New Wife for my Otou-san

By:

Raina94

Cast:

Akashi Seijuuro

Furihata Kouki

Akabane Karma

Kise Ryouta

Aomine Daiki

Rate:

T

Summary:

seorang bocah yang menyayangi Otou-san'nya dengan polos menceritakan ke sebuah acara Radio bahwa Otou-san'nya membutuhkan Istri baru

Warning:

Miss Typo mengandung BL marga Karma disini di ganti menjadi Akashi Karma untuk kebutuhan peran

a/n:

cerita ini sedikit terinspirasi dari cerita yang pernah saya baca tapi insyaallah di jamin berbeda

Disclamer:

semua Cast milik Fujimaki sensei kecuali Karma

Douzo

.

.

.

.

.

Seorang anak laki-laki melangkah kaki kecilnya menuju kamarnya, sesampainya tangan mungil itu meraih sebuah radio yang terletak pada meja belajarnya. Dengan cepat menyalakan radio tersebut sehingga terdengar suara perempuan yang sedang berbicara memperkenalkan dirinya sebagai pembawa acara di radio tersebut.

[Halo minna, berjumpa lagi dengan saya Furukawa dalam acara show me your love]

anak lelaki tersebut dengan seksama mendengarkan setiap perkataan pembawa acara radio itu, sesekali kepala dengan surai merahnya menganggukkan setiap kali perkataan sang pembawa acara yang mungkin di mengerti olehnya.

[Ok, seperti biasa akan kita menemani anda satu jam kedepan, tema malam ini adalah 'cinta dan harapan'. Sebelum memulai acara ini ayo kita dengarkan lagu romantis dari one ok Rock my sweet baby]

anak laki-laki tersebut langsung menyambar telepon seluler yang telah dibawa olehnya, dengan cekatan jari-jari mungilnya menekan keypad telepon seluler nya. Sesekali mulut kecilnya bergumam melafalkan angka yang tadi di sebutkan oleh sang pembawa acara.

[Minna, sudah saatnya kita mulai]

anak laki-laki itu dengan cepat menekan tombol hijau pada telepon selulernya, manik wajahnya terpancar senyum manis mendengar nada sambung.

[Sepertinya kita sudah mendapat penelpon, moshi-moshi dengan siapa saya berbicara]

"Moshi-moshi, Akashi Karma desu"

[Karma-kun, di dengar dari suaranya kau lebih muda berapa umurmu? dan kenapa kau belum tertidur padahal ini sudah larut]

"Delapan tahun, aku tidak bisa tidur aku terkena insomnia" penyiar radio tersebut tertawa mendengar alasan dari Karma.

[Ini kejadian yang sangat langka, Ok kau bisa memulainya Karma-kun ]

anak laki-laki yang bernama Akashi Karma itu pun terdiam sejenak, pikirannya mencoba merangkai kata yang cocok untuk memulainya.

.

.

.

Furihata Kouki mengistirahatkan diri yang mulai lelah, dia benar-benar tidak percaya hari ini begitu banyak pelanggan di cafe tempat dia bekerja sambilan. Mata coklatnya melirik radio kecil sedari tadi menyala di atas meja, kini telinganya sudah mendengar suara si penyiar radio yang bernama Furukawa tersebut.

[Minna, sudah saatnya kita mulai, sepertinya kita sudah mendapat penelepon, moshi-moshi dengan siapa saya berbicara?]

'Moshi-moshi, Akashi Karma desu'

[Karma-kun, di dengar dari suaranya kau lebih muda berapa umurmu? dan kenapa kau tidak tertidur padahal ini sudah larut]

'Delapan tahun, aku tidak bisa tidur aku terkena insomnia' terdengar suara tawa si penyiar.

Furihata pun ikut tertawa mendengar alasan dari anak yang bernama Karma itu, dirinya berfikir bagaimana bisa anak berumur delapan tahun membuat alasan seperti itu.

[Ini kejadian yang sangat langka, Ok kau bisa memulainya Karma-kun]

Furihata kini mendengar kembali suara anak tersebut.

