Host club
Cast :
Jung Yunho
Kim Jaejoong
Kim Junsu
Park Yoochun
Shim Changmin
Serta cast lainnya
Rated : T—M
Warning : Boys love, Yaoi, [Cerita ini murni hasil pemikiran Author dan tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun dan apapun.]
Disclaimer :
Seluruh pemain disini bukan milik Author. Mereka adalah milik diri mereka sendiri, Management serta Tuhan YME. Author hanya meminjam sebentar, ne!
.
.
_This story Original _
by
HinaRiku-chan a.k.a Nyangiku
.
.
''If you don't like, Don't read it"
Tidak suka? Jangan baca!
.
.
Bagi yang sudah menyempatkan untuk membaca—
.
.
Onegaishimasu
~Selamat membaca~
.
.
Jung Yunho bukanlah namja yang suka berkelahi, ataupun membuat tubuhnya terluka jika itu tidak memberikan untung baginya. Dia adalah namja angkuh, berhati dingin serta berwibawa. Walaupun tubuhnya tinggi tegap dengan abs yang terbentuk sempurna dan dapat membuat para yeoja yang melihatnya menjerit, tapi itu berkat hidup sehatnya serta di barengi dengan olahraga rutin. Bukan karena berkelahi. Dia tidak pernah mempelajari satupun bela diri sejak kecil. Walaupun seingatnya ada beberapa gerakan bela diri yang sempat diajarkan gurunya saat di sekolah dasar dulu, tapi dengan umurnya kini yang sudah lewat seperempat abad, tentu saja ia telah melupakannya begitu saja.
Dan.. hanya ada satu alasan kini yang membuatnya mau bersusah-susah untuk mempelajari ilmu membela diri—lebih tepatnya belajar bagaimana bertarung layaknya seorang pria sejati.
Hero.
Namja cantik yang membuat dunia Jung Yunho jungkir balik seketika.
Semua berawal dari sebuah gedung di kawasan terpencil di ujung kota yang selalu ramai setiap sabtu malam.
.
.
.
"Aku pamit pulang boss, rak satu dan dua sudah ku bereskan. Tinggal mengecek stok barang lama yang akan di jual di bazaar lusa. Aku sudah membuat daftarnya silahkan boss mengeceknya kembali siapa tahu aku membuat kesalahan." namja cantik itu meletakkan keranjang berwarna hijau yang awalnya berisi penuh buku kini telah kosong melompong di atas meja kasir yang kini di jaga oleh namja yang diketahui sebagai bossnya.
Nama berkacamata itu mengalihkan pandangannya sebentar dari buku yang sejak tadi ia baca, menatap ke arah karyawan kesayangannya yang kini sedang bersiap-siap untuk pulang. "Ah, aku selalu percaya padamu Jaejoong-ah. Kerjamu tidak pernah mengecewakanku. Oh, ya apa hari ini pertunjukkan di liburkan? Aku mendengar dari seorang pelanggan kalau kalian libur minggu ini." tanya namja itu lagi. Tidak biasanya karyawan cantiknya yang memiliki banyak fans itu begitu santai setelah pekerjaannya selesai. Biasanya ia akan buru-buru pergi apalagi kalau mengingat hari ini adalah hari sabtu, walaupun hari masih sore biasanya namja itu akan tergesa-gesa takut terlambat tiba di tempat kerjanya yang lain. Namun hari ini ia kelihatan sedikit berbeda.
Namja cantik itu menghentikan sejenak aktivitas beres-beresnya. Ia berpikir sejenak kemudian tersenyum kecil.
"Ah.. itu. Ne, kami memang sedang libur. Pimpinan memberi kami libur satu hari karena ruang pertunjukkan ada sedikit renovasi." kini namja cantik itu telah selesai dengan beres-beresnya, ia meraih tas selempang kecil miliknya yang kini telah tersampir rapi di bahu sebelah kirinya. "Sampai jumpa besok, boss!" lanjutnya sambil tersenyum dan melambai ke arah namja yang selalu ia panggil dengan sebutan 'boss' itu. Si boss hanya membalas dengan senyuman kecil lalu kembali fokus pada buku di tangannya.
.
.
.
Memang terasa aneh kalau kau terbiasa bekerja keras dengan terjadwal namun harus libur mendadak karena suatu hal. Sedangkan perkerjaan lain sudah kau selesai kau lakukan dengan baik. Tidak ada arah tujuan. Seperti yang terjadi pada namja cantik dengan kulit putih sehalus kapas yang kini berjalan malas setelah selesai dari kerja sambilan yang sejak pagi tadi ia lakukan.
