Hospital Couple in Love
Cast :
Jung Yunho
Kim Jaejoong
Kim Junsu
Park Yoochun
Shim Changmin
Serta cast lainnya
Rated : T—M
Warning : Boys love, Yaoi, [Cerita ini murni hasil pemikiran Author dan tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun dan apapun.]
Disclaimer :
Seluruh pemain disini bukan milik Author. Mereka adalah milik diri mereka sendiri, Management serta Tuhan YME. Author hanya meminjam sebentar, ne!
.
.
_This story Original _
by
HinaRiku-chan a.k.a Nyangiku
.
.
''If you don't like, Don't read it"
Tidak suka? Jangan baca!
.
.
Bagi yang sudah menyempatkan untuk membaca—
.
.
Onegaishimasu
~Selamat membaca~
.
.
TAP
TAP
TAP
"Perawat, selang infusnya macet lagi,"
TAP
TAP
TAP
"Perawat, selang infusnya berdarah!"
"Perawat, sepupuku ingin jalan-jalan sebentar, bolehkah meminjam kursi rodanya?"
"Perawat! Bisakah menu makanannya di ganti dengan makanan cepat saji?"
Hah..
Namja berwajah imut itu menghela nafasnya setelah menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya. Jemarinya kembali membuka resleting koper berukuran kecil yang baru saja ia rapihkan isinya.
Delapan hari.
Genap delapan hari ia menginap di rumah sakit yang berada di pusat kota Seoul ini. Ingatannya kembali menerawang semua kejadian yang pernah terjadi selama ia dan sepupunya berada di kamar rawat VVIP rumah sakit ini.
Ia memang menginap disana, tapi bukan berarti ia yang sakit.
Pandangannya kini beralih pada sosok namja berwajah cantik bagaikan malaikat yang sedang terlelap dengan nyenyaknya. Bibir merah cherry nya sesekali mengerucut atau bergumam tidak jelas dalam tidurnya, mungkin ia sedang bermimpi.
Akhirnya penderitaannya selesai, dan ia pun bisa kembali tertidur dengan nyenyak seperti namja cantik itu. Tentu saja di kamarnya yang hangat dan nyaman serta TANPA nyamuk yang berterbangan bebas mencari darah untuk di hisap.
.
.
Flashback
"Ya! Su-ie cepat bangun!" wanita paruh baya mantan miss Korea beberapa tahun silam itu menarik-narik selimut yang membungkus tubuh anak remaja menjelang dewasa kesayangannya itu.
Pemuda berwajah imut itu hanya bisa mendesah kesal. Matanya benar-benar lengket bahkan untuk sekedar terbuka sedikit.
"Cepatlah bangun! Kemasi barang-barangmu, Joongie masuk rumah sakit!" kali ini wanita paruh baya itu mencoba untuk menarik tubuh montok si bungsu hingga terpaksa ia terbangun dan terduduk dengan mata yang masih terpejam.
Mulutnya bergerak-gerak seperti berbicara, "Joongie masuk rumah sakit? Ah, baiklah Umma." namja imut itu malah meringkuk kembali seperti ulat yang melingkar di dahan pohon.
Ck. Mantan ratu kecantikan se-Korea itu kali ini hanya bisa berdecak kesal. Ia menatap ke arah pintu dimana sang kakak ipar sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Berharap kakak iparnya itu bisa membantunya.
"Kau mau kan menemani Joongie dirumah sakit? Ia harus dirawat untuk beberapa hari." melihat sang adik ipar yang sudah pasrah dengan tingkah anak kembar bungsunya akhirnya laki-laki paruh baya itu angkat bicara. Sesekali ia melirik jam yang tergantung di dinding kamar keponakannya itu.
"Baiklah, aku akan menemani Joongie menginap dirumah sakit—MWO?! JOONGIE DIRAWAT RUMAH SAKIT?" mata sipit namja berwajah imut sangat mirip dengan mantan ratu kecantikan disebelahnya itu terbuka lebar. Rasa kantuknya mendadak hilang. Ia segera bangkit kemudian menuju lemari bajunya yang berada di sudut ruangan, buru-buru ia mengeluarkan beberapa baju miliknya tidak lupa juga sebuah tas berukuran sedang. Memasukkan baju-baju itu seperti orang kesetanan. Tanpa mengganti piayamanya Ia pun bergegas menggunakan mantel miliknya, mengambil ponselnya.
