DISCLAIMER :

"VOCALOID BUKAN PUNYA SAYA"

DISLIKE? DON'T READ TvT

.

.

.

WARNING!

JALAN CERITA...NILAI SENDIRI AJA YA TwT *kabur*

.

.

.

.


Disaat kegelapan mulai menyerang saat itu jugalah cahaya harus melawan. Itulah yang terjadi sekarang. Selama bertahun-tahun menyembunyikan keberadaannya akhirnya mereka mulai menunjukan keberadaannya melalui serangan sihir yang cukup mengerikan. Sebagai salah satu dari 12 dewan sihir, aku dan teman-teman harus melindungi dunia ini dari para penyihir kegelapan.

"Telah ditemukan sebuah meteor raksasa yang sangat besar disebuah pemukiman penduduk. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam tragedy tersebut. Salah satu dari tiga dewan sihir yang datang ke lokasi kejadian mengatakan bahwa meteor ini merupakan wujud dari sihir 'meteoria' yang digunakan oleh pengguna sih—"

"Heee! Kenapa tv nya dimatikan?!"

"Kalau tidak dimatikan kita akan terlambat ke sekolah" Kata ku pada seorang anak perempuan bernama Rin Kagamine.

"Menyebalkan.." Katanya sambil berlari keluar dengan membawa tasnya.

Saat di perjalanan menuju sekolah, kami bertemu dengan salah satu dewan sihir.

"Yo! Ohayou Kaito, Rin" Sapanya dengan tenang.

"Yaaay! Ohayou Gakupo" Rin langsung melompat ke punggung Gakupo.

Gakupo Kamui, dia adalah salah satu anggota dari 12 dewan sihir yang sangat kuat. Tapi tolong jangan tanya siapa yang lebih kuat diantara aku dan dia. Karena kami memiliki kekuatan yang berbeda.

"Kau lihat berita pagi ini?" Tanya Gakupo.

"Rin lihat…" Jawab Rin yang digendong Gakupo.

"Ya, aku lihat" Jawab ku.

"Perang kali ini akan berbeda dengan beberapa tahun yang lalu" Ucap Gakupo dengan serius. Aku hanya terdiam.

Saat kami semua hendak memasuki gerbang sekolah, tiba-tiba ledakan besar terjadi di suatu pemukiman penduduk. Kami bisa melihatnya dengan jelas karena sekolah kami berada diatas bukit yang tinggi. Sontak kejadian itu mengejutkan semua orang yang ada disana. Dengan segera aku dan Gakupo pun pergi kesana dengan teleportasi milik Gakupo. Kami sengaja meninggalkan Rin karena kemampuan sihirnya masih belum stabil. Selain itu dia hanyalah penyihir biasa.


Saat sampai disana, kami terkejut bukan main ketika pemukiman yang padat tersebut seketika rata begitu saja. Beberapa penduduk terluka dan bahkan ada yang tewas. Sejujurnya aku cukup kebingungan karena diantara aku dan Gakupo tidak ada yang bisa menggunakan sihir cahaya untuk menyembuhkan para penduduk.

"Coba kau panggil dia" Ucap Gakupo sambil menolong seorang warga yang terluka.

Saat aku hendak memanggil teman ku yang merupakan pengguna sihir cahaya, tiba-tiba bayangan berbentuk tangan berusaha menangkapku. Karena aku tau tidak ada banyak waktu, aku pun segera menebasnya dengan Excalibur. Bayangan itu memang menghilang tapi setelah itu muncul sesosok perempuan dengan gaun berwarna merah dihadapan kami. Dia menutupi wajahnya dengan sebuah buku. Saat Gakupo bertanya siapa dirinya, dia hanya terdiam dan terus menatap kami berdua.

"Kau bisu?" Tanya Gakupo sambil mengarahkan Masamune pada perempuan itu. Tapi perempuan itu tidak berbicara bahkan tidak bergerak sama sekali. Gakupo pun mendekat tapi dia tetap diam. Saat Masamune menggores pipi nya pun dia tetap diam.

"Ada apa denganmu?" Tanya ku. Dia tetap diam membisu. Mungkin inilah yang disebut dengan kebisuan yang elegan!

Perempuan itu mulai bergerak dan kami segera bersiap menyerang. Kemudian dia mengangkat tangannya dan muncul seekor naga raksasa.

"Salamander!" Gakupo terkejut. Perempuan itu pun tidak menyerang kami sama sekali. Setelah Salamander muncul dia pun naik ke atas kepalanya dan lalu pergi.

