DOPE

by VMINHO

ONESHOOT / TWOSHOOT / THREE SHOOT/ NGESHOOT XD

RATE : T

WARNING : CRIMINAL, MYSTERY, HOROR (?)

ALUR BERANTAKAN GAK JELAS, TIDAK MENGGUNAKAN EJAAN YANG BENAR

TYPO BERTEBARAN SEPANJANG JALAN KENANGAN (?)

TERINSPIRASI DARI MV "DOPE"- BTS

CAST :

KIM TAE HYUNG as DETECTIVE

JEON JUNGKOOK as POLISI

KIM SEOK JIN as DOKTER

PARK JIMIN as KARYAWAN SWASTA

KIM NAMJOON as PELAYAN HOTEL

MIN YOONGI as PILOT

JUNG HO SEOK as PEMBALAP

SO, HAPPY READING GUYS ^^

.

.

" DITEMUKAN SESOSOK MAYAT PRIA DI SEBUAH HOTEL TERNAMA,DIDUGA KORBAN PEMBUNUHAN"

Itulah headline di sebuah surat kabar pagi ini, dan menggegerkan masyarakat. Bagaimana tidak, pembunuhan itu sangatlah sadis. Kejadian itu terjadi siang kemarin, korban yang berjenis kelamin laki laki yang katanya anak dari seseorang yang berpengaruh di negeri ini telah tewas dengan kepala yang nyaris putus.

ARMYNISTY HOTEL, tempat ditemukannya mayat tersebut kini menjadi bahan perbincangan. Polisi telah datang untuk menyelidiki kasus tersebut. TKP yang berada di kamar nomor 86 kini telah diberi garis polisi.

.
.

DIHARI PENEMUAN MAYAT

" Jam berapa kira kira korban cek in di hotel ini ? " Tanya salah satu polisi bername tag Jeon Jungkook

" Tadi pagi pak, sekitar jam 09.40 " jawab salah satu gadis bagian reservasi dengan gugupnya, dia sama sekali tidak menyangka bahwa dijam kerjanya akan terjadi hal mengerikan ini.

" Dia sendiri atau ada orang lain? "

" Di.. dia datang sendirian. Lalu pria berambut merah itu datang setelahnya. Mereka memesan sebuah kamar dan sebuah ruangan untuk meeting sore nanti. Itu yang aku tahu " gadis itu berusaha menjelaskan detailnya

Polisi berparas tampan itu menghela nafas dalam, kasus ini sangat sulit untuk diselidiki. Sidik jari pun hanya ada sidik jari korban, dan CCTV yang terpasang dihotel ini mati saat peristiwa ini terjadi. Mungkinkah si pelaku sudah merencanakan semuanya? Tapi apa motifnya ?

" HEY, ayolah, biarkan aku pergi –"

"– Aku tidak ada sangkut paut nya dengan kasus ini, mana bisa kalian menahanku seperti ini " teriak salah satu tamu hotel yang sepertinya sudah tidak tahan terus terusan diintrogasi. Dilihat dari wajahnya, seperti tidak asing, oh ya. Dia Hoseok, pembalap kebanggaan korea, dia menginap dihotel ini dengan manajernya sejak kemarin malam, dikamar nomor 87. Bersebelahan dengan kamar korban.

" Aku juga, aku ada pekerjaan lain. Bisa kau biarkan aku pergi juga? Aku ada penerbangan 2 jam lagi " sahut pria berambut pirang yang sejak tadi duduk tenang kini mulai ikut bersuara, pria itu bernama Yoongi yang menempati kamar nomor 85, merupakan seorang pilot salah satu maskapai penerbangan. Dia tidak habis fikir, hanya karena kamarnya bersebelahan malah diperlakukan seperti ini. Dia saksi bukan tersangka, ingat !

