Disclaimer : One piece punya Oda-chi, saya mengakuinya dengan ikhlas...
Warning : OOC tingkat tinggi, AU, bahasnya gak baku dan pastinya Thypo karena saya hanya manusia yang tak pernah luput dari kesalahan...
Saya membuatnya dengan berkolaborasi dengan adik saya yang suatu saat namanya mungkin akan muncul di FFN!
Summary : Kisah tiga bersaudara Ace, Sabo dan Luffy yang menjalani hari-hari mereka di sekolah dasar bersama guru-guru mereka!
~"THREE BROTHERS"~
BY : DON ANDINO BAU-KELEDAI & HER SISTER
Chapter 1 : Rutinitas Pagi
Pagi yang cerah di kota Grand Line, sang surya kembali menjatuhkan sinarnya pada seluruh makhluk yang hidup di muka bumi ini. Burung-burung pun bernyanyi melantunkan kicauan-kicauan indah mereka menyambut hari baru. KRIIIIIIING suara dari waker Hello Kitty berwarna pink berbunyi nyaring, memecahkan keindahan syair dan melodi yang membuai merdu. KRIIIIIIIIING, tak kunjung ditanggapi sang waker terus menjerit menunggu seseorang menggubrisnya.
KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING. Sepasang mata terbuka mendengar kebisingan yang dibuat sang pengingat waktu itu "Huaaah...Nyem nyem sudah pagi ya?" seorang bocah berambut blondie ikal perlahan bangkit dari tidurnya, mengubah posisinya menjadi duduk untuk mengumpulkan setengah jiwanya yang masih terlelap di alam mimpi. Perlahan dia mengambil waker yang masih menjerit itu dan.."HUAAAAAAA! SUDAH JAM DELAPAN?" Dan aktivitas pagi yang yang menguras tenagapun dimulai.
Sabo -10 tahun, kelas 5 SD, bocah berambut blondie ikal itupun segera melompat dari tempat tidurnya dan mengguncang tubuh dua orang bocah lain yang tertidur di ranjang sebelah. "Ace! Luffy! Bangun! Bangun!" Teriaknya sambil mengguncang seorang bocah berambut hitam bergelombang dengan bintik-bintik di wajahnya-Ace, 10 tahun kelas 5 SD- dan seorang bocah berambut raven dengan sebuah codet di mata kirinya-Luffy, 7 tahun kelas 2 SD- yang merupakan saudara-saudaranya. "Ngeeh.. ini masih pagi, ne..." ucap Luffy dengan mata yang masih terpejam. Sabo tanpa basa basi menyeret tubuh adiknya itu ke lantai bawah, mendudukannya di kursi meja makan sementara Sabo sendiri memanggang tiga buah roti. Kemudian Sabo memasukan sebuah roti yang sudah matang ke mulut Luffy yang masih lelungu. "Luffy, makan Luffy! Makan! Makan! Makan!" "Mmmemmh..." Luffy masih dengan lelungu mengunyah toast yang dijejalkan tanpa belas kasih kedalam mulutnya oleh saudaranya itu.
"Aku..aku membangunkan Ace dulu ya!" secepat kilat Sabo berlari ke lantai atas dan kembali dengan menyeret seorang bocah lagi yang masih tertidur dengan gelembung ingus yang plendang-plendung(?) di hidungnya. Sambil berusaha membangunkan Ace, Sabo langsung saja memakaikan seragam pada 'sleeping brother'nya itu. Dan karena Ace masih tetap terlelap menunggu guyuran air dari saudara[bukan cinta] sejatinya, akhirnya Sabo menjewer telinga Ace dan berteriak sekencang-kencangnya "AAAAAACEEEE! BANGUUUUN!"
CLING.
Bagai seorang robot yang baru saja diaktifkan kembali dari tidur panjangnya Ace yang masih memakai celana tidur, seketika itu terbangun, mengambil sebuah toast, menarik Luffy lalu ngibrit ke sekolah menggunakan sepeda dengan kecepatan cahaya 4,2 detik meninggalkan Sabo! Dan Sabo yang masih berpakaian comapang-camping-kemeja sekolah belum dikancingkan dan celana yang masih di lutut- langsung mengejar Ace dan Luffy ke luar rumah. "TASNYA BODOOOH!" teriaknya komikal sambil melambai-lambaikan tiga ransel berisi buku miliknya dan dua saudaranya itu. Sabo yang teriak-riak layaknya orang gila lama(OGL) membuat orang-orang disekitarnya menatapnya sweatdrop, membuatnya cengar-cengir garing "Eh..ehehe maaf,ya.."
Sabopun membulatkan tekad, dia menyingsatkan celananya yang belum diseletingkan sambil menggantungkan sepatu tali yang belum sempat ia pakai di lehernya, dan berlari mengejar Ace dan Luffy "Ace..Luffy..TUNGGU AKUUUU!"
