Present@MilyFlos

We have same problems

Cast:

CHANBAEK, D.O Slight.

.

.

.

Happy Reading

.

"Kau bertetangga dengannya?".

"Kau selalu satu sekolah dengannya sejak Elementary, dan selalu satu kelas?".

"Jadi seperti apa dia saat kecil, apa masih sama seperti sekarang?".

Well, ini sudah terjadi satu lalu. dan sialnya para yeoja ini sangat sangat menyeramkan.

"Rumah kami tidak sedekat itu".

Hanya berjarak empat rumah saja. "Dia cukup pendiam di sekolah tapi ia baik". No! dia adalah kutu loncat yang harus di musnahkan sejak dulu.

Kenapa di antara banyaknya teman yang setidaknya_aku cukup dekat dengannya, aku harus terus bersamanya, seseorang yang bahkan menyapaku sejak kami memasuki sm.

"KYAA.. Park Chanyeol".

Jelas bukan siapa yang aku maksud.

Benar sekali, seseorang bernama Park Chanyeol itu. Kami tidak sedekat itu, dia bahkan selalu ketus saat berbicara denganku, tapi kenapa para yeoja itu memanfatkanku untuk membuat mereka dekat dengan crushnya.

Doublesial.

Pagi ini Baekhyun membawa serta gitarnya ke sekolah karna ingin dan membeli senar baru untuk gitarnya.

Suasana ricuh saat Chanyeol beserta gengnya datang, lebih lagi seorang dari mereka bernama Minseok mendatangi Baekhyun.

"Boleh aku meminjamnya?". Baekhyun memperhatikan binar di mata Minseok dan ia sedikit tersentuh.

"Baiklah, tapi aku belum memasang senarnya".

"Tidak apa, aku bisa.. Sekalian setel ulang gitarmu bagaimana?". Baekhyun mengangguk. Lalu Minseok membawanya kebelakang dan bergabung dengan rombongannya, dan jangan lupakan para yeoja yang ikut-ikutan.

Baekhyun hanya penasaran jadi ia sedikit lebihnya menonton apa yang di pertunjukkan Minseok saat memetik gitarnya, dan itu sangat indah.

Para gadis itu mulai menyanyi dan menepuk kedua tangan mereka untuk menjadi pengiring lagu. Lalu saat Chanyeol melakukan fingerstyle, para siswi menjerit heboh.

Tunggu? Chanyeol, fingerstyle?

What!! Aku bahkan baru di kunci dasar.

Baekhyun semakin jengkel saat salah satu dari perempuan itu berbicara genit di telinga Chanyeol.

"Bisakah kau nyanyikan lagu kesukaanku". Dengan tatapan itu, jujur Baekhyun ingin muntah.

Apalagi melihat Chanyeol menanggapinya dengan kerlingan.

Bisa di pastikan jika nilai bahasa inggris Baekhyun adalah yang terbaik, tapi sungguh kenapa harus matematika. Yang ia hadapi.

Baekhyun biasa saja dengan pelajaran yang satu ini, tapi nilainya yang satu ini selalu memiliki celah yang memalukan.

Ia harus minta bantuan seseorang untuk itu, tapi Baekhyun enggan untuk meminta bantuan. Jujur saja ia takkan meminta bantuan karna orang itu adalah Park Chanyeol.

Benar, dia pintat matematika.

"Waktu selesai".

Tidak! tunggu?.. Aku bahkan belumu memulainya.

"Kumpulkan sekarang!".

Sial, matematika sialan.

Baekhyun berbalik untuk melihat Chanyeol dengan beberapa perempuan yang tengah berterima kasih, mungkin karna kode tadi.

Mereka bahkan sangat berisik saat ulangan, bagaimana aku bisa konsentrasi jika mereka di sekitarku.

"Hey.. Ingin ke kantin?". Itu Kyungsoo, seorang teman yang cukup dekat. Ia juga maniak matematika.

Seperti seseorang.

Baekhyun tersenyum miris.

"Kajja!".

"Aku tidak tahu kenapa semua itu tidak pernah masuk dengan baik di otakku? Dulu aku tidak seburuk itu".

"Mungkin saja bisa terjadi padamu, banyak latihan saja". Baekhyun mengangguk setelahnya.

Ia berpamitan setelah tahu mereka sudah beda tujuan. Ia akan jalan kaki saja untuk pulang, biasanya Baekhyun akan pulang naik bis dan menunggu di halte tapi sekarang entahlah karna ia hanya ingin jalan kaki. Itu saja.

Walaupun hujan mengguyur di atas kepalanya, sekali-kali ia ingin bermain hujan.

Tapi tinggal beberap blok lagi ia akan sampai kerumahnya, seseorang datang dengan motornya. Jelas sekali orang itu tengah membuka helmnya.

Shit!

"Chanyeol?".

"Ayo naik!".

Double shit!!

