Hallow minna….~~ bertemu dengan saya. Author super gaje dan nggak ada ahli-ahlinya dalam ngebikin fanfic, tapi tetep meksa ngebikin #digebukin reader#. Tapi tenang, di fict Aqi ini, Aqi berusaha semaksimal mungkin untuk membuat para Reader puas dengan fict yang Aqi buat. Walaupun tetep aja ada yang gaje. Maklum, Aqi kan masih pemula. Jadi mohon bantuan dan dukungan dari para reader dan senpai-senpai sekalian. #bows#

Disclaimer : Masashi kishimoto- sensei

Author : Aqizakura a.k.a dydyah

Fandom : Naruto

Pairing : SasuNaru, ItaKyuu, NagaNaru dan masih bakalan ada pairing yang bermunculan, juga OC yang muncul.

Genre : suka-suka author

Rating : T- M, buat jaga-jaga

Warning : BL, YAOI, SHONEN-AI, OOC, Typo(s), tidak menggunakan EYD, bahasa sesuka hati, acakadul, dll.

Game start

Story 1

10 Oktober 19xx

"Oeeee!oeeee!" suara tangis bayi yang baru lahir langsung memenuhi ruang persalinan yang didominasi dengan warna putih.

"Cepat ambilkan air hangat!" perintah seorang Bidan kepada asistennya.

"Baik!" seketika asisten tersebut sibuk sendiri menyiapkan air hangat dan handuk untuk membersihkan sang bayi.

"Selamat Bu'. Bayi anda laki-laki, manis dan sangat sehat." Seru Bidan kepada Ibu sang bayi mungil tersebut.

Sang Ibu hanya tersenyum bahagia mendengar perkataan dari Bu Bidan.

Tak lama kemudian, seorang asisten membawa bayi mungil itu menuju sang Ibu.

Perasaan bahagia dan terharu bercampur menjadi satu. Ibu sang bayi sangat bahagia melihat bayi laki-laki yang sedang tertidur digendongannya dan tidak sabar untuk memberi tahu suami yang sedang berbisnis di luar negeri.

DUACK…..

"NARU…, BANGUN…."

Pagi yang seharusnya penuh dengan kedamaian berubah menjadi pagi yang sangat ramai. Di mulai dari sang nyonya besar Namikaze yang membanting pintu untuk membangunkan Putra bungsunya. Namikaze Naruto.

Bayi mungil nan manis di atas, berubah menjadi anak remaja yang super malas dan susyeh banget buat dibangunin. So, ngebuat nyonya besar jadi naik pitam dan memutuskan untuk tak segan-segan ngedobrak pintu berbahan kualitas terbaik pembatas kamar Naruto.

Tapi apa daya. Meski pintu sudah didobrak sedemikian kerasnya, tetap aja si penghuni kamar masih asyik bergumul di dalam selimut dan tak terganggu sedikitpun.

Mulai muncul asap dari kepala nyonya besar Namikaze, gara-gara masih melihat putra bungsunya yang asyik molor dan membuat pulau-pulau di bantal orange-nya.

"NA….RU…TO…" kata Nyonya besar dengan nada berat dan siap untuk membunuh.

Naruto yang mendengar suara berat dan merasakan aura-aura pembunuh, mau tak mau bangun dan mulai merinding begitu mendapati nyonya Namikaze, sang Ratu Iblis sedang berdiri di samping ranjang king sizenya dengan mata memicing tajam dan rambut merah berkibar membentuk 9 ekor siap untuk mencabik-cabik mangsanya.

"GYAAH…., IYA… KAA-CHAN…. NARU BANGUN…" teriak Naruto gaje dan langsung lari terbirit-birit ke kamar mandi. Nyonya Namikaze tersenyum puas.

Sementara di meja makan, Tuan Namikaze sedang asyik meminum kopi dan menyantap menu breakfast-nya dengan damai. Sudah menjadi suatu rutinitas di keluarga Namikaze ini jika setiap pagi pasti penuh dengan keributan. Kecuali hari minggu.

.

.

.