Bukankah seharusnya ia senang karena mendapatkan libur yang sangat jarang terjadi itu? bersyukur lebih bagus lagi.
Bukankah ini saatnya ia untuk mengistirahatkan tubuhnya yang selalu bekerja keras setiap hari?
Ah ya, ia butuh istirahat. Setelah kemarin mendapatkan 'luka' tidak sengaja yang di torehkan teman satu pekerjaannya saat sedang latihan. Kalau saja malam ini ia tidak libur dan 'luka' itu terkena oleh temannya yang lain, mungkin 'luka' itu akan semakin membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh.
Langkah kaki kurus dan jenjang itu terhenti di sebuah bangku taman yang menghadap tepat ke arah air mancur. Tidak terasa hari sudah mulai malam dan ia hanya menghabiskan sedikit waktunya untuk berjalan-jalan tanpa arah dan tujuan. Melupakan tujuan awalnya untuk segera sampai ke flat kecil tempatnya berteduh.
'Su-ie pasti sudah pulang sekarang.' ucapnya dalam hati.
"Tu-tuan muda tunggu!" suara teriakan itu mengalihkan pandangan namja cantik itu dari kedua kakinya yang bergerak-gerak diatas tanah. Dua orang namja berpakaian sangat formal terlihat seperti sedang saling mengejar tak jauh dari tempatnya berada, walaupun mereka tidak berlari. Namun dengan cara berjalan namja yang berada di belakang namja yang sepertinya sedang dikejar itu sudah telihat jelas apa yang mereka lakukan.
Namja itu hendak menolehkan wajahnya ke belakang namun entah kenapa pandangannya malah berhenti pada Jaejoong yang sedang duduk. Ia terpaku sejenak saat melihat sosok yang terlihat begitu bersinar di bawah langit yang mulai menggelap. Namun saat didengarnya suara menyebalkan kembali memanggil namanya, namja itu mempercepat lagi langkahnya.
"Jangan ikuti aku bodoh!" balas namja bertubuh tegap yang berada didepan namja yang berusaha mengejarnya dengan susah payah. Namja itu tidak berlari, namun langkahnya entah kenapa begitu cepat.
Masa bodoh.
Ia tidak peduli. Itu bukan urusannya. Lebih baik ia kembali menggerakkan kedua kakinya seperti tadi, seperti anak kecil yang sedang menunggu jemputan sang Umma.
"Hyung!" namja cantik itu kembali menghentikan gerakan kakinya dengan tiba-tiba saat sebuah suara yang menurut perasaannya memanggil namanya.
"Jaejoong hyung! Ya! kau memang Jae-hyung. Kebetulan sekali bertemu disini. Kyaa~!" suara yang secara logisnya terdengar masih jauh dari tempat Jaejoong berada terdengar begitu nyaring seperti teriakan seekor lumba-lumba yang memanggil kelompoknya. Kini bahkan diikuti oleh derap langkah kaki yang begitu cepat dan di akhiri oleh satu tarikan nafas.
"Aku pikir kau sudah pulang duluan Junsu-ah." Jaejoong mengangkat wajahnya lalu tersenyum ke arah namja imut yang tadi sempat dipikirkan olehnya.
"Aku mau mengajakmu makan di luar hyung, tadinya aku mau menjemputmu ke toko tapi aku terlambat dan kebetulan sekali melihat hyung disini. Kita memang selalu berjodoh hyung~" namja penyuka bebek itu mendudukkan pantat seksinya tanpa permisi di tempat kosong sebelah Jaejoong.
"Mengenai ajakanku, otte hyung?" tanya nya lagi. Hyungnya itu selalu pelit berbicara lihat saja ia hanya diam saja begitu. Kalau ia hanya diam itu tandanya ia sedang malas melakukan apapun pasti akibat liburnya pertunjukkan.
"Bagaimana kalau aku memasak menu spesial hari ini? itu akan lebih irit pengeluaran. Ah, kebetulan sekali aku tadi mendapatkan diskon yang banyak di pasar. Kim Jaejoong pesonamu memang membawa berkah~" Junsu hanya tersenyum lalu mengangguk cepat mendengar celotehan hyungnya. Ini dia Jaejoong hyungnya yang sesungguhnya.