Sang Ibu yang ada disebelahnya hanya bisa memutar matanya malas melihat reaksi anaknya yang sudah dipastikan akan seheboh itu.
Pria paruh baya berwajah tampan dan awet muda itu memutar jam tangan mewah yang melingkar di lengannya, "Baiklah sepuluh menit lagi temui aku di halaman rumah. Kita akan segera berangkat." Ia pun berlalu dari kamar bertema bebek milik si bungsu itu dengan langkah terburu-buru, keluar dari rumah mewah itu menuju rumah mewah di sebelah rumah tersebut, rumah miliknya sendiri dengan model yang berbeda dengan rumah yang baru saja ia tinggalkan.
Pukul 03.00 dini hari.
.
.
.
"Akhirnya kita pulang juga Joongie, aku sangat merindukan kamarku. Dan nyamuk-nyamuk di sini benar-benar nakal!" Junsu mengusap-usap lengannya yang kini penuh dengan bintik kemerahan yang cukup banyak dan tentunya sangat gatal. Bentol-bentol. Ck. Apakah nyamuk itu berniat membalas dendam karena hanya Junsu yang tidak mendonorkan darahnya untuk Jaejoong yang sangat membutuhkan transfusi darah beberapa hari yang lalu?
Itu bukan salah Junsu bukan? Karena golongan darahnya dengan Jaejoong berbeda. Atau karena darahnya terasa begitu manis sampai nyamuk-nyamuk itu 'menggigit' tanpa ijin?
"Memangnya kau pikir aku betah disini? Kalau saja makanan yang disediakan semua kesukaanku pasti aku akan betah, apalagi kalau ada kompor dan satu set peralatan dapur juga kulkas terisi penuh bahan makanan. Ah—ani sekalian saja dapurnya maka aku akan lupa untuk pulang." cecoros Kim Jaejoong panjang lebar. Semangatnya kini telah kembali setelah mendapatkan perawatan intensif selama delapan hari.
Bahkan bibir cherrynya yang memang berwarna kemerahan dan sempat berwarna sangat pucat seperti vampire kini kembali normal.
Junsu hanya bisa menghela nafasnya. Memang lebih baik kalau sepupunya itu sakit saja, ia jadi lebih pendiam dan tenang tidak heboh seperti ini.
.
.
BRAK!
"Apa maksud Appa sebenarnya hah?! Aku ini calon dokter! Kenapa aku harus menjadi perawat dirumah sakit yang akan menjadi milikku ini?" pemuda berkulit tan berusia dua puluh lima tahun itu memasuki ruangan sang direktur dengan kasar dan tanpa permisi. Ia mendudukkan dirinya pada sofa yang berada diruangan itu seenaknya.
Raut wajahnya terlihat sekali kalau ia sangat kesal dan tidak bersahabat.
Sempat membuat penghuni ruangan itu tersentak kaget, namun sedetik kemudian ia kembali bersikap penuh wibawa dan tenang.
"Anggaplah itu sebagai pelajaran tambahan untuk menjadi pewaris rumah sakit hebat ini," pria paruh baya berkemeja hitam berjubah putih itu kembali melanjutkan pekerjaannya setelah melirik sebentar pada sosok yang mirip dengannya namun lebih muda umurnya.
"Cih. Dasar kakek tua. Lebih baik aku melamar menjadi dokter di rumah sakit lain saja!" namja berwajah kecil itu berdecak kesal kemudian meninggalkan ruangan luas itu tanpa menutup kembali pintunya yang telah ia perlakukan dengan kasar.
"Coba saja kalau bisa." pria baruh baya berwajah oriental itu menyeringai. Tangan kanannya lalu meraih telepon berwarna putih gading yang ada disebelahnya. "Lakukan." ucapnya pada seseorang diujung telepon kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda sambil sesekali bergumam.
.
.
BRAK!
Namja berjidat lebar itu tersentak ketika sekaleng minuman soda dingin tiba-tiba ada di hadapannya yang di letakkan dengan kasar. Tentu saja ia sudah hafal siapa yang memiliki kebiasaan kasar seperti itu jika sedang marah, siapa lagi kalau bukan Jung Yunho.
Namja berkulit tan berwajah tegas sahabatnya sejak sekolah dasar itu.
"Kali ini apa yang membuatmu kesal, Tuan Jung?" tanya namja beraura cassanova kuat itu tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. Mengacuhkan Yunho yang sedang memasang wajah sangar dan tidak bersahabat. Membuat suasana kantin fakultas ilmu kedokteran itu mencekam.