"Hah???".

"Cepatlah!". Dengan itu Chanyeol menarik tangan Baekhyun untuk duduk di belakangnya.

Astaga!?

Setelah suara pedal gas terdengar, keduanya telah menjauh dari tempat itu dengan motor Chanyeol.

Dulu aku meminta hal yang sama karna aku akan telat di hari pertama sekolah setelah liburan musim panas padanya, dia tidak membantuku dan meninggalkanku dengan asap motor sialannya, parahnya lagi dia menjulurkan lidahnya padaku sebelum melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Lalu sekarang ia memaksaku untuk itu, duduk belakangnya dengan anteng. Apa dia gila! atau mabuk?

Tapi akhirnya Chanyeol hanya mengantar Baekhyun sampai rumahnya saja sehingga Baekhyun harus berjalan sedikit untuk sampai di rumahnya. Tapi Baekhyun menolak dan ia menyuruh Chanyeol untuk mengantarnya sampai rumah.

Dan itu berhasil.

Chanyeol mengantarnya, dan Baekhyu mengatakan hal yang hebat. Ia bahkan tidak menyangka saat mengatakannya.

"Terima kasih".

.

Baekhyun siang itu tengah mengantar neneknya untuk check-up darah di rumah sakit seperti biasanya. Tapi pemandangan Chanyeol yang tengah berdiri di depannya saat ini membuatnya kebingungan.

Baekhyun ingin bertanya lebih jauh kenapa Chanyeol bisa berada di rumah sakit ini, karna setahunya Chanyeol tidak punya nenek atau kakek yang akan di antar olehnya untuk check up.

Tapi, oh ayolah.. Kenapa Chanyeol selalu menatap kearah Baekhyun walaupun mereka berada di radius dua meter.

Sesaat setelah neneknya selesai dengan urusannya, mereka akhirnya meninggalkan tempat itu.

Dan Baekhyun berpapasan dengan Chanyeol, tapi anak itu tidak berbalik untuk melihatnya.

Itu sangat aneh, oke!

"Apa hari ini tidak ada yang bisa memberitahu saya di mana Park Chanyeol".

"Saem". Murid bernama Kim Chen mengacungkan tangannya.

"Ibunya memberitahuku jika ia demam tinggi, Saem".

Sang guru lalu kembali mengangguk dan memulai pelajarannya dengan tenang.

Baekhyun sendiri, merasa bingung.

Chanyeol sakit?Karna mengantarnya atau apa?

Kenapa mereka bertemu di rumah sakit waktu itu? dan alasan absen hari ini?

Baekhyun sadar dari lamunannya saat Suho, sang pengabsen. Memberikan buku paket yang bukan miliknya.

"Rumahmu, kan dekat dengannya.. Kau bisa mengembalikannya' kan?".

Entah kenapa Baekhyun mengangguk. Walaupun pemilik buku ini adalah seseorang yang tidak terlalu dekat dengannya.

ParkChanyeol.

Tertulis jelas di buku itu.

Baekhyun harus menelan pil kekecewaan karna saat ia mengetuk pintu Nyonya Park-lah yang menyambutnya.

"Terima kasih sudah repot-repot mengantarnya". Hanya itu yang terjadi.

Baekhyun berjalan kerumahnya setelah mengantar buku paket.

Baekhyun bersorak gembira karna nilai ulangan bahasa inggrisnya selalu memuaskan, Do kyungsoo bahkan sangat membenci pelajaran ini dan anak itu harus mendapat remedial.

"Aku sangat membenci bahasa asing itu". Kyungsoo menatap Baekhyun tak suka. Baekhyun tentu saja menyadarinya.

"Jika kau banyak latihan, kau juga bisa mengalahkannya".

"Sial, katakan itu saat matematika dan aku akan tertawa keras di depan wajahmu". Baekhyun memasang wajah cemberutnya.

"Aigoo.. Aku hanya bercanda".

"Kau meledekku, kurang ajar!". Kyungsoo meninggalkan Baekhyun yang tengah menganga di tempat.

"Dia mungkin sedang kesal saja". Baekhyun mengangguk karna ucapannya sendiri.

Ia lalu bangkit dari duduknya dan mendapatkan tabrakan punggung dari belakang.

Orang itu melewatinya begitu saja. Baekhyun jadi ingin melempar sesuatu di kepala besar itu.

"YAKK!!". Sebuah bulpoin mendarat sempurna di tengkuk Chanyeol. Ya Chanyeol.

Chanyeol menengok kebelakang dan melihat siapa yang melakukan hal ini. Ia menemukan Baekhyun dengan tangan menyatu memohon sesuatu, mungkin berdoa agar nyawanya tidak hilang hari ini.

"Byun Baekhyun!".

"Yeh?".

Tapi sayang, doanya tak terkabul.

.

.

.

To Be Continue!

Menuju part 2