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah Konoha High School. Dimana Namikaze Naruto baru saja masuk menjadi siswa kelas 1 Konoha High School. 5 menit lagi pintu gerbang akan ditutup dan kalau sudah seperti itu, maka yang di luar tak akan bisa masuk. Apalagi yang di dalam, mereka juga tak akan bisa keluar dengan mudah.

'Hosh….hosh…hosh…'

Meski sudah meluncur dengan sekuat tenaga, tetap saja Naruto sampai tidak tepat pada waktunya. Pintu gerbang sudah tertutup rapat. Dan Naruto tak akan bisa berhasil masuk meski dia sudah memberi iming-imingan kepada Pak Izumo dan Pak Kotetsu –duo penjaga gerbang- dengan mentraktir mereka di kantin. Itu tak akan pernah berhasil.

'Huft…. Seharusnya tadi Kaa-chan bisa membangunkanku lebih pagi. Kalau begini, aku pasti akan dibunuh oleh Kaa-chan. Haah….. bodoh banget aku…' gerutu Naruto dalam hati sambil mengacak-ngacak rambu pirangnya yang udah acak-acakan gara-gara dia tadi meluncur pake sketboard dengan kecepatan penuh.

Naruto berbalik dan menyandarkan punggungnya ke pintu gerbang yang sudah terkunci rapat. Perlahan dia menghela nafas sambil membuka matanya yang tertutup.

Deg…

Begitu nie cowok membuka mata, doi melihat sosok cowok berambut merah tepat di depannya dengan sedikit membungkuk melihatnya. Memandang bola sapphire-nya dengan lekat dan tak berkedip. Membuat Naruto merasa gugup dan tak bisa berkata apa-apa.

"Kau terlambat?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya pada sapphire Naruto. Naruto hanya mengangguk kaku.

Tanpa sepatah kata, nie cowok berambut merah langsung menarik lengan Naruto beserta orangnya untuk mengikutinya. Naruto cuman bisa shock dan tetap mengikuti kemana pemuda berambut merah itu menariknya pergi.

Dan sekarang disinilah mereka berada. Di depan tembok belakang sekolah. Dengan sekejap, pemuda berambut merah itu sudah berada di atas tembok.

"Ayo cepat naik." Kata pemuda itu mengajak Naruto untuk naik ke atas tembok. Naruto masih bengong dan tak merespon uluran tangan tuh pemuda. (Aqi : hoi Naru… buruan naik. Ntar ketahuan lho.. jangan bengong… hoi…)

"Hei…" panggil pemuda itu sekali lagi, dan sukses membawa Naruto kembali ke dunia nyata.

"Eh…"

"Ayo naik." Kata pemuda itu lagi sambil mengulurkan tangannya. Naruto masih tetap diam dan memandangi telapak tangan pemuda merah tersebut yang sudah siap untuk menyambut tangannya.

"Aku nggak bisa meraihnya" sahut Naruto pada akhirnya sambil menunjukkan ekspresi polosnya.

Pemuda merah manggut-manggut kemudian, "Tenang aja. Pasti bisa kok!"dan langsung menarik Naruto naik ke atas tembok begitu cowok pirang ini menerima uluran tangannya.

Hap…

Tiba-tiba mereka kehilangan keseimbangan dan….

BRUUK….

"Ah….ittai…." eluh Naruto begitu jatuh dengan punggung yang mendarat dengan empuk di tanah.

1 detik

2 detik

3 detik

"GYAAAHH….." teriak Naruto lagi, begitu nie cowok udah menyadari posisinya di atas tanah. Posisi dimana pemuda berambut merah itu berada di atasnya. Sekejap Naruto langsung lenyap di balik tembok begitu udah mendorong pemuda berambut merah sampai terjengkang.

Pemuda merah tadi cuman bisa masang tampang cengo-nya sambil melihat kepergian Naruto. Perlahan senyuman tipis hampir nggak terlihat muncul di bibirnya.

~ GS ~

Dengan tampang bimbang dan penuh dengan kegalauan, Naruto memandang kelasnya dari jauh. Mencari kesempatan untuk memasuki kelas tanpa harus perlu ketahuan karena telat. Tapi sepertinya harapan Naruto cuman tinggal harapan. Bagaimana tidak? Wong di depan kelasnya sedang berdiri beberapa anggota OSIS dan juga panitia MOS yang berjaga kalau-kalau ada yang berniat kabur.

