Pub itu selalu ramai diatas jam 2 pagi, menjamu para keparat dengan minuman yang selalu dipuja dan juga pria cantik dan wanita siap pakai. Tempat ini tidak pernah sepi pengunjung mengingat ini adalah pub ter-favoritebagi para pemakai dan sejenisnya. Tempat yang selalu menyediakan yang terbaik dari yang paling terbaik.

Setiap ruangan telah terisi penuh oleh pasangan-pasangan ilegal yang diketahui tidak saling mengenal satu sama lain. Bahkan hingga bilik-bilik ditoilet pun berisi pasangan yang sedang menikmati tubuh pasangan masing-masing. Tempat paling keparat yang pernah ada di Seoul.

Ruangan gelap, penuh asap rokok, cahaya yang selalu berganti warna setiap detiknya yang membuat kepala terasa hampir ingin pecah membuat tempat ini terlihat semakin memukau untuk mereka yang penikmat dunia malam.

Dari sudut ruangan, tempat para tamu VVIP berada terdengar kebisingan disana. Tawa, teriakan kemenangan dan kekalahan timbul dimeja panjang dengan 8 bangku yang terisi penuh oleh 5 pria berjudi dan 3 wanita. Mereka sedang berjudi. Ya, berjudi. Namun bukan uang taruhannya. dan wanita itulah yang menjadi taruhan mereka. Diantara semua 3 orang wanita ini adalah pelacur yang beruntung jika berhasil mendapati 'ketua' dari pria-pria ini, karna dialah sebenarnya yang menjadi bahan pertaruhan si pelacur untuk didapatkan. Pria paling seksi dan panas yang pernah ada.

"Minum lagi." Tawar si wanita yang busananya paling minim. Mungkin pakaian yang digunakan hampir sama dengan lingerie, terbuka disegala bagian. Sayangnya si pria tidak terlalu tertarik, menoleh saja pun tidak dilakukan. Dan mereka menawari minuman ? Ingin pria itu hilang kesadaran lalu bisa dengan seenaknya diseret keranjang bersamanya ? Untuk sekedar dibayangkan pun terlihat sangat menjijikan.

Pria yang paling diinginkan ini adalah seorang pengusahan sukses yang hidupnya bergelimpangan harta. Terlalu mustahil untuknya jika dia tidak bisa mendapatkan pria manis manapun yang dia inginkan. Namun dia terlalu munafik jika dia mengatakan dia tidak tertarik dengan pelacru-pelacur yang disediakan. Oke, dia sedikit tergoda dengan buah dada dan paha pelacur ini yang terlihat sangat menggiurkan. Tapi baginya itu hanya properti penunjang hidup mereka, menjualnya pada pria untuk alasan pertahanan hidup. Tapi dia tidak tertarik dengan wanita yang telah mengumbar bentuk tubuhnya dihalayak umum. Dia menyukai pria manis yang cukup tertutup didepan banyak orang, namun akan sangat terbuka dihadapannya. Ya, walaupun mereka sama-sama pelacur, tapi dia lebih tertarik dengan pria seperti itu.

Park chanyeol Si pengusaha kelas satu sedang menjalani taruhan permainan kartu yang dianggapnya terlalu mudah. Jika imbalan atas taruhan ini adalah uang, dia akan memperjuangkan untuk menang, tetapi begitu melihat wanita-wanita menjijikan inilah yang menjadi hasil dari taruhannya, chanyeol berusaha agar dia tidak memenangkan pertaruhan ini. Namun usahanya sedikit memiliki hambatan karna sepertinya tidak pernah ada yang percaya jika chanyeol bisa ditumbangkan sebegitu mudahnya.

"Kau terlalu terlihat jika kau ingin kalah, park." Ujar rekannya yang baru dikenal chanyeol setelah dia menginginkan ikut bergabung memainkan taruhan, membuat chanyeol ingin segera merobek mulut pria itu yang menyulut emosinya. Pria itu terlihat sekali ingin mengambil wanita yang kini tengah duduk bersandar pada chanyeol. Ingin menjatuhkan image chanyeol dihadapan beberapa orang yang tengah bergabung dengannya hanya karna ingin mendapatkan 3 wanita busuk ini? Chanyeol tersenyum meremehkan.

"Kau ingin mengambilnya?" Tawar chanyeol -yang jelas-jelas hanya basa-basi sambil melingkari bahu pelacur yang diinginkan rekannya itu. "Kalahkan aku kalau begitu." Lanjutnya dengan selipan senyum mengejek yang membuat pria itu menutup mulutnya rapat-rapat dan terlihat emosi. Chanyeol menertawakannya dalam hati.

