Mystery
Inspired by Beast Mystery
KyuHyuk (friendship) FF. With OC.
.
.
.
Kyuhyun mendekap erat diktat di tangannya. Ia juga tak henti berdecak sejak tadi. Sesekali dipandangnya langit dari halte bus. Sepertinya belum ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Betapa bodohnya ia karena tak membawa payung atau setidaknya jas hujan. Tidak salahkan tugas ini. karena bergadang semalaman mengerjakan tugas, ia berangkat terburu-buru dan tak memperhatikan kalau langit sudah digantungi awal pekat.
Kalau hanya dirinya yang kebasahan, masih tak masalah, tapi kalau tugasnya ini ikut basah? Oh Hell no... Tugas yang ia kerjakan semalam suntuk. Lalu bagaimana sekolahnya masih dua belokan lagi. Untung hujan turun tepat ketika ia melewati halte ini.
Kyuhyun kembali mendecakkan bibirnya ketika hujan malah menderas. Kenapa juga tasnya, tas kain yang sama sekali tidak anti air, kenapa eomma tak menyuruhnya membawa payung atau jas hujan, padahal biasanya ia amat cerewet.
Kyuhyun sedikit menoleh ketika terdengar suara lari kecil. Seorang gadis dan dia memakai seragam yang sama dengan Kyuhyun. Sepertinya mereka satu sekolah. Tapi Kyuhyun belum pernah melihatnya, lebih tepatnya dia memang tak suka mempedulikan orang lain kecuali orang yang penting untuknya.
Kyuhyun kembali asyik dengan pikirannya dan asyik mencari-cari korban baru untuk dijadikan kambing hitam untuk masalahnya. Setidaknya itu sedikit mengurangi beban hatinya. Lalu ia tak sengaja lagi menoleh pada gadis itu, dan keningnya langsung mengerut.
Gadis itu sedang menadahkan tangannya menampukan tetesan air hujan yang berjatuhan dari atap halte. Ia tersenyum sambil memandang langit. Dan hanya satu di pikiran Kyuhyun, gadis yang aneh. Tersenyum senyum seperti tak waras pada hujan yang benar saja.
Kyuhyun hampir akan mengabaikan gadis itu ketika ia menangkap sesuatu di saku jaket gadis itu. sepertinya itu kantung kresek. Dan seperttinya itu yang Kyuhyun butuhkan. Maka meski enggan ia pun mendekat pada gadis yang beberapa detik yang lalu ia cap gila.
"Emmmm permisi..."
Dan gadis itu sama sekali tak menoleh, ia tetap asyik dengan kegiatan anehnya. Kyuhyun mendecak kesal lagi. Ah tapi gadis aneh ini satu-satunya harapan, maka ia menekan rasa kesalnya.
"Emmm permisi..." ia lebih meningkatkan volumenya, dan gadis itu akhirnya menoleh.
Dan sesaat ia hanya menatap Kyuhyun dengan pandangan yang membuat Kyuhyun amat jengah, seakan dia belum pernah melihat manusia sebelumnya saja.
"Ehemmm..."
Akhirnya gadis itu tergagap.
"Ndeh,,hh,," suaranya tergagap. Ishh benar-benar gadis yang aneh.
"Apa plastik itu masih kau gunakan?"
Alisnya terangkat tapi kemudian dia melihat arah pandang Kyuhyun. Gadis itu pun mengeluarkan plastik itu dan mengangsurkannya pada Kyuhyun.
"Gomawo..." Desis Kyuhyun lalu langsung memasukan tugasnya ke dalam plastik dan mengikatnya erat. Sekarang ia bisa berangkat sekolah.
Baru saja Kyuhyun akan berlari menerobos hujan. Gadis itu mendekat dan membuka payungnya. "Ummm sepertinya ki..kita satu sekolah..."
"Ya.. sepertinya, emm mau berangkat bersama?"
Gadis itu hanya menunduk tapi kemudian dia mendekat dan mengangkat payung besarnya sehingga menaungi mereka berdua. Beriringan mereka pun berjalan menuju sekolah mereka. Kyuhyun berusaha seramah yang ia bisa. Meski sesungguhnya ia ingin segera berlalu dari gadis aneh ini.
Begitu sampai di gerbang sekolah, Kyuhyun membungkuk pada gadis itu dan segera berlalu menuju kelasnya sambil berdoa agar tak usah bertemu lagi dengan gadis aneh itu.
.
.
.
.
.
"Yakkk Kyu..."
Kyuhyun memberikan cengiran pada Hyukkie yang kini sedang menatapnya dengan mulut mengerucut.