Dengan memantapkan hati, akhirnya Naruto memutuskan untuk membolos sekalian. Barusaja ia hendak melangkahkan kakinya menjauh dari kelas 1-6 yang merupakan kelas sementaranya, tiba-tiba ada suara yang menghentikan kakinya untuk melangkah lebih jauh.

"HOI…. Apa yang kau lakukan disana?" Tanya suara itu dan lambat laun berjalan mendekati Naruto.

Dengan gerakan patah-patah Naruto membalikkan badan dan menemukan sesosok panitia MOS yang hendak menyeretnya masuk ke ruang kelas.

"Dimana kelas mu?" Tanya tuh senior dengan tatapan mata menusuk.

"1…1-6" sahut Naruto agak tergagap.

"Cepat masuk kelasmu. Aku tidak akan membiarkan kau kabur dengan mudah. Jangan harap bocah"

Dengan pasrah Naruto masuk ke kelasnya. Padahal dalam hati doi amat sangat senang sekali karena disuruh masuk padahal dia telat. Sungguh beruntung sekali nasibmu Naruto.

Seluruh mata di dalam ruang kelas itu memandang Naruto dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

Naruto yang dipandangi hanya bisa melihat dengan tatapan bingung.

1 detik…

2 detik…

3 detik…

5 detik…

"KYAA~~KAWAI~~" hysteria anak-anak cewek kelas itu begitu melihat tampang imut Naruto yang kelewat manis.

Nggak ketinggalan juga anak-anak cowok yang langsung blushing begitu melihat tampang super kiyut ala Namikaze Naruto. Dan memutuskan bahwa mulai detik itu, Namikaze Naruto harus jadi uke mereka.

Dalam sekejap Namikaze Naruto sudah mendapatkan fansboy n fansgirl yang bejibun di hari pertama. Dasar kau Naruto. Mantra apa yang kau gunakan sampai membuat mereka jadi menggila kaya' gini? Hadeuh…

Dengan tampang cuek dan tak merasa berdosa karena udah menyebabkan hampir sebagian besar isi kelas 1-6 pingsan gara-gara kehabisan darah, Naruto tetap asyik melangkahkan kakinya menuju salah satu bangku yang masih kosong. Dilihatnya sesosok cowok berkulit putih bak porselen yang sedang asyik mendengarkan lagu dari i-podnya sehingga nggak menyadari kedatangan makhluk manis itu.

"HEH….!" Seru Naruto histeris begitu mengetahui siapa gerangan sosok yang sedang asyik ngedengerin lagu itu, tak lain dan tidak bukan adalah musuh bebuyutannya… "U…Uchiha S-SASUKE~" geram Naruto.

Orang yang merasa kalau namanya dipanggil itu langsung menoleh kearah suara cempreng yang menggelegar seantero sekolah.

"Ck… Dobe!" decak Sasuke singkat dan balik lagi ke aktivitasnya semula.

"Grrr… TEME~" Naruto makin geram begitu mendengar kata-kata Sasuke yang terlewat batas. Hampir saja Naruto melancarkan bogem mentahnya ke arah wajah stoic milik keluarga Uchiha, kalau saja seniornya tidak datang dan menghentikan kegiatan pagi yang tak ada guna sama sekali itu.

"Hei kalian. cowok hiper en cowok lempeng. Segera duduk ditempat kalian!" bentak tuh senior berambut pirang panjang dengan polem yang menutupi sebelah mata aquamarine miliknya.

"KYAA~, cantik banget…." Teriak histeris anak-anak cewek yang melihat tampang tuh senior yang terlihat cantik dibandingkan Naruto yang punya julukan kawai. Tuh senior yang bernama Deidara cuman bisa cengo' disambung dengan pundungnya doi di pojokan.

"Kenapa…? Aku ini cowok… bukan cewek… hiks~" sambil mengorek-ngorek lantai dengan tangannya. Nista banget.

Seluruh isi kelas cuman bisa sweatdrop melihat kelakuan Deidara yang super duper gaje dan ababil itu.