Mata musang nan tajam itu seakan menusuk siapa saja yang ingin tau atau bahkan sekedar lewat disekitarnya.
Yunho menghembuskan nafasnya kasar. "Pria tua itu membuat ulah lagi. Ck dosa apa yang ku miliki di masa lalu sehingga di lahirkan kembali memiliki Appa yang menyebalkan seperti itu."
Yoochun meletakkan ponselnya, sedikit aneh dengan dumelan temannya kali ini yang tidak seperti biasanya. "Hei, memang apa yang terjadi? Tidak biasanya kau berkata berlebihan begitu. Kau masih waras kan, Jung? Kalau sampai Umma-rella mu itu mendengar ucapanmu tentang kekasih tercintanya, habislah Jung Yunho."
"Tentu saja!" sahut Yunho lantang. Ia membuka soda kalengannya dengan kasar, meneguknya sekali tarikan nafas lalu kembali meletakkannya dengan kasar. Kali ini Yoochun lah yang menghembuskan nafasnya.
"Kakek tua itu seenaknya menyuruhku menjadi perawat di rumah sakitnya selama liburan sebelum wisuda. Kau tau Yoochuna? Mau di taruh dimana wajah tampan Jung Yunho pewaris Jung's Hospital ini?" keluh Yunho masih dengan emosinya. Yoochun hanya bisa menarik nafasnya. Terkadang namja angkuh dan kaya raya ini keluar dari sifat aslinya kalau sedang marah kepada ayahnya. Seperti saat ini, lagipula memangnya hanya Jung Yunho saja yang kesal dan mengeluh?
Namja berjidat lebar bak landasan udara itu pun merasakan hal yang sama. Namun apa daya ia hanya bisa pasrah saja menerima keputusan Jung yang mutlak tanpa penolakan itu.
Bahkan rencananya untuk menghindar pun sudah tidak dapat dilakukan lagi.
"Kau pikir hanya kau saja yang akan menjadi perawat di Jung's Hospital Jung U-know? Sungguh sial aku berteman denganmu sehingga aku pun terkena getahnya. Aish!" gerutu Yoochun yang akhirnya bisa membuat kekesalan Yunho beralih menjadi kebingungan. Namun kemudian ia tertawa terbahak-bahak memperlihatkan giginya yang berlapis kawat gigi bening guna menyingkirkan gigi gingsulnya.
Yoochun mendengus. "Kita tidak bisa menghindar. Jung Hankyung ayahmu sudah mengatakan kepada seluruh rumah sakit yang ada di Korea ini untuk menerimamu sebagai perawat kalau kau hendak menghindar dari apa yang ia perintahkan padamu!" Yoochun berucap dengan emosi yang menggebu-gebu. Agak kesal saat ia diberitahu oleh ayahnya yang juga masih kerabat dekat Hankyung kalau Jung Hankyung memberi perintah itu kepadanya dan Yunho tanpa menerima penolakan. Ia kembali menghembuskan nafasnya pasrah.
"APA KATAMU?" dua mata musang itu melotot. Baru saja ia akan meminta bantuan Yoochun untuk mencari rumah sakit lain yang mau menerimanya sebagai dokter magang sementara bukan seorang perawat langsung pupus bahkan sebelum ia sempat mengutarakannya pada Yoochun. Bagai daun kering yang berguguran di musim gugur.
Ia hanya bisa pasrah menerima semuanya. Yunho menghembuskan nafasnya seperti yang dilakukan Yoochun beberapa saat yang lalu. Dua bulan lagi ia akan merendahkan dirinya sendiri sesuai dengan yang di perintahkan ayahnya. Jangan lupakan juga Yoochun yang terkena getahnya.
.
.
.
"Tuan Kim, bisa ikut ke ruanganku sebentar?" ucap dokter senior berkacamata itu kemudian ia keluar duluan dan diikuti oleh Tuan Kim dibelakangnya, sedangkan Junsu hanya bisa terdiam tanpa melakukan apapun. Bahkan ia mengacuhkan Jaejoong yang sedang terbaring dengan jarum infus yang tertancap di lengan kirinya. Kulit seputih porcelen mahal itu memang tidak terlihat sedang tidak sehat karna kulit berwarna putih pucat itu adalah bawaannya sejak lahir, namun bibir penuh yang biasanya berwarna merah semerah buah cherry itu terlihat beda.
