Owari no Seraph © Takaya Kagami

Story © Kikuoka Almond

.

.

Hampir semua prajurit pasukan Iblis Bulan Jepang tahu 'keluarga' Yuu dibunuh oleh vampire empat tahun silam.

Bagi mereka yang baru pertama kali mendengarnya pasti spontan memasang wajah sedih, juga ungkapan bela sungkawa yang terlalu sering ia dengar. Pada awalnya ia akan langsung menangis, mengepalkan tangan, berteriak tentang ambisinya untuk membunuh para vampire. Namun lambat laun, ia akan membalas semua itu dengan senyuman kecil. Kebanyakan dari mereka mengucapkannya hanya sekadar formalitas. Lagipula bukan ia satu-satunya orang dengan masa lalu suram. Banyak dari mereka yang bernasib serupa, menganggap bahwa meninggal karena dibunuh vampire sama sedihnya dengan dibunuh penunggang kuda atau virus yang meraja rela.

Yuu tidak masalah dengan semua itu. Toh, mereka juga tidak tahu apa yang ia rasakan.

Selain itu, ia juga belajar untuk mengikhlaskan.

Meskipun demikian rasanya tetap saja menyakitkan. Hampir tiap malam ketika Yuu hendak memejamkan matanya, bayangan adegan pembunuhan keluarganya terulang, sementara ia akan duduk diam, tak berdaya. Lalu setelahnya ia akan menjerit dalam mimpinya, mengutuk kelemahannya yang tak bisa berbuat apa-apa, dan setelah beberapa jam ia akan tertidur sambil menangis. Ada kalanya pula matanya dibakar api cemburu tatkala ia melihat prajurit-prajurit lain saling tertawa riang bersama teman atau keluarga mereka. Berpikir bahwa mengapa dunia tidak adil kepadanya, dan kenapa ia yang harus kehilangan keluarganya di saat ia mulai menyayangi mereka.

Tak jarang pula saat Yuu menutup mata, ia akan membayangkan sesuatu yang jauh. Jauh, jauh sekali. Sangat jauh sampai ia sendiri tak bisa menggapainya.

Hyakuya Yuuichiro selalu membayangkan seandainya ia terlahir di dunia yang lain.

Entah di masa depan ketika perang ini telah berakhir, atau di masa lalu, jauh sebelum segalanya bermula. Yuu dapat membayangkan dirinya tumbuh dewasa bersama anak-anak panti asuhan Hyakuya,. Menghabiskan masa remaja bersama, mungkin dengan sedikit nakal menjahili para guru. Walau ujung-ujungnya ia dihukum, namun Yuu akan tertawa, mengepel koridor sekolah dengan riang. Mika tersenyum di sampingnya dan Akane akan mengomentari betapa tolol tindakannya.

Akane.

Akane.

Hyakuya … Akane.

Yuu dapat melihatnya. Gadis itu, sosok yang paling dewasa di antara mereka bertiga. Rambut cokelatnya akan bertambah panjang, garis wajahnya semakin dewasa, dan kecantikannya yang menguar saat ia mengenakan seragam yang sama dengan mereka. Dan dia pasti populer. Ketua OSIS adalah jabatan yang pantas untuknya. Lalu pada saat musim panas, ia dan Akane akan pergi ke festival. Yuu akan memuji betapa anggunnya dia saat mengenakan yukata. Kemudian saat kembang api mulai diluncurkan, mereka duduk semakin mendekat, mendekat, dekat—hingga bibir mereka bersentuhan, dan Yuu mengijinkan gadis itu kembali mencuri hatinya. Lagi dan lagi.

Lalu, setelah itu—

"Kemarilah, Asuramaru!"

Sabetan hitam membelah udara. Tak kurang dari sedetik, penunggang kuda yang berada di hadapannya langsung terbelah dua. Hujan darah menyiprat hingga ke bilah pedangnya—yang langsung jatuh tanpa menempel, samar-samar memantulkan emerald-nya yang menatap kosong.

Yuu menyarungkan kembali pedangnya. Tanpa berkata apa-apa, ia meninggalkan tempat itu.

Seandainya kau masih hidup…

Kau pasti akan tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik—

Akane.

.

.

Fin.

.

.

Anggap aja Yuu lagi galau jadi dia bayangin Akane tumbuh jadi gadis super sempurna ;))))

Mendadak baper setelah nonton opening OnS2 sama nonton ulang episode 1 (meskipun feel saya suka jatoh pas denger jreng opening-nya). Udah dibunuh paling akhir, lehernya ditebas pula. Jahat ih Feridddd :(*dihajar fans-nya Ferid* tadinya pengen MikaYuu, tapi entah kenapa malah kerasa aneh kalo begitu, makanya saya pilih pairing ini ^^ (dan lagi kangen juga sama pair ini:D)