"Tenangkan diri kalian dan kembali ke tempat duduk masing-masing atau aku jemur kalian di bawah tiang bendera." Ancam seseorang yang baru datang dengan tampang menyeramkan bagai monster yang kelaparan. Orang itu adalah salah satu anggota OSIS. Perempuan berambut biru dengan hiasan bunga di cepolan rambut pendeknya.

Mendengar ancaman yang mengerikan itu, otomatis seluruh siswa 1-6 bungkam dan segera kembali ke tempat duduk masing-masing. Tapi tidak untuk Naruto. Nie cowok satu ini masih betah berdiri disamping bangku kosong yang diduduki Sasuke.

"Hei bocah! Apa yang kau lakukan disitu? Cepatlah duduk!" bentak tuh cewek berambut biru dengan galaknya.

"Aku tak mau duduk bersebelahan dengan orang ini." Kata Naruto datar sambil menunjuk Sasuke yang masih asyik memasang tampang datarnya.

"Ck…, aku menyuruhmu untuk duduk! Jadi duduklah atau aku akan membuatmu menyesal karena sudah membantah perintahku." Ancam senior yang bernama Konan itu makin menjadi-jadi.

"Cepatlah duduk bocah. Aku tidak bertanggung jawab jika sampai kau terluka. Karena kau pasti akan menyesal jika berurusan dengan Sekertaris OSIS ini." Sambung Deidara tiba-tiba yang entah sejak kapan sudah bangkit dari keterpundungannya.

"Hah…" eluh Naruto terpaksa menuruti kata-kata seniornya sebelum menambah masalah di hari pertama dia masuk. Meski terpaksa, Naruto tetap duduk di sebelah Sasuke.

Begitu memastikan semuanya sudah duduk di tempat masing-masing, Konan kembali berbicara." Selamat datang di KHS adik-adikku. Kalian disini akan mengikuti MOS sebelum benar-benar memulai pelajaran. Jadi, kakak harap kalian bersenang-senang." Seru Konan ramah. Berbeda dengan beberapa detik yang lalu. Sungguh orang yang berbeda di tubuh yang sama.

Acara MOS kali ini diisi dengan acara perkenalan anggota panitia MOS dan anggota OSIS. Hampir seluruh anggota panitia MOS udah diperkenalkan. Tinggal petinggi-petinggi OSIS aja yang belom.

Di tengah-tengah sibuknya anak-anak 1-6 yang lagi ngedengerin ocehan senior, muncullah dua sosok cowok yang menginterupsi kegiatan mereka.

"Oooo… ketua OSIS dan wakil ketua ternyata." Sambut Deidara begitu mengetahui sosok yang masuk ke dalam kelas yang dia awasi.

"Bagaimana keadaan disini, Dei?" Tanya seorang cowok berambut merah, sambil melihat sekeliling kelas.

"Tenanglah wakil ketua. Semua aman terkendali. Kau tak perlu khawatir. Serahkan saja padaku." Jelas Deidara penuh percaya diri tingkat dewa.

"Baguslah kalau begitu." Nie cowok rambut merah kemudian mengedarkan maniknya menelusuri isi dari kelas 1-6 yang sedang dikunjunginya. Tak lama, maniknya menemukan sesosok cewek berambut pirang cerah dengan sorot mata biru sapphire yang dapat meneduhkan setiap mata yang melihatnya. Perlahan dan tak terlihat, pemuda bermanik ungu ini tersenyum tipis. "Yahiko, bisakah kau lanjutkan berkelilingnya sendiri. Aku akan mengawasi yang disini" pinta nie cowok pada ketua OSISnya.

"Baiklah kalu begitu. Aku akan pergi. Konan, bisakah kau temani aku?" Konan yang namanya mendadak disebut, mau tak mau agak terkejut dan akhirnya menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia setuju.

Yahiko si ketua OSIS akhirnya melanjutkan acara berkelilingnya ditemani dengan sekretaris OSIS yang digantikan oleh pemuda berambut merah yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS.