"Aishh aku kan cuma minta sedikit Hyukkie... ishh pelitnya."
"Bukan begitu, bilang-bilang dulu dong. Sini kita makan berdua."
Kyuhyun pun tersenyum dan tanpa menunggu lama duduk di samping Hyukkie dan ikut memakan bekalnya. Hyukkie mungkin hanya satu-satunya sahabat Kyuhyun di sekolah ini, sifat dingin dan seenaknya itu membuat banyak orang segan untuk berakrab-akrab dengannya, dan Kyuhyun sendiri pun merasa cukup dengan Hyukkie di sisinya.
"Emmm Kyu..." Hyukkie sedikit menyodok rusuk Kyuhyun.
"Apha?" Jawab Kyuhyun sambil masih asik makan.
"Ishhh lihat ke arah kanan..." Hyukkie menyodok lebih keras.
"Kau ini..." Tapi kyuhyun akhirnya menoleh juga, dan yang dilihatnya hanya kumpulan murid yang duduk di meja-meja besar kantin sedang asyik makan atau pun mengantri membeli makanan.
"Apa sih?" Kyuhyun kembali akan mengambil makanan Hyukkie ketika Hyukkie juga kembali menyodok bahunya keras sambil memberi isyarat dengan mata.
Dengan malas Kyuhyun menghadap ke arah yang ditunjuk mata Hyukkie. Pemandangan yang dilihatnya masih sama. Tapi tunggu dulu, seseorang yang duduk sendirian itu sepertinya ia kenal. Ah bukankah dia gadis aneh itu? Tapi dia sepertinya sedang asyik makan, lalu kenapa Hyukkie menyuruh melihatnya.
"Memangnya ada apa sih Hyukkie?" Kyuhyun kembali berbalik menghadap Hyukkie.
"Gadis itu melihatmu dari tadi. Apa kau mengenalnya?"
Kyuhyun menggeleng, "Aku hanya bertemu dengannya di halte, dan karena dia membawa payung kami berdua berangkat ke sini bersama, hanya itu."
Hyukkie mengangguk-angguk.
"Ya ya.. Kyu jangan dihabiskan! Kau ini!"
Hyukkie menggeplak tangan Kyuhyun yang hanya dibalas cengiran oleh Kyuhyun
.
.
.
.
.
Belakangan Kyuhyun jadi merasa kesal juga. Gadis aneh itu ternyata memang sering sekali tampak di sekitarnya. Mau tak mau Kyuhyun merasa kalau gadis ini mengikutinya. Kyuhyun bukan takut, ayolah tak ada yang ditakutinya di dunia ini. ia hanya merasa kesal dan sebal saja. Tapi Kyuhyun belum mau melabraknya, masih ada kemungkinan ini hanya kebetulan saja kan?
"Kenapa Kyu?"
"Hmm? Tak ada apa-apa!" Kyuhyun berusaha mengeluarkan smirknya yang biasa.
"Sesekali belajarlah tersenyum yang benar Kyu, kau menakutkan tahu!"
"Hahahh aku tak peduli."
"Bagaimana kau bisa punya teman kalau begitu?"
"Sudah kubilang aku tak peduli Hyukkie, aku tak butuh teman yang hanya palsu. Kau sudah cukup bagiku." Kyuhyun memberi senyum manis.
"Ishhh kau membuatku merinding Kyu..." Hyukkie mengelus-ngelus pundaknya.
Kyuhyun malah lebih bersemangat menggoda sahabatnya yang memang manis itu. "Ummm kau manis sekali Hyukkie," Kyuhyun mengelus dagu Hyukkie, membuat Hyukkie menggeplak tangan Kyu dan memberinya pelototan.
"Kyu hentikan!" jeritnya frustasi, apalagi beberapa pasang mata di sepanjang lorong itu memperhatikan mereka sambil berbisik-bisik.
"Hahhahahah... kalau begini caranya aku malah semakin suka menggodamu Hyukkie..." Kyuhyun mencubit pipi Hyukkie.
"Kau ini!"
"Sudah jangan marah-marah." Kyuhyun merangkul bahu hyukkie mengajaknya mempercepat langkah menuju kelas.
Lagi pandangannya tak sengaja menatap ke arah depan kelas, dan lagi gadis aneh itu ada di sana. Dia sedang menatapnya, tapi sedetik setelah Kyuhyun berhasil mentapnya, gadis itu seolah-olah sedang menatap arah lain.
Kyuhyun yakin sekarang, gadis itu memang mengikutinya. Tapi untuk apa?
