PRESENT : DRAGON BABY A FAIRY TAIL FANFICTION

MAIN PAIR : NALU (NATSU LUCY)

SHIP FAIR : FAIRY TAIL, IGNEEL, ACNOLOGIA

FILLER CHARA (OC) : KIORA DRAGNELL

GENRE : ADVENTURE, ACTION, MYSTERY, FAMILY, HUMOR, ROMANCE, AND LITTLE PIECE OF ECCHI

RATE : T+ (DISARANKAN15 TH KEATAS)

Entah kenapa, Natsu terlihat lebih dewasa di mataku. Seseorang yang selalu kekanakan melebihi Romeo, sejak telur terkutuk itu menetas dengan cara yang sangat tidak wajar. Dia sangat menyanginya, bayi naga dari telur terkutuk.

DRAGON BABY

"Terimakasih" kata anak perempuan yang bernama Ai itu sedikit demi sedikit menghilang. "Kalian telah menolong ku untuk tetap menjaga kedua orang tuaku. Sepertinya aku harus segera menyusul mereka. Tapi, sebelumnya aku punya sesuatu" tubunya yang masih ada di hadapan kami perlahan bersinar dan sebuah benda bertengger ditangannya. "sebelum aku ke fairy tail, seekor naga menitipkan ini pada ku" setelah kami perhatikan secara saksama, benda itu tidak lain adalah sebuah telur. "Naga itu berharap dia dapat menetas setelah lebih dari 400 tahun tertidur" perlahan bagian tubuhnya menghilang terutama tangannya yang masih membawa telur dengan bentuk yang begitu aneh. Hampir saja telur itu jatuh ketanah, tapi Natsu mengambilnya dengan cepat. Tubuhnya mulai mengilang pada bagian kepalanya. "Terima kasih, naga itu sebelunya berterima kasih karena kau sudah menerima titipan darinya, oh iya, naga itu bernama Igneel" seru anak itu yang sudah tidak ada di hadapan kami. Tubuhnya telah menghilang sepenuhnya. Wajah Natsu tidak dapat menahan kagetnya terlebih ketika dia mendengar nama Igneel.

"Telur naga?" seru Natsu penasaran.

"Ne, Natsu, apa yang akan kau lakukan dengan telur itu?" seru ku pada Natsu yang masih dalam kebinggungannya.

"Tentu saja, aku akan menghangatkannya" balas Natsu tanpa dosa sambil menyalakan api di tangannya.

"Baka? Itu bukan menghangatkannya tapi memasaknya" balasku sambil menampar wajah Natsu tanpa sengaja. Pria berambut pink itu bukannya protes pada ku seperti biasa melainkan terbengong dengan sejuta misteri.

Lisanna mendekati kami, sementara Natsu masih terdiam dalam lamunannya.

"Natsu, bagaima kalau telur itu dierami" seru Lisanna yang membuat Natsu terbangun dari lamunannya.

"Tidak Usah, telur itu tidak akan menetas hanya dengan di erami. Mana mungkin Igneel yang memiliki telur ini memberikannya dengan ku kalau dia bisa mengeraminya sendiri. kalau dipikir-pikir, sekarang spesies naga sudah punah jadi mana mungkin dia akan memberikan telurnya pada manusia dengan mudah" jawab Natsu penuh arti yang dengan halus menolak tawaran Lisanna.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan pada telur ini? Aku khawatir kau akan memakannya karena akhir-akhir ini kita tidak bekerja karena membantu Ai mencari orang tuanya"

"Tentu saja aku tidak akan memakannya, bisa-bisa aku akan dimakan Igneel gara-gara memakan telurnya"

"Lalu" Tanya ku penasaran.

"Kau peduli sekali dengan telur Igneel sih! Kalau kau takut aku akan memecahkannya lebih baik kau yang menbawanya" seru Natsu sedikit emosi dan meninggalkan ku tanpa permisi.

"Hei Natsu tunggu" seru ku mengejar pria berambut pink itu sambil membawa telur yang sebesar kepala jura penyihir suci dari lamia.

"Wahh, Natsu ngambek" seru lisana dari kejauhan dengan memegang kedua pipinya.

"Ara-ara" balas Mira seperti biasanya.