"Baiklah semua, saya disini menggantikan Konan untuk mengawasi kalian. Namaku Uzumaki Nagato, wakil ketua OSIS dan pria berambut orange itu tadi adalah ketua OSISnya. Namanya Yahiko." Terang pemuda itu tanpa menyadari kalau akibat kelakuannya, sekarang di salah satu bangku terdapat salah satu anak yang terkejut sambil membuka mulutnya dan membelalakkan matanya pertanda kalau dia benar-benar terkejut seterkejut-terkejutnya.

'Di…dia…'

~GS~

'Di….Dia….'

Saking terkejutnya, Naruto sampai tidak manyadari kalau makhluk merah itu melangkah mendekati bangkunya yang berada di baris nomor dua dari belakang.

"Ada apa?"

Deg…

Naruto agak terlonjak kaget begitu mendengar sebuah suara tepat disampingnya. Dengan gerakan patah-patah, Naruto menoleh ke arah suara tersebut dan dengan kecepatan seperkian detik, doi langsung memberikan cengiran terlebarnya, "Ng,,,Nggak ada apa-apa kok. Hehehe…"

"Kalau ada apa-apa bilang aja." Tawar Nagato diikuti dengan senyum ala prince charming. Naruto yang mendapat senyuman itu hanya bisa cengo' dan membatu beberapa saat. Nagato yang melihat ekspresi Naruto langsung tersenyum atau lebih tepatnya menahan tawa. Hahaha…

"Ck…, kau makin terlihat idiot dengan tampang itu Dobe" celetuk sebuah suara yang langsung menyadarkan Naruto dari ke cengo'annya.

"Kau bilang apa barusan, Teme? Mau merasakan bogemanku?! Hah.." sahut Naruto yang emosinya udah nyampe ubun-ubun. Keliatan dari tampangnya yang merah dan asap yang mengepul dari kepala dan telinganya. Eh, Nar. Lu marah apa malu sie? Ampe segitunya.

"Yare…yare…, kalian ini. Belum-belum udah pada ribut. Kalau mau berantem, nanti aja kalau udah pulang. Sekarang tahan dulu emosi kalian berdua." Cegah salah satu makhluk baru yang muncul di ruang kelas itu. Naruto langsung diem dan melihat sosok yang muncul disampingnya. Rambut putih jabrik dengan masker diwajahnya dan memasang tampang senyum yang menyebabkan matanya tinggal satu garis lurus.

"Kakashi-sensei, anda seharusnya belum masuk ke kelas ini." Kata Deidara menginterupsi kegiatan gurunya.

"Tidak…tidak. Ini memang sudah waktunya untuk aku masuk, Dei. Dan kenapa kalian tidak memperkenalkanku kepada mereka? Hmm…?" Terang Kakashi-sensei disertai dengan senyuman yang menghiasi wajahnya yang tertutup oleh masker.

"E…eto…." Gugup Deidara, "Baiklah semuanya, beliau adalah Kakashi-sensei guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas kalian untuk sementara pada kegiatan orientasi. Beliau…."

"Sudah…sudah…, cukup. Terima kasih banyak, Dei. Sekarang kalian bisa menyerahkannya padaku. Dan tugas kalian yang sebenarnya baru akan dimulai besok. Sekarang…, kalian bisa pergi." Potong sekaligus usir Kakashi tanpa basa-basi. Dan masih tetap dengan wajah senyum masker miliknya.

'Orang aneh' Batin Naruto dan Sasuke kompak.

Dan dengan berat hati, Nagato dan Deidara mulai melangkahkan kaki untuk keluar dari kelas 1-6 dan membiarkan guru bermasker ini mengurusnya.

.

.

.

"Gimana dengan kelasmu, Naru?" Tanya seorang pemuda bersurai merah dengan manic jade miliknya yang sedang asyik bergulat dengan siomay yang sudah dipesannya.

"Huft….., biasa aja Gaara. Tapi yang membuatku kesal adalah kenyataan kalau aku harus sebangku dengan Uchiha pantat ayam menyebalkan itu." Adu Naruto diikuti dengan meminum jus jeruk kesukaannya.

"Hoo…, ternyata kau satu kelas dengan Uchiha itu. Semoga kau bisa kuat, sobat." Sambung pemuda lainnya yang mempunyai tato segitiga terbalik di kedua pipinya.

"Yaah…, kuharap begitu Kiba." Kata Naruto menanggapi sobat jabriknya satu ini.

