The One That I Love
.
.
Main Cast :
KYUMIN
Super Junior Member
Dkk
.
BOYXBOY, BL, YAOI!
.
RATED M!
Semoga kalian menaruh minat dan banyak cinta untuk ff ini (apaan sih :v)
.
.
.
Aku datang padamu. Tapi. Terlambat.
Dan aku baru ingat kau benci keterlambatan.
.
Ruangan senyap bukanlah hal baru, namun beberapa waktu lalu obrolan telah terjadi antara lelaki tua dan pendengarnya. Ini mengenai perjalanan, kematian, kegilaan dan banyak hal tak masuk akal lainnya. Kisah cinta picisan yang di kemas berbungkus-bungkus dalam beberapa lapisannya. Menghadirkan emosi jiwa dan beberapa hal konyol untuk ditertawakan.
.
Sore itu mendung, tepat ketika hal paling menakjubkan terjadi. Itu menurutnya. Namun ia tak dapat melakukan apapun selagi mendung selain berpindah posisi untuk menghindari titik-titik air dari langit. Langit menangis karena mungkin ia merasa kesepian. Itu pemikirannya lagi, jangan hiraukan. Cho Kyuhyun. Artis papan atas, penyanyi, actor dan juga si tampan orang bilang. Cho Kyuhyun. Dia merasa cukup percaya diri untuk tampil di atas panggung teater sambil menyanyi sambil melakoni peran. Dia pemain drama musical juga, beberapa kali menjadi DJ radio juga. Dan dia…SINGLE. Dia tidak sedang membual hanya untuk menyenangkan hati fans, dia sungguh SINGLE. Katakanlah sampai sejauh ini.
Bicara tentang Fans, ia hari ini harusnya berjumpa mereka. Jika saja mendung tidak datang, maka udara bebas hijau rumput dan oksigen lepas akan berkeliaran di sekitarnya. Tapi masalah fans, jangan tanyakan. Badai datang pun bukan halangan untuk mereka, dan Kyuhyun cukup optimis akan hal itu. beberapa saat lagi ia harus tampil dengan senyuman, ini adalah bukti cintanya terhadap Fans bukan sekedar SOPAN SANTUN demi meraup keuntungan ekstra. Senyuman ini tulus dari seorang Cho Kyuhyun. Karena… yang pertama ia memang seharusnya tersenyum, yang kedua dia menghargai fans, yang ketiga ia cukup tau diri tanpa fans dia bukan apa-apa. Ruangan masih sepi, namun penggemar mungkin mulai berdatangan mengisi beberapa kursi kosong. Kyuhyun tersenyum untuk menyapa mereka yang baru datang. Jika di bilang ramah, ia adalah idol yang ramah. Tentu, dia Cho Kyuhyun si public figure. Tapi seorang Cho Kyuhyun dalam kehidupan social yang sebenarnya bukanlah orang yang murah senyum, dia terlihat seperti tisu toilet, sedikit kasar namun tak menyakiti. Tapi begitulah dia. Jangan membahas kehidupannya di luar bagaimana dia hidup sebagai seorang yang di sorot media, dia tidak terlalu suka. Tatapan matanya, sebenarnya tajam namun kadang make up menghapusnya dengan goresan manis. Bibirnya sebenarnya berwarna pink pucat, namun beberapa pink pewarna membuatnya lebih manis. Karena di depan kamera semua tampak lebih manis.
Kyuhyun akui menjadi seorang artis dengan banyak penggemar adalah hal menyenangkan. Namun menjadi artis bukanlah hal paling menyenangkan, dan menjadi penggemar adalah sesuatu yang buruk untuk kehidupan. Kau tau? Emm… soal tentang pernikahan, kencan, dan adegan ranjang atau mungkin berciuman. Mereka sangat sensitif, namun Kyuhyun menghargainya.
Lampu mulai menyala, manajernya mengatakan untuk bersiap-siap karena acara akan segera dimulai. Kyuhyun tersenyum ketika melihat orang-orang memasuki ruangan, di bawah sorot lampu dan di depan kamera itulah dunianya. Menyenangkan dan juga menyeramkan.
.
Matanya berkedip-kedip, tautan tangan di depannya terus menarik lebih cepat. Namun nafasnya masih tersengal bahkan jika hanya untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaganya.
"Tidakkah kau bisa pelan-pelan saja?" Gadis itu mendengus, kadang ia jadi berpikir bagaimana menyeramkannya seorang gadis dengan semua hasratnya.
"Yak, bukankah kau penggemarnya juga. Bagaimana kau bisa lesu seperti ini, bahkan ini pertama kalinya kau datang kemari."
"Aku tau, tapi kau berlari kencang sekali." Dia merunduk memanfaatkan perbicangan mereka untuk beristirahat sejenak.
"Hei Lee Sungmin. Kita terlambat dan kau menyuruhku pelan-pelan, ah?"
