Hatsukoi (First Love)
Disclaimer : ceritanya murni punya author !
Main Cast : SiBum (Siwon, Kibum)
Other Cast : Sehun, Luhan (HunHan), Yunho, Jaejoong (YunJae)
Summary : Anata no koe ga anata no Kao ga ,wasurerare nakute .Futari ayunda hibi wa Watashi wo hitori yowaku suru. Au tabi ni mata hikareteku Koto shittete ai ni iku .Soredemo ii no. Kokoro ga sakebu, anata ni aitai to. ( Aku tak bisa melupakan suaramu, wajahmu, hari dimana kita berjalan berdua membuatku kesepian dan lemah. Merasakan perasaan cintaku membesar seiring kita bertemu. Tapi tak apa. walaupun hatiku menangis meneriakan... I just want to see you.)
Chapter : 1/?
Genre : Hurt/Comfort
Warning : Yaoi / sounen-ai, typo(s) dimana-mana #pasti =A=
Rated : T
Hatsukoi (First Love)
Chapter 1
Hari itu, Hari dimana semua murid SMA Suju merayakan kelulusan mereka. Terlihat canda dan tawa dari semua murid yang akan menempuh jalan masing-masing menuju jenjang yang lebih tinggi. Terlihatlah sepasang pemuda yang tengah berbicara di sebuah taman di sekolah itu.
"Bummie?" Panggil si pemuda itu yang dikenal bernama Siwon.
"Ne? ada apa Wonnie?" Tanya si pemuda bernama Kibum yang merupakan namjachingu dari lelaki bernama Siwon tadi.
"Kita..."
"Kita apa wonnie? ada apa? kalau bicara itu yang benar."
"Kita.. kita harus berpisah Bummie."
"Apa? kau bercandakan? tolong! ini sama sekali tidak lucu!"
"Tapi aku memang tidak sedang bercanda Bummie, aku serius!"
"Tapi... tapi kenapa? apa kau tak mencintaiku lagi?"
"Aku mencintaimu! sangat-sangat mencintaimu. Tapi..."
"Tapi apa? tolong katakan yang jelas! jangan seperti ini! hiks..." Kata Kibum yang mulai menangis.
"Kibum-ah jangan menangis, kumohon..." kata Siwon sambil mengelap air mata yang berada di pipi Kibum.
"Aku dijodohkan Bummie... aku di jodohkan dengan seorang yeoja. Maka itu aku tidak bisa bersama denganmu lagi.. maafkan aku Bummie, saranghae" Kata Siwon yang ikut menangis.
"Tapi, kenapa kita tak bisa bersama? paling tidak sampai kau benar-benar menikah dengan yeoja itu? hikss.."
"Maafkan aku Bummie, tidak bisa begitu. Yang ku takutkan kalau kita lebih lama lagi menyandang status ini kita berdua akan lebih menderita lagi kalau akhirnya kita tak bisa bersama." Tutur Siwon yang pipinya pun sudah basah berlinang air mata walaupun tidak terisak seperti Kibum.
"Tapi apakah kau benar-benar masih mencintaiku? hiks.."
"Tentu saja, walaupun nantinya ragaku akan dimiliki oleh yeoja itu, tapi hatiku akan selalu kau miliki Kibum." Kata Siwon yang langsung memeluk Kibum.
"hiks... Saranghae Wonnie, nan jeongmal dangsin-eul sarang. "
"Nado, Nado saranghae Bummie dan akan terus seperti itu." Kata Siwon yang mempererat pelukanya.
Kibum mendongakan kepalanya yang ia benamkan di dada bidang Siwon. Ia menatap Siwon dalam seperti memberikan tatapan terakhirnya pada Siwon. Siwon yang melihat itupun langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Kibum dan mempertemukan bibir mereka. Hanya perasaan cinta, tak ada nafsu sama sekali di ciuman yang manis itu, menandakan bahwa mereka akan selalu mencintai walaupun raga mereka akan terpisah oleh ruang dan waktu.
