Author :
Afakim12
Genre :
Romance, Drama
Rating :
T
Disclaimer :
Ini fanfict GS. Apabla tidak suka, tidak usah baca.
.
.
. DON'T BE SIDER!
.
.
.
Kim Jongin. Siapa juga yang tak mengenalnya di dunia bisnis. Diumurnya yang 24 tahun itu, ia telah membawa besar nama 'Kim Corp' perusahaan yang ia dirikan sendiri. Dia baru saja menyelesaikan peresmian cabangnya di Jepang. Keluarga Jongin bukanlah dari keluarga pebisnis, keluarga hanyalah keluarga sederhana. Ayah Jongin merupakan karyawan di sebuah perusahaan, dan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Awalnya orang tua Jongin tidak ingin anaknya menjadi pebisnis, orang tua Jongin sangat menentang Jongin menjadi pebisnis. Namun, karena sebuah kemauan, kerja keras dan niat besar Jongin. Kini ia berhasil membuktikan itu semua. Appa Jongin kini hanya mengolah cafe yang Jongin dirikan, karena Jongin memintanya untuk berhenti bekerja agar appanya dapat menikmati waktu bersama eommanya. Ia ingin berbalas budi, tapi appanya tetap ingin bekerja hingga akhrinya Jongin mendirikan cafe itu untuk dikelola orang tuanya.
'Drrrt... drrrt' ponsel pintar itu bergetar dalam saku jas Jongin.
"Yeoboseoyo..."
"Kim Jongin! Aku sudah mengurusi semua daftar teman yang akan diundang. Tinggal kau cek bersama Kyungsoo, mengerti? Aku sudah menitipkannya pada Yerin ketika makan siang tadi"
"Eum... baiklah. Terima kasih telah membantuku Nyonya Park"
"Ah... tentu. Dan ingat setelah kau menikahi Kyungsoo nanti kau harus menjaganya dengan baik. Kalau tidak kau pasti akan mati ditanganku Presdir Kim!" Tepat kalimat terakhir, Baekhyun mematikan sambungan telepon secara sepihak.
Jongin hanya tersenyum singkat menanggapi Baekhyun. Ia kemudian bangkit dari kursi presdirnya dan melangkah keluar.
"Yerin-ah, bisa kau bacakan jadwalku nanti..."
"Ah, oppa! Tentu saja. Eum... sepertinya tidak ada. Iya tidak ada. Jadwalmu hari ini yang terakhir hanya pertemuan dengan perwakilan dari Choi Corp tadi..." jawab Yerin-sekretaris Jongin. "Ah iya, Baekhyun Eonni menitipkan ini padaku tadi..."
"Ah baiklah, terima kasih. Jika ada yang mencariku katakan aku sibuk. Mengerti?"
"Ayai oppa!" Jawabnya penuh ceria.
"Hey! Panggil aku sajangnim, aku atasanmu disini!"
"Huh... sudah berapa kali kau mengatakan itu. Walaupun kau presdir disini kau tetap sepupuku oppa! Wekk!" Yerin hanya menjulurkan lidahnya.
"Haha... baiklah... asalkan kau memanggilku sajangnim didepan clienku!"
"Ya... ya... hush.. hush.. sana pergi. Kau ingin menemui Kyungsoo Eonni kan? Sana cepat pergi... Aku ingin melanjutkan membaca novel karya calon istrimu ini..."
"Baiklah... aku pergi."
.
.
.
"Annyeonghaseyo eommonim, apa Kyungsoo ada?" Ujar Jongin ketika Eomma Kyungsoo membukakan pintu rumah.
"Ah... panggil aku Eomma mulai sekarang Jongin"
"Arraseo, Eomma"
"Kyungsoo ada didalam kamarnya. Sana masuklah..." Eomma Kyungsoo mempersilahkan Jongin. Ya, eommanya mempersilahkannya masuk karena ia tau bahwa Jongin dalam waktu dekat akan menjadi menantunya, dan eommanya yakin Jongin tidak akan melakukan apapun pada putrinya karena selama ini ia sangat percaya bahwa Jongin masih tau tentang batasan-batasannya.
