling belakang untuk mencari udara segar. Suara langkah kaki terdengar di ruangan itu. Dia menengokkan kepalanya menuju sumber suara itu, seorang siswa bersurai merah dan bermata merah berdiri tidak jauh darinya, dia berjalan ke bangku di sebelah Momoi, menaruh tasnya dan duduk di sana.
" Hai, aku Momoi Satsuki dari Indonesia." Dia memperkenalkan diri.
Ayah Momoi dari keturunan Jepang dan ibunya dari Indonesia, tapi kedua orang tuanya sudah bercerai dan dia lebih memilih tinggal dengan ibunya di Indonesia.
"Watashi wa no namae Akashi Seijuro, yoroshiku." Kata Akashi sambil tersenyum lembut.
Momoi terpana dengan senyumanya itu, sampai dia hampir lupa dengan arti kalimat yang diucapkan sang pemilik senyum menawan itu, dia langsung mengambil kamus bahasa jepang dari tasnya dan mulai mengutak ngatik kamusnya.
Akashi yang melihatnya kebingungan langsung berkata lagi dengan bahasa lain, bahasa Indonesia, " Aaah maaf maaf, kau tidak mengerti ya... namaku Akashi Seijuro, aku ketua osis disini, salam kenal."
Keningnya mengerut, rasanya tak percaya orang jepang seperti dia bisa bahasa indonesia. "Eh, kau bisa bahasa Indonesia?"
Akashi menganggukan kepalanya. "Iya, ibuku orang Indonesia dan ayahku keturunan Jepang, jadi aku bisa sedikit sedikit."
Kerutan di kening Momoi perlahan lahan menghilang, dia agak bersyukur ada orang Jepang yang bisa bahasa Indonesia, jadi dia tidak perlu mengucapkan bahasa Jepang yang kadang kadang membuat lidahnya melilit.
Akashi duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku pelajaran, Momoi melirik jam dinding lagi, sudah jam 7 tepat, tanpa dia sadar dari tadi murid murid yang lain sudah berdatangan. Akhirnya Momoi memutuskan untuk melakukan apa yang dilakukan Akashi, duduk manis di bangkunya dan mengeluarkan buku pelajaran juga. Bel berbunyi tanda pelajaran sudah dimulai, seorang guru wanita masuk ke kelas mereka, memakai kacamata yang kelewatan jadul dan rambutnya digulung keatas dan diikat kencang kencang. Melihat guru aneh itu Momoi jadi berpikir, apa yang bisa di ajar oleh guru macam dia, tampangnya saja tak bisa dia urus.
"Hei, kau jangan coba coba cari masalah dengannya ya." Kata Akashi dengan nada memperingatinya sambil berkata pelan.
Momoi sedikit tak percaya, tapi rasa tak percaya itu langsung hilang ketika ada seorang anak persis dibelakangnya di lempar kapur tulis tepat di tengah dahinya karena mengobrol dan guru itu menatap anak dengan tatapan paling menyeramkan sambil mengacungkan penggaris besi yang panjang dan pastinya jika penggaris itu menyentuh kulit akan menimbulkan bekas luka." Aku bilang juga apa." Kata Akashi sambil berbisik. Momoi menyeka keringat yang sedari tadi terus mengalir dari keningnya. Jam pelajaran pertama sudah diisi oleh pemandangan menyeramkan, rasanya dia tak sanggup bersekolah disini.
XXXX
Bel berbunyi lagi murid murid berhamburan keluar dari kelas, Momoi merenggangkan badannya yang sedari tadi tegang.
"Ayo kita ke kantin." Ajak Akashi.
Momoi berjalan membuntutinya di belakang, kantin berada di lantai dasar sedangkan kelas mereka berada di lantai 2, jadi mereka harus menuruni tangga untuk sampai ke lantai dasar.
"Aduh."
Momoi sedikit kesusahan saat menuruni tangga, terlalu banyak orang berdesak desakkan sampai rasanya dia mau pingsan karena kehabisan oksigen. Akashi melirik Momoi yang terdesak oleh orang orang yang ingin ke kantin juga, sebenarnya pemandangan ini wajar saja dan mungkin semua sekolah juga seperti itu. Akashi menggenggam tangan Momoi,lalu dia berdeham keras. Semua orang yang mendengar itu langsung menengokkan kepala, seketika itu juga semuanya minggir dari hadapannya. Tangga tersebut langsung kosong melompong, tak ada lagi orang yang berada di depannya,semuanya telah menempelkan badan mereka ke sudut sudut tembok. Mereka dapat berjalan dengan leluasa.