Satu-satunya yang memberikan ciri kalau ia sedang sakit.
Berwarna pucat dan kering. Seakan tidak ada darah yang mengalir di sana.
"Apa yang kau lihat bebek?" tanya Jaejoong ketus merasa telah di pandangi dengan tatapan aneh oleh Junsu. Walaupun terlihat tubuhnya itu lemah dan tidak berdaya, namun sikap juteknya tidak berkurang sama sekali.
Junsu mendengus. "Aku sedang melihat vampire Jaejoong." ucapnya polos. Namun sebenarnya ia sedang menyindir Jaejoong. Semoga saja Jaejoong tidak sadar telah di sindir.
"Junsu-ah kami benar-benar minta maaf harus merepotkanmu di libur kelulusan ini, tidak apa-apa kalau kau menemani Jaejoong selama disini? Ahjumma benar-benar tidak tau harus meminta siapa lagi untuk menemani Joongie." ucap Kibum dengan wajah sendu yang membuat Junsu merasa tidak enak hati melihatnya. Ia tentu saja tidak keberatan sama sekali selain karena ia memang tidak ada kegiatan selama liburan kelulusannya yang baru ia nikmati satu minggu.
Junsu tahu, selain dirinya tidak ada lagi orang yang dapat di andalkan untuk menjaga Jaejoongie induk gajah keluarga Kim itu karena seluruh keluarga Kim bekerja dan tidak ada yang santai sama sekali selain dirinya dan Jaejoong yang baru saja menyelesaikan ujian kelulusannya seminggu yang lalu.
"Tentu saja aku akan sangat senang bisa menemani induk gajah yang manja ini Kibum Ahjumma. Ahjumma kan tau sendiri kalau Joongie itu tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan dariku," Junsu tersenyum polos namun senyuman polos itu dibalas pelototan oleh Jaejoong. Ia tidak terima dikatai tidak bisa melakukan apapun tanpa dirinya. Padahal kan sebaliknya. Si pantat bebek itu yang bergantung pada Jaejoong seperti anak TK yang manja.
"Baiklah kalau ada apa-apa hubungi saja kami. Kami titip Jaejoongie, ne?" Junsu mengangguk masih dengan senyum polosnya yang belum pudar. Sebelum pergi meninggalkan putra kesayangannya serta keponakannya Kibum mengusap rambut Jaejoong lembut, sesekali menciumi puncak kepala bersurai coklat itu. Jaejoong hanya bisa terdiam menikmati setiap sentuhan lembut dari Ibunya. Satu ciuman terakhir Kibum daratkan di kening Jaejoong sebelum benar-benar pergi dari kamar rawat mewah itu. Tatapan matanya begitu sendu seakan tidak ingin meninggalkannya, namun apa daya kesibukannya membuatnya hanya bisa berharap banyak pada Junsu untuk menjaga anak manja namun mandirinya itu.
"Tidurlah Joongie sayang, istirahatlah. Kau pun istirahat Su-ie." pintu kamar rawat itu bergeser lalu menutup dengan suara pelan sebagai tanda kalau Kibum sudah keluar mengikuti jejak suaminya Siwon yang sudah terlebih dahulu keluar menuju ruangan Hankyung.
.
.
.
"Anemia Hemolitik."
"Y-ye?"
"Penyakit Jaejoong adalah anemia hemolitik." ucap dokter senior bernama Jung Hankyung atau biasa di panggil Hangeng itu sambil menyerahkan sebuah map berisi berkas hasil tes lab Jaejoong yang baru saja keluar beberapa menit yang lalu.
Namja paruh baya itu mengernyitkan keningnya, membetulkan letak kacamatanya sebelum membaca berkas yang di sodorkan Hangeng. "Bisa jelaskan saja? aku benar-benar tidak mengerti semua tulisan yang tertera disini Hangeng-ah. Kau seakan mengejekku yang begitu awan dengan istilah medis." Kim Siwon menutup kembali map berwarna hijau yang Hangeng berikan padanya kemudian diambil kembali olehnya.
"Hahaha! Jadi kau merasa tersinggung Tuan pebisnis?" sindir Hangeng sambil tertawa geli. Jujur saja, walaupun niatnya memang untuk menyindir Siwon namun itu tetap saja hanya sebuah lelucon yangdi lontarkan pada sahabat dekat.