"Terima kasih eomma." Setelah mendapat ijin, Jongin langsung menuju kamar Kyungsoo dilantai dua.
'Cklek'
Jongin, sedikit terpaku melihat 'calon istrinya' itu.
"Kebiasaanmu tidak berubah Nyonya Kim!" Ujar Jongin membuat Kyungsoo seketika menoleh. Ia hanya tersenyum tak berdosa pada Jongin.
Ya, tak bisa dipungkiri. Di umurnya yang ke-24 dan disaat dia hampir menikah kini ia masih sibuk-sibuknya fangirling dikamarnya. Kyungsoo masih berteriak tidak jelas menyanyikan sebuah lagu yang ia dengar dari headsetnya.
Kyungsoo mempause video dilaptopnya dan melepaskan headset yang ditelinganya. "Ah... kau datang? Kenapa aku harus berubah? Ini sudah menjadi kebiasaanku Tuan Kim! Salahmu sendiri memintaku berhenti bekerja.." Ya, setelah adegan melamar Kyungsoo waktu itu, Jongin meminta Kyungsoo untuk berhenti bekerja, awalnya Kyungsoo menolak karena ia berpikir akan berhenti bekerja setelah menikah. Namun, Jongin memberi ultimatum bahwa jika Kyungsoo terus bekerja Jongin tidak mengijinkan Kyungsoo menjadi penulis. Jadilah Kyungsoo mematuhi Jongin, agar ia tetap bisa menjadi penulis. Bahkan novelnya yang baru rilis minggu lalu kini menjadi best seller.
"Kau masih setia menjadi fans Suho itu? Bukankah Suho sudah menikah dengan wanita dari China itu ya?" Jongin mendekati Kyungsoo dan membuka jas yang ia pakai.
"Ya... mungkin aku masih menjadi fansnya, walaupun dia sudah berhianat dengan menikahi wanita itu..."
'Pletak' satu jitakan mulus dari Jongin dikepala Kyungsoo.
"Ya! Kau bilang apa? Dia hanya idolamu! Kau hanya fansnya Nyonya Kim! Bahkan kau yang sebentar lagi akan menjadi istriku masih sibuk-sibuknya menyukai orang lain" gerutu Jongin kesal denga kelakuan calon istrinya itu.
"Biarkan saja. Kali ini bukan Suho Oppa yang ku tonton. Kau tau NCT? Ah... mereka keren-keren... kau tau Jaemin? Mark? Jisung? Hiya... mereka keren Jongin..." teriak Kyungsoo gemas hingga memeluk Jongin yanh ada disebelahnya.
"Astaga, kau menjadi pedofil kali ini? Kau menyukai bocah-bocah JHS ini?"
"Jaemin, Mark mereka sudah SHS! Kalau Jisung dia masih JHS!" Kyungsoo membenarkan.
"Terserahlah..." ucap Jongin mengalah. Jika Jongin melanjutkan perdebatan ini, ia takut dan tidak ingin kejadian dimana Kyungsoo marah hebat karena ia meminta Kyungsoo untuk berhenti menjadi fangirl Suho.
"Ah, ya? Kenapa kau kesini? Bukannya ini waktu bekerja?" Tanya Kyungsoo sambil membenahi laptopnya. Oh... sepertinya calon Nyonya Kim sudah kembali pada mode normal kali ini.
"Jadwalku kosong hari ini. Baekhyun telah membuat daftar yang akan hadir dipesta pernikahan kita nanti. Sekarang kita bisa mengeceknya bersama" Jongin mengambil kertas yang sempat ia letakan dinakas Kyungsoo tadi.
"Baiklah, ayo kita cek bersama". Kyungsoo mengambil dua buah spidol merah untuk menandai nama yang sudah mereka cek.