Akashi langsung membuka pintu kantin, dan mengantri untuk mengambil makanan yang sudah di sediakan pihak sekolah.
"Hei Akashi, disini."
Seseorang memanggilnya sambil melambaikan tangan, Akashi langsung berjalan ke tempat orang itu setelah selesai mengantri, Momoi yang juga sudah selesai mengambil makanan juga mengikuti Akashi, tapi dia tidak terlalu yakin untuk ikut bergabung disana, apalagi dia anak baru dan disana semuanya laki laki tidak ada perempuan, Momoi merasa agak risih. Akashi yang sedari tadi sudah memperhatikan keresahan Momoi langsung berkata, "Semua temanku orang baik kok, pasti mereka akan menerimamu."
Momoi menganggukan kepalanya pelan. Akashi langsung memperkenalkan Momoi kepada teman temannya, tak disangka mereka bisa menerima Momoi dengan baik, selain itu makanan yang disediakan sekolah terlihat enak dan bergizi tinggi. Momoi bersyukur bisa sekolah disini meski hanya 3 bulan, dan dia berjanji pada dirinya sendiri agar tidak mensia siakan waktunya. Beberapa menit kemudian bel istirahat berbunyi tanda istirahat telah berakhir, mereka semua kembali ke kelas masing masing dan kegiatan belajar di lanjutkan sampai jam 3 sore.
XXX
Pelajaran terakhir terasa begitu lama bagi Momoi, padahal tinggal beberapa menit lagi. Momoi terus memperhatikan jam dinding yang terus bergerak tak ada habisnya. Sampai jarum panjang menunjukkan angka 12 dan jarum pendek menuju angka 3.
"Kring kring kring."
Bel berbunyi menggema di seluruh ruangan. Momoi yang mendengarnya langsung beranjak dari bangkunya, memasukkan buku bukunya. Baru kali ini dia merasa bel sekolah terdengar begitu merdu di telinga.
"Dadah Akashi, sampai jumpa besok." Momoi melambaikan tangannya dan hendak keluar dari ruang kelas.
"Tunggu dulu." Akashi mencegat Momoi.
Mendengar itu Momoi menghentikan langkahnya, "Ada apa Akashi?"
"Kau pulang naik apa?" tanya Akashi.
"Aku naik bis." Momoi menjawab.
"Kalau sore-sore begini kau tidak bisa naik bis, tidak terlalu aman." kata Akashi.
Momoi bingung, di Indonesia saja di selalu pulang menggunakan bus way, bahkan sampai jam 12 malam pun tak pernah terjadi apa apa, dia sudah terbiasa.
"Lalu, aku harus naik apa?"
"Ayo, aku antar." kata Akashi sambil keluar ruangan.
Momoi tersenyum mendengarnya, dan bergumam pelan. "Ternyata dia perhatian."
Mereka berjalan ke parkiran sekolah, Akashi berhenti di depan mobil ferrari berwarna merah cerah, lalu dia membuka pintu untuk penumpang, "Naiklah."
Momoi masuk ke dalamnya, Akashi menutup pintunya dan masuk ke dalam mobil melalui pintu yang lain. "Dimana rumahmu ?" tanya Akashi.
"Aku tak tau alamatnya, tapi aku tau jalannya." Momoi menjelaskan.
"Baiklah, tunjukkan jalannya." kata Akashi sambil menyalakan mesin mobilnya.
"Setelah ini ke kiri, lalu ke kanan." Momoi mengarahkan.
Akashi menjalankan mobilnya dengan kecepatan 80km/jam, lagu dari radio mengalun di dalam mobil, sedikit memecah keheningan. "Bagaimana kau bisa masuk ke Rakuzan?" Akashi memulai pembicaraan.
"Aku kebetulan menang kontes belajar bahasa jepang di salah satu blog." kata Momoi.
"Beneran tuh, tapi aku memperkenalkan diriku dalam bahasa Jepang saja kau tak ngerti, kau menyuap panitianya ya." goda Akashi.
"Enak saja, tidak mungkin aku melakukan hal kayak gitu." Momoi memajukan mulutnya.
"Hahaha, just kidding." kata Akashi sambil tertawa kecil. "Momoi, minggu depan sudah masuk musim gugur, mau lihat bunga sakura berguguran?" ajak Akashi.
Momoi tersenyum lalu menganggukkan kepala. "Kenapa tidak?"
.
.
TBC
A/N : Nah ini adalah fanfict kedua saya... semoga kalian suka, silahkan review... di favorite juga boleh... sampai jumpa di chapter berikutnya^^