Telur naga yang ada di tangan ku kira-kira sebesar kelapa manusia Lisanna bilang telurnya lebih kecil dari telur Happy dulu, tidak begitu berat memang, beratnya tidak lebih seberat Plue atau Happy. Di sore hari yang indah seperti biasa aku berjalan di tepi sungai sepanjang jalan menuju rumah ku besama Plue. Terdengar oleh ku suara paman tua bersama anaknya yang selalu memanggilku ketika ku melintasi tempat itu.

"Kau tau Plue, telur ini seberat mu"

"Puun, puun" balas Plue menanggapi ku.

"Aku jadi tidak sabar seperti apa kalau dia sudah menetas. Astaga, aku baru sadar kalau ini telur naga jangan-jangan dia akan selalu menyemburkan api seperti Natsu" seru ku panik.

"Puun, puun"

"Haah tidak apalah meskipun begitu, Natsu juga ada sisi manisnya, kalaupun telur ini menetas, maka aku akan mengajarinya jadi naga yang manis hihihi" seru ku sambil tertawa.

Malam itu, aku tertidur sambil memeluk telur itu, entah kenapa aku jadi semakin suka dekat dengan nya.

Tiga hari semenjak telur itu bersama ku, Natsu tidak pernah lagi menyapa ku. entah kenapa suasana sedikit canggung semenjak dia menjadi pendiam. Happy memakan ikan seperti biasa, sedangkan dia tertidur seolah menganggap ku tidak ada. Erza dan Gray mendekati meja kami sambil membawa selembar kertas iklan dari papan permintaan.

"Natsu Lucy, ayo bekerja, kita akan pergi besama Juvia kali ini"

"Apa permintaannya?"

"Membunuh monster di wilayah guild lama Wendy. Permintaannya cukup besar 12 juta jewel, jadi kita bisa mendapat 2 juta jewel masing-masing"

Aku mulai berpikir bagai mana monster yang kami hadapi dalam permintaan hingga di berikan bayaran yang sebesar itu. sebelum aku sempat menjawab, Erza sudah lebih dahulu mendesak ku.

"Bagaimana, kau ikut? Kalau tidak kami akan mencari anggota lain" desakan macam apa itu. aku benar-benar kehabisan uang belum lagi beberapa hari ini Natsu sama sekali tidak mau bicara pada ku apa lagi mengajak ku bekerja

"Yosh aku ikut" seru ku bersemangat sedangkan Natsu langsung mengambil ranselnya dan pergi tanpa sepatah katapun.

"Happy, kau tau kenapa Natsu seperti itu?" Tanya ku pada Happy yang memasukan bawaanya ke dalam tas.

"Natsu bilang kau pikir sendiri aye" balas Happy yang sangat membuat ku binggung.

"Memangnya aku salah apa"

Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan Erza aku kira monster yang kami hadapi masih sejenis Vulcan di gunung hakobe, ternyata jauh lebih mengeriakan. Kami menghadapi ular yang memiliki 7 kepala dimana setiap sisiknya merupakan ular-ular kecil yang berbisa. Aku benar-benar merasa jijik sudah banyak yang kami bunuh monster yang berukuran sedang. Sekarang aku hampir kehabisan tenaga sihir. Hanya tinggal Erza, Natsu, Gray dan Juvia yang menghadapi ular yang berukuran sangat besar. Sedangkan Wendy mengobati Charlie yang terkena gigtan ular itu. mereka sudah sangat kewalahan. Aku masih ingat ketika mereka menghadapi welveryn putih di gunung hakobe. sekarang, monster yang mereka hadapi jauh lebih kuat dari itu. mereka berusaha keras agar terhindar dari gigitannya yang sangat berbisa.

"Lucy san, ku mohon jaga Charlie sebentar. Aku ingin membantu Natsu san dan yang lain" seru Wendy sambil menyerahkan Charlie yang masih koma padaku.

"Maaf Wendy, untuk saat ini aku sudah tidak bisa bertarung lagi" balasku.

"Um. Dragon slayer langit itu tersenyum tulus siapa yang menyangka dia adalah pendukung tim ini yang sangat baik. Sedangkan aku hanya dapat membantu mereka sedikit. Ku lihat disana mereka berhasil mengalahkan ular itu. Wendy melipat gandakan serangan mereka hingga ular itu tumbang.