Mereka membaca daftar nama itu bersama. Daftar nama itu berisi nama teman mereka selama bersekolah di SHS, daftar nama itu urut dari marga A sampai Z. Jongin dan Kyungsoo bergantian mencentang nama-nama orang yang telah mereka cek. Hingga tepat di angka 50, Kyungsoo protes.
"Ya! Kenapa ada orang ini? Tidak-tidak! Aku tidak ingin mengundangnya!" Tutur Kyungsoo sebal. Jongin tertawa terbahak-bahak kini.
"Kenapa kau tidak ingin mengundangnya? Bukannya dia teman baikmu?" Ujar Jongin tetap tertawa.
"Jangan menertawaiku. Dia musuh besarku! Aku tidak ingin mengundangnya! Titik!"ucap Kyungsoo final.
"Soo, kurasa kau harus melupakan dendammu padanya. Siapa tahu dia sudah berubah sekarang?"
"Tidak! Pokoknya tidak! Bagaimana jika dipesta nanti dia malah menggodamu! Tidak! Tidak akan!"
"Kau cemburu?"
"Ya! Aku tidak cemburu. Hanya saja aku tidqk mau suamiku digoda orang lain!"
"Tapi sayang. Kurasa tak apa kita mengundangnya. Aku yakin dia sudah berubah. Jika kita bertakdir untuk bersama, kita tak akan terpisahkan Soo. Kyungsoo yang kukenal adalah orang yang pemaaf mengerti?"
Setelah mendengar pidato panjang dari Jongin, akhirnya Kyungsoo mengangguk pasrah. Mereka pun memulainya lagi.
"Hah... aku tak percaya kau akan mengundangnya" tutur Jongin dengan muka masam.
"Dengar Jongin... dia hanya masa laluku mengerti? Lagi pula salahmu sendiri dulu kau tidak peka denganku!" Mood Kyungsoo membaik melihat tingkah Jongin yang sedang sebal. Ia menjulurkan lidahnya pada Jongin.
"Hn.." Jongin menjawab singkat dengan muka masam.
"Ya... Jongin, katamu dulu ia sahabat kecilmu. Jadi dia tetap harus hadir! Ah, tapi walaupun kau tidak menginginkannya hadir, dia akan tetap hadir. Lagi pula dia sudah memiliki istri sekarang..." Kyungsoo terkikik dan melanjutkannya lagi.
Hingga tak terasa, mereka pun selesai.
"Hah..." Jongin merilekskan tubuhnya. "Kyung, bagaimana jika sabtu besok kita mulai mencari baju hm?"
"Terserah kau saja..." jawab Kyungsoo menyandarkan kepalanya dibahu Jongin.
"Waktu benar-benar cepat berjalan. Tak terasa aku akan segera menikah denganmu..."
"Ya.. begitulah. Waktu memang berjalan begitu cepat..."
.
.
.
Kyungsoo, perempuan cantik dengan gaun putih itu tengah berjalan didampingi appanya berjalan menuju altar.
Ketika sampai didepan altar, appanya menyerahkan tangan putrinya pada Jongin. Lelaki yang sangat dicintai putrinya itu.
"Jaga putriku baik-baik, aku percaya padamu"
Setelah itu, sepasang insan yang saling mencintai, mengucapkan janji suci itu. Dan hingga tiba waktunya dimana Jongin mencium Kyungsoo. Mungkin Kyungsoo akan biasa saja jika dicium Jongin, namun kali ini ia akan dicium didepan banyak mata dan itu membuatnya cukup gugup.
Saking gugupnya ia tak menyadari ketika bibir Jongin kelini telah berhadapan dengan bibirnya. Jongin hanya menempelkannya, ia tahu kalo istrinya gugup, maka dari itu ia tak ingin istrinya menjadi semakin gugup. Tepukan riuhpun terdengar.
.
.
.
"Hua... Kyungsoo selamat..." Baekhyun memeluk Kyungsoo erat.
"Cukup Baekki... kau tidak kasihan pada malaikat kecil yang ada diperutmu itu?"
"Ah... aku hanya senang akhirnya kau menikah. Karena diantara kita bertiga kau yang terakhir menikah... Cepatlah menyusul kami..."