.
.
.
"Hyung, biarkan aku memijat kakimu sekali saja. Aku merasa tidak enak, sudah membuatmu terluka dan tidak melakukan apapun. Sungguh tidak tahu diri." Junsu meletakkan meja kecil yang biasa di gunakan untuk makan dari sudut ruangan tempatnya disimpan rapi sebelum Jaejoong datang dan membawa nampan berisi menu makan malam yang ia masak sejak satu jam yang lalu. Kemudian ia merebahkan tubuhnya terlentang disamping meja tersebut. Menunggu Jaejoong selesai dengan menu spesial yang ia janjikan.
Jaejoong meletakkan mangkuk terakhir berisi nasi di atas nampan kemudian berbalik dari dapur kecil yang menyatu dalam satu ruangan tempat Junsu berada. Ia hanya perlu berbalik berjalan lima langkah membawa nampan itu tanpa kesulitan lalu meletakkannya diatas meja yang telah Junsu siapkan.
"Luka ringan begitu tidak akan membuatku mati, Junchan." Jaejoong terkekeh sambil menepuk paha Junsu menggunakan sendoknya, memberi tanda untuk segera makan.
Junsu yang mendapat 'pukulan kecil' pun langsung bangkit menyilangkan kakinya menghadap meja kecil yang kini telah berisi penuh masakan spesial buatan Kim Jaejoong yang tidak pernah bosan ia makan. "Selalu saja hyung!" dengusnya.
.
.
.
"Aku hanya ingin kau keluar dari pertunjukkan illegal ini. Choi Seunghyun itu hanya memanfaatkanmu dan teman-temanmu untuk untung yang besar!" Yunho menarik mencengkram lengan Jaejoong erat. Bibirnya terkatup keras setelah menyampaikan kalimat yang sejak dulu ingin ia ungkapkan.
"Kau itu salah paham! Cepat pergi sebelum aku memukulmu lagi!" teriak Jaejoong kesal. Pasalnya namja bermarga Jung itu tidak pernah kapok mengganggunya setiap hari hanya untuk memaksanya keluar dari pertunjukkan. Dan kali ini ia bahkan membawa nama Seunghyun dengan mengatakan kalau Seunghyun selama ini hanya memanfaatkannya. Dasar namja gila.
"Pukul saja sampai kau puas asalkan setelah itu kau mau menurutiku." Yunho melepaskan cengkramannya pada tangan Jaejoong lalu mendekatkan wajahnya yang masih terlihat memar kemerahan yang di torehkan Jaejoong satu minggu yang lalu. Menyerahkannya agar namja cantik itu melukainya lagi.
"Jangan bodoh! Bahkan memarmu saja belum sembuh! Dan dalam mimpimu saja aku akan menurutimu!" semprot Jaejoong mendorong tubuh tegap namja bermata musang itu hingga mundur beberapa langkah.
"Lalu.."
Jaejoong menghentikan langkahnya saat Yunho akan mengeluarkan kalimatnya lagi.
"Lalu apa yang dapat kulakukan agar—"
"Lawan aku. Berkelahi denganku. Dan kalau kau menang maka aku akan keluar dari pertunjukkan dan menuruti semua perkataan dan perintahmu." Jaejoong tersenyum remeh ke arah Yunho. Menantang Yunho robot pekerja itu berkelahi melawannnya?
Konyol?
Ataukah bodoh memberikan syarat itu dengan mempertahankan pekerjaannya?
Tentu saja tidak.
Selama ini orang-orang sudah mengenal Jaejoong sebagai namja cantik yang kuat dan menyeramkan bila sedang bertarung. Lawan dengan berbagai kemampuan dan penampilan selalu di kalahkan olehnya dengan mudah. Jangan melihat postur tubuhnya yang kurus dan perpinggang ramping itu. Apalagi kulit putih porcelennnya yang logikanya bak kulit yang sering keluar masuk salon kecantikan untuk perawatan.
Belum ada sejarah yang tertoreh kalau ia kalah.
Apalagi menantang Jung Yunho yang ia tahu dari mulut Yunho sendiri kalau namja berwibawa itu sama sekali tidak bisa berkelahi.
Pasti dengan mudah dapat Jaejoong kalahkan semudah menjentikkan jari. Atau bisa jadi si Jung itu akan menyerah duluan sebelum melawan Jaejoong karena takut akan reputasi Jaejoong selama ini yang selalu diabaikannya.