'Ini untuk Ayah ku, Aku pikir dia butuh seorang istri baru'

Furihata kaget dengan perkataan yang di keluarkan oleh Karma, menggelengkan kepalanya dengan tersenyum lucu mendengar anak kecil itu.

"Apa anak ini kekurangan kasih sayang?" lirik Furihata.

Dunia sudah mulai gila, buktinya ada seorang anak yang menelepon radio dan mengatakan kalau Ayahnya membutuhkan Istri baru.

[Apa kau tidak suka dengan Istrinya yang sekarang Karma-kun?]

'itu permasalahannya, dia tidak mempunyai Istri saat ini'

[Kemana Ibumu Karma-kun?]

Furihata kini terlihat penasaran dengan jawaban dari anak itu, terdengar sebuah hela nafas dari anak itu.

'Dia sudah meninggal'

Furihata merasa iba dengan anak ini, matanya pun menatap teduh pada radio di hadapannya.

[Gomen Karma-kun, aku tidak bermaksud]

'Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa'

[sungguh aku turut sedih mendengarnya Karma-kun]

'Aku memang sudah cukup menyedihkan , tapi yang lebih menyedihkan itu adalah ayahku'

[Dan kau mengkhawatirkan Ayahmu]

'Tentu saja aku mengkhawatirkan nya, begitu pun dirinya yang mengkhawatirkan diriku. bahkan dia selalu membuntuti ku dari belakang dengan mobilnya ketika aku pergi bersekolah, dan seolah aku tidak tahu dia ada disana. Sekarang aku ingin menyampaikan harapanku'

.

.

.

Sementara di tempat si penelepon, Akashi Karma membaringkan tubuhnya di ranjang kesayangannya.

[Apa Ayahmu tahu soal ini?]

"Tidak"

[Kenapa tidak?]

"Jika Ayah tahu aku membicarakan ini, dia akan sedih, walaupun dia berwajah datar dan terlihat menyeramkan saja aku tahu dia sedang sedih"

[Apa Ayahmu ada di rumah?]

"Tidak ada, dia selalu saja pulang sangat larut malam, bahkan aku pernah mengira pencuri yang masuk rumah ternyata dia yang baru saja pulang dan sangat terlihat gelisah"

[Kau adalah anak yang baik Karma-kun, kau pasti menyayangi Ayahmu]

"Aku sangat menyayanginya maka dari itu aku ingin Ayahku itu mendapatkan seseorang yang bisa merawatnya dan juga menjadi Istri untuknya dan menyayangiku tentunya"

[Ok, Karma-kun sepertinya kita harus menunda pembicaraan kita sejenak. kita juga akan membacakan respon dari para pendengar tentang tema kita malam ini, Karma-kun ku harap kau tidak memutuskan teleponnya]

.

.

.

"Furihata-kun..."

pemuda manis itu pun menoleh kearah seseorang yang memanggilnya.

"Nani, Kuroko" Tanyanya pada seorang pemuda berwajah datar tersebut.

"Kau tidak mau pulang ke rumah?"

"Tentu saja aku akan pulang ke rumah"

"Kalau begitu cepatlah ganti baju, aku akan menutup Cafe ini" dengan cepat pemuda bernama Furihata Kouki ini pun beranjak dari duduknya dan mematikan radio yang sedari tadi dia dengar.

"Gomen Kuroko, aku terlalu keasikan mendengarkan radio tadi" Furihata membungkuk meminta maaf, Kuroko menghadap Furihata setela selesai mengunci Pintu Cafe,

"Tidak apa-apa Furihata-kun, kalau begitu aku pulang"

"Hn, arigatou untuk kerjasamanya hari ini Kuroko" Furihata berjalan berlawanan arah dengan Kuroko, dirinya melambaikan tangan ke arah Kuroko.

Furihata berjalan ke arah Halte bus terdekat, sesekali bibir tipis miliknya bersenandung lirih.

"Akh, aku kan sedang mendengarkan radio aku penasaran dengan cerita anak itu" dengan cepat Furihata merogoh tas miliknya, mencari telepon selulernya.

Furihata langsung memansangkan earphone, mencari frekuensi radio yang tadi di dengar nya. Furihata menghela nafasnya yang ternyata tepat waktu menyetelnya.