" . nggak perlu down gitu Naru. Kalau kau sampai diapa-apain ama si Uchiha itu, aku yang akan memberi dia pelajaran." Sambung Gaara yang berusaha menghibur Naruto dengan sifat overprotective-nya pada sobat pirangnya.

"Hahahaha…., aku mengandalkanmu Gaara."

"Eh iya. Aku ntar mau nyari game baru. Mau ikut nggak?" ajak Kiba yang paling hobi buat nge-game. Sebenernya sie Naruto juga hobi banget nge-game, makanya Kiba berinisiatif buat ngajakin doi.

"Aku mau ikut asal nggak perlu mampir buat beli makanan Akamaru." Sambung Naruto yang paling ogah kalau diajak ke toko hewan. Apalagi buat ngebeliin Akamaru –anjing kesayangan Kiba- makanan.

"Hehehehe…. Aku emang mau mampir beli makanan Akamaru." Sambung Kiba sambil nyengir dan ngegaruk tengkuknya yang nggak gatal.

"Dasar lu." Dengus Gaara.

"Lha Gaara nggak mau ikut aku nie?" selidik Kiba heran.

"Nggak. Aku udah ada janji ama Temari-nee untuk membantunya." Sahut Gaara cepat. Kiba manggut-manggut paham.

"Yah…, jadi kali ini nggak ada yang mau nemenin aku, ya?!" keluh Kiba.

"Sekali-sekali Kiba." Sambung Naruto tanpa merasa bersalah dan malah nyengir nista. Kiba hanya bisa mendengus pasrah begitu mengetahui keputusan teman-temannya yang nggak akan menemani dia belanja makanan anjing untuk kali ini.

Bel pulang sekolah sudah berdendang dengan nyaringnya dan memberi tanda bahwa murid-murid KHS bisa segera pulang atau meninggalkan KHS secepatnya. Semua segera melesat kabur meninggalkan gedung KHS. Tidak terkecuali dengan cowok pirang kita satu ini. Begitu bel berbunyi, doi segera mengambil tasnya dan meninggalkan ruang kelasnya, dan bergegas meluncur pulang dengan sketboard orange kesayangan.

Naruto baru aja akan meluncur dengan papan luncur berodanya, kalau saja doi tidak dicegah oleh seseorang memakai topi dan kaca mata hitam di depan mobil sport merah darah miliknya.

"Hei bocah. Tak bisakah kau berhenti melakukan hal-hal yang tak berguna seperti meluncur di atas papan itu?!" kata orang itu yang masih asyik menyembunyikan matanya dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

Naruto yang mendengarnya hanya mendecih kesal dan memutuskan untuk pergi dan nggak merduliin tuh makhluk aneh.

DUACK….

"Ittai…." Ringis Naruto sambil mengusap kepalanya yang benjol akibat jitakan maut dari orang yang nggak dikenalnya."HEI! apa masalahmu?" Tanya Naruto marah.

"HEI! Seharusnya aku yang marah, bocah. Enak saja kau mengabaikanku." Orang itu malah balik ngomel.

"Ck. Aku tidak mengenalmu. Orang asing" sahut Naruto yakin.

"Kau ini… benar-benar…." Sambung orang itu lagi sambil melepas kacamata hitamnya. "Apa sekarang kau masih yakin kalau kau tidak mengenalku?" lanjutnya.

Dibalik kacamata hitam itu terlihat sepasang manic merah kejinggaan dengan pupil rubah miliknya. Naruto yang melihatnya perlahan-lahan mulai mengembangkan senyum atau juga bisa disebut dengan cengiran khas miliknya seorang.

"KYUU-nii…." Teriak Naruto lebay sambil melompat memeluk cowok yang dipanggil Kyuu-nii itu di depan puluhan pasang mata. "Aku kangen….." lanjutnya masih dengan memeluk erat cowok di depannya.

Cowok itu hanya tersenyum sambil mengacak lembut surai pirang milik Naruto. "Hei! Ternyata kau tambah tinggi ya, Naru." Katanya.