"Baiklah. Aku terima tantanganmu."
Mata bulat Jaejoong terbelalak lebar. Jung itu tidak serius dengan perkataannya bukan?
Di-dia menerimanya? Menerima tantangan Jaejoong tanpa rasa takut sedikitpun yang ia perlihatkan lewat tatapan matanya yang tajam dan serius itu.
Bodoh.
Jaejoong kembali tersenyum remeh ke arah Yunho yang masih menatapnya dengan penuh tekad.
"Bulan depan. Hari sabtu minggu terakhir jam delapan malam datanglah ke ruang pertunjukkan dan lawan aku dengan segenap kemampuanmu." Jaejoong melenggang pergi setelah mengucapkan kalimat itu pada Yunho. Meninggalkan Yunho sendirian dengan ekspresi yang tidak dapat ditebak.
"Yesung-ah, carikan aku semua master bela diri dan temui aku besok di kantor." Yunho memasukkan kembali ponselnya setelah menghubungi sekretarisnya. Ia kembali tersenyum kala mengingat bibir cherry yang telah memberikannya waktu untuk berlatih terlebih dahulu.
Bulan depan? Sepertinya cukup untuknya mempelajari beberapa teknik dasar bela diri.
Setidaknya walaupun namja cantik itu selalu ketus dihadapannya, ternyata hati namja itu tetap lembut dan baik hati. Mana ada orang yang menantang berkelahi memberikan tenggat waktu? Bahkan kalau ia mau, namja cantik itu bisa melakukannya saat ini juga. Ah, ternyata namja bersuara merdu itu perhatian juga padanya.
.
.
.
"Apa?! Kau memberikan tantangan itu?" Yoochun menghentikan pegangan tangannya pada kaki Jaejoong yang sedang bersit-up ria. Jaejoong pun mendudukkan dirinya sebentar. Bermaksud memberikan penjelasan pada berpasang-pasang mata yang sejak tadi menyimak percakapannya dengan Yoochun.
"Kau serius hyung?" tanya Kyuhyun yang sejak tadi sedang berlatih tinju bersama Junsu. Ia langsung menghampiri Jaejoong dan duduk di depannya.
Jaejoong mengangguk. "Dan dia menyetujuinya." lanjutnya.
"Dia gila. Jung Yunho gila." sahut Heechul tidak percaya. Robot pekerja itu benar-benar tidak menggunakan otaknya. Bagaimana bisa ia menerima sebuah tantangan dari Jaejoong dengan mudah? Bukankah itu sama saja menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam rumah sakit—minimal unit gawat darurat.
"Hahaha!" Jaejoong tertawa. Membuat teman-teman satu pertunjukkannya itu semakin memandang sang 'Hero'.
"Tenang saja aku memberikannya waktu sampai bulan depan. Mana mungkin aku mau melawan orang yang tidak berdaya. Cih itu sama saja menurunkan pamorku." lanjut Jaejoong.
"Dan kalau Jung Yunho menang maka kau harus bersiap berpisah dengan kita semua hyung." kalimat Junsu barusan langsung membuat orang-orang yang berada diruang latihan yang di isi beberapa alat olahraga itu membelalakkan mata dan benar-benar menghentikan segala aktivitas yang mereka lakukan.
"Benarkah itu hyung? Katakan! Kesepakatan apa yang kalian buat?" tanya Yoochun lagi kali ini dengan emosi yang mulai merangkak naik. Ia tidak percaya hyung yang selalu di bantu berlatih olehnya itu melakukan hal yang di luar nalar.
Jaejoong masih terdiam. Heechul, Junsu, Kyuhyun, Taemin, Kibum, Key, dan Sungmin sontak menghampiri Jaejoong dan duduk mengelilingi namja itu. Menunggu penjelasan lebih lanjut dari namja yang selalu menjadi sahabat sekaligus kakak terbaik mereka.
Jaejoong menarik nafasnya. "Jung Yunho selalu mengatakan kalau Seunghyun selama ini hanya memanfaatkan kita. Dia bilang akan melaporkan pertunjukkan ini kepada polisi dan akan menangkap Seunghyun. Lalu menutup pertunjukkan. Aku tidak punya pilihan lain. Seunghyun selama ini sudah berbaik hati membantu kehidupan kita. Jung Yunho menginginkan diriku, maka aku akan menghadapinya sendiri tanpa harus melibatkan kalian semua." Jaejoong tersenyum pahit di akhir kalimatnya.
