Kingdom Heart bukanlah milik saya, kecuali cerita yang saya buat ini.

Summary : Namine adalah seorang gadis yang kesepian, hingga akhirnya Namine menemukaan cinta sejatinya.

A/N : Harusnya sih lanjutiin cerita yg story of my summer vacation, tp males yg riview dikit hehe. Mumpung deh ada ide, baca aja :D

Hai, namaku Namine, umurku 14 tahun, aku bersekolah di SMP Twilight Town. Aku biasa dijuluki "Queen Lonely" Memang, aku tidak punya teman di sekolahku dan aku slalu kesepian, aku adalah anak yang pendiam dan pemalu, jika sendirian, hal yang biasa aku lakukan adalah menggambar dibuku gambarku, sebenarnya aku memiliki teman hanya saja mereka semua bersekolah di Destiny Island.

Jika kangen, biasanya aku mengirim mereka surat. Mungkin kalian berpikir, mengapa tidak menggunakan email saja? Teman-temanku banyak yang bertanya seperti ini, aku hanya menjawab jika aku lebih suka menulis surat, bukan berati aku gaptek, hanya saja itu hobbyku. Balasan surat dari teman-temanku biasanya aku simpan dilaci ku, bagiku itu adalah harta karun.

Sudah dulu ya perkenalannya, aku harus bersiap-siap berangkat ke sekolah. Jam 7 pun aku sampai di sekolah, segera aku berlari ke kelas supaya tidak terlambat. Bel masukpun berbunyi, semua sudah berkumpul di kelas, ternyata hari ini tidak ada guru, semuanya sibuk mengobrol. Sedangkan aku, sibuk dengan pikiranku.

Sambil melihat awan, aku sering berpikir "Kapan ya aku bisa bertemu Sora,Riku, dan Kairi?" Rasanya setiap memikirkaan mereka aku tambah kangen, aku pindah ke Twilight Town karna ayah ada urusan pekerjaan, tak terasa bel istirahatpun berbunyi, semua berhamburaan keluar kelas. Sedangkan aku dengan tenang keluar sambil membawa kotak bekalku dan buku gambarku.

Biasanya sambil duduk di kursi taman sekolah dan sambil memakan bekal, aku melihat bunga-bunga yang ada di taman sekolah. Setelah selesai memakan bekal, aku akan menggambar, biasanya aku menggambar taman,teman-temankum atau cowo idamanku. Sebenarnya diam-diam aku menyukai seseorang, saat asyik-asyiknya menggambar, seseorang duduk disebelahku.

"Hai, Namine"

"Eh, Seifer?"

"Kamu lagi menggambar apa?"

"Bukan apa-apa" Jawabku ketus

"Tidak usah marah, sini berikaan buku gambarmu aku mau lihat"

"Tidak boleh"

Terjadilah saling rebut diantara kami berdua, tetapi akhirnya Seifer menang. Dia berhasil merebut buku gambarku, aku berusaha mengambilnya, tapi sulit, karna dia lebih tinggi dariku. Setelah Seifer melihat gambarku, dia berkomentar.

"Ternyata kamu menggambar Roxas ya?"

"Iya! Memang kenapa, tidak boleh?"

"Ternyata diam-diam Namine menyukai Roxas, kenapa kamu suka Roxas? Diakan bukan cowo terkenal di sekolah ini, dia juga pendek hahahaha"

"Kamu tidak perlu tau, sini kembalikaan buku gambarku"

"Tunggu dong, aku masih mau lihat gambarmu yang lain"

Tiba-tiba seorang anak laki-laki berlari ke arahku dan ke arah Seifer, aku mengenal wajahnya. Dia adalah Roxas, aku hanya menunduk, malu untuk melihat wajahnya.

"Hei, Seifer, kamu beraninya jangan sama perempuan dong"

"Mau apa kau pendek? Mau melawanku?"

Seifer mengarahkan tinjunya ke muka Roxas, seketika Roxas jatuh. Aku hanya memejamkan mataku dan membalikan badanku ke belakang, pukulan demi pukulan terus diarahkan ke Roxas, tanpa kusadari air mata membasahi pipiku. Aku hanya berfikir, mengapa dia rela dipukuli demi aku? Padahal kami tidak terlalu akrab, mungkin kalian bertanya mengapa aku bisa jatuh cinta padanya.

Hari itu adalah hari Sabtu, aku baru saja pulang dari toko buku untuk membeli buku gambar baru, kemanapun aku pergi, aku selalu membawa kucing kecilku yang ku namai Kitty. Tiba-tiba saja Kitty berlari meninggalkanku, aku terus mengejarnya dan menemukannya disebuah gang kecil, aku melihat jika Kitty dihadang oleh anjing besar. Kitty berlari ke arahku, anjing itu menatap tajam ke arahku dan Kitty, saat itu aku tidak bisa apa-apa laripun tidak, aku diliputi oleh rasa ketakutan yang luar biasa.

Dan Roxaspun datang, dengan tenangnya dia mengelus badan anjing tersebut. Seketika anjing tersebut tenang dan menjilat pipi Roxas, lalu Roxas menjabat tanganku dan meminta maaf, seketika mukaku merah, aku hanya bisa terdiam seribu bahasa.

"Maafkan anjingku ya, dia memang seperti itu jika bertemu orang asing"

"Tidak apa-apa..."