" Mohon maaf atas ketidaknyamanan anda, tapi tolong tunggulah sebentar lagi. Kami masih membutuhkan keterangan dari anda, tuan " sahut salah satu polisi dengan nada yang lembut.

" Apa lagi yang akan kalian tanyakan, HAH? Aku sudah hampir 3 jam disini, kau tau " jawab Hoseok dengan nada tinggi, habis sudah kesabarannya. Niat hati ingin istirahat malah mendapat bencana seperti ini.

" Aigoooo…Terus mau sampai kapan aku disini ? " sahut Yoongi mulai frustasi, kasus ini kenapa jadi melibatkan dirinya? Padahal dia baru tiba jam 11 siang ini. ' Sungguh sial nasibku ' gumamnya.

Polisi lain mulai menenangkan kedua saksi ini, itu perintah. Dan bukan hanya Hoseok dan Yoongi saja, tapi juga Namjoon sang pelayan hotel yang mengantarkan si korban dan jimin ke kamar bernomor 86 itu. Dan juga Park Jimin, saksi kunci pembunuhan ini.

.

.

" Korban cek in di hotel ini jam 09.40, lalu ditemukan jam 13.08 siang. Diperkirakan dia tewas sekitar jam 12 siang " ucap Jungkook pada seseorang bersurai coklat yg duduk dihadapannya

" Korban adalah seorang Direktur dari PT. BIG CORPORATION, korban kesini bersama karyawannya bernama Park Jimin –" Jungkook menjelaskan detailnya pada pria itu dan menoleh kearah pria berambut merah yang tampak gusar dibangku yang sama dengan para saksi lain.

" Saudara Park Jimin kembali kekantor sekitar jam setengah sebelas pagi untuk mengambil berkas yang tertinggal. Lalu kembali lagi jam 1 siang dan menemukan korban sudah tewas bersimbah darah dilantai. Tidak ditemukan sidik jari siapapun selain sidik jari korban dan saudara Park Jimin " lanjut Jungkook, pria didepannya mengangguk mengerti.

" Lalu bagaimana dengan CCTV, apa kau sudah mengeceknya? " pria itu berdiri dan menghadap kearah Jungkook.

" CCTV nya mati sejak semalam, tuan " jawab Jungkook. Pria itu menatap kosong kedepan, entah apa yang sedang otaknya pikirkan.

" Siapa nama korban? " Tanya pria itu lagi

Jungkook membuka catatannya lalu membacanya " Hyun Joong. Namanya Kim Hyun Joong, tuan. Dia anak dari Menteri Perdagangan, Kim Hyo Shin " terang Jungkook.

" CCTV mati? Anak Menteri perdagangan ? seorang direktur ? jelas hanya Park Jimin saksi kuat disini –" pikir pria itu menatap Park Jimin serius

" – tapi apa motifnya ? hmm.. " pria itu menghela nafas dan mulai berjalan mengelilingi TKP. Mungkin dia akan menemukan sedikit bukti

" Tuan.. tuan Kim Taehyung, aku.. aku menemukan ini ditempat sampah dekat lift " teriak seseorang yang terlihat terengah-engah akibat berlari. Orang itu membawa kantong plastic transparan yang berisi sebuah pisau yang masih ada noda darah.

" Cepat periksa sidik jarinya !" perintah Taehyung kepada anak buahnya. Kantung itupun kini diamankan dan tengah diselidiki.

.

.

" Ditubuh korban terdapat bekas cekikan, dan kepalanya memar terkena benda tumpul, mungkin korban melakukan perlawanan pada saat kejadian " jelas Seok Jin ahli forensic yang menangani korban.

" Cekikan ? itu berarti ada sidik jari di lehernya bukan? " Tanya Taehyung dengan semangat, akhirnya dia akan segera menemukan titik terang dari kasus ini.

" Harusnya memang ada, tapi sidik jarinya dileher, sedangkan kepala korban saja nyaris putus, tapi akan aku usahakan " jawab Jin yang masih mengenakan baju dokternya.