"Good bye love"
"Good bye love"
Kibum POV
Aku terbangun dari tidurku karna matahari yang menyinari mataku. Perlahan-lahan kubuka mataku untuk menyesuaikan pandanganku. Aku teringat akan mimpiku semalam... lagi-lagi aku terus memimpikan dimana aku dan Siwon berpisah. Kami sudah berjanji walaupun raga kami terpisah, hati kami akan tetap satu dan benar saja aku sampai sekarang tak bisa melupakan cinta pertamaku...Siwon. Tanpa kusadari air mataku menetes. Sudah tiga tahun aku berpisah dengan Siwon tapi perasaanku sama sekali tidak berubah. Aku terus menantinya walaupun aku tau kalau ia tak mungkin kembali lagi kepadaku seperti dulu.
"Astaga kenapa aku menangis? ya tuhan, tak bisakah kau hapus perasaan ini?"
Karna sudah berhenti menangis aku langsung berdiri, berjalan memasuki kamar mandiku, karna aku tidak mau terlambat memasuki mata kuliahku hari ini. Ya, benar, aku sudah menjadi mahasiwa di S.M Universitas. Umurku sekarang 20 tahun. Aku mengambil jurusan seni musik.
Setelah mandi aku pun memakai baju dan mengambil tasku. Aku pun segera menuruni tangga rumahku untuk sarapan dengan kedua orang tuaku.
"Bummie? sudah bangun rupanya. Ayo sarapan." Ajak ummaku. Akupun langsung menurutinya dan duduk di sebelah umma ku.
"Umma appa kemana? tumben sekali tidak ikut sarapan." Kataku.
"Ohh, appa sedang ada pertemuan dengan Tuan Choi. Katanya anaknya yang baru saja pindah dari jepang akan bersekolah di sini dan karna tuan Choi berada di Jepang selama setahun anaknya akan tinggal bersama kita."
"Ohh... memangnya appa setuju?" Tanyaku.
"Tentu saja changi, Tuan Choi itu kan teman akrab appamu sekaligus rekan bisnis. Anaknya akan datang setelah ia pulang dari kuliahnya, menurut informasi, ini hari pertama anak Tuan Choi kuliah di Korea." Jelas umma yang ku balas anggukan mengerti.
"Umma aku pergi dulu ya." Tuturku karna makananku sudah habis.
"Ne, hati-hati di jalan ne?"
"Ne umma" Jawabku sambil meyalam tangan umma ku.
'Kira-kira siapa ya anak itu? aihh sudahlah lebih baik nanti saja kupastikan, toh dia akan satu rumah denganku.' Kataku dalam hati.
.
.
Saat aku memasuki pintu kuliahku aku mendengar para yeoja berbisik-bisik entah apa. Yang ku dengar hanya seperti 'anak baru' dan 'tampan'. Ahh.. lebih baik aku segera masuk kekelasku dari pada bingung memikirkan yeoja-yeoja itu. Akupun segera memasuki ruang kelasku dan aku melihat Luhan dan Jaejoong sedang mengobrol, entah apa yang mereka bicarakan tapi sepertinya serius sekali.
"Bummie!" Teriak Jaejoong yang langsung menyadarkanku. "Sini!" Serunya lagi, akupun mendekati Luhan dan Jaejoong.
"Bummie-ah kau tau tidak ada anak baru di kampus kita?" Seru Luhan saat aku mendudukan diriku di sampingnya.
"Hah? anak baru? aku tidak tau." Kataku jujur karna aku memang tidak tau kalau ada anak baru.
"Aishh payah sekali kau ini. Kata anak-anak lain anak baru itu sangat tampan. Tapi tetap saja Yunnie yang lebih tampan~" Aku pun hanya memutar bola mataku mendengar perkataan Jaejoong.
"Memangnya setampan apa sih anak baru itu? pasti lebih tampanan aku." Kataku.
"Narsis sekali kau ini Bummie." Kata Luhan padaku.
"Seperti kau tidak saja Hannie." Kataku lagi.
"Hah...! sudah-sudah! kalian ini kenapa jadi ribut? Oh ya, apa kalian sudah membuat lagu untuk tugas dari Han-Seonsaengnim?" Kata Jaejoong.