Aku mendatangi mereka kali ini kami mengerjakan misi dengan sukses. Sangat jarang terjadi memang. Charlie ku berikan pada Wendy dan ku lihat Gray dan Juvia berdua saling tersenyum entah kenapa, Natsu dan Happy yang sedang beradu toss. Sedangkan Erza mendekati ku yang sibuk menatap mereka.

"Daijobou Lucy" seru Erza.

"Um" balasku menganggukan kepala.

Erza kemudian berbalik dari ku. ku rasakan sesuatu yang aneh di tubuh ku. sesuatu mengigit pergelangan kaki ku. semua orang kemudian memandangku dengan pandangan yang sulit diartikan. Perlahan tapi pasti aku merasakan kesadaran ku mulai menghilang. Sebelum seluruhnya kesadaran ku menghilang dengan sama ku dengar seseorang berteriak memanggil namaku.

Aku terbangun di tempat yang sangat ku kenal, tempat tidurku ku edarkan kesekeliling mata ku terpaku pada benda yang sebesar kepala manusia. Etah Cuma perasaan ku saja telur itu sedikit bercahaya. Kuambil telur itu dan kupeluk erat seperti biasa. Entah kenapa rasanya benar-benar nyaman. Natsu dan Happy datang memasuki pintu kamarku. Dia sedikit heran kenapa aku memeluk telur itu.

"Yo, bagai mana keadaan mu" serunya seperti biasa sebelum mengabaikan ku.

"Aku merasa baikan, ngomong-ngomong bagaimana misinya?"

"Baikan?" Tanya Natsu dan Happy syok bersamaan.

"Memangnya kenapa" jawabku penasaran.

"Kau koma selama 6 hari. Baru tadi malam kau di bawa kerumah selama enam hari kau dirawat intensif di tempat prusyca bachan" seru Natsu

"Aku harus memastikannya" Natsu tiba-tiba menaiki tempat tidurku, wajahnya begitu dekat dengan wajah ku membuatku benar-benar risih.

"HENTIKAN ITU HENTAIIIII" teriak ku sekuat tenaga sambil menampar pipinya. Otomatis pria berambut merah muda itu terlempar jauh dari ranjang ku.

"Kau memang sudah baik Lucy…" serunya terkekeh sambil menggosok cap lima jari di pipinya.

Aku tersenyum melihat tingkah laku konyolnya. Akan tetapi wajahnya kembali serius secara misterius seperti sebelumnya ketika dia mengabaikan ku. belum sempat aku bertanya, Erza dan yang lain masuk ke kamar ku aku tidak tau kalau banyak orang dari guild datang menjenguk ku. aku tidak tau separah apa cedera yang kudapat hingga enam hari mendapatkan perawatan khusus. Dan aku benar-benar binggung kenapa sekarang dapat menghajar Natsu seperti tidak pernah kenapa-napa. Selama itu mereka menceritakan kejadiannya padaku kenapa bisa sampai koma. Ular yang mereka tumbangkan ternyata belum mati ular itu tiba-tiba hidup kembali dan mengigit pergelangan kakiku. Happy bilang ku pada saat itu langsung pingsan dan Natsu meneriakkan namaku. Erza bilang ular itu langsung mati dibakar api kemarahan Natsu. Gray bilang Natsu menggendong ku dari daerah guild caith saith ke fairy tail hari itu juga tanpa mau bergantian dengannya. Juvia bilang dia tidak akan mengijinkan Gray melakukannya. Wendy bilang dia berusaha menolongku sambil berlari di belakang Natsu. Bahkan ketika aku di rawat oleh prusyca san dan Wendy Natsu tetap menemaniku. Sedangkan Happy selalu berkata Natsu, Natsu dan Natsu. Oh, kepala ku hampir pecah. Tapi aku merasakan sesuatu, aku menyadari betapa Natsu mengkhawatirkan ku. aku jadi merasa bersalah karena sudah menamparnya dan mengabaikannya walau pada awalnya dia yang mengabaikan ku.

Hari ini entah kenapa aku merasa senang, senang karena orang-orang guild datang kerumahku bahkan arwah shodai. Aku tersenyum sambil memeluk tama-chan, telur Igneel yang di tinggalkan Natsu padaku. aku tidak tau kenapa kadang dia bertindak aneh. Tapi untuk hari ini aku begitu senang dan tertidur bersama tama chan.