Aish.. sial ! Taehyung melupakan hal itu. Lenyaplah sudah cahaya itu, kini dia mengalami jalan buntu. Pisau ? yah hanya pisau itu yang akan menjadi buktinya. Diapun bergegas pamit dan pergi dari ruang autopsy.

.

.

DIRUANG INTROGASI

Taehyung, Jungkook dan 2 anak buahnya sedang melakukan proses introgasi kepada keempat saksi kasus ini. Taehyung tampak duduk santai dengan kedua tangannya yang menopang dagu, Jungkook berdiri dibelakangnya, dan 2 anak buah Jungkook masing masing berjaga didepan pintu. Dimulai dari Hoseok, pria pembalap ini ogah ogahan menjawab semua pertanyaan, karna menurutnya dia tetap tidak ada sangkut pautnya dengan kasus ini. Lagipula dia sama sekali tidak mngenal siapa si korban? dia berkali kali berteriak pada Taehyung agar mengijinkannya keluar, tapi tetap saja Taehyung dan para polisi masih membutuhkan kesaksiannya.

" Aku hanya mendengar suara pria dan wanita saling berteriak dari kamar itu saat aku melewatinya, itu saja. Tidak lebih " Hoseok akhirnya membuka suara. Dia dan manajernya memang mendengar suara pertikaian disana sesaat setelah mereka meninggalkan kamarnya untuk makan siang, namun bukan hanya dua orang saja yang dia dengar, seperti beberapa orang didalam sana.

" Pria dan wanita ? Berapa orang ? " Tanya Taehyung, sepertinya pelakunya tidak ada diantara orang orang ini, pikirnya.

" Dua ? atau mungkin lebih, aku tidak bisa memastikannya. " jawab Hoseok cuek.

Kini giliran Yoongi, dia mengaku saat tiba dikamarnya jam 11 lewat, pintu kamar disebelahnya sedikit terbuka dan dia melihat punggung seorang perempuan berambut pirang dibalik pintu. Sama seperti Hoseok, dia pun mendengar suara bentakan dari dalam sana. Karena terlalu lelah dia tidak terlalu mempedulikannya dan masuk kekamarnya.

Namjoon sang pelayan hotelpun menjelaskan bahwa dia hanya mengantarkan si korban dan Jimin kedepan pintu kamar hotel itu, setelah itu dia kembali ketugasnya, dan di jam penemuan mayat tersebut Namjoon sedang mengantarkan tamu lain dan mendengar suara teriakan dari jimin. Ia pun menghampiri kesumber suara dan menemukan Jimin yang terlihat pucat dengan mayat dihadapannya.

"... dan setelah itu aku menelpon polisi " Namjoon menutup penjelasannya, dia bergidik ngeri mengingatnya. Taehyung menatap Namjoon intens, berusaha mencari kebenaran dari matanya. Dia pun mengangguk dan sepertinya Namjoon jujur.

Jimin memasuki ruang introgasi dengan takut. Wajahnya pucat pasi, pakaian putihnya masih terdapat noda darah.

" Sumpah demi apapun. Aku tidak melakukannya, Taehyung. Tolong percayalah, aku tidak mungkin melakukannya " ucap Jimin dengan tiba tiba, matanya mulai berair, semua orang memojokkannya, Jimin tertekan. Taehyung dan Jimin itu berteman baik, teman sejak di bangku sekolah menengah pertama. Taehyung sangat paham sahabatnya itu, dia percaya bahwa Jimin tidak melakukannya, tapi sekarang dia harus terlebih dahulu mencari bukti yang kuat untuk membuktikannya. Sebenarnya dia juga tidak tega melihat Jimin yang mulai depresi dan tertekan seperti ini, tapi dia berusaha professional. Dia tidak mungkin membawa ego pribadi jika sedang bertugas.