[Baiklah, aku menerima satu pesan sebelum kita kembali berbincang dengan Karma-kun. Ino, shibuya disini tertulis 'aku ingin tahu siapa nama Ayahnya, dan bolehkah aku meminta alamatnya?]

Furihata menganggukkan kepalanya, seolah setuju dengan rasa penasaran dari wanita yang bernama Ino itu. Tidak di pungkiri kalau Furihata sendiri sangat penasaran dengan nama Ayah anak itu.

[Jadi, Karma-kun sebenarnya siapa nama Ayahmu?]

'Nama Ayahku adalah, Akashi Seijuuro'

[Sepertinya nama itu tidak asing lagi, apa dia adalah CEO dari perusahaan terkemuka di Jepang?]

'Sepertinya, aku sering membaca perusahaan Ayahku di majalah'

[Ok, secara tidak langsung kalian pasti tahu siapa Akashi Seijuuro. Karma-kun ini yang terakhir apa yang ingin kau sampaikan untuk Ayahmu?]

Furihata kini sampai pada Halte bus, dia mendudukkan diri pada bangku sambil menunggu bus yang belum tiba. Furihata berfikir Jika Seijuuro adalah seorang CEO dari perusahaan terkemuka di Jepang, pasti dia adalah Akashi Seijuuro

"Aku tidak menyangka, kalau seorang Akashi Seijuuro sudah menikah" lirih Furihata. Yah siapa yang tidak tahu seorang Akashi Seijuro, CEO perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap pasar Ekonomi Jepang dan juga Internasional.

Tapi yang tidak dapat dipercaya oleh Furihata adalah Akashi Seijuuro sudah menikah, padahal Furihata merasa kalau Akashi masih terlihat muda.

'Untuk Ayah pulanglah lebih awal, aku sangat merindukanmu. Aku pun menyayangimu, aku sungguh merindukanmu yang dulu ketika Ibu masih ada di dunia. Aku tidak ingin melihat Ayah gelisah di setiap malam, kembalilah seperti Ayah yang dulu penuh senyum hangat'

Furihata tersenyum lembut mendengar kata-kata manis dari anak tersebut, dia jadi teringat sosok Ayahnya yang sudah lama meninggal dunia.

[Aku sungguh terharu dengan perkataan mu Karma-kun, terimakasih sudah mau berbagi cerita mu disini. Semoga harapan mu terkabul]

Furihata mematikan aplikasi radio pada handphone nya, dirinya beranjak dari duduknya dan memasuki bus yang sudah datang.

.

.

.

Pagi yang cerah, dimana matahari bersinar penuh di langit tanpa terhalang gumpalan awan. Walaupun di luar sangat terik tapi tidak menghalangi orang-orang untuk menjalani aktivitas mereka hari ini.

Begitu pula seorang pria bersurai merah yang bangun untuk membuatkan makanan anaknya dan menyiapkan semua keperluan sekolah anaknya.

Akashi Seijuuro pria yang bersurai merah tersebut, bukanya dia tidak bisa membayar seorang maid tapi dia ingin mengurus Karma seorang diri. Sebenarnya dia sudah di sarankan oleh adik sepupunya Kise Ryouta untuk mencari Istri baru atau seorang maid, tapi itu di tolak mentah-mentah oleh Akashi. Ia pun mulai memasak nasi omlet untuk Karma kali ini dia akan mencoba tidak mengosongkan masakannya, pasalnya Karma selalu mengeluh dengan hasil masakan dirinya. Maka dari itu kali ini Akashi membuatnya dengan sungguh-sungguh.

Akashi sebenarnya selalu memikirkan perkataan sepupunya Kise, dia pun tidak ingin terus terpuruk dengan meninggalnya sang Istri. Akashi tahu bukan hanya dirinya yang terluka tapi juga Karma, yang harus merasakan kehilangan sosok seorang Ibu di usianya yang begitu muda. Akashi selalu mencoba menjadi sosok Ayah yang baik untuk Karma.

"Otou-san" Akashi menoleh kearah suara parau sang anak, menatap sang anak yang masih lengkap dengan piayama yang di pakainya.