Kartu milik chanyeol kini sangat sempurna, jika dia membuangnya sekarang, dia bisa mendapatkan pelacur yang dia ingin, tapi nyatanya dia sedang tidak ingin. Dia merasa bosan dan merasa jijik dengan wanita pengumbar dada yang kini tengah berada disampingnya.

Chanyeol berusaha mengulur waktu, menunggu seseorang diantara mereka membuang kartu dengan hasil yang sempurna, menunggu hingga kata kekalahan menyambanginya. Si pelacur yang tengah bersandar pada chanyeol melihat dengan geram kearah chanyeol , mencoba membujuk chanyeol untuk segera membuang kartunya agar dia bisa menjadi pemenang, sayangnya chanyeol benar-benar tidak tertarik 'bermain-main' dengan mereka.

Chanyeol masih mengulur waktu, mengambil beberapa kartu lagi untuk dipasangkan dengan kartu-kartu yang telah dia miliki. Berusaha mencari kegagalan kali ini, namun keberuntungan sedang berpihak padanya. Chanyeol selalu mendapat kunci dari kartu itu. Chanyeol mengerang kesal.

Wanita yang berbusana paling minim tak habis akal untuk membujuk chanyeol. Kini tangannya tengah bermain dipangkal paha chanyeol, mencoba meraih pada intinya, chanyeol hanya diam, mencoba memberikan pelacur itu waktu untuk mengangkat tangannya dari tubuh chanyeol dan menjauhi pelacur itu secara tidak baik-baik. Namun sepertinya wanita ini tak mengerti isyarat yang telah chanyeol berikan. Wanita itu telah memegangi titik pusat tubuh chanyeol, dan chanyeol pun kehilangan kendali, emosinya mencuat.

Chanyeol hampir saja meneriaki pelacur ini, namun sebuah suara nyaring telah lebih dulu mengambil start nya. "Brengsek, jauhi tanganmu dari tubuhku!" Teriak seorang pria manis yang kini tengah menjadi pusat perhatian. Pria manis itu tampak marah dengan seorang pria bertubuh besar menjijikan yang telah bertampang pucat namun masih memasang wajah tak perduli. "Gerayangi saja tubuh pelacurmu, sialan!" Lanjut pria manis itu.

Itu adalah kata-kata yang ingin dilontarkan chanyeol untuk si pelacur, namun semua kata-katanya telah dirampas oleh si pria manis yang cukup cantik dan juga terlihat seksi. Pria manis yang kini tengah menjadi pusat perhatian dipub. Chanyeol memegangi dagunya dan mengelus dengan cara yang sangat dibuat-buat. Dia sangat menikmati pemandangan.

"Cih, apa bedanya kau dengan pelacur-pelacur yang ada disini?" Tanya pria dengan tubuh besar tadi. "kalian menjual tubuh kalian disini untuk setenggak wine dengan harga yang tak pernah bisa dipikirkan dengan akal sehat. Jauhi gengsi sialanmu itu. Tidurlah denganku dan kau akan mendapatkan nominal yang kau mau" Lanjut si pria yang menyulut emosi si pria manis dan cantik itu.

Ternyata si pria manis itu tidak kehilangan akal meladeni pria yang otaknya telah dikuasai oleh alkohol itu, dengan anggun dan terlihat seksi bersama kemeja tipis nya yang berwarna merah terang, pria manis itu beringsek maju mendekati si pria, membuat si pria hampir kehilangan akal setelah pria manis itu menempatkan kedua tangannya di dada pria itu dan mengelusnya dengan gerakan yang sangat dibuat-buat.

"Kau berani menjual rumahmu hanya untuk memberikan nominal yang ku inginkan? Kau terlalu miskin untuk ku tiduri, aku tidak pernah mengizinkan lelaki menjijikan tanpa uang sepertimu menyentuh tubuhku." pria manis pemberani itu sedikit mendorong bahu si pria agar menjauh darinya. Dengan dengusan kemenangan, pria manis itu melengos pergi tanpa melirik pria itu lagi. Namun dugaan si pria manis bahwa si pria tidak akan menggangunya lagi ternyata salah besar. Dengan tangan besarnya lelaki itu meraih bagian belakang si pria manis lalu meremasnya dengan kencang hingga membuat kemeja tipis nya yang dikenakannya terangkat naik lebih tinggi lagi.