"Apa maksudmu Nyonya Park? Bukankah aku sudah menyusulmu menikah?"
"Kurasa Jongin tau maksud Baekhyun kan?" Kini Chanyeol membuka suara. Ia menyenggol lengan Jongin. Sedangkan Jongin hanya tertawa menanggapi. Kyungsoo hanya memandang Jongin bingung.
"Hah... dimana otak cerdasmu itu Do- ah Kim Kyungsoo? Setelah kau menyusulku menikah tentu saja kau harus memberiku keponakan...". Setelah penuturan Baekhyun ia langsung terlonjak. Ok! Kyungsoo tau yang dimaksud Baekhyun, pipinya memerah membayangkan sesuatu. Kyungsoo bukanlah perpempuan polos, terkadang otaknya hanya lelet menerima sesuatu.
"Huh.. kau harus cepat. Bahkan aku hampir memiliki dua malaikat. Kuharap yang ini perempuan, jadi aku akan memiliki sepasang lengkap" Baekhyun mengelus perutnya, dan sepertinya ia teringat putra kecilnya-Chanhyun yang masih satu tahun itu, yang tengah dititipkan pada eommanya.
"Dimana Luhan? Aku belum melihatnya?" Kyungsoo berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Sepertinya dia datang seb-"
"Kyungsoooo... aku merindukanmu". Sepertinya Kyungsoo akan mengalami sesak nafas karena teman rusanya ini.
"Maafkan aku, tidak hadir tadi, dan maafkan juga karena kami telat... Sena sangat rewel tadi..."
"Hei... nona rusa, cepat lepaskan istriku kau, bisa membuatnya sesak..."
"Ah iya maaf Kyungie..."
"Kyung, selamat..." Orang itu menyalami Kyungsoo dan memeluknya singkat.
"Tentu, terima kasih Sehun.." Kyungsoo tersenyum, dan itu membuat orang yang ada disebelah Kyungsoo masam.
"Ah, Jong selamat juga untukmu. Dan hei... berhentilah berwajah masam, tenang saja aku tak akan merebut istrimu... lagi pula aku sudah memiliki orang yang sangat aku sayangi... Luhan dan Sena, cepatlah menyusul!" Ya, Jongin akhirnya tersenyum kembali. Sepertinya ia sudah cukup sadar ia tak seharusnya memusuhi sahabat kecilnya ini karena sahabatnya itu merupakan 'mantan kekasih' istrinya.
Berbalik terbanding dengan Jongin. Kyungsoo kini berwajah masam karena Sehun kembali menyinggung hal itu lagi.
"Tentu, aku akan berusaha keras dengan Kyungsoo, karena Kyungsoo menginginkan kembar sepas- Auw, akh! Ya..." Kim Jongin mendapat cubitan keras dari istrinya.
"Hahaha..." terdengar gelak tawa dari Pasangan ChanBaek dan HunHan itu.
"Yak... berhenti... aku yakin tanganku membiru Nyonya Kim. Sebaiknya kita menyambut tamu yang lain...". Kyungsoopun akhirnya melepaskan cubitan mautnya itu. Dan mereka pamit untuk menyambut tamu yang lain, baik itu kolega bisnis Jongin, teman semasa Kyungsoo bekerja, dan teman mereka selama sekolah.
"Oh, hai... selamat ya atas pernikahan kalian" Kyungsoo menjabat tangan perempuan itu malas.
"Hm... terima kasih" Senyum yang dipaksakan terlihat diwajah cantik Kyungsoo. Entah spontan atau apa, Kyungsoo menggandeng lengan Jongin erat seolah olah tak membiarkan siapapun mengambil Jongin darinya.
"Ah selamat juga Jongin... Oh... sepertinya kau takut aku merebut Jonginmu ya? Ahaha... tenang saja. Jonginmu itu kalah keren dengan kekasihku Kyung..."