Mereka semua tersentak dan memberikan berbagai macam respon. Junsu yang sudah mengetahui duluan perihal itu hanya bisa menundukkan kepalanya. Sedangkan Taemin dan Sungmin menatap Jaejoong dengan tatapan sedih. Key hanya bisa menggelengkan kepalanya, tidak tahu apa yang bisa dia perbuat untuk membantu hyung yang selalu jadi panutannya itu.
Heechul diam-diam mengepalkan kedua tangannya. Ia benar-benar kesal dengan tingkah sulung Jung itu yang selalu seenaknya. Padahal awalnya ia melihat kalau Yunho benar-benar tulus menginginkan Jaejoong, namun mendengar Yunho memberikan ancaman itu pada Jaejoong sepertinya pendapat baik tentang Yunho yang selama ini ia yakini berubah.
Yoochun mengusap wajahnya pasrah. Ia melayangkan tinju pada lantai tempat mereka duduk.
"Jung sialan!" sebenarnya apa maunya namja terhormat itu? batin Yoochun kesal.
Dia datang dengan awal yang baik sebagai pengunjung biasa, hingga ia terpesona oleh pesona Hero dan berusaha untuk mendekatinya. Mengungkapkan perasaan sukanya pada Jaejoong. Dan sekarang namja itu memberikan ancaman pada Jaejoong, seakan memaksa Jaejoong untuk menjadi miliknya sedangkan Jaejoong sendiri tidak memberikan respon positif selama namja itu mendekatinya.
Walau Yoochun tahu kalau Jaejoong juga sebenarnya menyimpan perasaan pada namja Jung yang egois itu. Bagaimana pun Yoochun mendapat predikat Soulmate Jaejoong bukan karena asal memberikan julukan. Karena kedekatannya dengan Jaejoong yang bisa dibilang melebihi kedekatan Junsu yang lebih seperti hubungan seorang Ibu dan anak.
Yoochun lebih dulu mengenal Jaejoong jauh dari yang lainnya.
"Aku akan menemui Jung sialan itu!" putus Yoochun.
"Tidak, Chun. Kalian hanya perlu percaya padaku. Kalaupun aku kalah darinya, akan ku pastikan kalian akan tetap bertahan disini walau tanpa diriku." Jaejoong tersenyum tulus. Hingga sedetik kemudian tubuhnya mendadak terdorong ke depan. Junsu, Taemin, Sungmin dan Key meghambur ke arahnya dan langsung menghadiahi Jaejoong dengan pelukan.
"Aku tidak akan membiarkan hyung kalah!" seru Key.
"Berjanjilah untuk menang hyung." pinta Taemin. Member paling muda dalam pertunjukkan, walaupun wajahnya sama polosnya dengan Jaejoong dan dia paling muda diantara yang lain namun jangan salah sangka, ia cepat menyerap apa yang diajarkan para hyungnya. Dan Taemin yang dulu sering diremehkan karena lemah kini telah berubah menjadi Taemin yang tangguh.
"Aku berjanji." Jaejoong yang sebenarnya tidak suka menangis didepan orang banyak entah kenapa kali ini menetesnya air matanya, walaupun bisa dibilang dia bukan menangis karena air matanya benar-benar hanya keluar satu tetes saja. Air mata itu kalah oleh pride seorang Hero yang berada didalam dirinya.
"Kalian tidak lupa bukan dengan Hero yang tak terkalahkan?" sombong Jaejoong seperti biasa. Heechul yang sejak tadi kesal kini akhirnya tersenyum kala melihat wajah Jaejoong yang baik-baik saja dan yang terpenting dia masih narsis seperti biasa.
"Ada apa ini, eoh? Kenapa semuanya berpelukan?" Changmin yang baru memasuki ruang latihan dengan beberapa bungkus makanan yang ia beli saat keluar tadi memasang tampang heran saat melihat suasana ruang latihan yang begitu emosional.
.
.
.
"Chwang, aku khawatir dengan Jae-hyung. Bagaimana kalau ternyata Jung Yunho berhasil mengalahkan Jae-hyung. Kakakmu itu tidak bohong kan kalau ia sama sekali tidak bisa berkelahi?" Kyuhyun mendekatkan dirinya pada Changmin yang kini sedang duduk di sofa apartemen Changmin sambil bermain PSP.