"Karma, kenapa kau belum mandi dan bersiap-siap" tanya Akashi yang melihat sang anak kini duduk di meja makan.

"Sekolah Libur, Otou-san tahu summer holiday" Karma menjatuhkan kepala nya di meja, kini pupus sudah niatnya yang akan tidur sampai siang karena ulah sang Ayah.

"Gomen, Otou-san lupa" Akashi lupa jika ini memasuki musim panas dan setiap sekolah akan di liburkan, Akashi mengelus lembut surai merah miliki Karma yang sama dengan miliknya.

Akashi kembali memfokuskan masakannya yang sudah matang, menyiapkan dua piring yang terisi nasi omlet di atas meja dan tidak lupa juga susu untuk Karma.

"Otou-san"

"Hm?" Akashi mendudukkan dirinya di seberang Karma.

"Aku..." Akashi menatap sang anak yang menatap nya seolah ingin mengatakan sesuatu. Sebelum Karma mengeluarkan suaranya, harus terputus oleh bel rumahnya.

Tingtong

Akashi heran siapa yang pagi-pagi berkunjung ke rumahnya, dengan cepat Akashi beranjak dari duduknya untuk melihat siapa tamunya ini. Karma yang ternyata penasaran mengekori Akashi dari belakang.

Akashi segera membukakan pintu rumahnya untuk tamu yang datang sepagi ini. Akashi sangat terkejut melihat seorang wanita yang berdiri di depannya ini.

"Gomen, apa kau Akashi Seijuro?"

"Iya?" Akashi menatap heran wanita itu.

"Dan kau pasti Karma-kun" Karma pun menganggukkan kepalanya.

"Ara, semalam aku mendengar acara radio itu dan aku terharu mendengar ceritamu Karma-kun" ucap wanita itu dengan tangannya yang mulai mengelus rambut merah Karma.

"eto, Akashi-san aku tetangga sebelah nama ku Yuki, dan malam ini aku mengadakan party, kalau mau kau datanglah" ucapnya yang sedikit merapikan rambut panjangnya.

"Arigatou, untuk undangannya tapi sepertinya aku tidak bisa karena pekerjaanku yang sangat banyak" Akashi menolaknya mentah-mentah, wanita tersebut pun terlihat kecewa dengan penolakan Akashi.

"Tidak apa-apa, tapi terimalah ini no telepon ku, kau bisa menghubungi ku kalau kau mau" Akashi menerima kartu nama wantia itu dengan wajah yang terlihat datar.

"Arigatou kalau begitu"

"Baiklah, aku akan pergi maaf sudah mengganggu aktivitas pagi kalian" Wanita itu kini beranjak pergi meninggalkan Akashi dan Karma yang memandang bingung wanita tersebut.

Tapi tunggu dulu wanita itu tadi mengatakan mendengar acar radio, dan terharu dengan cerita Karma. Akashi menoleh ke arah Karma yang tepat di sampingnya itu, Karma yang merasa di perhatikan dan hawa yang menyeramkan menoleh ke arah sang ayah yang mulai terlihat serius.

"Karma, sebenarnya apa maksud dari wanita tadi" Tanya Akashi pada Karma kini menelan ludah karena takut dengan sang ayah.

"Ya...yang mana aku tidak mengerti Otou-san" Akashi menatap curiga anaknya.

"Aku merasakan, kau melakukan hal yang tidak di ketahui oleh ku, cepat katakan kau tahu Otou-san mu ini tidak bisa menunggu Karma-kun"

Karma sangat takut dengan Ayahnya yang terlihat benar-benar marah dengannya.

"Se...sebenarnya semalam aku menelepon sebuah acara radio" diam sejenak Karma mengumpulkan semua keberaniannya untuk bercerita semua pada Otou-san nya.

"Aku menunggu kelanjutannya Karma" Karma berjengit kaget dengan instruksi Otou-san nya.

"La...lalu aku bercerita tentang Otou-san dan aku mengatakan bahwa Otou-san harus memiliki Istri baru" Akashi kaget dengan apa yang di katakan anaknya.

