Karakter mili Masashi Kishimoto
Maafkan typo yang bertebaran dan jalan cerita yang berantakan. Saya masih dalam tahap belajar
"Hah.. Misi kali ini melelahkan sekali."
"Hah.. Mau bagaimana lagi.."
"Sebaiknya segera melapor."
"Kau benar. ?!"
"Hey, adaapa?"
"Humm.. Sepertinya hanya perasaanku saja."
-satu bulan kemudian-
"Aku dengar beberapa roti yang dibuang dibelakang gang menghilang begitu saja."
"Apa mungkin binatang?"
"Mungkin juga. Tapi katanya ada yang melihat sosok berlari kabur dari belakang gang. Katanya bayangan itu sangat besar dan menyeramkan."
"Hah.. Paling hanya bayangan biasa. Tapi aku dengar ada sesuatu yang ganjil terjadi di rumah kosong yang berada di dekat hutan terlarang."
"Ah.. Aku dengar itu perbuatan makhluk halus."
"Huh? Yang benar saja, yang begitu mana mungkin adakan."
"Hah.. Berita aneh mulai tersebar dimana-mana."
"Yaa.. Kalau kau merasa ketakutan tentu akan mulai membicarakan hal yang aneh dan tidak masuk akalkan."
"Tapi aku tidak menyangka akan sangat tidak masuk akal begini, Asuma."
"Mau bagaimana lagi. Lalu kau mau kemana Kurenai?"
"Humm.."
"Ah.. Kakashi. Kau akan bertemu dengan hokage?"
"Ohh.. Kurenai? Humm.. Begitulah."
TOK TOK
"Permisi, Hokage-sama."
"Ah.. Masuklah."
"Jadi. Adaapa?" tanya Kakashi to the point saat berdiri dihadapan penguasa Konoha itu.
"Ya.. Ini memang bukan hal yang penting tapi bisakah kalian mengecek rumah kosong yang berada didekat hutan terlarang itu?"
"Apa ini berhubungan dengan isu yang tengah beredar saat ini?"
"Humm.. Terlalu banyak laporan yang masuk. Banyak warga yang mulai merasa gelisah. Selain itu juga mulai banyak anak-anak yang mendatangi tempat itu. Kalian tau sendiri bagaimana bahayanya tempat itukan." Ucap Hokage menatap keduanya.
"Tapi kenapa kami berdua? Bukankah Kakashi saja sudah cukup banyak?" tanya Kurenai curiga.
"Terakhir kali aku mengirim seorang jounin kesana, dia kembali dengan luka parah. Jadi aku rasa hal ini tidak akan mudah."
"Baiklah.. Ayo selesaikan tugas ini." Ucap Kurenai pamit undur diri dan beranjak pergi dari ruangan itu.
"Berhati-hatilah. Setelah selesai segera laporkan semuanya."
-hutan terlarang-
"Huh.. Siapa? Yang kemarin? Ah.. 2 orang.."
"Kau bisa melihatnya?" Kurenai menatap rumah kayu usang yang berdiri dihadapannya.
"Um.. Lantai 2, ruangan paling sudut."
"Lalu.. Bagaimana?"
"Yah.. Seperti biasa saja."
"Aku yakin ini tidak akan mudah."
-3 jam kemudian-
"Me.. Menjauh.."
"Kakashi.." Kurenai menatap lawannya itu tidak tau harus berbuat apa.
"Humm. Ini diluar dugaanku."
"Hey.. Bagaimana kalau membuang benda itu?" ucap Kurenai berusaha membujuk lawannya membuang kunai yang ada ditangannya.
"Kurenai, jangan memaksanya."
DEG
"?!"
"He.. Hei.."
"ARGH!"
"Kakashi! Sekarang!"
"Hah.. Hah.. Ungh.."
"Kurenai.. Bisakah kau ke ruangan hokage untuk melaporkan ini? Setelah selesai aku akan segera menyusul."
"Kau yakin bisa menanganinya sendiri? Dia bukanlah gadis biasa."
"Um.. Tenang saja."
"Bagaimana mungkin gadis sekecil ini.."
"Setidaknya sekarang dia berada ditempat yang aman."
"Hah.. Aku akan membantumu. Lebih baik cepat selesaikan ini semua dan melaporkannya. Hokage-sama pasti menginginkan keterangan darimu juga dan lagi ini kasus yang sangat jarang."
"Baiklah. Persiapannya sudah selesai. Sebaiknya kau agak menjauh." Saran Kakashi.
"ARGH! ARGH! TIDAK! LEPASKAN! SAKIT!"
BRUK
"Hah.. Hah.. Hah.."