Siwon mendengus lalu memijat pangkal hidungnya yang terasa lelah. Apalagi saat ini jam sudah hampir menjelang pagi. Ia benar-benar butuh istirahat, ah bahkan seharusnya di jam-jam segini ia sedang beristirahat dengan nyamannya bersama Istrinya yang telah menemaninya selama dua puluh tahun lebih. Kalau saja anak bungsu kesayangannya tidak mendadak harus masuk ke rumah sakit milik Hangeng.
Hangeng membetulkan posisi duduknya menjadi lebih tegak. Ia kemudian membuka map berisi berkas Jaejoong. Membacanya sebentar lalu kembali menutupnya. Ia menautkan kedua tangannya menumpukan sikutnya pada meja kerjanya. Menatap Siwon dengan ekspresi serius.
"Itu adalah penyakit kurang darah. Berbeda dengan anemia talasemia, anemia hemolitik ini termasuk istimewa. Ah, apa kau benar-benar tidak tahu kalau Jaejoong sakit beberapa hari ini? ckck. Kim Siwon benar-benar terlalu sibuk sehingga anak kesayangannya terabaikan." Hangeng kembali terkekeh geli melihat ekspresi sebal yang di tunjukkan Siwon padanya.
"Ck. Anak itu selalu mengatakan kalau dia baik-baik saja, lagipula tidak ada yang aneh padanya. Ia hanya mengeluh selalu sakit kepala beberapa hari ini. Dan dia selalu meminum obat yang ia ketahui dari pendidikan yang ia tempuh di bidang obat-obatan itu, kau tahu?" Siwon berucap panjang lebar dengan sedikit membanggakan Jaejoong di depan Hangeng. Dan Hangeng sejak tadi hanya tertawa-tawa melihat berbagai ekspresi unik yang sangat jarang Siwon tunjukkan di depan umum bila membicarakan tentang anak bungsunya.
"Aku rasa dia terlalu kelelahan." Hangeng menggelengkan kepalanya mengingat kembali sebaris kalimat dalam hasil lab pemeriksaan Jaejoong. "Bayangkan saja kadar Hemoglobin dalam darahnya bisa sampai mencapai angka lima secepat itu. Seperti yeoja saja." lanjutnya.
"Ya ya Jung Hangeng seperti tidak tahu saja kenyataan yang sebenarnya." sindir Siwon dibalas oleh senyum penuh arti Hangeng. Namun saat hendak bangkit dari kursi yang ia duduki Hangeng menyelanya.
"Kita butuh transfusi darah secepatnya untuk membuat kadar hemoglobinnya kembali naik ke batas normal."
"Lakukan apapun yang terbaik untuk Jaejoongieku," lanjut Siwon kemudian meninggalkan Hangeng sendirian diruangannya.
.
.
.
"Kim Jaejoong?" Yunho mengerutkan keningnya saat melihat catatan kesehatan yang begitu panjang milik pasien Ayahnya yang baru satu kali mendapatkan perawatan di rumah sakit milik keluarganya. Pasien yang mendapatkan perawatan dan menginap selama delapan hari tepat dua bulan yang lalu.
Dan satu kali lagi maka masa check up setelah perawatannya akan berakhir.
Kalau tidak salah bahkan Ia pernah mendengar desas desus nama namja itu dari beberapa perawat yang bertugas di ruang perawatan kelas VVIP di rumah sakit swasta itu.
Kebanyakan dari yang dibicarakan oleh perawat-perawat yang mengabdi dirumah sakitnya adalah tentang kehebohan dan kerepotan mereka dalam menangani pasien satu itu. Banyak sekali keluhan yang ia dengar dari para perawat maupun dokter ruangan yang selalu mengeceknya setiap satu kali dalam sehari. Yah, walaupun kebanyakan sebuah keluhan namun mereka tidak terlihat kesal atau sebal sama sekali. Bahkan beberapa perawat wanita malah terlihat seperti dengan fangirling kala membicarakannya di saat senggang atau di saat tugas mereka.
Dan beberapa pujian yang sempat ia tangkap dari beberapa orang juga petugas kebersihan rumah sakit mengenai keramahannya serta keluarga namja itu ketika sedang menjenguknya, keluarga Kim.
Keluarga Kim.