"Kau pikir berapa banyak orang yang mendengar cerita mu itu Karma"

"Mereka menyiarkan acara itu di seluruh Jepang" Akashi bertambah kaget dengan jawaban polos Karma.

Akashi dengan cepat menutup pintu masuk dan kembali dengan aura yang sangat menyeramkan.

"Kau tahu Karma ini sudah sangat keterlaluan, aku masih bisa mentoleransi sikap jahil mu itu tapi tidak untuk kali ini. Mulai saat ini aku akan menghukummu" ucap Akashi yang begitu tegas.

"Tapi Otou-san!"

"Apa? kau ingin Membantah Karma"

"Aku punya alasan kenapa aku berbuat seperti ini" alis Akashi terangkat menatap Karma penuh tanda tanya.

"Apa? alasan mu kali ini" ucapan Akashi yang sudah mulai tenang.

"Itu...karena aku menyayangi Otou-san, aku lelah melihat Otou-san yang selalu terlihat sedih jika menatap foto Oka-san, Aku tidak mau melihat Otou-san selalu terjaga di tengah malam yang selalu terlihat gelisah, Aku mau Otou-san seperti dulu lagi seperti waktu Oka-san masih di dunia, aku juga mau Otou-san pulang lebih awal menemani ku belajar dan bermain. Pokoknya aku mau Otou-san seperti dulu lagi, maka dari itu aku bercerita di radio itu dan mengatakan bahwa Otou-san membutuhkan Istri baru"

Akashi kaget mendengarkan perkataan putra semata wayangnya ini, dirinya benar-benar tidak menyangka kalau Karma bisa berbicara seperti itu. Akashi berjongkok menyamakan tingginya pada Karma, memeluk lembut tubuh mungil Karma.

"Gomen aku tidak bisa menjadi Otou-san yang baik untukmu" ucap lirih Akashi.

"Tidak, Otou-san adalah Otou-san yang sangat baik untukku"

"Gomen membuat kau mengkhawatirkan Otou-san mu ini"

"Kita sama-sama saling mengkhawatirkan" Akashi melepaskan pelukannya, kembali Akashi menatap Kamarnya penuh tanya.

"Apa maksudnya?" tanya Akashi pada Karma.

"Aku tahu Otou-san selalu mengikuti ku dari belakang dengan mobil ketika aku akan pergi ke sekolah, berarti kita saling mengkhawatirkan satu sama lain kan" Akashi menatap sendu Karma, dirinya benar-benar beruntung memiliki anak sepintar Karma, baginya Karma adalah satu-satunya harta yang paling berharga dari apapun. Akashi jadi teringat sang Istri yang telah melahirkan Karma, sepertinya dia akan berkunjung ke makam sang Istri untuk berterimakasih telah melahirkan anak seperti Karma.

"Bagaimana kalau minggu ini kita berkunjung ke makam Oka-san? kau mau Karma" tanya Akashi pada Karma, Akashi melihat senyum lucu dari bibir anaknya itu.

"Iya aku mau, tapi apa tidak apa-apa nanti Otou-san sedih lagi" ucap Karma yang kembali mengkhawatirkan Ayahnya. Akashi yang melihat raut kekhawatiran di wajah Karma tersenyum lembut.

"Tidak, Aku tidak akan sedih lagi" ucap Akashi yang meyakinkan Karma.

"Janji, apa Otou-san juga janji akan kembali seperti dulu lagi, pulang lebih awal untuk belajar bersama ku dan bermain" Akashi tersenyum mendengar perkataan Karma.

"Aku janji"

"Janji jari kelingking Otou-san" ucap karma yang sudah menunjukkan jari kelingking.

"Ok, janji jari kelingking" Akashi menakutkan Jari kelingkingnya dengan jari kelingking Karma, tangan yang satunya kembali mengusap surai lembut sang Anak dengan senyum yang sudah sangat lama di rindukan oleh karma.

Akashi kembali bangkit dari jongkoknya, tangan mulai menggandeng tangan mungil Karma.

"Ayo, kita lanjutkan makan" Akashi membawa Karma kembali ke ruang makan, melanjutkan acara makan pagi mereka yang sempat tertunda.

.

.

.