"Tentu saja sudah." Kataku.
"Aku belum. Aisshhh... mana tugas itu akan dikumpulkan besok lagi. Bisa mati aku kalau begini." Kata Luhan yang tampak frustasi.
"Makanya jangan pacaran terus Hannie." Kata Jaejoong.
"Jangan sembarangan Joongie." Kata Luhan yang pipinya merona.
Kibum POV end
.
.
Siwon POV
"Oppa ke kantin yuk!" Aish! yeoja ini menyebalkan sekali! ingin sekali rasanya ku tendang dia jauh-jauh. Untung saja dia yeoja kalau tidak sudah pasti dia akan babak belur di tanganku.
"Aku sedang malas, kau saja sendiri." Kataku pada yeoja yang bernama Taeyeon itu.
"Oppa~ apa kau tidak mencintaiku? kita ini sudah dijodohkan oppa!"
"Aku memang tidak mencintaimu! Aku bersamamu karna kau itu dijodohkan denganku! jadi jangan harap aku akan mencintaimu! dan gara-gara kau aku pisah dengan orang yang sangat aku cintai, kau tahu?" Kataku yang sudah naik pitam karna perkataan yeoja di depanku ini.
"Oppa jahat!" Kata Taeyeon sambil berlari meninggalkan kelas.
"AH! SIAL!" Teriaku tak perduli kalau orang-orang memandang aneh padaku. Kalau yeoja itu sudah menangis pasti dia akan mengadu ke appa ku. Aishh... Bummie-ah aku merindukanmu.
Hari ini aku sah menjadi murid di S.M universitas tapi sialnya yeoja sialan itu juga. Sekitar satu minggu yang lalu aku pulang dari Jepang untuk mengurus pertunanganku setahun lagi dengan gadis sialan itu, walaupun masih satu tahun lagi tapi appaku menyuruhku untuk pulang ke Seoul. Huh.,... ngomong-ngmong soal pertunangan itu aku sama sekali tidak memperdulikanya, karna walaupun ragaku dimiliki yeoja itu hatiku hanya untuk Kibum, dan sampai kapanpun akan selalu begitu.
Entah kenapa perasaanku pada Kibum tak pernah berubah, walaupun sudah tiga tahun lamanya kami berpisah dan semenjak kami putus aku dan Kibum tak pernah bertemu lagi. Huhhh... aku jadi merindukanya, merindukan cinta pertamaku.. Kibum. Ya, benar Kibum adalah orang pertama dan terakhir yang merebut hatiku selama ini. Memikirkan ini membuatku tersenyum miris. Aku berpikir kenapa ini semua tidak adil? hubunganku dengan lelaki yang ku cintai seumur hidupku harus terusik karna perjodohanku dengan Taeyeon, ini benar-benar tak adil kan?
"Oi! Siwon!" Akupun tersadar dari lamunanku karna merasa ada yang memanggilku. Kutolehkan kepalaku.
"Ah... Yunho? " seruku pada Yunho, sepupuku. Yunho pun mengahmpiriku dengan seorang namja di sebelahnya.
"Kau sudah sampai rupanya. Kenapa tak menghubungiku, eoh?" Katanya.
"Mian... yunho-ah, tapi aku tak mempunyai nomor ponselmu."
"Ahhh.. sudahlah, oh ya ini temanku, Sehun"
"Annyeonghaseyo, je ileum-eun sehun ibnida." Kata namja bernama Sehun tadi padaku.
"Ne, je ileum-eun Siwon ibnida." Balasku lagi.
"Oh ya, Yeoja yang dijodohkan denganmu itu mana?" Tanya Yunho padaku.
"Uh... jangan bahas dia lagi yunho-ah. Aku sedang malas mendengar namanya." Jawabku.
"Huh... kau ini, kalau tak niat kenapa tak kau bantah keputusan appamu? dan juga kau pernah bilang padaku kau mempunyai orang yang kau cintai, siapa nama orang yang kau cintai itu Siwon-ah?"
