Dream

~hyoukassi~

.

.

.

Tidur dikelas adalah kebiasaan seorang Min Yoongi, tidak ada yang berani membangunkannya saat ia tertidur baik itu teman-temannya ataupun guru sekalipun. Temperamen bocah itu sangat buruk, ia tidak segan melemparkan benda apa saja diatas mejanya atau memaki orang yang berani membangunkannya.

Kenapa Yoongi masih dapat bersekolah sampai tingkat akhir di sekolah bergengsi itu jika sikapnya buruk? Yoongi sebenarnya bukanlah anak berandal yang tidak mempedulikan nilai dan hanya ingin main-main, Ia adalah anak yang genius dan penurut. Tapi yah seperti itu, jika ia sudah mengantuk dan moodnya sangat buruk maka sifatnya sangat mengerikan. Kepala sekolah terus mempertahankan bocah itu hanya karena kepintarannya yang luar biasa.

Siang ini Yoongi mencapai titik terjenuhnya dan sangat mengantuk dikarenakan setelah jam istirahat kelasnya tidak terlihat ada satu guru pun yang mengajar, melihat hal tersebut Hoseok –teman sebangkunya memilih untuk melarikan diri dari sang sahabat karena aura-aura kelam milik Yoongi sangat kuat.

'hari yang cerah tapi membosankan' pikir Yoongi dalam hati dan mulai menutup matanya mencoba untuk tidur daripada harus terus mendengar suara berisik teman-temannya yang senang sekali bergosip. Perlahan Yoongi mulai tidur.

.

.

.

"YA! LEMPARKAN BOLANYA PADA TAEHYUNG"

"CEPAT REBUT BOLA ITU"

"JUNG HOSEOK LEMPAR YANG BENAR BABO"

"AIH KALIAN BISA KALAH KALO TERUS SEPERTI ITU"

Yoongi merasa terganggu dengan suara teriakan yang terdengar tepat berasal dari sampingnya, menurut Yoongi itu suara seorang namja tapi kenapa terdengar melengking seperti suara wanita? Aneh sekali. Yoongi terus memperbaiki posisi tidurnya agar dapat kembali tidur dengan nyaman tapi sayang sekali suara teriakan itu terus mengganggu tidurnya.

Yoongi yang sudah tidak tahan pun bangun dan ingin segera memaki entah namja atau yeoja yang berteriak disampingnya. Ketika duduk dan melihat ke arah samping Yoongi sedikit terkejut dan tidak melakukan aksi memaki yang ia rencanakan.

Yang Yoongi lihat adalah seorang namja berpipi chubby dengan bibir tebal yang begitu menggoda. Setelah beberapa detik menatap namja manis yang terus berteriak tanpa henti, ia melihat sekeliling dan kembali terkejut 'apa lagi ini? Lapangan basket? Sungai Han? Teman-teman? Bukankah tadi aku sedang tidur dikelas mengapa bisa disini?'

Yoongi sangat kebingungan dan berusaha mencubit tubuhnya sendiri dengan sangat kuat tapi dia tidak merasakan apapun, berarti ini hanya mimpi. Yoongi termenung berpikir apakah mimpi bisa terasa sangat nyata seperti ini.

"eh, kau sudah bangun? Apa karena suara teriakan ku? Jika benar aku minta maaf"

Sebuah suara indah mengalun bagaikan lagu ditelinga Yoongi, lelaki itu berbalik dan melihat namja manis yang menggangu tidurnya tadi sedang menatapnya dengan tatapan polos yang terlihat sangat manis dimata Yoongi. Dalam hatinya Yoongi sedang teriak-teriak seperti anak gadis yang melihat idolanya.

'kalau bisa aku ingin menculik namja ini dan mengurungnya dalam kamar agar tidak ada yang bisa menikmati wajah manis dan cantik miliknya'

"hei Min Yoongi kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" namja manis itu mempoutkan bibirnya karena kesal.

'sial terlalu imut, bibirnya itu. Ya Tuhan mimpi apa aku ini'

"Dari mana kau tau namaku hah?" tanya Yoongi sambil menatap tajam lawan bicaranya.

"Ck, aku sering datang melihat teman-temanmu main basket disini dan aku baru pernah melihatmu, mereka mengakatan bahwa kau bernama Min Yoongi dan jangan pernah membangunkanmu atau aku bisa mati karena lemparan atau makian mu. Apakah itu cukup jelas tuan rumput?"

"Oh, siapa namamu dan maaf saja nama ku Yoongi bukan tuan rumput"

"Jimin, Park Jimin. Rambutmu itu seperti rumput, lihat saja warnanya yang hijau dan berantakan" Jimin tertawa dan Yoongi seakan terhipnotis dengan tawa namja itu, ia pun ikut tertawa bersamanya dan mereka terus asik berbincang seperti sudah mengenal satu sama lain sejak lama.

"Hei, hei. Kalian berdua melupakan kami masih disini yah?" ucap Namjoon sambil mengatur napasnya karena kelelahan bermain basket

"Yoongi-hyung baru berkenalan dengan Jimin tapi sudah bertingkah seperti pacarnya" kalimat Taehyung tersebut mendapatkan hadiah death glare dari Yoongi.

"mungkin mereka berdua jatuh cinta pada pandangan pertama seperti di drama-drama" tambah Hoseok dan dihadiahi lemparan botol minum dari sang sahabat sedangkan Jimin sudah memerah seperti kepiting rebus.

"sepertinya aku harus segera pulang, sampai jumpa" Jimin bangkit dan memberikan senyuman yang sangat indah, matanya berbentuk seperti bulan sabit. Namja manis itu segera berlari meninggalkan keempat namja yang sedang duduk tanpa menunggu jawaban mereka.