Banyak orang yang menyandang marga 'Kim' di negara Korea. Bahkan sepertinya kebanyakan marga itu yang di pakai mayoritas masyarakatnya. Walaupun marga 'Jung' pun tak kalah terkenal. Namun jangan salah sangka, marga 'Kim' yang satu ini rupanya bukan 'Kim' biasa, namun 'Kim' yang juga mempunyai nama yang sejajar dengan marga 'Jung' nya yang terhormat.
Pasangan Kim Siwon dan Kim Kibum.
Pasangan yang selalu tampil sederhana namun cukup berpengaruh di Korea.
Kim Siwon merupakan pemilik Hyundai departemen store yang mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat yang selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu ia juga merupakan pendiri serta pemimpin salah satu partai politik yang mempunyai banyak pengikut. Belum lagi ia memiliki beberapa tempat wisata seperti taman bermain dan wahana air.
Kim Kibum, istrinya. Adalah seorang wanita yang lebih banyak berkecimpung di dunia sosial dan kemanusiaan. Ia memang jarang tampil di publik, namun kesederhanaannya yang elegan serta keramahaannya itu justru malah menjadi daya tarik tersendiri dan selalu menjadi sorotan.
Ia juga merupakan penyumbang terbesar di Yayasan Miss Korea. Yayasan yang menaungi kontes kecantikan Miss Korea yang kini di ketuai oleh mantan Miss Korea dua puluh tahun yang lalu.
Yunho memejamkan kedua mata musangnya yang lelah. Sebenarnya pikirannya yang lelah memikirkan tentang kehebatan keluarga bermarga Kim yang seolah-olah selalu bersinar di setiap langkahnya.
Sebenarnya bukan maunya memikirkan kehebatan keluarga itu kalau saja tadi ia tidak sengaja membaca berkas milik Kim Jaejoong, putra kedua Kim Siwon.
Ah, ia jadi ingin juga membanggakan kehebatan keluarga 'Jung' nya yang terhormat.
Putra sulung Jung Hankyung dan Jung Heechul itu tersenyum lebar ketika memikirkan tentang kehebatan keluarganya.
Jung Hangeng atau bernama asli Jung Hankyung merupakan pria keturunan Cina yang berprofesi sebagai dokter senior spesialis penyakit dalam yang telah berkarir lebih kurang dua puluh tahun lamanya. Keluarganya memang merupakan keluarga dokter jadi jangan heran kalau rumah sakit mewah dan terkenal ini adalah miliknya yang di wariskan dari kedua orang tuanya yang sudah pensiun. Ia juga merupakan ketua persatuan dokter se-Korea. Dan juga memiliki beberapa bisnis di bidang alat-alat kesehatan.
Istrinya, Jung Heechul merupakan seorang designer yang sudah terkenal di kancah internasional. Ia merupakan pencetus dan sebagai orang yang sangat berpengaruh dalam dunia fashion Korea. Terlebih pada jasanya yang selalu mempromosikan Hanbok, baju tradisional Korea ke dunia internasional yang di modifikasi dengan berbagai model dan motif yang indah.
Karyanya sudah di pakai berbagai macam orang mulai dari artis, kalangan atas sampai para istri pejabat kenegaraan. Ia juga memiliki kerja sama dengan yayasan Miss Korea yang di kelola Kim Kibum.
Mereka memiliki dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak perempuannya yang bernama Jung Jihye sedang menempuh pendidikannya di Jepang. Sedangkan anak laki-laki yang satunya tidak sedang mempunyai kegiatan apapun kecuali kegiatannya membuat onar di rumah sakit.
Dan Jung Yunho anak sulungnya yang merupakan calon dokter yang sudah menjalani sidang akhir dan sedang menunggu wisuda kini terpaksa harus bekerja sebagai perawat biasa di rumah sakit yang akan di wariskan kepadanya sambil mengisi waktu senggangnya sebelum acara wisudanya.
Yunho tersenyum bangga setelah selesai dengan khayalannya mengenai keluarganya dan sedetik mengacak surai hitamnya seperti orang frustasi guna menyingkirkan pikiran-pikiran tidak jelas yang sedari tadi mengisi otaknya.
Ini karena Kim Jaejoong!
.
.
.
Yunho mengumpulkan para perawat yang bertugas di ruang perawatan kelas VVIP Jung's Hospital setelah mereka selesai briefing beberapa saat yang lalu. Entah apa yang membuatnya melakukan itu padahal tugasnya sebagai perawat yang Hangeng berikan masih satu bulan lagi.