"Percuma, kau juga tak mengenalnya Yunho." Jawabku.
"Huh... pelit. Oh ya, apa kalian sudah menyelesaikan tugas Han-seonsaengnim?" Kata Yunho.
"Kalau aku sih sudah."
"Tugas? Tugas apa?" Tanyaku heran karna aku baru saja masuk di Universitas ini
"Tugas membuat lagu tentang pengalaman percintaan kita dan besok harus sudah di kumpul." Jelas Yunho.
"Aku punya lagu yang kubuat empat tahun yang lalu. Sebenarnya itu untuk pacarku tapi setelah kami putus aku tak pernah bertemu denganya lagi." Kataku.
"Apa kau tak mencoba mencarinya?" Tanya Sehun padaku.
"Tak mungkin, kalaupun aku mencari keberadaanya kami tetap tak bisa bersatu." Kataku sambil tersenyum lirih.
KKRRRRRRRRRIIIIIIIIIIINGG... It's time to class... KKRRRRRRRRRIIIIIIIIIIINGG. Bunyi bel sudah terdengar. Yunho dan Sehun pun segera menduduki tempas duduk mereka.
Siwon POV end
.
.
Kibum POV
Setelah bel pulang berdering aku di suruh oleh Han-seonsaengnim untuk mengantar buku ke perpustakaan, tapi saat aku sedang di jalan ada orang yang menabraku.
'BRAKK'
"AHH.." kataku kesakitan karna dengan cantiknya aku jatuh di lantai.
"Ahh.. mian aku tidak sengaja." kata orang yang menabraku tadi. Aku tak sempat melihat mukanya karna ia sedang membersihkan buku-buku yang berserakan dan aku sedang berusaha untuk berdiri.
'Tidak ap- " Omonganku berhenti mataku dan mata orang tadi melebar. Astaga ya tuhan! apakan yang di depanku ini benar-benar Siwon? Cinta pertamaku?
"Ki-Kibum?"
"Siwon?" Kataku lirih. Kenapa aku harus bertemu denganya ya tuhan? Di satu sisi aku senang bertemu dengan Siwon tapi di satu sisi lagi aku menangis, menagis karna orang yang di depan ku ini tak akan menjadi seperti dulu lagi, sekarang sudah berbeda, cerita kami tak sama lagi dengan yang dulu.
Lamunanku buyar saat mendengar teriakan yeoja. "OPPA!" Akupun mengalihkan pandanganku ke yeoja yang berteriak tadi dan ia langsung menggandeng tangan Siwon, ya tuhan... sakit sekali rasanya melihat adegan itu. Akupun langsung mengambil buku yang harus ku kembalikan ke perpustakaan dari tangan Siwon tanpa memandang wajahnya yang masih terkejut.
Kotoba hitotsu soredakede ii no ni Dochira tomo iwa nai anata wo Hanashitaku wa nai hanaretaku mo nai Hoka no dareka ite mo
Ima made no futari wo Omoi kaesu to kiri ga nai kurai Watashi no kono mune wa anata de ima, Ippai de aruke nai
Donna ni futari issho ni Ite mo wakari ae nakute Anata ga omou hito wa Sekai de tatta hitori dake Anata ga suki shonen Ni natte kiite mitai "Suki" to iwareru koto ga Donna ni shiawase ka kanjitai
(walaupun hanya sepatah kata itu akan menjadi lebih baik,
tapi kau sama sekali tidak berkata apa-apa
aku tak mau pergi, dan aku tak mau kita berpisah
walaupun ada orang lain di sampingmu
jika aku berpikir kembali tentang kita sampai akhir,
dan di pikiranku penuh denganmu sekarang, percuma, aku tak akan bisa berbuat apapun
tak perduli berapa lama kita bersama, kita tak bisa melihat dari mata ke mata
hanya satu orang di dunia ini yang kau piikirkan
aku mencoba menjadi lelaki yang kau sukai
aku ingin merasakan perasaan bahagia saat aku mengatakan "aku mencintaimu")
Aku langsung berjalan melewati Siwon. Tanpaku sadari satu airmataku menetes dan di susul air mata lainnya. Ya Tuhan... apa lagi cobaan untuku kali ini? tak puaskah kau melihatku menderita karna cinta?