Chanye tersenyum geli melihat apa yang sedang dilakukan si pria manis itu, dia sangat tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan… sebuah semprotan dari bibir pria manis itu berhasil membuat wajah si pria berlumur cairan saliva miliknya. Belum terlalu puas dengan apa yang dilakukannya, si pria manis melepas sepatunya dan melayangkan itu kearah kepala si pria kurang ajar.Benar-benar pria manis yang luar biasa,batin chanyeol

Si pria manis pergi meninggalkan pub dengan sepatu telah berada ditangannya. Pria manis itu menuju pintu keluar dengan gusar, membuat siapapun yang berdiri dihadapan pria manis itu dengan segera memberi akses jalan untuknya dan tak ingin mencari gara-gara jika imbalan yang akan mereka terima sama dengan si pria menjijikan itu.

"Apa-apaan dia. Baru tiba sudah membuat kerusuhan." Gumam salah satu wanita malam yang tadi bersandar pada bahu chanyeol. "Kau mengenalnya ?" Tanya chanye dengan nada yang dibuat-buat lembut. Seperti mendapat sebuah emas disebuah lubang kecil, chanyeol mencoba terus menggalinya hingga emas itu bisa berada ditangannya. "Tentu saja, dia itu seperti senior disini. Tapi dia memiliki tabiat buruk dengan seluruh pelanggannya." Jawab wanita itu yang kini sedang berusaha meraih lengan chanyeol untuk digenggam, namun usahanya ditolak mentah-mentah saat chanyeol mengangkat kedua tangannya sebagai tanda 'jangan menyentuhku'.

Siapa namanya ?" Tanya chanyeol dengan aura menggoda yang sengaja dikeluaran hanya untuk membodohi pelacur yang mengetahui tentang gadis itu. "Satu ciuman untuk nama pria manis itu, bagaimana ?" Tawar si wanita malam sambil menyentuh bibir ranumnya yang diwarnai merah terang. Chanyeol menimbang apakah dia akan melakukannya atau tidak. Jika imbalannya adalah informasi tentang pria manis itu, mengapa tidak ?

Chanyeol meraih belakang kepala wanita itu lalu dimajukan untuk bertemu dengan bibirnya. Karna hasratnya telah bermain, wanita malam itu ingin mengambil banyak kesempatan dengan menggerakkan lidahnya, namun dengan segera chanyeol melepasnya. Hanya sebuah kecupan, bukan ciuman.

"Siapa namanya ?" Cecar chanyeol menagih imbalan yang akan dia dapat setelah ciuman itu. Si pelacur sempat kesal dengan perlakuan chanyeol yang sama sekali tidak seperti biasa –yang akan melayani semua pelacur disini dengan lembut. "Nama pria manis itu byun baekhyun, namun orang-orang lebih senang memanggilnya dengan sebutan baekhyun atau baekkie." Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu yang berbuah dengan sebuah getaran pada handphone chanyeol. "Itu kontaknya, sebagai bonus untuk malam ini jika kau bersedia membelikan kuQuintarelli Giuseppe Amarone Selezione." Si pelacur menunjuk bar yang menyediakan minuman yang disediakannya tadi. Tanpa berpikir panjang, chanyeol mengeluarkan dompetnya dan meraih kartu kredit yang diserahkan begitu saja tanpa ingin bertanya seberapa besar nominal yang harus dikeluarkan untuk minuman itu. Quintarelli Giuseppe Amarone Selezione adalah Wine Italia dengan alkohol 17% yang memiliki harga Rp 20.567.000,- per botol. Chanyeol bahkan sanggup membelikan wanita itu puluhan botol dengan kartu kredit yang diserahkannya tadi. Harga dari Wine itu terlalu murah untuk chanyeol.

Yang terpenting adalah, dia telah mengetahui siapa nama pria manis itu dan telah mengantongi nomor kontaknya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan gadis seperti itu ? Luar biasa pemberani dan juga seksi. Chanyeol bertaruh, dia akan mendapatkan pria manis itu hanya dalam waktu 2 hari paling maksimal.

Baekhyun. Chanyeol akan mendapatkannya.