Normal fov

Natsu berusaha menutup matanya Happy masih binggung dengan apa yang dilakukan Natsu.

"Sudahlah kau jangan mengkhawatirkan Lucy"

"Aku tidak mengkhawatirkannya" balas Natsu.

"Oh ya Natsu, aku baru ingat beberapa hari yang lalu Lucy pernah bilang kenapa kau mengabaikannya"

"Aku tidak mengabaikannya lagi pula aku hanya iri padanya kenapa telur Igneel lebih suka padanya"

"Haah telur itu suka pada Lucy? Dari mana kau tau?" Happy membayangkan telur dengan tangan dan kaki dengan mata love tersenyum sambil membawa sekuntum mawar merah kearah Lucy.

"Aku mendengarnya apa kau tidak mendengar Happy?"

"Haah?" Happy langsung cengo.

"Waktu Lucy mengambilnya dari tangan ku telur itu tertawa dan bilang dia tidak akan mungkin bisa dihangatkan dan terbakar dengan api ku, dan ketika Lucy membawanya dia bilang dia akan menyukainya lalu tadi ketika Lucy menamparku telur itu lagi-lagi menertawaiku"

"Tunggu kapan Lucy mengambil telurnya Natsu"

"Ketika dia menamparku waktu mau memanaskan telurnya bodoh." Seru Natsu dengan tampang konyol

"Ahh aku ingat. Tapi dari mana kau tau telurnya tertawa dan bisa bicara?"

"Happy, kau tidak mendengarnya"

Happy menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba rahang Natsu mengeras entah kenapa.

"Happy, ayo kita pergi"

"Malam-malam begini? Kemana Natsu?"

"Kita kerumah Lucy. Dia dalam bahaya"

"Ayo pergi Happy" Natsu menatap Happy dengan mata yang tajam.

"Aye sir" jawab Happy terpaksa. Happy membawa Natsu menuju ke rumah Lucy.

"Douiste, Natsu?"

"Telur itu bisa bicara, tapi hanya aku yang dapat mendengarnya, pantas saja Lucy tidak meraa terganggu atau semacamnya, ku pikir dia tau kalau telur itu bisa bicara dan sengaja membawanya untuk membuatku iri"

"Kenapa? aku yang sudah lama bersama mu juga tidak mengerti. Ne Natsu aku mengantuk sekali nanti jika sudah sampai di tempat Lucy aku akan tidur ya.

"Ok Happy"

Dengan mudahnya Natsu dan Happy memasuki tempat tinggal Lucy. Tanpa membuang banyak waktu mereka segera memasuki kamar Lucy. Lucy tengah tertidur dengan damai sambil memeluk telur itu. Natsu berusaha menarik telur itu dari Lucy, akan tetapi hasilnya nihil. Semakin Natsu berusaha mengambil telur itu dari Lucy, tangan Lucy selalu saja memukul kepalanya.

"Hah sialan telur ini, pergi kau dari Lucy"Bentak Natsu

"Enggh" erang Lucy, Natsu segera menutup mulutnya takut Lucy terbangun.

"Aku tau kau bisa mendengarku" seru suara entah dimana.

"Kau pernah berjanji jika aku keluar nanti akan membawaku ke tanah lapang yang penuh bunga dandelion" Natsu mencari asal suara yang mengagetkannya. Beberapa detik kemudian matanya tertuju pada telur di pelukan Lucy.

"T, te, telur?" seru Natsu kaget.

"Iya aku, kita pernah bertemu sebelumnya"

"Masa, aku tidak ingat" balas Natsu.

"Oh baiklah, maaf sudah menertawakan mu, soalnya kau lucu kalau sudah bersama wanita yang memeluku ini"

"Bukan lucu itu malapetaka" balas Natsu ketus.

"Kau mencintainya?"

Natsu lantas tidak menjawabnya

"Aku boleh minta sesuatu?"

"Katakan apa?"aku ingin kau memegangku, disini sedikit dingin, aku sudah lama terkurung dalam cangkang ini"

Tanpa banyak basa basi, Natsu meletakan tangannya di cangkang telur itu.