Kibum POV end
.
.
Siwon Side (Siwon POV)
Aku berjalan di koridor. Huhhhh... senangsnya bisa bebas dari yeoja gila itu. Karna lengah akupun tak menyadari ada seseorang di depanku
'BRAKK'
"AHH.." kata orang yang kutabrak tadi untungnya aku tidak terjatuh.
"Ahh. mian aku tak sengaja" akupun menunduk untuk membersihkan buku-buku namja yang ku tabrak tadi. Tapi saat aku berdiri tegak lagi untuk mengembalikan buku itu...
"Tidak ap- " Mataku dan matanya melebar. Apa ini nyata? apa benar orang di depanku ini orang yang telah sah memiliki hatiku?
"Ki-Kibum?" ujarku tak percaya pada mataku sendiri. Benarkah di depanku ini Kibum?
"Siwon?" Katanya lirih.
Aku melamun sampai tak menyadari Taeyeon berteriak dan langsung menggandeng atau lebih tepatnya memeluk tanganku bahkan aku tak merasakan kalau Kibum telah mengambil buku-bukunya dari tanganku dan langsung pergi begitu saja.
"OPAA! kenapa pelamun eoh?" Kata Taeyeon yang menyadarkanku dari lamunanku. Tak ku jawab pertanyaan Taeyeon langsung ku balikan badanku dan mengejar Kibum. Aku terus berlari tak memperdulikan pada orang-orang yang menatap marah padaku karna ku senggol. Ya tuhan Kibum dimana kau? Aku terus berlari tapi sialnya tak ada lagi jejak Kibum. "SIAL!" umpatku pada diriku sendiri.
Siwon Side (Siwon POV) End
.
.
AUTHOR POV
Kibum pulang ke rumahnya dengan mata sembab seperti habis menangis. Langkahnya gontai tak karuan seperti tak memiliki semangat hidup.
"Bummie?" Tanya sang umma pada sang anak yang baru pulang dari kegiatan kuliahnya.
"Ne umma? ada apa?"
"Kenapa matamu sembab? kau menangis?"
"Tidak kok umma aku hanya kelilipan tadi."
"Kau tidak berbohongkan?" Tanya sang umma pada sang anak.
"Tidak umma."
"Baiklah kalau begitu. Oh iya, Bummie sebentar lagi anak Tuan Choi akan datang."
"Ohh." Jawab Kibum lirihh. Ia sudah tak perduli lagi dengan orang yang akan satu rumah denganya itu yang ada di pikiranya saat ini hanyalah Siwon.
TIIT TIIT
Bunyi suara bel berdering menandakan kalau ada pengunjung. "Bummie tolong kau buka pintunya, itu pasti anak Tuan Choi, umma sedang menelpon orang" kata umma Kibum pada Kibum. "Ne." Jawabnya.
Ia pun segera berjalan mendekati pintu masuk rumah itu dan saat ia membukanya...
"Silahkan mas-" Matanya dan mata orang di depanya melebar. Apakah benar yang ia pandang? apakah benar yang di depanya ini? apakah nyata? atau hanya ilusi semata?
"Kibum?"
"Siwon?"
Akirametaku natte mo anata mata hora, Watashitachi wa nakayoku shinai baai wa, saido modotte kuru koto wa arimasen
(Disaat aku ingin menyerah,
see, kau datang padaku lagi.
jika kita tak bisa bersama, maka jangan kembali lagi)
TBC/Delete?
a/n : FF ini sebenernya pernah ku publish tapi dengan pair yang berbeda. Karna gak ada yang menunggu FF itu ya aku delete dehh... :D
so, TBC or delete? kalau reviewnya gak sampe 15 gak bakal ku terusin alias discontinue...
saya gak bermaksut apa-apa kok bener deh... tapi, kalau gak ada yang review FF kita tuh rasanya sedih banget ... T^T
TBC or Delete?