"Kau baik-baik saja?" tanya Kurenai mengkhawatirkan Kakashi yang terlihat sangat kelelahan setelah melakukan ritual penyegelan.
"Ya.. Aku baik-baik saja. Ayo kita pergi dari sini." Ucap Kakashi menggendong gadis itu menuju desa.
-Rumah sakit Konoha-
"Bagaimana keadaannya?"
"Kakashi? Umm.. Dia belum sadarkan diri."
"Pulanglah. Aku akan menjaganya."
"Hokage bilang apa?" tanya Kurenai tidak menatap Kakashi dan masih saja mengamati gadis kecil yang terbaring lemah dengan berbagai alat penunjang kehidupan menempel ditubuhnya.
"Mulai sekarang aku orang tua angkatnya."
"Tapi.. Gadis ini. Dia bukanlah gadis biasa."
"Umm.. Kemampuan bertarungnya setara dengan anggota Anbu."
"Apa ini perbuatan dia?"
"Sudah tidak salah lagikan? Hanya dia yang mampu melakukan hal seperti ini pada siapapun."
"Tch.."
"Kurenai?"
"Aku pulang dulu."
"Ya."
"Apa sudah ada perkembangan?"
"Ah.. Hokage-sama.. Belum.." ucap Kakashi bangkit dari duduknya.
"Aku harap kau tidak keberatan dengan keputusanku Kakashi."
"Aku mengerti sepenuhnya dengan keputusanmu, Hokage-sama."
"Hum?"
"Apa ada sesuatu yang salah, Hokage-sama?" tanya Kakashi yang melihat sang Hokage menghampiri gadis itu dan dengan perlahan menyingkirkan poni yang menghalangi kening gadis berambut pink itu.
"Aku tidak percaya ini." Ucap sang Hokage yang tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya menemukan tanda seperti diamond ungu dikening gadis itu.
"Itukan... Byakugou.. Bukankah yang memiliki tanda itu hanya Mito-sama yang merupakan istri hokage pertama dan cucu hokage pertama, Tsunade-sama" ucap Kakashi yang baru menyadari adanya tanda tersebut.
"Humm.. Gadis yang menarik.. Sepertinya ini akan sedikit menyulitkanmu Kakashi."
"Humm.. Tadi aku juga sedikit menyadari matanya.."
"Eternal Mangekyou Sharingan benar?"
"Dan Rinnegan."
"Rinnegan?!"
"Umm.."
"Hah.. Ini benar-benar diluar dugaanku. Kurenai hanya menyampaikan tentang Sharingan.. Tapi aku tidak menyangka tipe sharingan yang seperti ini ditambah lagi rinnegan. Anak ini sudah melewati banyak hal."
"Apa mungkin dia keturunan Uchiha?"
"Aku tidak dapat memastikan hal itu. Itu mungkin saja terjadi." ucap Hokage yang mulai bingung dengan langkah selanjutnya untuk gadis pink itu.
"Tapi.. Untuk eternal mangekyou sharingan sendiri.. Bukankah hal tersebut hanya didapat dari hasil pencakokan?" tanya Kakashi lagi.
"Ya... Untuk saat ini sebaiknya rahasiakan tentang ini Kakashi. Oh.. Lalu.. Kau benar-benar siapa untuk tugas ini kan? Menjadi seorang ayah angkat untuk dia."
"Umm.. Aku tidak bisa membiarkannya.. Aku takut dia akan berjalan dijalan yang salah. Dan aku rasa akan sulit untuk mendekatinya." Ucap Kakashi yang hanya menatap gadis pink itu.
"Kalau kau butuh saran.. Kau bisa bertanya padaku atau.. Ah.. Kau bisa bertanya banyak pada Iruka.."
"Iruka?"
"Ya.. Kau lupa kalau dia juga secara tidak langsung mengangkat seorang anak laki-laki?"
"Secara tidak langsung?"
"Humm.. Anak hokage keempat.. Iruka merawatnya.."
"Ah.. Kyuubi.."
"Yep.. Sebenarnya aku lebih ingin Yamato untuk mengawasinya. Karena Yamato dapat mengantisipasi hal tersebut."
"Tapi Yamato masih terlalu muda untuk hal itu."
"Hahahahaha.. Makanya aku mempercayakannya pada Iruka untuk saat ini. Apabila Iruka sudah tidak dapat menanganinya, maka Yamato akan aku panggil. Baiklah.. Aku harus segera kembali ke ruanganku. Aku harap kau dapat mengenalinya dengan baik Kakashi."
"Umm.. Terima kasih hokage-sama."
TBC