Changmin pun bergeser sedikit memberi ruang pada sang namjachingu yang sedang butuh sandaran. Changmin mematikan PSPnya kemudian meletakkannya diatas meja kecil disamping sofa, menarik kepala Kyuhyun agar bersandar didada bidangnya. Sedangkan kedua tangan Kyuhyun sendiri sudah melingkar dengan erat di pinggang Changmin.
"Yunho-hyung sungguh tidak bisa berkelahi sedikitpun. Tapi kulihat dia sedang bekerja dengan keras beberapa hari ini bahkan ia sengaja cuti untuk sebulan penuh. Itu merupakan sebuah rekor, kau tau? Appa dan Eommaku bahkan sempat khawatir dengannya." jelas Changmin sambil mengelus surai ikal Kyuhyun dengan sayang.
Memang bukan rahasia lagi kalau dua namja itu memiliki hubungan khusus. Sudah sejak lama, bahkan sejak pertama kali Kyuhyun bergabung dalam pertunjukkan. Awalnya Changmin juga ingin Kyuhyun keluar dari pertunjukkan sesaat setelah menyatakan cintanya dan diterima oleh Kyuhyun. Namun Kyuhyun marah dan memutuskan Changmin tepat saat baru satu jam setelah mereka resmi berpacaran. Dan selama seminggu Kyuhyun mendiamkan Changmin yang tak gentar meminta maaf padanya.
Sampai akhirnya Kyuhyun kesal sendiri dan memaafkan Changmin dengan syarat tidak akan pernah membahas soal pekerjaannya di pertunjukkan. Awalnya Kyuhyun tidak tahu kalau Changmin adalah adik kandung dari Jung Yunho. Walaupun marga mereka sama tapi Kyuhyun sama sekali tidak berpikiran kalau mereka bersaudara. Apalagi Changmin tidak mengaku bermarga Jung kepada yang lain sehingga yang lain semakin percaya kalau Changmin sama sekali tidak ada hubungan dengan Yunho walaupun banyak yang mengatakan kalau Changmin mirip dengan Yunho.
Sampai suatu ketika Jung Yunho datang ke pertunjukkan mereka dan berpapasan dengan Changmin. Yunho yang memang tidak pernah tahu kalau sang adik sering datang ke pertunjukkan pun terkejut. Sama halnya dengan Changmin, ia juga kaget pasalnya ia selalu sembunyi-sembunyi saat datang ke pertunjukkan. Bahkan menyembunyikan hubungannya dengan Kyuhyun.
Bahkan ia pun sepakat bersama Kyuhyun untuk merahasiakan tentang jati dirinya yang sebenarnya kepada Jaejoong dan yang lainnya sebagai adik dari seorang Jung Yunho. Ia juga memohon kepada Yunho agar berpura-pura tidak mengenalnya saat Yunho memutuskan untuk menjadi tamu tetap pertunjukkan.
Sebenarnya ia ingin mengatakan pada sang hyung bahwa pendapat sang hyung selama ini mengenai pertunjukkan itu salah. Namun apa daya, walaupun Changmin memegang predikat evil di keluarga Jung untuk kali ini ia tidak bisa berkutik.
"Aku jadi semakin khawatir." ucap Kyuhyun lagi.
"Aku juga." Kyuhyun mengerutkan alisnya dan melepaskan pelukannya pada Changmin saat mendengar jawaban Changmin yang terdengar tidak yakin.
"Wae?" tanya nya bingung. Meminta kejelasan.
"Karna ketika Yunho-hyung memiliki tekad yang kuat untuk menggapai sesuatu, maka ia akan melewati batas kemampuannya sendiri. Ada sedikit kemungkinan kalau ia akan memiliki kemampuan bela diri dengan waktu yang singkat seperti yang diberikan Jae-hyung."
"Ottokhae.."
.
.
.
Host Club.
Orang-orang mungkin akan berpikir kalau itu adalah sebuah klub yang berisi hal negative. Walaupun letak mereka berada jauh dari keramaian dan cenderung tertutup. Namun siapa sangka kalau klub itu selalu ramai pengunjung.
Sebenarnya lebih tepat di sebut sebuah pertunjukkan daripada klub.
Karena disana kalian tidak akan menemukan dance floor ataupun suara dari Disk Jockey yang akan membuat tubuh kalian bergoyang dan melupakan sejenak duniawi. Serta bartender yang meracik berbagai minuman alkohol.