"Bora, dia tidak akan kemana-mana."
"Kita yang akan kemana-mana. Antrian pasti sangat panjang. Palli!" Gadis itu, Bora kembali menarik tangan Sungmin untuk segera menyusul ke acara.
Bora benar perihal mereka harus kemana-mana karena bingung memulai antrian darimana, rel penggemar itu seperti tidak berujung dan Sungmin harus bersedia menjadi tong sampah untuk semua caci maki Bora.
.
"Siapa namamu? Fanboy?"
"Lee Sungmin." Kyuhyun mencatat nama tersebut pada kertas di hadapannya.
"Bisakah kau lepas maskermu, biarkan aku melihat wajahmu."
Sungmin menggeleng. "Tidak, aku buruk rupa. Kau akan terganggu." Sungmin punya rasa kepercayaan diri yang rendah.
"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin melihat wajahmu."
"Setelah kau melihat kau akan lupa, jadi itu tidak berguna." Kyuhyun tercekat, tapi itu memang kadang kenyataan.
"Baiklah, ini untukmu. Semoga harimu menyenangkan." Kyuhyun memberikan senyuman terbaiknya.
"Terimakasih." Sungmin tersenyum meski di balik masker, namun Kyuhyun tau karena matanya menyipit.
"Mata yang bagus." Gumam Kyuhyun setelah Sungmin bergeser.
"Siapa namamu?"
"Bora."
.
Suatu hari lagi, Kyuhyun yang baru saja menyelesaikan solo albumnya, dan hari ini adalah pertemuan dengan penggemar. Sekaligus, hari pertemuan keduanya dengan pria bermasker.
"Siapa namamu? Fanboy?"
"Lee Sungmin."
"Oh, pria bermasker. Apa sekarang kau tidak mau membukanya lagi?" Kyuhyun menunjuk masker Sungmin.
"Tidak." Katanya singkat.
"Bagaimana kau kemari? Ini jauh dari Seoul."
"Aku mengumpulkan uangku setiap hari agar bisa kemari."
"Oh yaampun, kenapa kau harus melakukannya? Tidakkah kau merasa terbebani?"
"Tentu iya, namun aku kesini bukan untuk di kasihani. Aku kemari untuk melihatmu, karena aku penggemarmu."
Kyuhyun tersenyum, "baiklah, spesial untukmu. Mari kita menjadi teman dan berpelukan." Sungmin melebarkan matanya, namun tangan Kyuhyun telah menariknya dalam sebuah pelukan hangat namun terkesan jantan. Bisa ia dengar pekikan penggemar lainnya yang mengantri di belakangnya termasuk Bora. Kyuhyun mengakhirinya dengan sebuah senyuman dan Sungmin menggeser dirinya.
"Siapa namamu?"
"Bora."
.
Di akhir tahun, Kyuhyun mencoba untuk lebih bersantai dan mengurangi kepadatan aktivitasnya. Ia kadang bermain di sebuah kedai kecil tanpa takut di serbu penggemar, meskipun kadang itu terjadi namun kedai ini biasanya jarang di kunjungi oleh orang-orang yang mengenal dirinya. Dia membuka beberapa foto yang dikirimkan manajernya dengan sudut pandang paling bagus yang dapat ia lihat, Kyuhyun suka melihat dirinya tampan dan err… berkharisma, terkesan bad boy namun juga ramah. Ya, dia suka dirinya terlihat baik.
Beberapa foto itu, ketika ia mengadakan jumpa penggemar, salah satunya adalah foto dirinya sedang berpelukan dengan seorang Fanboy. Kyuhyun mengenalnya dengan sebutan pria bermasker, dia tidak terlalu ingat namanya namun pria itu selalu datang pada jumpa penggemar di dalam negeri. Dan entah kenapa Kyuhyun selalu melupakan namanya. Dia punya mata yang bagus, mungkin juga senyuman yang indah entahlah Kyuhyun tak begitu tau tentang itu, namun itu cukup menarik.
Suatu ketika mereka bertemu lagi, dalam ruang dan waktu yang berbeda. Dalam masa dimana Kyuhyun bukan seorang idol single lagi, dia kini…TAKEN. Bersama seorang artis pendatang baru, Kyuhyun menyukainya dan mereka berdua saling menyukai, sebenarnya bukan keinginannya untuk mempublikasikan mengenai hubungan mereka, namun agensi memaksa itu adalah dongkrak awal artis tersebut untuk memasuki dunia yang lebih luas, dengan kata lain Kyuhyun adalah batu loncatannya. Tidak ada yang tulus, mereka semua mencintai dengan alasan lain. Popularitas, keserakahan dan sakit hati. Yang paling tersakiti adalah… PENGGEMAR.