"Kenapa dia tidak menyerang? Dia yang melakukan ini kan?" batinku.

Setelah bantuan datang, kami pun segera kembali ke sekolah.


Disana sudah ada Rin yang menunggu di gerbang sekolah.

"Kaito, Gakupo…" DIa segera berlari dan memeluk kami. Aku tau kalau dia sangat mengkhawatirkan kami.

Saat sampai di kelas, seorang perempuan dengan rambut panjang langsung berlari dan memelukku.

"Miku?"

"Bodoh! Jangan buat aku khawatir" Ucapnya dengan manis.

Dia adalah Hatsune Miku dan dia adalah pacarku. Perempuan yang cantik, manja, dan baik hati membuat siapapun ingin memilikinya. Miku juga seorang penyihir tapi levelnya masih setara dengan Rin. Awalnya dia terkejut saat mengetahui jika aku adalah salah satu dari 12 dewan sihir. Tapi dia bisa menerimanya. Berada di dekatnya benar-benar membuatku nyaman.

"Jangan bermesraan dihadapan ku" Cetus Gakupo sambil menerobos lewat dihadapan ku dan Miku. Ya begitulah Gakupo, berulang kali ditolak oleh perempuan yang disukainya membuatnya alergi pada orang yang pacaran.

"Sekali-sekali aku ingin sekolah di tempat biasa" Ucap Rin sambil berlari mengikuti Gakupo.

Aku pun ingin begitu tapi apalah daya. Karena kita penyihir maka kita diwajibkan sekolah disini. Hidup tanpa kekuatan sihir pasti sangat menyenangkan.

"Haaa Haaa Haaa…Hahahaha…hm…panggilan kepada Kaito Shion dan Gakupo Kamui ditunggu di alam baka sekarang ju—"

". . ." Aku dan Gakupo terdiam.

"Mohon maaf semuanya. Panggilan kepada Kaito Shion dan Gakupo Kamui mohon segera menuju ke ruangan kepala sekolah. Terimakasih"

"Huh…aku pergi dulu ya" Kataku sambil mengelus kepala Miku.

"Hm. Sampai nanti" Miku melambaikan tangannya.

Beginilah nasib seorang dewan sihir. Harus mau merelakan waktu kebersamaan demi tugas melindungi rakyat.

"Sepertinya kita akan mendapat tugas yang lebih berat" Ucap seorang perempuan yang tadi memanggil ku dan Gakupo melalui pengeras suara.

"Oh lama tak jumpa Lily" Sapa Gakupo sambil mengacak-ngacak rambutnya yang tergerai indah.

Oh iya, Lily juga salah seorang dari 12 dewan sihir. Sihirnya benar-benar luar biasa.

"Ketua, anda memanggil kami?" Tanya Gakupo dengan santainya.

"Ya, tapi sayangnya 7 dari kita tidak bisa ikut berkumpul" Jawab Ketua.

Sejujurnya kami belum pernah bertatap muka langsung dengan ketua. Kami bahkan tidak tau umur dan nama aslinya. Setiap kali berkumpul dia selalu menggunakan topeng. Badannya tidak sebesar gorilla tapi kekuatannya sangat mengerikan!

"Apa kalian melihat musuh pagi ini?" Tanya Ketua. Kami menganggukan kepala. "Seperti apa dia?" Tanya ketua lagi.

"Dia seorang kurang lebih sama seperti Lily. Dia menggunakan gaun berwarna merah dan membawa sebuah buku. Selain itu dia sama sekali tidak berbicara, bahkan saat Gakupo menggores pipi nya dengan masamune dia hanya terdiam dan ketika dia mengangkat jai telunjuknya seekor salamander tiba-tiba muncul dan dia pun pergi" Jelasku. Ketua hanya diam dan kemudian meminta kami menunggu sampai wakilnya kembali.

"Berbahaya jika dia adalah seorang Summoner" Ucap ketua. "Apalagi jika dia memanggil makhluk kelas atas" Lanjutnya lagi.

Tidak lama kemudian seseorang datang sambil berlari.

"Beraninya kau mengurung ku di kamar mandi!" Teriak orang itu.

"Jadi kau yang bilang jika aku dan Kaito di tunggu di alam baka? Aku akan memakan mu Gumi" Gakupo menarik baju seorang perempuan yang bernama Gumi itu. Gumi meronta-ronta minta diturunkan dan minta di ampuni.

"Aku tidak percaya orang sepertimu bisa jadi bagian dari kami" Cetus lili dengan wajahnya yang dingin.

"Biar begini aku juga kuat!" Gumi kesal.