Pria manis yang sering di sebut-sebut sebagai penghancur hubungan seseorang ini, dengan santai melangkahkan kakinya melewati beberapa pasangan yang sedang bermesraan dengan hasil akhir, sang pria justru memperhatikan byun baekhyun dengan tatapan penuh nafsu. Oh, siapa yang tidak tergoda dengan lekukan tubuh yang seperti dipahat oleh sang ahli dengan sempurna saat si pemilik mengenakan sebuah kemeja tipis yang melekat pas ditubuh pria manis itu, kaki jenjang yang terlihat terlalu putih itu terpampang indah saat sang pemilik hanya mengenakan hot pants yang terlalu pendek, dan jangan lupakan soal wajah. Mata pria manis itu terlihat cukup seperti anak anjing saat dia mengoleskan Eye liner yang membingkai matanya dan memberikan efect menjadi indah, hidung yang bisa digolongkan sebagai hidung lucu sempurna itu yang membuatnya semakin indah. Dan bibirnya, bibir ranum yang tidak dipoleskan dengan pewarna apapun namun berhasil mencuatkan warna pink pudar alami yang membuat lelaki manapun akan membayangkan bibir pria manis itu membelai bibirnya lembut. Seluruh organ tersebut membungkus wajahnya dengan sempurna, terlihat seperti malaikat yang turun dari surga. Namun sayangnya, pria manis itu tidak se-suci malaikat. Pria manapun yang memiliki uang lebih bisa menjamah tubuhnya dengan bebas. Pria manis itu kotor, tidak suci lagi, itulah yang kebanyakan orang pikirkan, namun semuanya salah.

Pria manis itu memang menjual tubuhnya untuk sejumlah uang, uang yang akan dia gunakan untuk memenuhi napsunya dalam berbelanja barang-barang dengan merk mendunia yang sangat jelas harganya mencekik leher. Jika seorang bertanya dimana otak pria manis ini, mungkin dia akan menjawab otaknya berada didengkul. Karna pria manis ini terkadang tidak berpikir menggunakan otaknya.

Baekhyun meneruskan kegiatannya dengan tenang hari ini, menjelajahi satu persatu toko-toko yang memajang berbagai barang pria dengan merk ternama yang memang diincarnya sejak beberapa hari yang lalu, dan dia bisa membelinya setelah melayani dua orang pria yang berani membayarnya dengan nominal hampir mencapai angka ratusan juta dollar.

Pria manis itu memiliki cara khusus untuk menggaet para korbannya. Dia sangat tau bagaimana cara mendapatkan uang dengan jumlah yang sangat besar tanpa harus meniduri pria-pria brengsek yang berharap bahwa miliknya bisa tertanam didalam tubuh baekhyun. Kuncinya adalah satu botol Wine dengan kadar alkohol cukup tinggi yang hampir mencapai angka 70%. Pria manis itu akan menggoda sang pria habis-habisan dengan menyodorkan tubuh indahnya yang tidak lagi terbalut busana. Hampir mencapai klimaks sebelum akhirnya baekhyun menyodorkan sebotol Wine yang akan dipasok berlebihan oleh pria yang menjadi korbannya. Setelah Wine itu habis, barulah baekhyun mendorongnya menuju ranjang, berpura-pura akan melayani pria itu beberapa menit hingga akhirnya sang pria kehilangan kesadaran. Mudah, bukan? Mendapatkan uang, namun keperawanannya tetap utuh terjaga.

Tetapi siapa yang menyangka. Dibalik kebiasaan buruknya yang terlalu mencintai barang-barang mewah, baekhyun tidak pernah melupakan kegiatan sukarelawannya untuk menyumbangkan ratusan ribu dollar yang akan diberikan langsung untuk yang memerlukannya. Pria manis ini benar-benar gambaran seorang dewi aphrodite yang cacat. Berwajah manis nan rupawan, namun dibalut pekerjaan paling maksiat.

Baekhyun dengan napsunya mengunjungi satu persatu toko yang memang telah diincarnya, mengincar barang-barang mahal yang telah meracuni otaknya selama akhir-akhir ini. Tanpa sadar dia menabrak badan seorang pria yang juga sedang memilih sebuah barang ditoko itu. Baekhyun merasa tidak terlalu peduli dengan itu, jadi dia hanya meminta maaf dengan perkataan tanpa ingin repot-repot memandang wajah pria itu.

Dengan seringaian kemenangan, baekhyun mengeluarkan kartu kreditnya dan menyodorkan pada seseorang yang berdiri dibelakang meja kasir. Sambil menunggu, baekhyun mengeluarkan ponsel miliknya dan menghubungi seseorang yang mendapat jawaban dalam deringan kedua.

:Guess what!"Suara baekhyun hampir saja pecah saat perasaan kegembiraan lagi-lagi menghampirinya. Tidak perlu ditanyakan lebih lanjut untuk alasan kegembiraan pria manis ini. Karna yang bisa membuatnya berteriak seperti orang gila hanyalah, uang dan juga perlengkapan wanita dengan merk nomor satu didunia.

"Apa ?"

"Aku mendapatkan sepatu balenciagayang kau incar sejak lama." Pamer baekhyun pada luhan, sahabat baiknya yang baru saja menceritakan tentang keberadaan salah satu dari tiga sepatu yang diciptakan balenciaga mampir di Korea. Dan sekarang sepatu tersebut berada ditangannya.