'Dasar! Kau sama sekali tidak berubah! Hah? Benarkah kau memiliki kekasih? Aku kasihan dengan kekasihmu itu' ujar Kyungsoo dalam hati.
"Kau memiliki kekasih? Ah... syukurlah. Aku menjadi tenang, tak akan ada orang yang akan mengejar suamiku lagi..." Kyungsoo mulai terpancing rupanya. "Mana kekasihmu Nona Jung? Katanya lebih keren dari suamiku?"
"Eum... sayang. Kemarilah..." seseorang yang merasa terpanggil itu mendekat kearah mereka.
"Eum... hai... Jongin, Kyungsoo. Selamat ya untuk kalian. Eum... kalian masih mengenalku? Aku Minhyuk"
Baik Kyungsoo maupun Jongin shock melihat siapa kekasih dari Soojung itu. Kekasih Soojung adalah Minhyuk, yang mana dulu notabenya merupakan anak nerd disekolah mereka. Bagaimana bisa anak itu berubah seperti ini.
"Ah... terima kasih Minhyuk-ssi. Semoga hubungan kalian lancar ya... jaga kekasihmu ini ya" ucap Kyungsoo sinis.
Menyadari situasi mulai memanas Jongin angkat bicara. "Minhyuk-ssi, Soojung-ssi, kami permisi ingin menyambut tamu yang lain..." Jongin membungkuk sekilas dan langsung menggaet Kyungsoo pergi.
"Ya, berhenti Jongin. Aku bisa terjatuh...". Akhirnya Jongin berhenti.
"Seharusnya kau tidak terpancing tadi sayang..." Jongin terkadang bingung menghadapi sikap istrinya yang 3D ini. Terkadang Kyungsoo sangatlah baik, penyayang, memiliki jiwa sosial dan keibuan yang tinggi, namun kadang Kyungsoo bisa sangat kekanakan dan sensitif.
"Aku sebal dengan sikapnya yang sombong itu! Dulu saja dia mengejarmu dan sekarang malah mengejekmu!"
"Bukankah itu baik hm? Dia sudah tidak mengejarku lagi... jadi hidup kita bisa tenang tanpa pengganggu. Ayo kita lanjutkan ketamu yang lain..."
.
.
.
"Hah... ini melelahkan" Jongin langsung menghempaskan dirinya ke sofa di apartemen yang dibelikan oleh orang tua mereka. Orang tua Jongin bekerja sama dengan orang tua Kyungsoo membeli apartemen ini untuk mereka. Jongin ingin menolak, namun karena sudah terlanjur dibeli bagaimana lagi?
"Jongin... sebaiknya kau mandi dulu... Dan lepas jasmu itu... itu akan membuatmu semakin bau Jongin..." "Eum... Jongin mau pakai kamar yang mana?"
"Eoh? Entahlah..." Jongin bangkit menghampiri Kyungsoo. Jongin melihat keadaan ada dua kamar disini. "Bagaimana dengan yang ini? Kita ambil yang luas saja"
"Baiklah..."
Mereka memasuki kamar pilihan Jongin. Jongin langsung merebahkan dirinya diranjang empuk mereka, sedangkan Kyungsoo melihat-lihat isi kamar dan membuka sebuah lemari yang cukup besar disini. Dan Kyungsoo sedikit terkejut dengan lemari yang isinya telah tertata rapi pakaian Kyungsoo maupun Jongin.
'Pantas saja, pakaianku menghilang dirumah' gumam Kyungsoo dalam hati.
"Mandilah dulu Jongin..."
"Tidak, kau saja yang duluan.."
"Kau saja Jongin.."
"Tidak Kyungsoo kau duluan.."
"Kau saja, badanmu bau Jongin..."
"Kau duluan atau kita bersama Nyonya Kim Kyungsoo?". Kyungsoo tak berkutik lagi. Ia langsung mengambil sebuah piyama miliknya dari lemari dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Jongin tersenyum, sebenarnya ia ingin tertawa terbahak melihat reaksi istrinya tadi. Kau mengerjai istrimu lagi Tuan Kim!