Furihata berlari cepat menuju kelasnya, menabrak orang-orang yang berada di sekitarnya. sesekali dirinya merutuki kecerobohannya yang lupa akan jadwal kuliah pagi hari ini.

Brak

Furihata membuka pintu Kelas dengan keras, sehingga dirinya menjadi pusat perhatian teman-temannya. Menatap kaget Kelasnya yang ternyata tidak ada kegiatan mengajar dari Hiro Sensei, berjalan dengan rasa canggung karena malu telah menjadi pusat perhatian.

"Kagami, kenapa belum di mulai kelasnya?" Ucap Furihata yang mendudukkan di samping pria bernama Kagami.

"Hiro Sensei telat hari ini, lagi pula kenapa kau terburu-buru seperti itu"

"Aku lupa kalau hari ini ada kelas pagi, dan aku kesiangan Kau tahu kan Kagami Hiro Sensei itu galak sekali aku tidak ingin kena maki-maki darinya."

Kagami hanya menggelengkan kepalanya atas kecerobohan temannya ini

"Oi, Furi kau tahu semalam jaringan Internet dan telepon Jepang sibuk selama satu setengah jam karena menghubungi saluran radio, dan di karenakan ada seorang anak yang mengatakan ingin Ayahnya memiliki Istri baru?"

"He benarkah?, apa efeknya sampai separah itu?" Furihata sangat kaget dengan perkataan Kagami, dia tidak menyangka kalau anak yang bernama Karma dan menceritakan tentang Ayahnya itu, bisa menarik seluruh warga Jepang.

"Tentu saja, aku baru mendengarnya tadi, ketika satu fakultas membicarakan soal acara radio semalam"

"Sebenarnya aku juga mendengarkan acara radio tersebut, tapi setelah di pikirkan mereka mengambil sebuah keuntungan dari anak sekecil dan sepolos Karma-kun. Jujur sebenarnya aku cukup terbawa suasana ketika anak itu bercerita betapa menyediakannya sang Ayah yang tinggal selamanya oleh sang Istri" Kagami menatap Furihata yang sangat antusias bercerita, sesekali kepalanya menganggukkan kepalanya.

"Sepertinya kau harus mencobanya" Furihata berhenti sejenak menatap bingung kearah Kagami.

"Nani? aku harus mencoba apa?" tanya Furihata.

"melamar menjadi Istri seorang Akashi Seijuuro" Furihata kaget mendengar kata dari Kagami.

"He, kau becanda Kagami? lagi pula kita berdua adalah laki-laki"

"Kau kira Aku dan Kuroko apa? tidak apalah Furi lagi pula seorang Akashi Seijuuro tidak buruk, kau akan mendapatkan pengalaman cinta darinya yang memang sudah berpengalaman, aku. mempunyai firasat yang baik untuk ini" Furihata gagal paham dengan jalan pikiran Kagami, yang tiba-tiba saja menyarankan dirinya untuk mendaftar menjadi Istri seorang Akashi Seijuuro. Furihata menghela nafasnya, yah dia akui kalau sebenarnya dia lebih sering mendapatkan pernyataan cinta dari laki-laki ketimbang perempuan. Dirinya benar-benar bingung kenapa seperti itu, padahal dia itu normal apa yang salah dengannya.

"Aku meragukan firasat mu itu Kagami" ungkap Furihata yang memang meragukan firasat Kagami. Kagami hanya mengangkat bahunya.

"Terserah aku hanya memberi saran saja" ucap Kagami.

.

.

.

Brak

Akashi menatap kesal dengan seseorang yang membuka pintu Kantor nya dengan kasar, rasanya Akashi ingin sekali melemparkan gunting kearah pria besurai kuning dengan senyum yang menyebalkan tersebut.

"Akashi-cchi!, semalam aku mendengarkan radio show. Huwaa aku tidak menyangka kalau Karma-cchi bisa berbicara seperti itu." Akashi bertambah kesal mendengar suara cempreng nya.

"Urusai, Kise Ryouta kau membuat kuping ku sakit, aku heran dengan Aomine yang betah dengan suara cempreng mu itu" ucap Akashi sangat Jahat pada Pria Kuning yang bernama Kise Ryouta.