Host Club hanyalah sebuah nama.
Sebenarnya ini adalah pertunjukkan para pria dengan image cantik yang ternyata pandai berkelahi.
Pertunjukkan hasil ide dari Choi Seunghyun adalah sebuah klub yang menampilkan perkelahian antara para namja cantik dengan image mereka masing-masing.
Tidak bisa dibilang juga bahwa ini merupakan klub gay, dikarenakan kebanyakan para penonton laki-laki, walaupun perempuan pun banyak yang setia menonton. Bahkan pria paruh baya serta ibu rumah tangga. Yang jelas ini adalah host klub. Kalian bisa melihat sendiri apa yang ada di dalamnya untuk membunuh rasa penasaran kalian.
.
.
Kim Jaejoong. Atau lebih dikenal dengan julukan Hero adalah member pertama yang bergabung dalam klub.
Namja dengan wajah cantik. Bibir semerah buah strawberry yang baru matang dengan bentuk buah cherry yang menggemaskan. Kulit seputih salju semahal porcelen cina. Hidung bangir dengan bahu lebar dilengkapi pinggang ramping. Membuatnya seperti malaikat cantik yang tersesat di bumi.
Tapi jangan terkecoh dengan penampilannya. Walaupun terlihat lemah dengan keindahannya, siapa sangka kalau ia adalah member yang paling kuat diantara member yang lain. Wajahnya yang polos kadang terlihat menyeramkan kala menyunggingkan seringai.
Dia merupakan member favorit dengan banyak pelanggan setia.
Dia adalah angel demon host club.
.
.
Kim Junsu. Atau lebih suka di panggil dengan nama Xia atau Xiah Junsu.
Namja dengan wajah imut dan menggemaskan ini merupakan teman hidup Kim Jaejoong. Mereka tinggal satu flat semenjak mereka kenal pertama kali. Junsu yang berwajah polos membuat Jaejoong tidak tega membiarkan namja manis itu hidup sendirian hingga Junsu selalu bergantung pada Jaejoong seperti seorang anak. Apalagi ia begitu manja kepada Jaejoong bahkan ia pernah mengatakan bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Jaejoong.
Sama halnya dengan Jaejoong, wajah imut dan polos Junsu kadang menipu. Dia memang tidak terlalu pandai berkelahi, namun dengan gerakannya yang lincah dan seksi sering membuat para pelanggannya mimisan, terutama para lelaki mesum hidung belang.
Dia memiliki tubuh yang berisi ditambah pantat yang seksi seperti seekor bebek dan kadang menjadi bahan ejekan teman-temannya. Namun justru saat pertunjukkan pantat seksinya itu merupakan daya tarik dan bernilai jual mahal.
.
.
.
Kim Heechul atau lebih panggil sebagai Ibu tiri Cinderella oleh member lain adalah member tertua di pertunjukkan.
Dengan mata bulat dan berkesan selalu melotot banyak orang yang menyangka kalau ia adalah orang yang jahat. Walau kenyataannya ia adalah orang yang baik meski terkadang perkataannya yang pedas bisa membuat sakit hati meradang.
Ia gampang terpancing emosi apalagi bila berhubungan dengan para dongsaengnya. Mempunyai selera fashion yang paling baik diantara yang lain. Dan keanehannya yang sampai saat ini hanya menjadi rahasia seluruh staff dan member pertunjukkan adalah.. ia senang berdandan dan berpakaian bahkan bertingkah seperti yeoja. Terutama ia senang meniru gaya dance girlband.
Kemampuan berkelahinya berada dibawah Jaejoong.
.
.
.
Cho Kyuhyun nama panggungnya adalah gamekyu.
Maniak game stadium akut, bahkan saat bertarung pun terkadang ia sambil memainkan PSPnya dan akan marah besar ketika kegiatannya di ganggu. Memiliki wajah yang menipu. Mata ala puppy eyesnya merupakan salah satu tipuan alaminya. Namun jangan salah ia merupakan evil yang menyeramkan, apalagi dengan cara tertawanya yang aneh dan smirknya menyeramkan yang bertolak belakang dengan wajah manisnya.
Ia temukan oleh Jaejoong saat tersesat di jalan dekat gedung pertunjukkan dan akhirnya bergabung dengan pertunjukkan.
.
.
.
Key nama aslinya merupakan Kim Kibum namun karena ada member lain yang bernama Kibum juga maka ia memakai nama Key.