Tepat setelah Kyuhyun menyelesaikan musikalnya, jumpa penggemar selalu ada dan ia mengira penggemarnya berkurang semenjak itu. Kyuhyun tidak benar-benar menyukai gadis itu sebenarnya, hanya saja agensi menuntutunya untuk membantu debutnya dan Kyuhyun tidak bisa menolak. Kyuhyun tetap tersenyum seperti apa yang biasa ia lakukan sebelumnya. Dan ia bertemu lagi, dengan pria bermasker. Entah mengapa ia merasa lega bahwa pria itu masih hadir hari ini.
"Lee Sungmin." Celanya sebelum Kyuhyun menanyakan namannya.
"Baiklah, Lee Sungmin."
"Selamat atas hubungan kalian."
"Terimakasih."
"Kau bahagia?" Kyuhyun menatap Sungmin sebentar. Sungmin menunjuk antrian di belakangnya keseluruhan.
"Sebagian dari mereka bersedih,terluka dan kecewa. Jadi kalau kau bahagia, aku ucapkan selamat lagi."
"Kau tidak menyukainya?"
"Aku rasa tidak."
"Maafkan aku."
Sungmin tersenyum, "itu adalah hakmu. Aku tentu tidak bisa mengaturnya. Tapi jika kau bertanya apa aku menyukainya, kurasa mungkin tidak."
"Lalu, kenapa kau tidak berhenti menjadi penggemarku?"
"Kau tau, perasaan yang paling tulus itu milik siapa?"
"Orang tua tentu saja."
"Kuberitahu padamu, selain orang tuamu penggemarmu memiliki cinta tulus untukmu. Perasaannya sangat halus hingga mereka mudah terluka." Kyuhyun menatap Sungmin sebentar untuk mengambil makna dari pembicaraan mereka, mengabaikan antrian yang menunggu dengan tidak sabaran.
"Itu bukan aku, itu tentang temanku. Dia ada di rumah sekarang, ia menolak datang."
"Aku akan menuliskan pesan untuk temanmu, katakan padanya maaf telah menyakitinya." Sungmin mengangguk sedangkan Kyuhyun menulis pada kertas putih di atas mejanya sekaligus ia memberikan tanda tangannya.
"Siapa nama temanmu?" Tanya Kyuhyun ketika dia berada pada akhir surat.
"Bora."
.
Malam itu Sungmin menyendiri duduk dalam sepi, ia menyenandungkan sebuah lagu. Pria itu hanya melewatkan beberpa saat waktunya untuk kembali menatap beberapa lembaran memori, Kyuhyun entah kenapa memenuhi kepalanya. Bukan apa-apa, tapi ia tidak ingin memungkiri bahwa ia menyukai pria itu. Jelas, Sungmin adalah Fanboynya. Jika bahkan ia bertanya pada dirinya sendiri sebenarnya suka macam apakah itu, Sungmin memilih bungkam. Ia sendiri bingung, Bora pernah bertanya padanya dan Sungmin tak menemukan jawabannya sekalipun pada dirinya sendiri. Kadang, ia berdiam diri untuk menemukannya. Beberapa saat lalu, Kyuhyun membuatnya sakit hati parah dengan kehadiran seorang wanita yang media sebut sebagai kekasih pria itu. Tentu saja, mana mau Kyuhyun mengkonfirmasi cinta sesama jenis, kecuali yah dia cukup gila untuk membeberkannya pada media. Sungmin menyandarkan punggungnya pada tembok, punggungnya terasa sakit karena terlalu lama membungkuk.
.
Sungmin datang hari itu ke rumah Bora. Gadis itu sedang sakit, bahkan ia tak beranjak dari kamar tidur sejak dua hari lalu. Penyebabnya, jika sakit hati karena seorang Cho Kyuhyun itu terdengar konyol. Tapi memang begitulah. Bora adalah perempuan yang tak bisa diam, ia sangat aktif dan melakukan banyak hal, salah satu aktivis kampus dan beberapa organisasi kecil lainnya. Kepadatan kegiatan mungkin adalah penyebabnya, tapi perempuan itu menuduh Kyuhyunlah yang telah membuatnya seperti ini. bahkan ketika Sungmin membawakannya sebuah kertas dengan tanda tangan permohonan maaf, gadis itu terlihat acuh. Cinta macam apa yang di miliki Bora? Atau samakah dengannya? Obsesi?
Apakah bisa? Tapi itu tidak mungkin. Sebelum ia sampai pada penggalan cerita yang ia lupakan. Kyuhyun mampir ke hatinya, dan Sungmin berharap itu hanya sebentar. Saat itu. Nyatanya, berhenti untuk menjadi penggemar tidak semenyenangkan itu. Sungmin merasa bodoh.
Kyuhyun tidak akan tahu perasaannya. Semacam obsesi, namun terlalu berlebihan.
TBC
Kyumin shiper, masih adakah kalian?
Apakah ini bisa kulanjutkan? Apa kalian akan membaca dan memberikan komentar? Bersediakah?