Jongin tak tau jika saat Kyungsoo mandi itu lama. Hingga akhirnya ia tertidur.
Dan mungkin setelah 30 menit lebih Kyungsoo baru keluar. Ia menemukan suaminya yang tertidur pulas di ranjang mereka. Diam-diam Kyungsoo mencari tas yang ia bawa tadi, dan mengambil ponselnya. Ia memotret wajah damai suaminya yang tengah tertidur. Setelah itu ia membangunkan suaminya, ya walaupun ia tak tega tapi bagaimanapun Jongin harus tetap mandi.
"Jongin... Jongin?" Kyungsoo menepuk-nepuk tangan Jongin.
"Eumh..." "Ah, kau sudah selesai? Baiklah aku mandi sekarang" Jongin langsung menuju kamar mandi dengan rasa kantuknya yang masih terasa.
'Tok tok' Kyungsoo mengetuk pintu kamar mandi.
"Apa?" Tanya Jongin dengan wajah kantuknya. Wajah Kyungsoo langsung memerah ketika menyadari Jongin toples didepannya.
"Eum... ini piyamamu"
"Ah baiklah" Jongin menerimanya lantas menutup kembali pintu kamar mandi itu.
Sambil menunggu Jongin mandi Kyungsoo menuju meja rias, ia membersihkan sisa make up yang masih menempel diwajahnya. Karena dikamar mandi tadi ia lupa membawa kapas, selain itu ingin mengeringkan rambutnya dengan handuk tadi. Tak mungkin jika ia tidur dengan rambut yang basah, ya walaupun rambutnya nanti tetap akan basah, tapi setidaknya cukup kering dan nyaman untuk tidur.
Jongin keluar dari kamar mandi. Dan sedikit mengacak rambutnya agar tak banyak air menempel. Lantas ia meletakkan handuk itu sembarangan dan langsung menuju ranjang.
"Soo... kemari...". Jongin menepuk-nepuk ruang kosong disebelahnya.
Kyungsoo bangkit menuju Jongin. Ia merebahkan dirinya disebelah Jongin, ia menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Jongin.
"Jongin? Kau memakai sampoku?" Sangat tercium jelas aroma itu. Aroma strawberry yang sangat Kyungsoo hafal berasal dari sampo yang biasa ia pakai.
"Tadi aku sangat mengantuk dan tidak memperhatikannya, aku keliru memakai sampomu.." Jongin terkekeh pelan. Kyungsoopun hanya tersenyum.
"Tidurlah, aku tahu kau lelah dengan hari ini. Selamat malam, aku mencintaimu Kim Kyungsoo" Jongin mencium singkat Kyungsoo sebelum ia menarik selimut untuk mereka berdua.
"Selamat malam juga Jongin, aku juga mencintaimu"
Jongin mengelus surai istrinya itu. Ia mendekatkan kepala istrinya agar lebih dekat dengannya lantas memeluk Kyungsoo dan mulai memejamkan matanya.
.
.
.
.
.
Tbc or End?
Hola... author bawa sequel abal-abal dari ff Valentine Days. Dan rencananya author pengen bahas kehidupan Kyungsoo dan Jongin baik saat berumah tangga atau mereka saat SMA dulu... Tapi tergantung peminatnya juga dari reviewnya entar -'
Kesannya terburu-buru bikin sequel ya? Maafin author, soalnya takutnya entar kalo udah sibuk author bakal lupa.
Sedikit cerita, sebenernya ff Valentine Days itu ff author semasa SMP pas mau smp, dulu author hobi nulis ff dibuku. Buku ff ini sempet hilang dan baru ketemu, akirnya buku yang isinya banyak banget ff gaje ketemu. Beberapa ffnya author posting xD *Lah... curhat
Dan terima kasih banyak, untuk :
Cici fu, Tamimei, Waiz Snify, Beng beng max, Sofia magdalena, rianita (guest).
Makasih banget udah ngereview, dan kasih masukan.
Harap reviewnya untuk sequel ini ^^