Naruto yang mendengarnya malah nyengir nista "Hehe…, tentu saja. Kyuu-nii sudah hampir 3 tahun tidak melihatku. Dan pastinya aku tambah tinggi."

"Ya…ya…., sekarang ayo pulang! Baa-chan sudah menunggu di rumah" kata Kyuubi yang langsung ngebikin Naruto membeku di tempat dengan mulut yang terbuka. "Kau kenapa? Tampangmu konyol sekali, Naru." Sambung Kyuubi begitu mendapati adiknya sedang membatu dengan mulut yang ternganga.

"Kau sedang bercandakan, Kyuu-nii?" Tanya Naruto yang memastikan bahwa kakaknya ini sedang bercanda.

"Mana mungkin aku bercanda, Naru. Sudahlah. Ayo pulang!" ajaknya kemudian memasuki mobil sport merah darah tunggangannya.

"Kyuu-nii…, aku bisa dibunuh oleh Baa-chan…., bagaimana ini….?! Kenapa Baa-chan harus datang sie…? Apa yang harus aku lakukan…?!" seru Naruto prustasi.

"Tenanglah. Baa-chan tidak mungkin membunuhmu. Paling cuman membuatmu menderita. Hahaha…." Sambung Kyuubi cuek yang sengaja ngebikin adiknya makin prustasi.

"KYUUUUUU-NIIIIIII….." teriakan Naruto membahana sepanjang jalan menuju kediaman Namikaze.

Naruto stress dan Kyuubi malah asyik tertawa bahagia melihat penderitaan adiknya. Malang sekali nasibmu Naru….

~GS~

"Naru-chan…" panggil sebuah suara dari lantai bawah yang mendadak ngebikin Naruto yang sedang berada di kamarnya jadi merinding disko.

"I-iya…. Baa-chan.." sahut Naruto dari dalam kamarnya. Tapi tetap mendekam di dalam kamar yang merupakan tempat teraman untuknya sekarang ini.

"NA-RU-TO…." Panggil neneknya sekali lagi dengan suara berat.

"HIIIEE…. NARU TURUN…." Teriak Naruto sambil berlari keluar kamar untuk segera menemui Baa-chan yang sebentar lagi akan menghancurkan pintu kamar -yang baru aja diperbaiki- nya kalau dia tidak segera turun.

Sesampainya di lantai bawah, Naruto langsung disambut oleh omelan atau bisa juga disebut dengan paksaan dari Baa-channya, yang mau tak mau harus doi turutin kalau masih mau melihat hari esok tanpa luka. Huhu….

"Naruto…, kau harus segera bersiap karena sebentar lagi kita akan pergi." Perintah Tsunade mutlak.

"Kita mau kemana, Baa-chan?" Tanya Naruto yang sangat penasaran plus bersiap-siap kalau akan terjadi hal buruk yang akan menimpanya.

"Kita akan menghadiri jamuan makan malam yang diadakan oleh keluarga Uchiha." Terang Tsunade yang langsung membuat Naruto terkejut bukan main. "Jadi, cepatlah dan jangan banyak tanya." Lanjutnya.

Naruto hanya menurut pasrah dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar untuk segera bersiap dan menghadiri jamuan makan malam yang akan mengubah kehidupannya setelah makan malam ini. Bersiaplah kau Naru. Hahahahaha….#author ketawa nista.

TBC

Yosh... segini dulu cerita baru Aqi. Jangan hukum Aqi karena sudah update cerita baru padahal yang ET aja belum kelar. Entah mengapa Aqi kurang ide buat ET. Sampai hampir 3 kali ngerombak naskah. Hehe... mau bagaimana lagi. Aqi mendadak semangat untuk mempublish cerita yang sebenarnya udah lama ngedongkrok di lepi dan masih aja WIP. Hehehe...

Oh iya. Untuk mizuki ai, hontouni gomenasai. Aqi nggak tahu kenapa namamu tak mau muncul saat di A/N ET. Hiks... semoga saja dikau masih mau memaafkan kebodohan Aqi ini. Hiks...

Pokoknya selamat membaca cerita baru Aqi lagi dan jangan lupa...

REVIEW PLISSS...,

karena Review kalian adalah energi bagi author untuk publish lebih cepat hehehe...

R nR plissss... .