"Katakan apa yang kalian tau tentang Kim Jaejoong," perintah Yunho tegas. Para perawat berjenis laki-laki dan perempuan di hadapannya tersentak mendengar ucapan putra pemilik rumah sakit yang tiba-tiba itu.
Entah apa yang ada di dalam pikiran Jung Yunho, padahal beberapa hari yang lalu ia menyalahkan Jaejoong yang tidak ia kenal langsung itu karena telah mengacaukan pikirannya. Atau ini akibat dari catatan kesehatan milik Jaejoong yang tidak sengaja ia lihat di meja kerja Hangeng? Entahlah.
"Em.. Kim Jaejoong-sshi di rawat disini selama delapan hari." salah seorang perawat wanita memberanikan diri untuk memulai menjawab pertanyaan Yunho.
Yunho berdecak. "Kalau itu aku sudah tau, yang lain."
"Jaejoong-sshi itu adalah salah satu pasien terheboh di rumah sakit ini. Ia sangat takut pada jarum, bahkan terkadang ia memberontak saat jarum infusnya akan di ganti atau pun saat akan di ambil sample darahnya." perawat laki-laki berpipi chubby dengan umur sebaya Yunho menambahi.
Yunho mengangguk menunggu kalimat berikutnya tentang Jaejoong keluar.
"Selama di rawat di sini yang menemaninya adalah sepupunya yang berwajah manis. Dan sepertinya Kim Jaejoong-sshi tidak bisa berpisah dari sepupunya itu. Dan sepupunya itu sama hebohnya dengan Jaejoong-sshi. Apa yang membuatmu penasaran dengannya Yunho-ah?" seorang dokter ruang senior bername tag 'Kangin' yang kebetulan sedang bertugas hari itu menimpali.
"Ah, ani Kangin-hyung. Aku hanya merasa penasaran dengan pasien Kim Jaejoong. Padahal penyakitnya ringan tapi dari desas desus yang ku dengar dia sempat membuat heboh satu rumah sakit saat ia di rawat di sini. Sebagai pewaris rumah sakit ini aku merasa perlu tau tentang jenis-jenis pasien yang mendapatkan perawatan di sini hyung." jelas Yunho serius dan langsung mendapatkan senyuman bangga dari Kangin.
Tidak lama kemudian Kangin tertawa. "Hahaha. Aku pikir kau jatuh cinta padanya sampai-sampai bertanya tentangnya pada perawat disini."
"Bertemu dengannya saja tidak pernah!" tukas Yunho melipat kedua tangannya sombong.
"Kau akan jatuh cinta sungguhan kalau sudah bertemu dengannya Yunho-ah." goda Kangin di dengar oleh Yunho tentu saja, namun Yunho acuhkan kalimat asal ucap menurutnya itu dan langsung berlalu meninggalkan ruang perawat kelas VVIP itu.
.
.
.
Pojokan Author ::
Datang lagi dengan ff Yunjae baru ._.
Benar-benar perjuangan sekali pas ngetik ff ini, berperang dengan rasa kantuk, hawa panas dan gerah serta nyamuk yang berterbangan juga kecoa yang tanpa permisi jalan di punggung hiks.
Gomenasai kalau istilah kedokterannya dengan deskripsi seadanya. Maklum saya lulusan administrasi perkantoran, walau cita-cita awal jadi dokter tapi ga kesampean.
Ini ff kisah nyata yang saya alami, yang jadi Jaejoong itu sepupu saya dia beneran sakit anemia hemolitik dan ia pasien yang bikin heboh selama di rawat disana. Kalo soal bagian Yunho nya saya ngarang hehe. Biar ada romancenya kan Yunjae harus selalu dipasangkan bersama xD
Saya ga bisa janji buat update ff ini cepet karna saya harus update ke warnet dan buat ngumpulin mood ke warnet itu susahnya minta ampun, padahal Cuma tinggal nyebrang ga sampe sepuluh langkah dari rumah saya. Entah kenapa koneksi modemnya lemot pake banget beberapa bulan ini, rasanya bikin tak banting tuh modem. Padahal dulu koneksinya cepet pake banget, alamat ganti kartu modem ini mah :""
Jadi yang nunggu ff ini update cepet (kalau ada) saya mohon maaf.. karena saya itu moody orangnya dan pemalas.
Ya segitu saja dari saya.
Salam hangat,
Nyangiku.
~Review onegaishimasu? Arigatou!~