" Kau tenang saja, jangan terlalu panic seperti ini –" Taehyung bangkit dari kursinya dan menghampiri Jimin, menepuk pundak sahabatnya itu. Menenangkannya.

"- aku akan berusaha memecahkan masalah ini, kau cukup ceritakan saja apa yang kau lihat, arra? " Taehyung mengusap punggung sahabatnya yang mulai tak bisa membendung air matanya itu. Jimin mengangguk, menarik nafas dalam dan mulai menceritakan semuanya

" a..aku diajak pak direktur untuk menemaninya memesan ruangan untuk rapat mendadak dihotel itu –" Jimin mencoba menjelaskan dengan air mata yang terus membasahi pipi chabie nya.

"– setelah sampai disini, pak direktur bilang kalau ada berkas yang tertinggal dan menyuruhku mengambilnya diruangannya. Aku hanya menurut dan pergi dari kamar itu untuk kembali kekantor ... " Jimin mencoba menahan tangisnya, dadanya benar-benar sesak. Dia masih belum bisa melupakan peristiwa ini. Bayangan mayat yang dipenuhi banyak darah yang merupakan Direkturnya itu, masih tergambar jelas diotaknya. Belum lagi tatapan intimidasi dari orang sekitar, yang menuduhnya sebagai pelaku. Jimin tidak bisa untuk tidak menangis.

" Selama bersama korban, apa kau merasa ada yang mencurigakan? " tanya Taehyung, yang kini duduk dipinggiran meja, menghadap Jimin.

" Tidak ada " jawab Jimin, dia mengingat-ingat apa saja yang mereka lakukan.

Introgasi tiba-tiba terhenti ketika ada salah satu staf kepolisian datang, memberitahukan pada Taehyung dan Jungkook untuk segera keruang Kepala Kepolisian. Taehyung dan Jungkook pergi meninggalkan Jimin yang masih menangis.

" Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Berhenti menangis, Park Jimin ! kau terlihat jelek " ucap Taehyung seraya menutup pintu, dan berlalu.

.

.

" Aku pulang " teriak Taehyung sesampainya dirumah.

Dia pulang atas perintah Kepala Kepolisian, untuk beristirahat walau nyatanya dirumahpun dia tidak akan bisa berhenti memikirkan kasusnya ini, yang juga menyeret teman dekatnya. Dia mendudukkan diri di bangku ruang tamu, mengurut arisnya,pening.

" Kau pulang, Kim Taehyung ? Syukurlah.. " terdengar suara wanita setengah baya dari ruang keluarga. Wanita itu menghampiri Taehyung, tersenyum.

" Apa kasusnya sangat berat? Lihat wajahmu ? aigooo.. anak tampan eomma tampak mengerikan" wanita itu mendekati Taehyung dan duduk disampingnya, membelai sayang surai kecoklatan milik sang anak. Dia Baekhyun, ibunda Taehyung. Dia masih tampak cantik diusianya sekarang.

" eumm.. begitulah " Taehyung memeluk sang ibu, mencari ketenangan.

" Jimin.. dia terseret dikasus ku kali ini, eomma " Taehyung mulai menceritakan kegelisahannya. Dia ingat sebelumnya, dia melihat Jimin dan ketiga saksi lain diperbolehkan untuk pulang tapi dengan pengawalan. Yoongi dengan sangat menyesal harus membatalkan jadwal penerbangannya malam ini, dan beristirahat kembali di kamar hotelnya. Begitupun dengan Hoseok, dia mencak-mencak marah karena merasa semakin tidak nyaman dengan adanya pengawalan ini. Tapi apa boleh buat, hal ini dilakukan untuk melindungi mereka, karena bisa saja pelaku yang masih bebas berkeliaran akan mengincar mereka, bukan? itulah alasannya.

" Jimin ? Jimin anak tuan Park, maksudmu ? " Baekhyun kaget bukan main. Anak bernama Jimin itu sering berkunjung kerumahnya, dan pasti dia sangat megenal Jimin.