"Nyamanya, kau tau aku selalu senang kalian bersama. Suatu hari nanti ajak aku ke tanah lapang yang banyak di tumbuhi dandelion ya"

"Iya" jawab Natsu.

"Kau tau, entah kenapa rasanya bersama kalian sangat menyenangkan. Dan juga maaf"

Entah bagaimana tangan Natsu sudah melingkari pinggang ramping Lucy dan dia yang biasanya berisik ketika tertidur menjadi hening.

Didalam mimpinya Natsu mendengar sesuatu yang berbicara seperti "Damai dan hangat".

Lucy memeluk erat benda sebesar kepala manusia ke dekapannya, akan tetapi dia merasakan sesuatu yang aneh. Ok tama chan adalah sebutir telur yang besarnya sebesar kepala manusia terakhir kali yang dia tau tama chan masih tetap licin seperti telur pada umumnya, kali ini dia merasakan telur itu ditumbuhi rambut. Lucy sudah mencurigai kalau tama-chan sudah menetas jadi dia bisa pamer dengan Natsu kalau dia dapat menetaskan telurnya. Tapi, perasaan aneh timbul dibenaknya ketika dia meraba dengan seksama benda itu.

"Lucy, bantal mu empuk" suara seseorang yang begitu dikenalnya membuatnya langsung membuka mata. Ternyata, benda yang dipeluknya bukan tama-chan melainkan kepala Natsu.

"Ba, bantal? Hiiii pergi kau hentaiii" refleks Lucy menendang Natsu dari tempat tidurnya.

"Ohayo luce" seru Natsu dengan darah yang keluar dari hidungnya.

Lucy meringkuk di sudup tempat tidurnya sabil memeluk dadanya. Terasa olehya menduduki sesuatu. Dan bergerak.

"Lucy, kau berat" bola berbulu biru itu membuat Lucy melompat kaget.

"Happy? APA YANG KALIAN LAKUKAN DI TEMPAT TIDURKU?" seru Lucy dengan berteriak.

"Aye, Natsu menghawatirkan mu, dia bilang telurnya bisa bicara"

"Bicara? Tidak mungkin. Selama aku besamanya telur itu sama seperti telur biasa. Atau jangan-jangan?" Lucy berpikir sejenak. "Kalian ingin merampok ku"

"Bodoh" seru Natsu.

"Aye" balas Happy.

"Pergi kalian dari kamar ku. Lucy menarik bantal berbulunya yang berwarna putih. Entah kenapa Lucy merasa itu benda yang asing di rumahnya.

"Lu Lu Lucy, bantal mu" Natsu gugup.

"Ada ap" Lucy melihat bantalnya bergerak.

"MONSTEEEEER" spontan dia melepas mahluk ditanganya dan melompat ke Natsu entah kenapa kini bukannya dia menimpa Natsu seperti biasanya melainkan berada gendongan Natsu ala bridal style. Natsu terus menatapnya dan mata mereka bertemu untuk waktu yang lama hal itu membuat Lucy menjadi risih.

"Apa yang kau lihat hentai? Lepaskan aku"

"Oh ok" seru Natsu tanpa dosa lantas melepas Lucy dan membuat wanita blonde itu terhempas kelantai dengan keras.

"Ittai kenapa aku menjatuhkan ku baka?"

"Tadi kau minta lepaskan"

"Tapi tidak harus di jatuhkan"

"Oh maaf-maaf" balas Natsu tanpa dosa.

"Ne, Natsu Lucy, ini mahluk apa?"

"Lho di mana tama chan?"

"Mmm menurut ku ini tama chan" Natsu mengamati mahluk berbulu putih di sekujur tubuhnya. Akan tetapi di bagian kaki, tangan ekor dan wajahnya ditumbuhi semacam sisik. Tidak salah lagi mahluk yang Lucy pikir monster itu adalah naga.

"Naga? Ternyata mereka benar-benar ada"

Naga itu membuka matanya dan menatap Natsu dan Lucy intens.

"Kawaiii. Ku kira dia mengerikan seperti zirconis atau naga yang pernah kita temui saat di tenroujima dan ketika proyek eclipse. Ne kita harus beri dia nama Natsu" seru Lucy memangat

"Naga"

"Itu bukan nama" balas Lucy kesal.