"Kamu sendirian?" Tanyanya

"Iya, aku baru mau pulang ke rumah"

"Mau aku antar?" Tanyanya menawarkan diri

Entah mengapa, tiba-tiba jantungku berdegub kencang, dengan gugup aku menerima tawarannya. Selama perjalanan, kami membicarakaan banyak hal, ternyata Roxas adalah pecinta hewan, sama seperti aku, dan Roxas juga suka membaca buku novel. Saat itu aku merasa, banyak kesamaan diantara kami.

Perjalanan yang menyenangkan itupun berakhir, aku sudah sampai di rumahku. Tak lupa ku ucapkan terima kasih padanya, sambil melambaikan tangan aku mengucapakan sampai jumpa.

"Sampai jumpa, terima kasih ya"

"Iya sama-sama, sampai jumpa Namine"

"Eh, kamu mengenalku?"

"Tentu saja, kitakan satu sekolah dan sekelas, sampai jumpa di sekolah Queen Lonely"

Roxas melemparkan senyumnya padaku, rasanya jantungku berdetak dengan kencang. Dia tampan saat tersenyum, rasanya aku jadi GR sendiri, senyumnya sangat menghinoptis, mungkin kalian berpikir aku ini lebai, tetapi itu lah yang ku rasakan saat ini. Senyumnya terus membekas di ingatanku sampai malam. Bahkan saat aku tertidurpun aku memimpikaan Roxas dengan senyumnya.

Tanpa ku sadari ternyata Roxas dan Seifer sudah berhenti bertengkar. Seifer meninggalkan Roxas yang saat itu sedang terkapar tak berdaya, Roxas berusaha bangkit lalu dengan tenang, dia memberikaan buku gambarku yang tadi direbut Seifer, aku terkejut, wajahnya penuh memar dan kepalanya berdarah karna terbentur. Tanpa sadar, aku memegang dagunya lembut, memperhatikaan setiap lukanya, mengelap jidatnya yang penuh darah dengan saptu tangan. Akupun sadar diri, dan melepaskan tanganku, lalu mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih, Roxas, karena aku, kamu jadi babak belur begini"

"Tidak apa-apa, aku tidak melihat buku gambarku kok"

"Iya, aku percaya kamu tidak melihatnya"

"Bel sudah berbunyi, bagaimana kalau kita masuk kelas?"

"Tidak,tidak bisa, aku harus megantarmu ke UKS dan mengobati lukamu"

"Tapi, kamu bisa terlambat masuk kelas"

"Tidak apa-apa, yang penting kamu ku obati dulu"

Kami berdua pun pergi menuju UKS, ternyata tidak ada penjaganya. Aku mencari kotak P3K dan segera mengobati luka Roxas, setelah selesai mengobati lukanya akupun pergi ke kelas. Saat mau meninggalkan ruang UKS, Roxas berjalan ke arahku, memegang pundakku, dan berbisik "Terima kasih banyak, Namine"

Rasanya mukaku merah padam, aku memegang tangannya lembut, dengan suara yang pelan aku pun berkata "Terima kasih banyak juga, Roxas" Sesampainya di kelas, aku meminta maaf pada guru yang saat itu sedang mengajar, lalu aku menceritakaan keadaan Roxas. Akhirnyapun aku diizinkan masuk kelas dan mengikuti pelajaran.

Tak lama kemudian, bel pulangpun berbunyi, padahal aku baru 30 menit mengikuti pelajaran. Karena hari ini guru ada rapat, jadi bisa pulang lebih cepat. Sesaat aku menengok ke ruang UKS, ternyata Roxas sudah tidak ada di ruang UKS, saat keluar dari sekolah, aku melihat Roxas berdiri didepan gerbang sekolah. Seperti menunggu seseorang, aku tidak mempedulikannya dan terus jalan, lalu Roxas memegang tanganku, akupun terhenti.

"Namine, kamu mau pulang bareng?"

"Eh...Aku..."

"Jawab saja, ya atau tidak?"

"Ya, aku mau pulang bareng denganmu"

Sebenarnya kami adalah tetangga, tetapi kami kurang akrab. Setiap dikamar, diam-diam aku sering melihat Roxas dari jendela kamarku, setiap matanya melihat ke arahku, aku langsung mengalihkan pandaganku. Baru kali ini, kami berdua menjadi seakrab ini, selama perjalanan pulang, kami berdua saling terdiam. Untuk mencarikan suasana, akupun bertanya pada Roxas.

"Roxas, lukamu sudah baikan?"

"Ya,sudah baikan, oh ya Namine..."

"Apa?"

Roxas menghentikaan langkahnya, akupun ikut berhenti berjalan. Suasana saat itu sangat menegangkan, aku terus menunggu Roxas membuka mulutnya, tetapi seperti dia gugup untuk mengatakannya padaku.

"Hmmm...Namine, hari Minggu kamu ada waktu?"

"Iya,ada, memang kenapa?"

"Tunggu aku di stasiun kereta api jam 10 ya?"

"Apa dia mengajakku kencan?" Pikirku

"Halo?"

"Eh, iya,boleh"

"Jangan telat ya, bye"

Kamipun masuk rumah kami masing-masing, saat masuk kamar tidur, aku langsung merentangkan tubuhku diranjang sambil tersenyum. Rasanya sudah tidak sabar menunggu hari Minggu, kencan dengan cowo idamankupun akhirnya terwujud.

Bersamubung..

A/N : Gimana penasaran? Biasa aj? RnR y, sy sih mwny dpt 2 atau 3 riview, klo udh ad 2-3 riview nanti lanjut deh hhehee.