Memiliki sifat keibuan seperti Jaejoong. Ia juga senang memasak dan sering memasak untuk para member yang lain, bergantian dengan Jaejoong. Mata kucingnya merupakan daya tariknya. Paling dekat dengan Taemin dan sering bepergian berdua. Dia adalah member yang paling stylish diantara yang lain.
.
.
.
Taemin si wajah polos ini merupakan member terakhir yang bergabung dan berumur paling muda.
Lagi-lagi ia di temukan oleh Jaejoong karena ketidaksengajaan. Awalnya ia yang paling lemah, namun dengan dukungan para hyungnya dan berlatih dengan giat sekarang ia bisa berkelahi dengan hyungnya walau lebih sering kalah. Namun ia tidak pernah menyerah.
Paling senang berlatih bersama Key karena sifat Key yang penyabar.
.
.
.
Sungmin si pinkyboy ini pencinta warna pink. Selalu memakai warna pink saat tampil dan bertarung bahkan dalam kesehariannya.
Wajah manisnya sering membuat para pelanggan terpana. Gerakannya lincah seperti kelinci dan wajah manisnya merupakan nilai jualnya. Tapi jangan di ragukan kemampuannya, ia tetap memiliki skill bertarung yang baik.
.
.
.
Klub yang beroperasi setiap sabtu malam memberikan pertunjukkan yang berbeda dari yang lain. Para namja cantik akan di undi untuk berkelahi satu sama lain sesama member. Kelihatannya memang seperti berkelahi serius, namun itu semua hanyalah kebohongan. Walau kadang pukulan serta tendangan mereka sungguhan terjadi. Namun sebisa mungkin mereka tidak mengeluarkan kekuatan mereka yang sesungguhnya.
Mereka akan menggunakan kostum masing-masing dan memerankan peran yang sesuai dengan image mereka.
Terkadang mereka bisa di sewa untuk menemani para pengunjung yang mampu membayar mahal. Tidak tidak, bukan di sewa untuk tindak asusila. Hanya di sewa untuk menemani minum selagi menunggu giliran mereka untuk tampil.
Dan bagi yang memiliki nyali besar. Para pengunjung pun bisa membayar untuk mencoba berkelahi dengan para Host member. Tentu saja untuk yang ini mereka akan berkelahi sungguhan walaupun tidak mengerahkan seluruh tenaganya.
Dan setiap hari selasa sampai kamis pada siang hari selama empat jam mereka akan membuka pertunjukkan, namun bukan untuk berkelahi melainkan hanya menemani pelanggan sekedar mengobrol atau bahkan sekedar mengagumi keindahan mereka.
Klub yang menyenangkan bukan?
Hiburan yang fresh.
Dan satu hal yang perlu di tekankan. Ini bukan klub murahan yang menjual para penghiburnya, bila kalian nekat berbuat tidak senonoh maka kantor polisi yang akan menjadi tempat kalian pulang.
Choi Seunghyun atau lebih di kenal dengan TOP merupakan pemilik sekaligus pendiri Host club. Memiliki sifat arogan namun bersahabat dengan para member yang ia anggap sebagai saudara. Tegas dan tidak segan-segan memukul pelanggan yang tidak sopan dan melanggar peraturan. Sering disangka orang jahat karena penampilannya yang nyentrik. Memilik asisten yang selalu menebar pesona playboynya, yaitu Park Yoochun yang juga merupakan sahabat Jaejoong. Namja pindahan dari Amerika Serikat itu juga merupakan pelatih dan pengawas para member saat sedang berlatih.
.
.
.
Bersambung..
.
.
Pojokan Rumah Author :
Nama 'Host club' sendiri memang diambil dari anime 'Ouran High School Host club' konsepnya pun sedikit sama tentang namja yang menjual jasa menemani para pelanggan. Namun di remake lagi dengan lebih dewasa tidak seperti di animenya yang mrupakan cerita kehidupan anak SMA. Sebenarnya lagi-lagi terinspirasi dari sebuah film yang saya sendiri rupa judulnya, bagian dimana para namja cantik disini berkelahi untuk menghibur penonton. Yang jelas film itu merupakan film Yuri. Jadi saya buat versi Yaoinya dengan beberapa perubahan sesuai dengan jalan pikiran saya.
Oke sekian dulu cuap-cuapnya.
Sampai jumpa di chap selanjutnya.
Salam,
Nyangiku.