Yoongi terus menatap kepergian Jimin dengan rasa sedih, mungkin saja ia tidak bisa melihat namja manis itu lagi. Ini seperti pertemuan pertama dan terakhir yang membuat rasa sesak di dadanya, padahal ia tau semua ini mimpi kenapa dia berharap bisa bertemu lagi dengan Jimin?

.

.

.

"Yoon"

"hei tuan Min"

"hyung"

Samar-samar Yoongi merasa tubuhnya sedang diguncang oleh tiga namja yang sepertinya ia kenal. Benar saja ketika ia membuka mata dirinya melihat Hoseok, Namjoon serta Taehyung sedang menatapnya dengan tatapan bosan dan sedikit kesal. Mereka bertiga sudah kebal mau dilempari atau dimaki tapi kali ini Yoongi keterlaluan membuat mereka menunggunya selama 5 jam.

Dengan wajah kebingungan Yoongi menatap teman-temannya itu, "bukankah kita sedang main basket di Sungai Han? Ini dimana?"

"Yoon, bedakan sedikit dunia nyata dan mimpimu. Ayolah kami sudah kelaparan dan gerbang asrama bisa ditutup, lihat sudah jam berapa"

"baiklah"

Yoongi pun berjalan mengikuti ketiga temannya yang sudah pergi terlebih dahulu, yah walaupun sifat Yoongi seperti itu setidaknya ada orang-orang yang tetap setia berteman dengannya. Sepanjang perjalanan menuju asrama mereka Yoongi terus memikirkan namja imut yang hadir di mimpinya tadi, berpikir bagaimana ia bisa bertemu sang pujaan didalam mimpinya lagi.

.

.

.

Hari ini pelajaran begitu membosankan, bukan hanya Yoongi yang merasakannya tapi semua murid didalam kelasnya. Mereka berpura-pura mendengarkan penjelasan sang guru padahal mereka semua sedang menahan kantuk, bayangkan saja mendengar penjelasan tentang sejarah korea dengan angin musim semi yang hangat. Mereka semua benar-benar ingin tidur.

"mengapa sih kita harus terus belajar dari masa lalu, sebaiknya masa lalu ditidak usah dibahas nanti malah tidak bisa move on" bisik Hoseok pada Yoongi, akan tetapi Yoongi disampingnya sudah tidur sehingga omongannya hanya di dengar oleh angin.

'menyebalkan sekali' gumam Hoseok sambil menatap malas sahabatnya itu.

.

.

.

"Ya! Tangkap Min Yoongi"

Seakan tersadar dari lamunan Yoongi bingung bagaimana menangkap bola yang dilemparkan Hoseok padanya dan akhirnya bola itu tidak berhasil ditangkap. Hoseok menatapnya seakan ingin membunuhnya.

"kau kenapa melamun terus hah? Merindukan Jimin? Sebentar lagi pasti dia datang kok. Orang yang sedang jatuh cinta itu menyebalkan"

Hoseok berjalan menuju Taehyung dipinggir lapangan yang sedang asik memainkan ponselnya, Yoongi masih kebingungan mencerna sekarang ini apa yang sedang ia lakukan dan apakah ini lanjutan dari mimpinya kemarin.

"Yoon kau terlihat sangat kacau, benar-benar merindukan Jimin?" Namjoon tersenyum menatap sahabatnya itu, baru pernah ia melihat Min Yoongi sekacau ini karena seorang namja manis bernama Park Jimin.

"apa ia selalu menonton kalian saat latihan disini?" pertanyaan Yoongi hanya dijawab anggukan oleh Namjoon yang sedang asik melemparkan bola kedalam ring dengan susah payah, jujur saja Namjoon tidak sejago Yoongi, Taehyung maupun Hoseok soal basket.

"hyung sepertinya Jimin tidak bisa datang hari ini" teriak Taehyung tentu saja kepada Yoongi dan namja itu terdiam seperti sedang berpikir. Taehyung tersenyum melihat ekspresi hyungnya, ia tau kalau namja bersurai mint itu kecewa tidak bisa melihat sang pujaan hati.

"kabar gembiranya dia mengaja kita untuk pergi ke rumahnya! Dia sedang membuat cookie sehingga tidak bisa kesini. Ia ingin kita menjadi orang pertama yang merasakannya, terutama Yoongi hyung" Taehyung tersenyum puas melihat wajah Yoongi yang memerah karena mendengar perkataan yang diucapkan olehnya.

Yoongi sendiri bingung kenapa wajahnya harus memanas dan jantungnya terus berdetak tidak karuan, "memangnya kau tau dimana rumahnya?"

"kalian lihat apartemen di sana? Kata Jimin dia tinggal disana, kajja"

Baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba padangan Yoongi menjadi gelap.

'apa yang terjadi?!'

.

.

.

TBC

Halo saya kembali dengan sebuah ff yang mungkin tidak bermutu hehehe
awalnya mau dibuat oneshoot tapi rasanya akan kepanjangan jadi di cut menjadi 2 bagian

Terima kasih banyak untuk LulluBee, minchimin, Tabifangirl, yoonminlovers, Tiwi21, itsathenazi, chimSza95, GingerZoo, bizzleSTarxo, Githacallie, dan noona93 yang telah mereview One of This Days, saya sedang memikirkan akan membuat cerita dari sudut pandang Yoongi karena sebelumnya ff itu dibuat berdasarkan sudut pandang Jimin. Doakan saja semoga rencana saya dapat terwujud lol

Dan juga untuk tryss dan noona93 yang telah mereview ff Spring : First Date.

Semoga kalian terhibur dan menikmati ff ini ^^