"Tama-chan"

"Itu waktu dia masih telur"

"Igneel"

"Itu naga mu"

"Oh acnoliga" mendengar nama itu Lucy langsung merinding

"Bercanda" balas Natsu.

"Kio" seru naga di depan Natsu dan Lucy.

"Aku mengerti, kalau begitu namanya Kio" seru Happy ikut-ikutan.

"Dia hanya bisa bilang Kio Happy" balas Lucy.

"Ne, bagaimana kalau namanya Kiora?"

"Kiora?" seru Natsu dan Happy bersamaan.

"Nama yang bagus Lucy, kalau begitu kita tambah nama belakangnya dengan dragnell.

"Yare-yare, Natsu dan Lucy memberinya nama seperti mama dan papa Kiora saja" seru hapy sambil melipat lidahnya.

"Diam" teriak Lucy dan Natsu bersamaan.

"Mama, papa" seru bayi naga itu.

"Benar, kamu Kio-chan, Lucy mama, Natsu papa. ore wa Happy"

"Ore wa Kio, luty mama, nat'tu mo papa, mo pipy"

"Aye" seru Happy.

"Aku, mama. Papa" seru Natsu dan Lucy bersamaan.

"TIDAAAAAAKKK" teriak mereka frustasi.

"Sudahlah Natsu, Lucy, terima saja nasib kalian" Happy bicara enteng.

Bayi naga itu mendekati Lucy yang frustasi.

"Mama" seru Kiora dihadapan Lucy. Naga itu masih berjalan tertatih dan berdiri gemetaran dihadapannya seperti Plue.

"Kio-chan" Lucy mengambilnya dan memeluknya. "kau kawaii, aku tidak apa-apa kau panggil mama, tapi panggil Happy jiji ya"

"Pipy jiji" seru Kiora.

"NANI…..?" kini giliran Happy frustasi.

"Sudahlah Happy, terima nasib mu" balas Natsu.

"Baiklah kalau begitu, nama mu Kiora dragnell, dan kau juga boleh memanggil ku papa"

"Kio, mama, papa, jiji" seru bayi naga itu mengulang kembali kata-kata baru yang didapatnya pertama kalinya melihat dunia, mungkin.

"Ok, Kio-chan saatnya makan" seru Lucy membawakan piring yang berisi daging kehadapan Kiora. Akan tetapi bayi naga itu hanya menatapnya tidak berselera.

"Ne, kau tidak suka daging? Kupikir naga menykai daging"

"Kau salah Lucy, mungkin Kio-chan suka ikan" Happy menyodorkan ikan.

"Ne Kio- chan ini enak lho" (sebenarnya aku tidak ingin memberikannya) inner Happy. Akan tetapi reaksinya sama ketika Lucy memberinya daging.

"Bagaimana kalau permen"

"Darimana kau tau dia suka permen?" komentar Natsu.

"Plue suka permen"

Lagi, bayi itu sama sekali tidak berselera.

"Ne Lucy, coba kau kasih dia ASI. Kau kan mamanya" Happy asal nyeleneh

"Aku bukan naga" seru Lucy sweatdrop sambil memegang dadanya.

"Biar ku Tanya makanannya. apa, ne Kio-chan, kau makan apa"

"Ma-hou" seru Kiora

"Oh jadi kau ingin menlihat sihirku?" seru Natsu sambil mengeluakan api di tangannya.

"Hentikan kau bisa membakar apertemenku" teriak Lucy panik. Akan tetapi teriakan Lucy berubah menjadi keheranan karena Kio-chan mengeluarkan lingkaran sihir dimulutnya dan memakan api Natsu.

"Oi-shi" seru Kiora tersenyum

"Hiiii dia makan api Natsu"

"Souka, jadi dia naga ber elemen api, yaay, sepertinya kita akan akrab" seru Natsu sambil mengambil Kiora dan memeluknya.

Kiora tertidur dengan damai di tempat tidur Lucy, sedangan Natsu dan Happy terus mengamatinya dari jauh.

"Ne Natsu dia benar-benar naga kan. Tadinya aku tidak percaya kalau naga it benar-benar masih ada" Lucy memecah keheningan antara mereka.