Saat Gumi dan Lily saling tarik menarik rambut, tiba-tiba ketua pun pergi sambil tertawa. Aku dan Gakupo pun kembali ke kelas. Sebenarnya kami bebas mau masuk atau tidak karena level sihir kami sudah berada di tingkat paling atas. Tidak ada tes untuk menjadi dewan sihir. Ketua lah yang akan memilih anggotanya, jika satu anggotanya meninggal dunia maka dia akan segera memilih penggantinya. Jujur saja, sebenarnya aku tidak mengenal dekat semua anggota dewan sihir. Masing-masing diantara kami memiliki harga diri yang tinggi, karena itu terkadang saat merasa terhina tak jarang ada perkelahian diantara kami. Meskipun begitu kami memiliki satu tujuan, menciptakan kedamaian diseluruh penjuru dunia.

"Mau sampai kapan kalian bergulat?" Gakupo menarik rambut Lily dan Gumi. Aku hanya tertawa.

"Explodieren"

Kami berempat mendengar seseorang mengucapkan mantra sihir api. Lily langsung mengaktifkan pelindung anti sihir, Aku, Gakupo, dan Gumi segera melompat keluar melalui jendela. Tidak lama kemudian ledakan pun terjadi.

"Lily!" Gumi berteriak.

"Jangan khawatir! Lily bukan orang lemah…" Kataku sambil mencari-cari orang yang menggunakan sihir tersebut.

"Aku tidak khawatir" Balas Gumi sambil tersenyum lebar.

"Kalian kuat…" Ucap seseornag yang tidak kami kenali.

"Siapa kau?" Tanya Gakupo sambil mengarahkan masamune.

"Nekomura Iroha" Jawabnya sambil tersenyum.

"Katakan! Apa kau musuh kami?" Tanya ku. Dia menganggukan kepalanya. "Kalau begitu kau harus kami habisi disini?" Lanjut ku sambil mengarahkan Excalibur. Dia menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak mau mati sekarang" Ucapnya sambil mengarahkan tangannya ke seseorang yang ada dibalik jendela.

"Miku!"

"Feuerring"

"Lingkaran api? Kalau begitu coba lingkaran air milikku" Ucap Gumi yang melompat kehadapan gadis kecil bernama Iroha itu. Dia hanya tersenyum saat Gumi berhasil menghentikannya.

"Kau pikir bisa mengalahkan 12 dewan sihir? Ha! Berhentilah bermimpi" Cetus Gumi dengan kesal.

"Kalian pikir bisa melenyapkan 7 panglima perang dengan mudah?" Balas Iroha sambil tersenyum.

"Para peri ledakkan dia!" Teriak Lily yang melompat dari lantai 3.

"W-woiiiii!" Aku dan Gakupo segera menghindar.

"Hmmm hangatnya…" Ucap Iroha yang terkena ledakkan itu. Lily tidak terkejut sama sekali.

Serangan peri milik Lily tidak berpengaruh, tandanya orang ini sangat kuat.

"Satu lawan empat kan tidak seimbang. Nanti aku akan datang lagi" Katanya sambil berlari menuju lingkaran api. Akan tetapi tiba-tiba Gakupo datang menghadangnya.

"Apa kau teman dari perempuan pemilik salamander?" Tanya Gakupo. Iroha tersenyum.

"Maksudmu Yukari-nee? Te-hehehe…dia kuat" Jawabnya yang langsung menghilang dalam kobaran api.

Nekomura Iroha, salah satu dari 7 panglima perang. Yukari, salah satu dari mereka juga. Dalam satu hari kami sudah bertemu dua dari tujuh orang panglima perang. Mereka benar-benar bukan orang sembarangan.

"Lily? Lily? Lily?!" Gumi memanggil Lily yang tiba-tiba jatuh dan terdiam.

"Yukari? Yuzuki Yukari?" Ucap Lily sambil gemetaran. Kemudian Gakupo ikut terdiam.

"Ada apa? Apa kalian kenal dia?" Tanyaku.

"Dia adalah..."


Chapter 1 berakhir disini XD

Yang berkenan silahkan lanjut ke chapter 2 X3

Makasih banget yang udah nyempetin buat baca X'3 *terharu*

Di cerita ini aku sedikit pake bahasa jerman buat pengucapan sihirnya X'D /sokbanget/ padahal aku nggak bisa bahasa jerman X'D /ditabok/ ini juga dibantu google jujur TwT fufu ~ maaf kalau ada kesalahan kata...

sampai bertemu di chapter berikutnya :* *mwah(?)*