"Sial, jangan katakan sepatu yang ku bicarakan dua hari yang lalu. Sepatu yang hanya di produksi 3 buah didunia!"

"Yep, aku memilikinya!" baekhyun hampir berlompat riang kalau saja tidak ada seseorang yang ikut antri untuk membayar barang yang telah dipilihnya. "Kau akan meneteskan air liurmu saat aku memakainya besok, kita harus bertemu!" Lanjut baekhyun masih dengan nada riang seperti sebelumnya. Namun kegembiraannya terhenti saat kasir yang melayaninya meminta maaf karna mengganggu dan mengatakan, "Maaf, kartu ini telah Limit, apa anda memiliki yang lainnya?" Sontak baekhyun segera memutus hubungan telpon secara sepihak dan menatap tidak percaya kearah sang kasir.

Limit? Oh, astaga." Dengan Panik baekhyun kembali merogoh tas kecilnya berusaha mencari dompetnya. Setelah dia membuka dompet, sial! Dia lupa membawa dompet lainnya yang menyimpan tiga kartu kredit lagi. Oh, bagaimana ini. Baekhyun mulai panik.

"Bisa dicoba sekali lagi? Apakah itu benar-benar limit?" baekhyun berusaha meyakinkan, dia panik setengah mati saat sepatu mahal yang hampir menjadi miliknya tidak bisa dibawanya pulang. Baekhyun ingin menghubungi luhan kembali untuk meminta bantuan, namun orang yang berdiri tepat dibelakang baekhyun menyodorkan kartu kredit miliknya dan berkata, "Gunakan ini, aku yang akan membayarnya." Sontak baekhyun melupakan ponselnya dan segera berbalik untuk melihat siapa dalang dari semua ini.

Saat dirinya berbalik, dia hampir saja menahan napas melihat wajah pria tersebut. Tampan tanpa cela, tidak ada yang bisa dikomentari selain,apakah benar Tuhan menciptakan manusia se-sempurna ini ?Bahkan, pria ini hanya mengenakan sebuah kaus berkerah V pas badan berwarna hitam dan juga celana jeans berwarna biru gelap yang melilit indah kaki jenjangnya, namun bisa terlihat sangat mempesona.

"Kalau kau ingin tau, aku adalah pria yang kau tabrak tadi saat kau baru memasuki toko ini." Jelas si pria tanpa diminta. Membuat baekhyun semakin terpojok dengan tingkahnya. Pria ini masih sangat berbaik hati dengan membayari sepatu yang harganya sama sekali tidak murah saat dirinya telah berprilaku tidak sopan tadi saat menabraknya.

Baekhyun masih tidak bisa berbicara apapun hingga si pria tampan ini menyodorkanpaperbagberisi sepatu milik baekhyun yang telah dilunasi nya. Baekhyun menerima dengan ragu, benar-benar tidak dipercaya. Seorang pria yang jelas-jelas baru ditemuinya dalam jarak waktu hanya 5 menit telah dengan royalnya melunasi tas puluhan ribu dollar miliknya. Benar-benar pria idaman.

Kesadaran baekhyun kembali, berusaha mengatur mimik wajahnya dengan baik saat pria itu sedang sibuk dengan belanjaan miliknya. Dia harus bersikap bagaimana? Menebar senyum penuh rasa terimakasih atau justru memamerkan wajah angkuhnya?

"Well, aku akan mengembalikan uangmu. Sebutkan saja nomor rekeningmu, aku akan mentransfer uangnya." baekhyun kembali mengeluarkan handphonenya, bersiap untuk mencatat nomor rekening pria setengah dewa itu. Namun, alih-alih menyebutkan nomor rekening, pria itu justru memperkenalkan dirinya yang sama sekali tidak ingin baekhyun ketahui.

"Namaku park chanyeol. Senang bertemu denganmu, baekhyun~ssi." Sedetik setelah itu, pria yang baru saja memperkenalkan dirinya dengan nama park chanyeol meninggalkan baekhyun yang terdiam ditempat. Pria itu mengetahui namanya. Apakah sebelumnya mereka saling mengenal? Oh astaga, nomor rekeningnya!

Baekhyun setengah berlari mencoba mendapati sosok chanyeol kembali, namun hasilnya nihil. Baekhyun kehilangan jejak chanyeol. Baekhyun meremas talipaperbagyang berada digenggaman tangannya. Pria macam apa itu? Melunasi sepatunyanya, memperkenalkan diri, lalu pergi. Misterius namun terlihat seksi. Baekhyun menyukai sifat pria itu.

To be continue !

Finally new work !!!

Next or end ?

REVIEW PLEASE ?

wattpad sehunomaya