"Hidoi yo, Akashi-cchi" rengek Kise pada Akashi.

"Untuk apa kau kesini pagi-pagi?, kau kesini bukan untuk membicarakan soal Karma yang bercerita tentang Diriku kan"

"He, tentu saja aku kesini ingin berbicara tentang itu"

"Pulanglah, aku tidak ingin membahas tentang masalah itu"

"Hee nani?"

"Cih sebenarnya aku bosan mendengar semua Karyawan membicarakan masalah ini"

"Berarti mereka semua peduli padamu Akashi-cchi"

"Aku tidak butuh rasa peduli mereka padaku" jawab Akashi ketus.

"Akashi-cchi jangan berbicara seperti itu, anggap saja mereka peduli pada mu karena kau adalah atasannya"

"Akashi-cchi, kau sudah mempertimbangkannya?" Tanya Kise yang terus menatap Akashi yang kini kembali memfokuskan pada berkas di hadapannya.

"mempertimbangkan apa?"

"Mo, Akashi-cchi tentu saja tentang get a new wife. Ayo lah Karma-cchi saja ingin kau mencari Istri baru apa lagi aku yang sudah lama menyarankan itu padamu"

"Aku sudah memikirkan itu juga ketika kau menyarankannya Kise" jawab Akashi uang masih sibuk dengan berkasnya.

"Hontoni, yukatta ne. Bagaimana aku sarankan kau dengan Ayumi"

"Ayumi?"

"ne, Haruma Ayumi Akashi-cchi ku rasa dia tidak buruk juga, apa lagi kalau dia menyukaimu" Kini Kise menatap penuh harap ke arah Akashi.

"Entahlah...akan ku pikirkan nanti, Kise" jawab Akashi

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu Akashi-cchi" ujar Kise yang akan beranjak pergi dari ruangan Akashi.

"Ya hati-hatilah, titip salam ku untuk Aomine"

"Hm, matta ne Akashi-cchi, bye-bye"

.

.

.

"Otou-san!" Karma berteriak kencang dengan tubuhnya didudukan menindih tubuh Akashi yang masih tertidur.

"Otou-san, bangun" kini Karma mulai menekan tubuh Akashi.

Akashi mengeliyat tubuhnya, membuka matanya setengah.

"Eungh...nani Karma? bukankah kau masih libur, biarkan Otou-san tidur sebentar lagi" suara Parau Akashi terdengar berat, tapi tak lama Akashi memejamkan matanya kembali. Karma yang melihat Ayahnya tertidur kembali, Karma kembali ke menekan tubuh Akashi lebih berutal. Menyerahkan karena kelakuan Karma kini Akashi terbangun sepenuhnya, mendudukkan dirinya sehingga Karma telah ada di pangkuannya.

"Nani Karma? apa kau lapar" ujar Akashi yang menatap Karma yang masih lengkap dengan piyama tidurnya.

"Tidak, Karma tidak lapar hanya mau kasih Otou-san ini" Karma menyodorkan sebuah majalah gosip pada Akashi.

"Kau, membangunkan Otou-san hanya untuk membaca majalah gosip ini. Aku tidak tertarik Karma"

"Bukan itu maksud Karma, coba Otou-san liat ini" Karma menunjukan cover yang tercetak wajah dirinya dan anaknya.

Matanya terbuka lebar melihat wajahnya dan anaknya, menjadi cover dan hot news di majalah gosip.

"Akashi Seijuuro CEO muda yang mencari Istri baru" Akashi membaca judul pada majalah tersebut.

"NANI, APA-APAAN INI?!" teriak Akashi histeris, dia heran dengan semua ini kenapa bisa dirinya muncul di majalah seperti ini.

"Otou-san, kau akan lebih shock jika melihat ini" Karma menarik tangan Akashi, menyeretnya ke lantai bawah rumahnya.

Membuka pintu depan rumah mereka.

Flash

Cekrek

To Be Countinue

saya pikir untuk menjadi oneshot tapi terlalu panjang jadi di bikin berchapter.

So saya butuh kritik dan saran dari kalian Review.

*bow bareng AkaFuri Karma*