Gombalan di saat Lapar
.
.
For ahalya and allihyun's birthday
.
.
Standar Disclaimer Applied
.
.
Warn: SasuSaku's Fanfiction dengan sudut pandang Si Gendut Chouji, AU,
Maybe OOC, Typo (Semoga tidak), EYD semau gue.
NO PLAGIARISM.
.
Don't steal it!
This fiction is mine!
.
.
Pelajaran yang membosankan. Dengan guru yang menyebalkan. Dan juga tanpa snack yang mengenyangkan. Uuh, malangnya nasib gue.
Gue. Laper.
Kenapa sih Kurenai-sensei gak berhenti ngoceh. Gak tau apa ini cacing di perut gue lagi pada berkontroversi.
Gue tengok ke samping kanan, si Nara muda sedang asyik dengan harmonisasi mimpinya. Gue tengok ke samping kiri, si Centil Piggy sedang asyik make up, yang entah kenapa gak ditegur oleh Kurenai-sensei.
Uuh kenapa dua bocah ini gak mengerti keadaan sohibnya yang tersiksa ini? Kalau begini siapa yang mau nemenin gue buat bolos ke kantin?
''Akamichi Chouji, coba jelaskan mengapa potensial tinggi mengalirkan arus listrik ke potensial rendah.''
Damn! Gue tatap Kurenai-sensei. Apa dia gak tau kalau gue sedang laper? Apa dia gak tau kalau berpikir itu butuh energi, sedangkan gue sekarang sedang kekurangan energi.
Oh Kami-sama, gue laper~''Seperti saat kita makan, Sensei. Makanan yang semula ada di tempat tinggi -mulut, turun ke tempat yang rendah -lambung, melalui kerongkongan.'' jawab gue sambil berusaha melerai cacing-cacing yang nakal ini, dengan membelai perut gue. Masa bodoh deh sama jawaban gue yang sama sekali gak ada hubungannya sama listrik.
Aargghhh, Kami-sama, Gue. Laper!
''Elo ada-ada aja sih, mana ada hubungan antara makanan sama listrik.'' timpal si Senyum Palsu dengan perkataan jujurnya. Saking jujurnya gue pengen nonjok tuh mulut.
Tapi gue sih cuek, cuma gue lirik aja tuh si Senyum Palsu.
''Terima kasih atas jawabannya Chouji, tapi blabla blabla...'' ahh sebodolah sama ocehan Kurenai-sensei.
Gue coba ngatupin mata gue, berusaha menahan sakit yang menyiksa perut gue. Tapi sebagai anak yang baik gue tetep nyimak penjelasan beliau, walau samar.
''Uchiha Sasuke, jelaskan mengapa manusia bisa kesetrum bila menyentuh sumber listrik dengan keadaan tangan basah.'' oh, Sasuke. Pasti dia bisalah ngejawab pertanyaan ini. Toh IQ dia hampir nyamain pemuda di sebelah kanan gue.
''Karena, listrik di netra emeraldmu menghantarkan arus cinta kepadaku.'' jawab Sas- hah? Apa dia bilang tadi?
Gue tegakin kepala gue. Pasang telinga baik-baik, siapa tau gue tadi salah denger. Tapi, kenapa satu kelas jadi mantengin Sasuke yang lagi menatap si pemilik netra emerald di kelas ini? Bahkan Shikamaru sampai bangun. Parahnya lagi Kurenai-sensei ikut bengong.
Gue cengo.
Gue tatep si pemilik netra emerald sekaligus pemilik surai gulali itu. Dari posisi gue duduk sih keliatan ada semburat merah tomat tapi unyu (?) di kedua pipi chubby-nya.
Iya, gue tau mereka baru jadian kemarin. Tapi bukan berarti si Sasuke boleh ngegombal dimata pelajarannya Kurenai-sensei 'kan? Apa dia gak mikir resikonya?
Entah kenapa gombalan Sasuke ditengah kelaparan gue ini ngebuat laper gue hilang. Tapi keinginan makan itu sekarang berganti dengan keinginan muntah ditempat.
Fuuh~ sialan elo, Sas!
END
A/N:
Happy birthday Kak Alya dan Kak Ahalya! #tiupterompet
Maaf baru bisa kasih kado sekarang, padahal ultah kakak-kakak udah berlalu. Apalagi kadonya cuma fict sederhana gini. Hehe maklum ya Kak, masih tahap belajar. :D
Yosh, minna-san! RnR yakk? :D