"AKU AKAN MENGEJAR KALIAN! LIHAT SAJA NANTI! HOAAAH!" Sambil berkoar-koar Sabo terus berlari layaknya pelari marathon dikejar-kejar anjing rabies. "HOOOAAAH!" "Kasihan sekali ya.. anak itu ditelantarkan orangtuanya.." "Iya.. kasihan.." "Dia pasti depresi ya.." "Padahal masih kecil..." Sabo tidak menghiraukan perkataan orang-orang yang melayangkan tatapan prihatin kepadanya. Ya, memang penampilan Sabo yang seperti itu membuat dia terlihat seperti anak tidak diaku.
"Ah, itu mereka!" dengan kecepatan Sabo yang berhasil memecahkan dinding kecepatan cahaya 4,0 detik mengalahkan Patrick Spencer dari Eyeshield 21, Ace dan Luffypun akhirnya terkejar. "BER-HE-NN-T-II!" dengan efek slow motion Sabo melompat kearah mereka. Mendengar suara teriakan Sabo, Ace tersadar dan tiba-tiba mengerem mendadak sehingga sepeda yang dikendarainya bersama Luffy jumping belakang. JDUAK, Sabo yang sedang melompat sukses mendarat di bokong(?) sepeda itu. "U..ugh..!" Bruuk, krejet, krejet, Sabopun terserang kejang-kejang karena 'tanda keperjakaanya' menghantam ujung sepeda dengan sangat keras..
"Sabo! Sabo! Bicaralah padaku! Sabo!" Ace panik dan berusaha menyadarkan Sabo. "Ace, Sabo kenapa? Kena angsa duduk?" Luffy yang baru sepenuhnya kembali ke dunia nyata, menghampiri kedua kakaknya itu. "Yang benar angin duduk, Luffy!" Ace menyalahkan. "Heee?" "Sudahlah, yang penting ada apa dengan Sabo?" "APA SIH YANG KALIAN LAKUKAN!" Seketika Sabopun terbangun dan membentak-bentak Ace dan Luffy. "Sabo! Kau masih hidup rupanya!" Ace dan Luffy memeluk Sabo lega. "Tentu saja aku masih hidup!" Sabo masih mencak-mencak sementara Ace dan Luffy mengupil ria sebagai tanda syukur mereka kepada yang di atas yang telah memanjangkan umur saudaranya "Syukurlah~" "Berhenti ngupil! Kita sudah terlambat!"
TENGTENGTENGTENG.
Suara bel tanda masuk di Sekolah Dasar Mugiwara berbunyi nyaring. Setelah cukup lama beristirahat, suara bel yang sama kembali menghiasi tahun ajaran baru itu. Gerbang besar yang sama, teriakkan dari satpam beruban dengan dua cerutu di mulutnya yang sama dan tentu saja satu hal lagi yang sama setiap tahun, bulan, minggu bahkan harinya... "HEI YANG DISANA CEPAT MASUK GERBANGNYA AKAN KUTUTUP!" "TUNGGU PAAAAAAK!" Dari kejauhan asap mengepul, memperlihatkan tiga orang bocah yang mengendarai sebuah sepeda dengan seragam mereka yang compang-camping melaju dengan kecepatan di atas rata-rata menuju gerbang itu. "TELAT! AKAN AKU TUTUP!" Smoker, nama dari satpam itu, dengan efek slow motion menutup gerbang tersebut, mencegah ketiga bocah itu memasukinya. Tapi karena dia terlalu lama dengan slow motion-nya, tiga bocah itupun terlanjur masuk. "HEI KALIAN JANGAN MASUK!" Smoker mencak-mencak ala komikal, sedangkan Ace, Sabo dan Luffy hanya berkata watados "Habis Bapak pake acara slow motion segala.." Sementara siswa-siswi baru berserta orangtuanya yang melihat perjuangan ketiga bocah tersebut untuk datang tepat waktu, ber-aaawh ria tenggelam dalam keterharuan. "Ayolah! Mereka selalu melakukan ini setiap pagi!" teriak Smoker berang. "Sabo! Luffy! Akhirnya kita sampai ke sekolah!" Ucap Ace dengan mata yangg berkaca-kaca. "Khh..! gerbang sekolah tadi terlihat sangat jauh!" Sabo mendramatisir "Tapi! Kita berhasil Ace! Sabo!" Teriak Luffy penuh haru. "Itu pasti karena kekuatan dari ikatan persaudaraan kita!" "Kita ini saudara!" "Yaaa!" Dan lagi-lagi para penonton hanya dapat berkata "Awwwwhhh..." sementara Smoker.. "MEREKA SELALU BEGITU SETIAP HARI,HEI! HAH! SUDAHLAH!"
Dan seperti apakah kelanjutan dari kisah ketiga saudara ini? Saksikan di cerita selanjutnya...