"Naga itu benar-benar ada kau bahkan sudah melihatnya"

"Tapi mengingat sekarang naga sudah punah, dan dia ada di tengah kota magnolia, akan menjadi berbahaya kalau banyak yang tau kalau Kio-chan sudah menetas"

"Kau benar juga, untuk beberapa saat ini sebaiknya kau tidak usah pergi ke guild paling tidak sampai dia sudah bisa terbang"

"Lalu bagaimana aku membayar rumah ku"

"Kalau kau tidak bisa membayarnya, kau akan tinggal di rumah ku" Balas Natsu serius.

"Tidakkkkkkkkkkkkkkk" teriak Lucy histeris.

"Tidak usah seperti itu aku yang akan meminjami uang"

"Tapi aku ingin upah menjaga Kio-chan selama aku tidak bekerja"

"Heeh kau minta upah? Kau kan mamanya"

"Tapi dia kan anak Igneel, jadi kau harus bertanggung jawab karena kau kakanya"

"Nne Natsu Lucy, kalian bertengkar seperti suami istri"

"DIAM" bentak Natsu dan Lucy bersamaan.

"Ne Kio-chan coba katakan mama papa saling suka"

"Mama papa saling suka" Seru Kiora dalam tidurnya.

"JANGAN AJARI DIA KATA-KATA ANEH" bentak mereka bersamaan.

Suatu tempat tersembunyi guild fairy tail. Seberkas cahaya aneh mengelilingi lumen histoire.

"Waktunya telah tiba, Mavis. Jika Zeref menginginkan E.N.D.: maka aku akan mengabulkannya. Ne E.N.D.: katakan sekali lagi, apakah nee-chan pernah berbohong?" sesosok wanita cantik berumur 20 tahunan dengan rambut perak keemasan yang panjang muncul dari cahaya itu.

"Jadi kau akan melepaskan segelnya, Yousei-sama" seru gadis kecil tanpa alas kaki yang tidak lain adalah shodai fairy tail.

"Iie, untuk saat ini mahou ku masih belum cukup untuk melakukannya, lagipula sebelum itu ada janji yang harus ku penuhi. Guild yang bagus, meski telah di bubarkan sekarang telah kembali" wanita cantik itu tersenyum.

"Ini semua karena fairy tail generasi ketiga telah kembali dari perjalanan mereka masing-masing selama setahun ini. Ditambah lagi beberapa orang dari guild crime sociere dan mantan anggota dewan juga bergabung. Aku yakin Laxus Dreyar akan menjadi master yang baik untuk melindungi teman-temannya" seru Mavis.

"Aku senang bisa bicara dengan mu Mavis?" wanita itu tersenyum

"Aku juga Yousei-sama" balas Mavis dengan senum yang tak kalah manisnya.

"Oh iya, fairy tail yang baru ini juga terbentuk karena hasil dari kerasnya kepala Natsu eh maksud ku E.N.D.:"

"Kau bisa memanggilnya Natsu dan kau boleh memanggilku Yousei-chan"

"Ha'i" seru Mavis.

"Atatakai… guild ini. Aku bisa merasakan dalam hatiku yang paling dalam. Perasaan ini, sama seperti dulu, saat sebelum bentrokan antara naga, manusia dan iblis terjadi. Ne Mavis, arigatou guild mu, telah memberikan E.N.D.: perasaan yang sama seperti ketika dulu kami bersama." Lagi, wanita itu tersenyum manis.

"Yousei-chan, kau telah menolongku di saat-saat terakhir, mungkin hanya ini yang bisa ku tinggalkan untuk generasi setelah ku"

"Kau orang yang baik Mavis, seharusnya kau menjauhi kutukan yang ku berikan pada Zeref"

"Aku berjanji, Fairy Tail akan menghancurkannya"

"Kau benar Mavis, dan aku telah berjanji akan mengambil semua yang menjadi miliku kembali"

TBC I HOPE
Ini fic lama hampir setahun di bekukan dan mulai sedikit di edit berdasarkan chap terbaru minggu kemaren. ahh cuma buat test... sankyu dah baca fic abal FT pertama ini hoho. Dan saya juga tidak mengerti kenapa ficnya hancur kayak gini #CRY

GOMEN, FIC INI AKAN SEDIKIT DI EDIT DARI AWAL PUBLISH KHUSUS BUAT CHAPTER I