" Ne, eomma " jawab Taehyung singkat

" Bagaimana ceritanya? Kenapa dia bisa terlibat ? " Baekhyun makin penasaran, karena sepengetahuannya Jimin anak yang baik.

" Direktur ditempatnya bekerja tewas dihotel, dan dia yang menemukan mayatnya pertama kali. Kondisinya sangat mengerikan, eomma. " jelas taehyung yang semakin menampakan wajah lelah.

" ASTAGA! Tapi dia bukan pelakunya kan ? " tanya Baekhyun, yang diiringi tatapan tidak suka dari Taehyung. Ibunya yang satu ini memang selalu bicara tanpa dipikir.

" Tentu saja bukan, eomma " Taehyung menatap tajam ibunya, sedikit melepaskan pelukannya.

" Aku yakin dia tidak bersalah dikasus ini. Dan sekarang aku sedang mencari bukti yang kuat untuk memecahkan kasus ini " lanjut Taehyung dengan penuh semangat.

" Bagus ! itu baru anak eomma. Jangan patah semangat, arra ? " Taehyung yang mendengar itu, tersenyum manis, sangat manis. Dia sangat bersyukur memiliki orang tua yang mendukung pekerjaannya seperti ini.

" Lebih baik sekarang kau mandi, eomma sudah masak enak malam ini, oke? " ucap Baekhyun lembut

" Ne, eomma " Taehyung bangkit meninggalkan ibunya menuju kamarnya yang berada dilantai 2. Baru beberapa langkah menaiki tangga, Taehyung tersadar dia belum melihat ayahnya hari ini.

" Eomma, dimana appa ? -" tanya Taehyung

" Wae ? " Baekhyun yang mulai berjalan kearah dapur menoleh kearah Taehyung.

" Appa, eomma.. Appa dimana ? " tanya Taehyung lagi

" Dia selalu pulang larut malam, akupun tidak tahu dia benar pergi bekerja atau berselingkuh diluar sana " jawab Baekhyun ketus. Dan melanjutkan jalannya menuju dapur untuk menyiapkan makan malam mereka.

" Yak eomma, kenapa eomma bicara seperti itu " Taehyung berlari kecil kearah ibunya. Ibunya itu tampak sedang kecewa pada sang ayah. Ia ingin menenangkannya

"- Appa tidak mungkin selingkuh, eomma ? percayalah padaku. Kalau sampai Appa selingkuh, aku yang akan menonjoknya " Taehyung memeluk pinggang ibunya dari belakang dengan menunjukkan kepalannya

" Lagipula Appa mana mungkin bisa selingkuh, kalau dia sudah punya istri secantik eomma hii " Taehyung menampilkan senyum manisnya yang membuat matanya terlihat seolah hilang ^^

" Aaa.. araseo,arraseo ! kau sudah pandai merayu rupanya? semakin persis ayahmu saja " Baekyun sedikit cemberut dan melepas pelukan anaknya lalu mencubit pipi Taehyung gemas.

" Eomma tidak boleh berpikir macam-macam, ne ? "

" Ne, Kim Taehyung sayaang " balas Baekhyun dengan senyum manisnya

" Sudah sana pergi mandi, kau sangat bau " ucap Baekhyun dengan menutup hidungnya. Taehyung terkekeh kecil kemudian pamit untuk mandi.

.

.

TO BE CONTINUE

ketika anak akuntansi, sok sok an pengen jadi anak sastra, hahaa beginilah hasilnya -,-

gimana gimana gimanaaa ? aneh yaaa bahahaa XD

padahal yang Love Hurt aja gak update-update -.-

malah bikin begini #elah

tiba tiba aja sih kepikiran bikin cerita ini pas liat MV DOPE

semoga pada suka yaa ^^

jangan lupa REVIEWnya, oke ?

*ketjupbasah* XD *LOL*