Mengidolakannya? Ayolah dia tak seterkenal itu meski ia pintar dan sedikit tampan. Gadis itu juga sebenarnya tak terlalu aneh. Penampilannya sama seperti gadis sekolahan biasa. Dia tidak jelek meski tidak cantik juga. Apa ada sesuatu yang terjadi waktu gadis itu mengantarkannya dulu? Perasaan tak ada apapun.
Kyuhyun harus memikirkan ini dengan lebih jernih, sesaat kembali ditatap gadis itu dan gadis itu sedang menatapnya, tapi segera memalingkan pandangan. Ada apa sebenarnya?
.
.
.
.
.
Kyuhyun sedang asyik mencari buku yang dibutuhkannya ketika terdengar suara di belakangnya.
"Ummm ma.. maaf..."
Kyuhyun menoleh dan mendapati gadis aneh itu sedang berdiri dengan tangan saling meremas. Dia terlihat gugup dan ketakutan.
"Yee?"
Gadis itu mendongak tapi dengan cepat pula menunduk.
"A..a ku..."
"Bicaralah yang jelas," Kyuhyun berdecak kesal. Ia sudah amat yakin sekarang kalau gadis ini memang selalu menguntitnya.
Gadis itu malah terlihat semakin gugup. Remasan di tangannya semakin menguat.
"Aku tanya ada apa? Kau membuang-buang waktuku!" itu benar-benar serius Kyuhyun ucapkan.
"Maafkan aku!" dan gadis itu pun membungkuk kemudia berlari ke luar, di pintu keluar ia berpapasan dengan Hyukkie yang akan masuk.
Kyuhyun kembali berdecak, ia lalu berbalik dan mulai menari lagi buku.
Hyukkie mendekat dan menepuk pundak Kyuhyun keras. "Sudah kubilang belajar bersikap lebih baik lembut Kyu apalagi pada wanita."
"Aku hanya berusaha apa adanya Hyukkie. Lagipula dia gadis yang aneh, dia selalu mengikutiku dan tadi aku sudah bertanya baik-baik."
"Mungkin ada sesuatu yang ingin dia bicarakan denganmu Kyu. Tadi matanya berkaca-kaca. Dia pasti sakit hati karena sikapmu itu."
"Hei sahabatmu sebenarnya siapa? Dia atau aku?"
"Bukannya begitu aku hanya kasihan padanya."
Mau tak mau Kyuhyun juga jadi sedikit merasa menyesal. Ia punya ibu yang seorang perempuan dan ia tak ingin melihatnya menangis. Tapi sungguh dia memang bersikap apa adanya, begitulah sikapnya pada siapapun. Ah sudahlah Kyuhyun berusaha menghilangkan bayangan gadis itu.
.
.
.
.
.
.
"Arghhhhh..."
Kyuhyun benar-benar terkejut begitu membuka pintu kamar mandi dan mendapati gadis aneh itu ada di luar kamar mandi. Gadis itu sama terkejutnya karena ia mundur beberapa langkah.
"Kau ini benar-benar aneh. Aku sudah menahan diri tak marah, tapi kau benar-benar membuatku kesal karena terus menerus menguntitku. Apa sebenarnya yang kau inginkan hah?" bentak Kyuhyun.
Gadis itu mendongak, dan Kyuhyun sedikit merasa bersalah melihat betapa pucatnya wajah gadis itu. "Emmm mianhae.. a.. aku tak bermaksud begitu... ttta...pi.. a..ku..."
Gadis itu terdiam dan kembali meremas tangannya. Benar-benar Kyuhyun amat kesal kalau begini caranya. "Bicara yang jelas!"
"I..ini..."
Dengan kecepatan super gadis itu mengangsurkan sesuatu ke tangan Kyuhyun lalu ia berlari menjauh. Kyuhyun menatap benda di tangannya heran. Apa gadis itu benar-benar penggemarnya? Kyuhyun hanya menggeleng-gelengkan kepala dan beranjak menuju kelas.
.
.
.
.
.
"Kyuhyun..."
Kyuhyun mendekat ke arah teman sebangkunya dengan tampang sedikit heran. Dari tadi suasana sekolah sedikit aneh. "Ada apa ini Hyukkie?"
"Ada anak dari sekolah kita meninggal."
"Yee?"
"Emmm kau tahu.. tadi aku melihat fotonya yang dipajang di mading sekolah, dan dia.. emmm gadis yang selalu mengikutimu itu..."
"Mwo?"
Kyuhyun terduduk dengan ekspresi blank. Pikirannya langsung tertuju pada benda yang kemarin diberikan gadis itu. Jadi ini benar? Gadis itu..
.
.
.
TBC
.
.
.
How? Baguskah untuk dilanjutkan?
